Anda di halaman 1dari 13

HALAMAN SAMPUL

MAKALAH

FUNGSI ZAT GIZI MAKRO BAGI TENAGA KERJA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Gizi Kerja

Disusun Oleh :

Wiwin Sujanah
J1A117165
K3

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2020

i
KATA PENGANTAR

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................2
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Fungsi Zat Gizi Makro Bagi Tenaga Kerja..........................................................3
2.2 Dampak Kelebihan Zat Gizi Makro Bagi Kesehatan........................................15
2.3 Dampak Kekurangan Zat Gizi Makro Bagi Kesehatan.....................................16
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................19
3.1 Kesimpulan........................................................................................................19
3.2 Saran..................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Zat gizi mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperoleh energi guna
melakukan kegiatan fisik sehari-hari bagi para pekerja. Energi diperlukan dalam
memelihara proses pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel
yang rusak dan sebagai zat pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga
keseimbangan cairan tubuh). Proses pertumbuhan dan perkembangan yang
terpelihara dengan baik akan menunjukkan derajat kesehatan yang dimiliki
seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kegiatan
fisik sehari-hari yang cukup tinggi. Keadaan gizi seseorang merupakan gambaran
apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup lama. Bila kekurangan
itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi akan timbul
konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang-kadang tidak disadari kalau
hal tersebut karena faktor gizi (Agung, 2002 dalam Muniroh, 2017).

Penyelenggaraan gizi kerja dalam bentuk pemberian makan, perlu mendapat


perhatian yang serius. Makanan yang dihidangkan untuk tenaga kerja hendaknya
memenuhi syarat-syarat gizi, yaitu mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan
zat pengatur. Komposisi antara ketiga zat tersebut harus seimbang dan diberikan
dalam jumlah dan kandungan energi yang tepat (Dewan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Nasional, 1994).

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :

1. Apa saja fungsi zat gizi makro bagi tenaga kerja ?

1
2

2. Apa saja dampak yang terjadi bila kelebihan zat gizi makro ?
3. Apa saja dampaknya jika kekurangan bagi kesehatan dan contohnya ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yakni :

1. Untuk mengetahui fungsi zat gizi makro bagi tenaga kerja.


2. Untuk mengetahui dampak yang terjadi bila kelebihan zat gizi makro.
3. Untuk mengetahui Apa saja dampaknya jika kekurangan bagi kesehatan dan
contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Fungsi Zat Gizi Makro Bagi Tenaga Kerja

Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Tenaga kerja memerlukan makanan
yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi
kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggi-tingginya.
Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak,
vitamin, mineral dan air (Suma’mur, 2009 dalam Sabtiwi, 2012).

Status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin
baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan
kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang
memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Selain itu,
peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984)
dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi kenaikan
produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para penyadap getah
yang tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih tinggi daripada
yang menderita anemia. Pemberian diet yang mengandung energi sejumlah yang
diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya. Pada
dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat ditentukan oleh aktifitas
yang dilakukannya sehari-hari. Makin berat aktifitas yang dilakukan maka
kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi.

A. Fungsi zat Gizi Makro Bagi Tenaga Kerja

3
4

Masing-masing zat gizi memiliki fungsi yang spesifik dan saling


berhubungan. Masing-masing zat gizi tidak dapat berdiri sendiri dalam
membangun tubuh dan menjalankan proses metabolisme. Namun zat gizi
tersebut memiliki berbagai fungsi yang berbeda.
1) Sebagai sumber energi
Sebagai sumber energi zat gizi bermanfaat untuk menggerakkan tubuh
dan proses metabolisme di dalam tubuh. Zat gizi yang tergolong kepada
zat yang berfungsi memberikan energi adalah karbohidrat , lemak dan
protein. Bahan pangan yang berfungsi sebagai sumber energi antara lain :
nasi, jagung, ubi merupakan sumber karbohidrat; margarine dan mentega
merupakan sumber lemak; ikan, daging, telur merupakan sumber protein.
Ketiga zat gizi ini memberikan sumbangan energi bagi tubuh. Namun
penyumbang energi terbesar dari ketiga unsur zat gizi tersebut adalah
lemak (Liswarti Yusuf. 2008 dalam Wiji Nurhayati, 2010).
2) Zat gizi untuk pertumbuhan dan mempertahankan jaringan tubuh
Zat gizi ini memiliki fungsi sebagai pembentuk sel-sel pada jaringan
tubuh manusia. Jika kekurangan mengkonsumsi zat gizi ini maka
pertumbuhan dan perkembangan manusia akan terhambat. Selain itu zat
gizi ini juga berfungsi untuk menggantikan sel-sel tubuh yang rusak dan
mempertahankan fungsi organ tubuh. (Liswarti Yusuf. 2008 dalam Wiji
Nurhayati, 2010).
B. Macam-Macam Zat Gizi Makro
a. Karbohidrat
Secara umum karbohidrat adalah senyawa organik yang
mengandung atom Karbon, Hidrogen dan Oksigen. Di dalam tubuh
karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian dari
gliserol lemak. Akan tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari
5

bahan makanan yang dikonsumsi sehari-hari, terutama sumber bahan


makan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia.
Walaupun jumlah kalori yang dihasilkan hanya 4 kalori dari 1 gram
karbohidrat, namun bila dibanding protein dan lemak, karbohidrat
merupakan sumber kalori yang lebih mudah didapat. Tinggi rendahnya
aktifitas seseorang, maka akan berbeda kebutuhan karbohidratnya. Bagi
orang dewasa yang bekerja tidak terlalu berat, kebutuhan tubuh rata-rata
akan karbohidrat antara 8 sampai 10 gram untuk tiap kilogram berat badan
setiap hari. Disamping itu beberapa golongan karbohidrat mengandung
serat (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan.
b. Energi
Energi dalam tubuh manusia dapat dihasilkan dari pembakaran
karbohidrat, protein, dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu
tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-zat makanan yang cukup
pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah, baik
daya kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik, maupun daya pemikirannya
karena kurangnya zat-zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat
menghasilkan energi. Seseorang tidak dapat bekerja dengan energi yang
melebihi dari apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam
atau menggunakan cadangan energi dalam tubuh, namun kebiasaan ini
akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kurang gizi
khususnya energi (Septi, 2010).
ketentuan waktu kerja atau menjalankan pekerjaan yang dianggap
berat, selalu disediakan jaminan makan (biasanya berupa makanan yang
bergizi) dan makanan tambahan (extra voiding). Pembatasan waktu kerja,
pemberian jaminan makan setiap hari kerja, merupakan suatu
kebijaksanaan pengusaha utnuk mempertahankan produktivitas kerja yang
6

dikehendaki perusahaan dari para karyawannya. Makanan dalam


pengertian sebagai sumber energi ternyata energi makanan dalam
prosesproses yang terjadi dalam tubuh hanya sebagian saja yang diubah
menjadi tenaga, sedang lainnya diubah menjadi panas.

.
c. Lemak
Lemak merupakan sumber energi selain karbohidrat dan protein.
Dengan adanya kelebihan konsumsi lemak yang tersimpan sebagai
cadangan energi, maka jika seseorang berada dalam kondisi kekurangan
kalori, maka lemak merupakan cadangan pertama yang akan digunakan
untuk mendapatkan energi setelah protein. Oleh karena itu, dengan adanya
cadangan lemak, maka penggunaan protein sebagai energi akan dapat
dihemat. Namun, hal ini tentu saja hanya bersifat sementara.
Lemak cadangan ini terutama disimpan di bawah kulit, di sekitar
otot. Selain itu, terdapat pula simpanan lemak di sekitar jantung, paru-
paru, ginjal dan organ tubuh lainnya. Kumpulan lemak disekitar ginjalini
mempunyai kegunaan khusus, yaitu untuk menjaga agar ginjal tidak
mudah berpindah tempat. Cadangan lemak seperti ini tidak digunakan
sebagai cadangan kalori, kecuali dalam keadaan yang benar-benar
memaksa. Lemak dasar tersusun atas trigliserida dan asam lemak.

d. Protein
Protein mengandung unsur karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen
yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat. Molekul protein juga
mengandung posfor, belerang serta beberapa protein memiliki unsur logam
seperti besi dan tembaga (Budianto, 2009). Protein berasal dari bahasa
7

yunani yaitu proteos, artinya yang utama atau yang di dahulukan. Protein
ditemukan oleh ahli kimia Belanda, Geraldus Mulder (1802–1880).
Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino (20 jenis asam amino)
yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Dari dua puluh macam
asam amino, tubuh orang dewasa membutuhkan delapan jenis asam amino
esensial yaitu lisin, leusin, isoleusin, valin, triptofan, fenilalanin, metionin,
treonin, sedangkan untuk anak-anak yang sedang tumbuh, ditambahkan
dua jenis lagi yaitu histidin dan arginin. Adapun contoh asam amino non
esensial yaitu prolin, serin, tirosin, sistein, glisin, asam glutamat, alanin,
asam aspartat, aspargin, ornitin (Irianto dan Waluyo, 2004).

1.2 Dampak Kelebihan Zat Gizi Makro Bagi Kesehatan


Dampak yang terjadi jika tubuh pekerja berlebihan zat gizi makro adalah
sebagai berikut :

a. Jika tubuh kelebihan karbohidrat, kelebihan tersebut akan disimpan dalam


bentuk lemak dibawah kulit maupun protein jika diperlukan. Sehingga
penyakit yang ditimbulkan berupa kegemukan atau pun obesitas.
b. Kerusakan dinding arteri mengkonsumsi lemak jenuh berlebihan dapat
menciptakan kandungan kolesterol dalam darah meningkat. Aspek ini pula
dapatmemebrikan resiko jelek buat arteri jantung.
c. Meningkatkan dampak kanker  pola makan yang jelek seperti terlampaui tidak
sedikit konsumsi lemak dan tak konsumsi makanan yang kaya akan serat
dengan baik dapat memicu tumbuhnya sel kanker di bermacam-macam organ
badan.

1.3 Dampak Kekurangan Zat Gizi Makro Bagi Kesehatan


Cakrawati & Mustika (2012 dalam Muhammad Abdul Karim, 2017)
mengemukakan bahwa kekurangan energi terjadi bila konsumsi energi melalui
makanan kurang dari energi yang dikeluarkan, sehingga tubuh akan mengalami
8

keseimbangan energi. Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya
(ideal).

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang


mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi.
Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan
dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi
kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena
prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang
sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah
kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja. Status gizi mempunyai korelasi
positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik status gizi seseorang semakin
baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan
pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu
dengan status gizi baik. (Prasetyo, 2016).
BAB III
KESIMPULAN

1.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini yakni :

1.2 Saran

9
10

DAFTAR PUSTAKA
Miharti, Tantri Septi Nugraini, Gatot Mukti Sutejo. 2013. Ilmu Gizi 1. 1st ed. ed.
Tim.
Movira Wuryanti Wardhani. 2008. “Hubungan Gizi Kerja Dengan Produktivitas
Tenaga Kerja Wanita Industri Batik Tesis.”
Muhammad Abdul Karim. 2017. “Hubungan Asupan Makanan, Aktivitas Fisik
Dengan Status Gizi Peserta Didik Kelas Vii Smp Negeri 5 Sleman Tugas.”
Muniroh, Arini Rahmatika Sari dan Lailatul. 2017. “Hubungan Kecukupan Asupan
Energi Dan Status Gizi Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pekerja Bagian
Produksi (Studi Di PT. Multi Aneka Pangan Nusantara Surabaya).” Research
Study 1(4): 275–81.

Anda mungkin juga menyukai