TINJAUAN PUSTAKA
diketahui bahwa masih banyak potesni yang belum dikembangkan dan mendapat
perhatian secara maksimal terutama dari pemerintah daerah. Masyarakat lokal sendiri
telah memiliki kesadaran yang tinggi akan pariwisata dan berusaha untuk
tak muncul ketimpangan antara daerah atas dengan bawah. Karena pengembangan
diangkat. Bagi Biro Perjalanan Wisata hendaknya dalam mebuat paket wisata lebih
khusus sehingga tak muncul kejenuhan akan paket-paket wisata yang telah ada.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Petra Deviana
dkk adalah sama-sama mengidentifikasi potensi fisik dan membuat suatu perencanaan
8
paket wisata. Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang
dilakukan oleh Petra Deviana dkk adalah pada penelitian ini lebih menonjolkan
produk produk wisata budaya yang ada di Kota Denpasar sedangkan untuk penelitian
yang dilakukan oleh Petra Deviana dkk membuat suatu perencanaan paket wisata
khusus di kawasan Pariwisata Kintamani terdapat ada 2 strategi, yakni strategi grow
dan strategi build, yaitu strategi insentif seperti strategi penetrasi pasar, strategi
memiliki tujuan untuk mengembangkan daya tarik wisata unik yang lain selain
penelokan yang ada di kawasan Kintamani seperti, Kedisan, Toya Bungkah, Gunung
Batur, dan Trunyan. Karena daerah-daerah tersebut nyaris tidak menjadi daerah yang
dikunjungi wisatawan dilihat dari daerah tujuan wisata yang hanya terpusat di daerah
penelokan saja yang dijadikan tujuan akhir dari paket wisata yang dirancang oleh biro
perjalanan.
Pada penelitian ini ditemukan perbedaan antara penelitian yang sebelumnya dan
yang akan dibuat berupa lokasi penelitian yang berada di Kota Denpasar namun
Kabupaten Klungkung”, tujuan dari penelitian ini untuk dapat mengetahui peran dari
Kesamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
Buleleng tepatnya pada tujuh Desa yaitu, Desa Gitgit, Desa Pemaron, Desa
Kalibukbuk, Desa Temukus, Desa Banjar, Desa Seririt, dan Desa Pejarakan. Adapun
perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah jenis
pengemasan paket wisata, penelitian ini berupa pengemasan paket wisata tirta,
sedangkan penelitan yang akan dilakukan adalah pengemasan paket wisata city tour.
Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah sama-
Penelitian lainnya yang dikutif dari jurnal internasional yang dilakukan oleh
David Bowie (2005) penelitian ini dilakukan di London dengan judul “Tourist
pelanggan dalam suatu paket wisata, baik itu pengaturan jadwal serta pelayanan.
Adapun persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan adalah sama-
sama meneliti tentang paket wisata. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian
yang akan dilakukan adalah menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif,
kualitatif.
dilakukan oleh Erica (2011) yang berjudul “Hotel Location and Tourist Activity in
Cities”. Penelitian ini dilakukan di China yang berfokus pada pariwisata perkotaan.
Peneliti menyimpulkan bahwa lokasi hotel memiliki dampak besar pada gerakan
wisata, dengan pangsa besar dari total anggaran waktu wisatawan menghabiskan
disekitar hotel. Penelitian ini mempunyai persamaan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah sama-sama meneliti tentang wisata kota. Perbedaan dari penelitian
ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah tempat atau lokasi dari penelitian.
sejarah, dan arkeologi. Penelitian ini mencoba untuk meneliti hubungan antara
seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat tinggalnya. Dorongan
sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan lain seperti karena
sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar. Istilah pariwisata
berhubungan erat dengan pengertian perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan
tempat tinggal sementara seseorang diluar tempat tinggalnya karena suatu alasan
bukan untuk melakukan kegiatan yang menghasilkan upah. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa perjalanan wisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan oleh
seseorang atau lebih dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kenikmatan dan
memenuhi hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga karena kepentingan yang
dijelaskan bahwa wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
Potensi wisata merupakan segala seusuatu yang menjadi andalan daya tarik
wisata untuk dikunjungi di suatu tempat. Daya tarik tersebut sengaja ditonjolkan
sebagai atraksi wisata. Atraksi wisata adalah semua yang menjadi daya tarik dan
1. Natural attraction yang berupa pemandangan dan segi geografis dari suatu
2. Cultural attraction yang berupa sejarah dan cerita rakyat, religi, seni, dan
kegiatan khusus.
dan kesenangan, orang suka mengunjungi tempat-tempat dan peristiwa yang mampu
tempat dan acara menarik bisa seperti : alam budaya atau buatan (situasi dan
dengan alam yang indah seperti gua, dataran tinggi, pegunungan, air
terjun, batu, dan wisata alam lainnya seperti satwa liar, sumber daya air.
budaya dan keunikan dari orang, baik buatan manusia atau diwariskan. Di
antara warisan budaya dari orang yang menjadi sumber tempat wisata
olah raga dan rekreasi (seperti kolam renang, klub olah raga, klub sosial,
tamu, dan paket liburan berkemah) restoran, hotel dan fasilitas transportasi
seperti agen perjalanan, operator tur, pusat informasi wisata dan lain-lain.
bahwa pengertian potensi wisata adalah seluruh potensi wisata alam dan budaya.
Potensi wisata merupakan segala sesuatu yang terdapat disuatu daerah yang dapat
Paket wisata merupakan istilah yang sering kita dengar dalam dunia
pariwisata, khususnya pada wisatawan yang akan datang melalui biro perjalanan
wisata baik itu secara peroranganatau group. Paket wisata ini memberikan
semua komponen tour sudah termasuk dalam harga tour, dan harga tournya juga lebih
wisata adalah sesuatu produk perjalanan wisata yang dijual oleh suatu Perusahaan
Biro Perjalanan atau Perusahaan Transport yang bekerja sama dengannya dimana
harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel, ataupun fasilitas
lainnya yang memberikan kenyamanan bagi pembelinya. Dengan kata lain paket
wisata ini adalah suatu produk wisata yang merupakan suatu komposisi perjalanan
yang disusun dan dijual guna memberikan kemudahan dan kepraktisan dalam
Paket wisata juga dapat diartikan sebagai suatu perjalanan wisata dengan satu
atau beberapa tujuan kunjungan yang disusun dari berbagai fasilitas perjalanan yang
tetap, serta dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut dari seluruh komponen
dari perjalanan (Nuriata, 2014:11). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
paket wisata adalah suatu rencana perjalanan yang disusun berdasarkan beberapa
komponen tour dengan harga tertentu dimana harga tersebut termasuk biaya-biaya
yang diperlukan wisatawan selama mengikuti atau memakai paket wisata tersebut
diatas. Paket wisata tersebut digunakan oleh wisatawan agar mereka puas dalam
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam membuat paket wisata
1. Rute Perjalanan
Rute perjalanan sebaiknya berbentuk putaran atau circle route, kecuali jika
kondisi tidak memungkinkan atau karena jarak yang terlalu dekat. Apabila antara
objek satu dengan yang lainnya dinyatakan dalam satuan jarak (kilometer) maka
menggunakan rumus :
(a:b) x 60 menit
Keterangan :
a = Jarak (distance)
2. Variasi Objek
Penyusunan objek yang dikunjungi disusun dengan urutan tertentu agar objek
wisata yang dikunjungi terkesan bervariasi dan tidak monoton. Karakteristik objek
divariasikan.
dikunjungi lebih awal atau yang mana dikunjungi dibagian akhir, dan objek-objek
mana yang waktunya sudah ditentukan sehingga dalam menyusun urutan objek
Dalam pembuatan paket wisata ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan
yaitu :
Titik awal/starting point merupakan tempat yang ditentukan sebagai awal dari
perjalanan wisatawan untuk memulai tour. Titik awal untuk memulai tour dapat
berupa hotel, villa, airport atau tempat sesuai dengan kesepakatan antara wisatawan
Titik akhir/finishing point merupakan tempat yang terletak pada akhir tour
yang merupakan akhir dari perjalanan wisatawan. Hotel, villa, dan airport merupakan
titik akhir dari sebuah tour, atau tempat yang telah disepakati antara wisatawan
pramuwisata untuk menambah nilai lebih bagi wisatawan. Dalam artian waktu
tempuh ini tidak berarti balapan. Dalam menghitung waktu tempuh, perjalanan
kendaraan, tanpa kemacetan, dan yang terpenting adalah kenyamanan bagi wisatawan
Adapun acara wisata yang dibuat oleh Tour Operator biasanya berbagai
macam sesuai dengan kreativitas masing-masing. Acara wisata dibagi dalam tiga
Dalam hal ini, acara wisata disajikan dalam bentuk uaraian singkat tentang
program yang akan dilakukan terdiri dari hari atau tanggal pelaksanaan serta
1) Hari/tanggal (day/date)
2) Tempat (place)
3) Waktu (time)
4) Acara (itinerary)
5) Keterangan (remark)
3. Bentuk Grafik
Acara wisata yang disajikan dalam bentuk gambar atau grafik, berupa lambing-
dengan aktivitas dan sesuai dengan kebutuhan. Komponen yang lain selain
1) Harga Wisata
Keterangan :
SC = Surcharge (keuntungan)
jumlah biaya. Untuk memudahkan penghitung biaya wisata, maka hasil akhir
yang dicari dari penghitungan ini adalah harga wisata per orang. Akan tetapi,
suatu jumlah biaya dapat juga merupakan tanggungan kelompok. Berdasarkan hal
tersebut, maka biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap (fixed
dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah kelompok seperti tip pengemudi,
ongkos parker, waiter’s tip, tip pemandu, biaya administrasi dan lain-lain. Selain
itu, biaya ridak tetap (variable cost) merupakan biaya tanggungan peserta secara
perorangan dan besarnya biaya ditentukan oleh jumlah peserta, misalnya airport
tax, meals entrance fee dan lainnya. Kedua jenis biaya tersebut dapat dipadukan
Keterangan :
2) Komplimen (complimentary)
jumlah peserta tertentu dari pembayaran jika syarat yang ditentukan oleh tour
×
PC =
( )
Keterangan :
Penjualan produk wisata dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
langsung dan tidak langsung (melalui perantara). Jika distribusi produk dilakukan
ini disebut dengan Harga Jual (selling price) dengan rumus perhitungan sebagai
berikut :
SP = ( )
×
Keterangan :
Patokan yang dipakai dalam perhitungan harga jual adalah hasil akhir
perhitungan harga sebelumnya. Jika harga sebelumnya sampai pada Nett Price,
maka harga itulah yang dipakai sebagai dasar. Namun jika perhitungan harga
Menurut Law (1996:1), kota merupakan jenis destinasi pariwisata yang paling
penting di dunia sejak tahun 1980-an. Sebagai fenomena kepariwisataan dunia, kota
dipandang sebagai suatu proses kompleks yang terkait dengan budaya, gaya hidup,
dan sekumpulan permintaan yang berbeda terhadap liburan dan perjalanan (Page,
1995:1).
pada umumnya (Law, 1996: 3). Orang-orang datang ke suatu kota untuk berbagai
tujuan: bisnis, kegiatan hiburan dan rekreasi, mengunjungi keluarga dan kerabat, atau
urusan pribadi lainnya. Seringkali, mereka mengunjungi kota untuk lebih dari satu
alasan. Orang yang pergi ke suatu kota untuk berbisnis, menyempatkan diri untuk
mengunjungi museum atau galeri seni di kota yang dikunjunginya. Atau mereka yang
dari luar negeri (wisatawan mancanegara) mengunjungi dan berwisata di kota tertentu
wisatawan mengunjungi Kota Tarakan karena fungsinya sebagai gerbang masuk yang
pariwisata pada umumnya yang daya tarik wisatawanya memang ditujukan hanya
yang juga digunakan oleh penduduk kota sebagai daya tarik wisatanya (Law, 1996:
4). Misalnya, pusat-pusat perbelanjaan di Kota Bandung tidak hanya digunakan oleh
penduduk sebagai fasilitas belanja, tetapi juga menjadi daya tarik utama wisatawan
berperan penting dalam memperbaiki perekonomian kota yang mulai menurun (Law,
2000).
Pariwisata menjadi motivasi penting bagi revitalisasi kota pada masa itu.
Dengan bangkitnya kembali kota-kota di dunia, masyarakat menjadi makmur, dan
muncul kelompok menengah yang memacu peningkatan permintaan akan pariwisata
dan rekreasi, baik domestik maupun antar negara. Kota besar yang memiliki berbagai
daya tarik berupa peninggalan sejarah atau berbagai proyek baru menjadi sasaran
kunjungan masyarakat negara maju, di samping kunjungan ke kawasan wisata di
lokasi khusus (pantai, pegunungan).
Page (2003) mengemukakan bahwa pariwisata perkotaan tumbuh sebagai
akibat globalisasi perekonomian pada akhir tahun 1970an. Globalisasi yang terjadi
mengubah struktur perekonomian dunia, mengintegrasikan struktur perekonomian
nasional ke dalam struktur perekonomian internasional dalam bentuk perdagangan,
investasi asing, migrasi, dan teknologi. Hubungan antarnegara pada awal tahun 1980-
an meningkat semakin interaktif, multipolar, dan memiliki saling ketergantungan
yang tinggi. Hal ini mengakibatkan pola organisasi ekonomi terdesentralisasi pada
skala global sehingga otonomi kota-kota terhadap perekonomian menjadi menurun.
Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya deindustrialisasi di perkotaan yang
membangkitkan investasi di industri jasa yang sangat besar, khususnya yang terkait
dengan konsumsi, pada akhir abad ke-20 dan awal abad ke-21. Kemudian, dominasi
industri jasa ini lah menjadi ciri kota-kota pada saat ini (Page, 2003:27).
Penanaman modal yang tinggi di industri jasa (Page, 2003:27) serta upaya
revitalisasi kota-kota pada masa post-industrialisasi (van der Berg, Van der Borg dan
Van der Meer 1995: 5) ini memotivasi pemerintah kota-kota untuk mengembangkan
pariwisata sebagai stimulus utama bagi perbaikan ekonomi lokal dan regional (Roche,
1992 dalam Page, 2003:28). Pariwisata juga diharapkan dapat memacu perubahan-
perubahan kondisi politik kota sehingga dapat membangkitkan kembali daya tarik
lingkungan untuk investasi (Doorne, 1998 dalam Page, 2003:28).
Pertumbuhan pariwisata perkotaan pada masa itu mengakibatkan
berkembangnya tourism urbanisation, yaitu urbanisasi yang diakibatkan oleh
perkembangan pariwisata, yang fenomenya dijelaskan oleh Mullins (1991 dalam
Page, 2003: 39) sebagai berikut:
“...cities providing a great range of consumption opportunities, with the consumers
being resort tourists, people who move into these centres to reside for a short
time.....in order to consume some of the great range of goods and services on offer”.
Mullins (1991) juga mengatakan bahwa tourism urbanisation sebagai
urbanisasi yang didasarkan pada penjualan dan konsumsi kesenangan/pleasure.
Dalam perkembangannya, tourism urbanisation kemudian menumbuhkan bentuk –
bentuk khusus dari pariwisata perkotaan. Tidak banyak ahli-ahli pariwisata yang
mengungkapkan definisi dari pariwisata perkotaan. Klingner (2006:1) mendefinisikan
pariwisata perkotaan secara sederhana sebagai sekumpulan sumber daya atau
kegiatan wisata yang berlokasi di kota dan menawarkannya kepada pengunjung dari
tempat lain.
“a set of tourist resources or activities located in towns and cities and offered to
visitors from elsewhere”.
Definisi lain dikemukakan oleh Inskeep (1991:163) yang menekankan pada
peran pariwisata dalam perkotaan sebagai berikut:
“urban tourism……..a very common form of tourism takes place in large cities
where tourism may be important but is not a primary activity of the urban area”.
lake, and marine recreation, spa facilities, mountain scenery, a desert climate,
important archaelogical and historic site, and religions pilgrimage” (Inskeep, 1991:
162). Mengacu pada definisi-definisi yang telah dikemukakan di atas, secara lebih
luas pariwisata perkotaan dapat didefinisikan sebagai bentuk umum dari pariwisata
yang memanfaatkan unsur-unsur perkotaan (bukan pertanian) dan segala hal yang
terkait dengan aspek kehidupan kota (pusat pelayanan dan kegiatan ekonomi) sebagai
daya tarik wisata. Pariwisata perkotaan tidak selalu harus berada di wilayah kota atau
dengan mengembangkan hal-hal yang terkait perkotaan sebagai daya tarik wisatanya,
berbeda dengan kota wisata. Kota wisata adalah kota yang memang dibangun untuk
pariwisata dan wisatawan, mengandalkan pariwisata sebagai sektor utama penggerak
perekonomian kota. Kota memiliki arti yang penting bagi pariwisata. Page (1995:9)
mengatakan karena fungsi – fungsinya yang khas, kota mampu menarik kunjungan
1. Daerah perkotaan memiliki sifat yang heterogen, artinya bahwa kota memiliki
ukuran (kota besar, kota kecil), lokasi (laut, pegunungan), fungsi (industri,
jasa, perdagangan), wujud, dan warisan budaya yang berbeda dan beragam.
tidak hanya oleh wisatawan, tetapi juga oleh beragam pengguna. (Shaw dan
kota bagi pariwisata. Penggunaan fasilitas perkotaan bersama antara wisatawan dan
penduduk membuat perhitungan tentang arti penting pariwisata bagi kota menjadi
4. Pariwisata perkotaan dapat mempengaruhi moral lokal dan citra kota yang
sebagai berikut:
1. Ibu kota (Paris, London, New York, Jakarta, Bandung) dan kota budaya
(Roma, Yogyakarta).
pertahanan.
Ancol)
7. Resor tepi laut (Pangandaran) dan resor olahraga musim dingin (Lillehamer)
8. Kawasan wisata hiburan (Disneyland, Las Vegas, Taman Impian Jaya Ancol).
Demak).
10. Kota seni/budaya (Florence, Denpasar, Bandung).
daya tariknya sebagai ibu kota provinsi, Bandung juga merupakan kota seni dan
budaya. Tipologi lain dikemukakan oleh Law (1996: 2-3) yang mengelompokkan
1. Ibu kota : memiliki peran administratif dan bisnis yang dapat menarik
2. Kota-kota industri : karakter dan citra industrial menjadi daya tarik bagi
wisatawan.
4. Kota-kota daya tarik utama : kota yang fokus pada wisatawan dari luar
pariwisata perkotaan di seluruh dunia. Konsep pariwisata perkotaan yang saat ini
berkembang di dunia sedikitnya ada enam konsep, yaitu tourist-historic city, cultural
city, resort city, fantasy city, creative city, dan urban ecotourism.
Pariwisata budaya telah dikategorikan sebagai salah satu dari tiga jenis
Csapo, 2012:205) memberikan definisi pariwisata budaya dari dua perspektif yakni
menekankan bahwa dalam jenis wisata ini wisatawan akan memperoleh informasi
Sedangkan definisi secara teknis, lebih ditekankan pada jenis wisata yang berbasis
sumber daya budaya berupa atraksi budaya yang dimiliki oleh suatu destinasi yang
merupakan jenis wisata yang berbasis sumber daya budaya berupa atraksi budaya
sebagai daya tarik utama untuk menarik kunjungan wisatawan sehingga wisatawan
akan memperoleh informasi dan pengalaman baru mengenai budaya dari destinasi
yang dikunjunginya.
diri kedalam kebudayaan setempat dengan melihat hiburan rakyat, makan diwarung
dalam masyarakat suatu daerah untuk melihat kebudayaan dari suatu daerah.
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilaiyang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi
sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. Daya tarik wisata itu harus dikelola dengan
(Ismayanti, 2010:148).
Suwantoro (2004:19) Daya tarik wisata juga disebut objek wisata merupakan
potensi yang menjadi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu daerah tujuan wisata.
Dalam kedudukannya yang sangat menentukan itu maka daya tarik wisata
wisatawan untuk datang. Membangun suatu objek wisata harus dirancang sedemikian
1. Adanya sumber daya yang dapat menimbulkan rasa senang, indah, nyaman dan
bersih.
2. Adanya aksebilitas yang tinggi untuk dapat mengunjunginya.
4. Adanya sarana dan prasarana penunjang untuk melayani para wisatawan yang
hadir.
5. Objek wisata alam mempunyai daya tarik tinggi karena keindahan alam dan
6. Objek wisata budaya mempunyai daya tarik tinggi karena memiliki nilai khusus
dalam bentuk atraksi kesenian, upacara-upacara adat, nilai luhur yang terkandung