Disusun oleh:
Kelompok CI
RIZKY AODINA RISWANDANI 1910206007
DEWI RINJANI MIRANTI 1910206089
KURNIA NURMALITA SARI 1910206044
SEPTYLIANA ADY PUTRI 1910206011
Disusun oleh:
Kelompok CI
RIZKY AODINA RISWANDANI 1910206007
DEWI RINJANI MIRANTI 1910206089
KURNIA NURMALITA SARI 1910206044
SEPTYLIANA ADY PUTRI 1910206011
Mengetahui,
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
BPSTW (Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha) merupakan unit atau
lembaga teknis di bawah naungan Departemen Sosial yang mengelola
pelayanan kepada Lansia. Terletak di daerah Yogyakarta, yang berjarak 12 km
ke arah selatan dari Kota Yogyakarta. Dalam melayani para Lansia BPSTW
diasuh oleh beberapa petugas dari pekerja sosial, psikolog, perawat, ahli gizi,
dan sebagainya, serta bekerja sama dengan puskesmas maupun rumah sakit.
BPSTW Budi Luhur merupakan panti sosial yang mempunyai tugas memberikan
bimbingan dan pelayanan bagi masyarakat, baik yang berada di dalam panti
maupun di luar panti.
Menua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia.
Proses menua merupakan proses sepanjang hidup yang hanya di mulai dari satu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menua merupakan
proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya.
yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara biologis,
maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,
misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit mengendur, rambut
memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin
memburuk, gerakan-gerakan lambat, dan postur tubuh yang tidak proforsional
(Iknatius, 2013).
Menurut Alzheimer’s Disease International (2015), demensia merupakan
suatu sindroma penurunan kemampuan intelektual progresif yang menyebabkan
deteriorasi kognitif dan fungsional, sehingga mengakibatkan gangguan fungsi
sosial, pekerjaan dan aktivitas sehari-hari. Demensia sendiri dapat memunculkan
gejala-gejala neuropsikiatrik sehingga dapat menyebabkan penderita kesulitan
untuk mengatur pola tidur, sehingga penderita mengalami gangguan pola
tidurnya. Lebih dari 80% penduduk usia lanjut menderita penyakit fisik yang
mengganggu fungsi mandirinya. Sejumlah 30% klien yang menderita sakit fisik
tersebut menderita kondisi komorbid psikiatrik, terutama depresi dan anxietas
maupun demensia. Sebagian besar usia lanjut yang menderita penyakit fisik dan
gangguan mental tersebut menderita gangguan tidur. Terdapat 46,8 juta orang
dinyatakan terkena demensia di dunia (World Alzheimekanr Report, 2015).
Sedangkan di Asia terdapat 22,9 juta penderita demensia dan di Indonesia pada
tahun 2015 lansia yang menderita demensia diperkirakan sebesar 1,2 juta jiwa,
dan masuk dalam sepuluh Negara dengan demensia tertinggi di dunia dan di
Asia Tenggara 2015 dan usia diatas 60 tahun merupakan usia yang rentan
terkena demensia.
Ada beberapa dampak jika fungsi kognitif pada lansia demensia tidak
diperbaiki. Dampak tersebut yaitu menyebabkan hilangnya kemampuan lansia
untuk mengatasi kehidupan sehari-hari seperti, toileting, mandi, makan, dan
gangguan pola tidur (Hutapea, 2014). Lansia di BPSTW Budi Luhur Kasongan
Bantul Yogyakarta saat ini berjumlah 95 orang. Dimana di Wisma Anggrek berjumlah
10 orang. Pada saat dilakukan pemeriksaan Mini Mental Status Exam (MMSE) di
Wisma Anggrek di dapatkan hasil 60% terdapat kerusakan aspek fungsi mental (skor ≤
23). Oleh karena itu, sesuai dengan hasil pengkajian yang didapatkan dan dari fenomena
yang ada, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan keperawatan pada lansia
yang mengalami demensia.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Agar mampu melakukan asuhan keperawatan pada lansia dengan penyakit
demensia.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami gangguan hambatan memori
b. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan
c. Mahasiswa mampu memberikan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami risiko jatuh
C. Rumusan masalah
1. Apakah pengertian demensia?
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Demensia
Demensia merupakan hilangnya fungsi intelektual dan ingatan/memori
sedemikan berat sehingga menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari.demesia
merupakan dimana seseorang mengalami penurunan daya ingat dan daya pikir.
Demensia adalah suatu penurunan kemampuan intelektual progresif yang
menyebabkan kemunduran kognitif dan fungsional. Seorang penderita demensia
memiliki fungsi intelektual yang terganggu dan menyebabkan gangguan dalam
aktivitas sehari-hari maupun hubungan dengan orang sekitarnya. Penderita
demensia juga kehilangan kemampuan untuk memecahkan masalah, mengontrol
emosi, dan bahkan bisa mengalami perubahan kepribadian.
B. Etiologi Demensia
1. Penyakit Alzheimer
Penyakit Alzheimer (PA) masih merupakan penyakit neurodegeneratif yang
tersering ditemukan (60-80%). Karateristik klinik berupa berupa penurunan
progresif memori episodik dan fungsi kortikal lain. Gangguan motorik tidak
ditemukan kecuali pada tahap akhir penyakit. Gangguan perilaku dan
ketergantungan dalam aktivitas hidup keseharian menyusul gangguan memori
episodik mendukung diagnosis penyakit ini. Penyakit ini mengenai terutama
lansia (>65 tahun) walaupun dapat ditemukan pada usia yang lebih muda.
2. Demensia Vaskuler
Vascular cognitive impairment (VCI) merupakan terminologi yang memuat
defisit kognisi yang luas mulai dari gangguan kognisi ringan sampai
demensia yang dihubungkan dengan faktor risiko vaskuler.
3. Demensia Lewy Body
Demensia Lewy Body (DLB) adalah jenis demensia yang sering ditemukan . Gejala
inti demensia ini berupa demensia dengan fluktuasi kognisi, halusinasi visual
yang nyata (vivid) dan terjadi pada awal perjalanan penyakit orang dengan
Parkinsonism. Gejala yang mendukung diagnosis berupa kejadian jatuh
berulang dan sinkope, sensitif terhadap neuroleptik, delusi dan atau halusinasi
modalitas lain yang sistematik.
4. Demensia penyakit Parkinson
Gangguan pada demensia penyakit Parkinson terjadi bertahun-tahun sebelum
demensia, antara 10-15 tahun.
C. Tanda dan gejala demensia
Gejala awal yang sering menyertai demensia antara lain:
Lansia
Penurunan aktivitas
Penurunan daya ingat, Penyakit hipertesi
pendidikan rendah
Risiko jatuh
Kebas, kaku otot.
Demensia
A. Identitas Klien
Klien mengatakan lupa nama saat baru berkenalan. Klien mengatakan lupa saat baru
berkenalan dengan seseorang saat ditanya ulang. Klien mengatakan pegel-pegel pada
seluruh tubuhnya. Kesemutan, kebas dan kaku pada kedua kakinya. Kakinya akan
bertambah sakit terutama pada saat berjalan selama 3 bulan yaitu karena jatuh 3 bulan
yang lalu dan Sabtu, 1 Februari 2020. Klien mengatakan sering jatuh. Terdapat luka
1. Penyakit : Hipertensi
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
E. Tinjauan Sistem
3. Sistem hemopietik: Tekanan darah : 130/90 mmHg. Capillary refill >3 detik.
4. Kepala: Tidak terdapat kelainan pada kepala, rambut pendek berwarna putih,
5. Mata: Simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, terdapat lebam
dari telinga.
7. Mulut dan tenggorok: Mulut bersih, bibir tidak pucat, tidak ada lesi, tidak bau
mulut, gigi bagian atas dan bawah ompong, tidak ada pembesaran tonsil, tidak
11. Ekstremitas bawah: Kaki kanan dan kiri terasa sakit saat berjalan setelah jatuh,
12. Sistem pernafasan: Normal tidak ada kelainan, dada simestris, tidak terdapat
13. Sistem kardiovaskuler: Klien mengatakan tidak pernah merasa sakit dibagian
14. Sistem gastrointestinal: Klien mengatakan tidak punya penyakit magh atau sakit
perut.
15. Sistem perkemihan, meliputi pengkajian inkontinensia urine baik akut maupun
persisten.
Jika ngompol merupakan suatu kejadian yang baru dialami dalam waktu beberapa
hari dan atau berhubungan dengan penyakit akut, maka perlu dikaji hal-hal
sebagai berikut :
a. ISK
b. Konstipasi
c. Gangguan mental
d. Immobilisasi
e. Pengaruh otot
pernah memiliki masalah untuk ke kamar mandi tepat pada waktunya sehingga
tidak buang air di celana atau di tempat tidur? apakah pernah menggunakan
Jawaban: Tidak
b. Sudah berapa lama anda memiliki masalah ngompol ini? (kurang dari 1
g. Seberapa sering biasanya anda secara normal buang air kecil? (6-8 jam/3-5
Jawaban: Jarang
i. Ketika anda merasa kandung kencing anda penuh, berapa lama anda dapat
1-2 menit/tdk dapat menahan sama sekali/tidak tahu kapan kandung kemih
penuh)
j. Apakah anda mengalami hal berikut ketika buang air kecil? (sulit memulai
Jawaban: Tidak
Jawaban: Tidak
Jawaban: Tidak
(stroke/demensia/parkinson/DM/gagal ginjal/jantung/…….)
Jawaban: Hipertensi
syaraf)
Jawaban: Anti hipertensi yaitu Amplodipin 5 gram 1x24jam.
campuran.
Kesimpulan: dari pengkajian data diatas didapatkan data bahwa Ny.P tidak
17.Sistem Muskuluskeletal:
4 4
4 4
a. Psikososial
Kemampuan sosialisasi klien saat ini baik, sering duduk bersama teman satu
PERTANYAAN TAHAP 1
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika lebih dari atau sama dengan 1 jawaban
“Ya”
PERTANYAAN TAHAP 2
1) Keluhan lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Bila lebih dari satu atau sama dengan satu jawaban “Ya”
c. Spiritual: Klien beragama Islam, melakukan sholat 5 waktu, klien berharap selalu
diberi kesehatan dan jika meninggal dalam kondisi baik dan tidak merepotkan
oranglain.
a. KATZ indeks:
f. Mandiri, kecuali mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah dan satu fungsi yang
lain
Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan atau bantuan aktif dari orang lain.
Jawaban: Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi diatas
a. 130 : mandiri
c. 60 : ketergantungan total
Kesimpulan: Dari data pengkajian diatas dapat disimpulkan bahwa score total yaitu
Instruksi:
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban
Score Total :
Intrepretasi hasil:
Hasil dari pengkajian status mental gerontik didapatkan score 9 dengan intrepretasi
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
1. Orientasi
2. Registrasi
3. Perhatian
4. Kalkulasi
5. Mengingat kembali
6. Bahasa
Nilai
No Aspek kognitif Nilai klien Kriteria
maksimal
1. Orientasi 5 1 Menyebutkan dengan benar :
Tahun √
Musim (x)
Tanggal (x)
Hari (x)
Bulan (x)
2. Orientasi 5 0 Dimana kita sekarang berada ?
Negara Indonesia (x)
Propinsi DIY (x)
Kota Yogyakarta (x)
BPSTW Budi Luhur (x)
Wisma Anggrek (x)
3. Registrasi 3 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa) 1
detik untuk mengatakan masing-masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi. (untuk disebutkan) √
4. Perhatian dan 5 0 Minta klien untuk memulai dari angka 100
kakulasi kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat.
93 (x)
86 (x)
79 (x)
72 (x)
65 (x)
5. Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada no 2 (regietrasi) tadi. Bila
Nilai
No Aspek kognitif Nilai klien Kriteria
maksimal
benar, 1 point untuk masing-masing obyek
√
6. Bahasa 9 7 Tunjukkan pada klien suatu benda dan
tanyakan nama pada klien.
( misal jam tangan) √
( misal Pensil ) √
Minta klien untuk mengulang kata berikut:
“tak ada jika, dan, atau, tetapi “. Bila benar
nilai satu point.
Pertanyaan benar 2 buah : tak ada,
tetapi √
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut terdiri dari 3 langkah:
“ambil kertas ditangan anda, lipat dua dan
taruh dilantai”
Ambil kertas ditangan anda √
Lipat dua √
Taruh dilantai √
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
( bila aktivitas sesuai perintah nilai 1
point)
“ tutup mata anda” √
Perintahkan pada klien untuk menulis satu
kalimat dan menyalin gambar.
Tulis satu kalimat (x)
Menyalin gambar (x)
Total Nilai 14
Interprestasi hasil:
Dari hasil pengkajian diatas didapatkan hasil bahwa total score 14 yaitu dengan
anda? Ya
Tidak
4. Apakah anda merasa sering bosan? Tidak
saat? Ya
anda? Tidak
anda? Ya
menyenangkan? Ya
harapan? Tidak
Penilaian :
a. tidak i. ya
b. ya j. ya
c. ya k. tidak
d. ya l. ya
e. tidak m. tidak
f. ya n. ya
g. tidak o. ya
h. ya
Score:
5 – 9 = kemungkinan depresi
Penjelasan: dari hasil pengkajian diatas didapatkan score yaitu 2 dengan intrepretasi
3 4
1 2
Persepsi sensori Agak Tidak
Terbatas penuh Sangat terbatas
terbatas terbatas
Kelembaban Lembab konstan Sangat lembab Kadang Jarang
lembab (√) lembab
Aktivitas Di tempat tidur Di kursi Kadang Jalan keluar
jalan (√)
Mobilisasi Imobil penuh Sangat terbatas Kadang Tidak
terbatas (√) terbatas
Nutrisi Sangat jelek Tidak adekuat Adekuat Sempurna
(√)
Gesekan/ Masalah Masalah risiko Tidak ada Sempurna
cubitan masalah (√)
Total skor 9 8
Dari hasil pengkajian data diatas didapatkan total score 17 dengan interpretasi hasil
Terdapat beberapa cara untuk menilai risiko jatuh pada lansia, antara lain :
1. Postural Hipotension
a. Tidur : 130/80mmHg
b. Duduk : 130/90mmHg
c. Berdiri : 150/90mmHg
Bila terdapat perbedaan tekanan darah lebih atau sama dengan 20 mmHg, maka
Kesimpulan: Terdapat perbedaan antara pada posisi tidur dan berdiri yaitu 20
kakinya
c. Ukur jarak condong antara tembok dengan punggung lansia, dan biarkan
d. Jika nilai < dari 6 inchi maka lansia dikatan memiliki risiko jatuh
Kesimpulan: didapatkan hasil fungsional reach test (FR Test) 4 inchi (<6 inchi).
kursi semula, mengangkat 1 kaki setinggi langkah, dan kembali duduk di kursi.
Test ini yaitu 29 detik dengan intrepretasi hasil yaitu varable mobility.
L. ANALISA DATA
M. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Hambatan memori berhubungan dengan gangguan kognitif ditandai dengan klien mengatakan lupa nama saat baru berkenalan. Klien
mengatakan lupa saat baru berkenalan dengan seseorang saat ditanya ulang. Klien mengatakan ”saya lupa mba” pada beberapa item
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penyakit hipertensi ditandai dengan klien mengatakan pegel-pegel atau
nyeri pada seluruh tubuhnya. Klien mengatakan kesemutan kebas dan kaku pada kedua kakinya. Klien mengatakan nyeri pada
seluruh tubuhnya terutama pada kedua kakinya saat berjalan dan terasa cenud-cenud.
3. Risiko jatuh ditandai dengan klien mengatakan sering jatuh dan jatuh terakhir yaitu pada Sabtu, 1 Februari 2020. Klien mengatakan
setelah terjatuh kedua kakinya merasakan nyeri dan akan bertambah sakit saat berjalan.
INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC RASIONALISASI
Hambatan memori (00131) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Latihan Memori (4760): Latihan Memori (4760):
INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC RASIONALISASI
(Domain 5 Kelas 4 Kode Diagnosa selama 3x7 jam diharapkan klien a. Stimulasi ingatan dengan cara mengulangi a. Untuk meningkatkan daya ingat
mampu: pemikiran klien yang terakhir klien
Kognisi (0900) diekspresikan, dengan cara yang tepat b. Untuk mempermudah klien
a. Memori baru (3-4) b. Bantu dalam tugas-tugas yang bisa dibantu dalam melakukan kegiatan
b. Memori masa lalu (3-4) c. Beri latihan orientasi misalnya klien c. Untuk meningkatkan daya ingat
c. Memproses informasi (3-4) berlatih mengenai informasi pribadi dan d. Untuk memberikan informasi
tanggal dengan cara yang tepat. aktual
d. Identifikasi dan koreksi kesalahan orientasi e. Untuk mengetahui
klien perkembangan klien
e. Monitor perubahan-perubahan dalam f. Untuk meningkatkan daya ingat
latihan mengingat. klien
f. Beri latihan senam otak.
Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen sensasi perifer (2660): Manajemen sensasi perifer (2660)
Perifer (00204) selama 3x7 jam diharapkan klien a. Observasi kulit jika ada isi atau laserasi dan a. Untuk mengetahui keadaan kulit
Domain 4 Kelas 4 mampu: perubahan warna kulit. klien apakah ada luka atau tidak
Perfusi Jaringan: Perifer (0407) b. Monitor respon perubahan sensasi pada b. Untuk mengetahui perubahan
a. Tidak terjadi edema perifer (skala 2- kaki sensasi pada kaki klien
4). c. Monitor adanya paresthesia dengan tepat c. Untuk memperlancar peredaran
b. Tidak terjadi mati rasa (skala 2-4) d. Instruksikan klien untuk menjaga posisi darah
c. Nyeri di ujung kaki dan tangan yang tubuh ketika sedang mandi, duduk, d. Untuk memaksimalkan posisi
terlokalisasi (skala 2-4) berbaring dan mengubah posisi setiap tubuh pada posisi yang terbaik
d. Tidak terjadi kram otot (skala 2-4) Relaksasi Otot Progresif (1460): Relaksasi Otot Progresif (1460):
a. Jelaskan tujuan dan proses teknik pada a. Agar klien dapat mengerti tujuan
klien dari kegiatan yang
b. Instruksikan klien duduk dikursi atau b. Agar klien dapat mendapatkan
berbaring dipermukaan yang nyaman. rasa nyaman pada saat intervensi
c. Instruksikan pada klien untuk berfokus c. Agar klien dapat mengetahui apa
pada sensasi otot pada saat tegang. yang harus dirasakan.
d. Ajarkan langkah-langkah relaksasi otot d. Agar klien mengetahui
progresif bagaimana langkah-langkah
e. Berikan waktu pada klien untuk kegiatan.
mengekspresikan terkait dengan intervensi. e. Agar mengetahui apa yang klien
f. Dukung klien untuk mempraktikkan sesi rasakan setelah dilakukan
secara teratur. intervensi.
g. Monitor tekanan darah f. Agar klien dapat
mengaplikasikan intervensi
INTERVENSI
DIAGNOSA KEPERAWATAN NOC NIC RASIONALISASI
setiap saat.
Risiko Jatuh (00155) Setelah dilakukan tindakan keperawatan Pencegahan Jatuh (6490) Pencegahan Jatuh (6490)
Domain 11 Kelas 2 selama 3x7 jam diharapkan klien a. Identifikasi karakteristik lingkungan yang a. Diketahuinya keamanan
mampu: mungkin meningkatkan risiko jatuh. lingkungan klien
Kontrol Risiko Jatuh (1939) b. Sediakan pencahayaan yang cukup dalam b. Untuk meningkatkan pandangan
a. Mengidentifikasi faktor risiko jatuh rangka meningkatkan pandangan c. Untuk mengetahui kemampuan
(skala 2-4) c. Monitor kemampuan berpindah dari tempat klienn
b. Melakukan latihan teratur untuk tidur ke kursi dan sebalinya. Terapi Latihan: Keseimbangan
memelihara kekuatan dan Terapi Latihan: Keseimbangan (0222) (0222)
keseimbangan (skala 2-4) a. Berikan kesempatan untuk mendiskusikan a. Untuk mengetahui faktor yang
c. Menggunakan alat bantu yang faktor-faktor yang mempengaruhi mempengaruhi ketakutan akan
diperlukan untuk menurunkan risiko ketakutan akan jatuh jatuh pada klien
jatuh (skala 2-4) b. Sediakan lingkungan yang aman untuk b. Untuk menjamin keamaan klien
latihan c. Untuk meningkatkan kekuatan
c. Instruksikan klien mengenai pentingnya dan keseimbangan klien
terapi latihan dalam menjaga dan d. Untuk menjaga latihan agar
meningkatkan keseimbangan mendapatkan manfaat sebesar
d. Instruksikan klien untuk melakukan latihan mungkin
keseimbangan e. Untuk memaksimalkan gerakan
e. Perkuat atau berikan instruksi bagaimana latihan dengan cara yang benar.
memposisikan tubuh dan bagaimana f. Untuk mengetahui respon klien
melakukan gerakan-gerakan untuk
mempertahankan atau meningkatan
keseimbangan selama latihan atau aktifitas
sehari-hari
f. Monitor respon klien pada latihan
keseimbangan
Rizky Aodina
Kamis, 6 Februari 2020 Ketidakefektifan 11.00 14.00
Perfusi Jaringan Perifer Manajemen sensasi perifer (2660): S:
(00204) a. Mengobservasi kulit - Klien mengatakan ”enakkan” setelah melakukan relaksasi otot
Domain 4 Kelas 4 b. Memonitor respon perubahan sensasi progresif
pada kaki - Klien mengatakan badannya masih pegel-pegel.
c. Memonitor adanya paresthesia dengan O:
tepat - Klien kooperatif saat melakukan relaksasi otot progresif
d. Memonitor adanya tekanan dari gelang, - Klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
alat-alat medis sepatu dan baju. - TD : 150/90 mmHg
e. Menginstruksikan klien untuk menjaga - Nadi : 80x/menit
posisi tubuh ketika sedang mandi, - Tidak terdapat edema ekstremitas
duduk, berbaring dan mengubah posisi A:
HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
setiap Masalah ketidakefektfian perfusi jaringan perifer belum teratasi
Relaksasi Otot Progresif (1460): P:
a. Menjelaskan tujuan dan proses teknik - Lakukan relaksasi otot progresif
pada klien tentang relaksasi otot TTD
progresif
b. Menginstruksikan klien duduk dikursi Rizky Aodina
atau berbaring dipermukaan yang
nyaman.
c. Menginstruksikan pada klien untuk
berfokus pada sensasi otot pada saat
tegang.
d. Mengajarkan langkah-langkah relaksasi
otot progresif
e. Memberikan waktu pada klien untuk
mengekspresikan terkait dengan
intervensi.
f. Mendukung klien untuk mempraktikkan
sesi secara teratur.
g. Memonitor tekanan darah
Kamis, 6 Februari 2020 Risiko Jatuh (00155) 13.00 14.00
Domain 11 Kelas 2 Pencegahan Jatuh (6490) S:
a. Mengidentifikasi karakteristik - Klien mengatakan takut jatuh karena sebelumnya sering terjatuh
lingkungan yang mungkin meningkatkan pada saat melakukan terapi latihan keseimbangan.
risiko jatuh. - Pada langkah ke 5 klien mengatakan ”bingung, sudah ya”.
b. Menyediakan pencahayaan yang cukup O:
dalam rangka meningkatkan pandangan - Klien kooperatif saat melakukan terapi latihan keseimbangan
c. Memonitor kemampuan berpindah dari - Postural Hipertension terapi latihan keseimbangan
tempat tidur ke kursi dan sebalinya. Tidur : 130/80 mmHg
13.00 Duduk : 150/90 mmHg
Terapi Latihan: Keseimbangan (0222): Berdiri : 150/90 mmHg
a. Menyediakan lingkungan yang aman - Fungsional Reach Test (FR Test) setelah terapi latihan
untuk latihan keseimbangan
b. Menginstruksikan klien mengenai Didapatkan hasil fungsional reach test (FR Test) 4 inchi (<6
pentingnya terapi latihan dalam menjaga inchi).
dan meningkatkan keseimbangan - The time up and go (TUG test) setelah terapi latihan
c. Menginstruksikan klien untuk keseimbangan
HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
melakukan latihan keseimbangan Didapatkan waktu yang dibutuhkan Ny.P untuk melakukan TUG
d. Memperkuat atau berikan instruksi Test ini yaitu 28 detik dengan intrepretasi hasil yaitu varable
bagaimana memposisikan tubuh dan mobility.
bagaimana melakukan gerakan-gerakan - Nadi sebelum terapi latihan keseimbangan: 83x/menit
untuk mempertahankan atau - Nadi setelah terapi latihan keseimbangan: 84x/menit
meningkatan keseimbangan selama - Ny.P hanya dapat melakukan terapi latihan keseimbangan
latihan atau aktifitas sehari-hari sampai gerakan ke 5 yaitu gerakan side leg raise.
e. Memonitor respon klien pada latihan
keseimbangan A:
- Masalah risiko jatuh belum teratasi
P:
- Evaluasi latihan yang telah diajarkan sebelumnya
- Lakukan terapi latihan keseimbangan
TTD
Septyliana Ady
Septyliana Ady
Jumat, 7 Februari 2020 Ketidakefektifan 11.00 14.00
Perfusi Jaringan Perifer Relaksasi Otot Progresif (1460): S:
(00204) a. Menjelaskan tujuan dan proses teknik - Klien mengatakan lupa saat ditanya mengenai gerakan yang
Domain 4 Kelas 4 pada klien tentang relaksasi otot telah dikerjakan.
progresif - Klien mengatakan belum mempraktekkan secara mandiri
b. Menginstruksikan klien duduk dikursi - Klien mengatakan ”enak dan nyaman” setelah melakukan
atau berbaring dipermukaan yang relaksasi otot progresif
nyaman. - Klien mengatakan badannya masih pegel-pegel.
c. Menginstruksikan pada klien untuk O:
berfokus pada sensasi otot pada saat - Klien kooperatif saat melakukan relaksasi otot progresif
tegang. - Klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai
d. Mengajarkan langkah-langkah relaksasi - TD : 140/90 mmHg
otot progresif - Nadi : 88x/menit
e. Memberikan waktu pada klien untuk A:
mengekspresikan terkait dengan Masalah ketidakefektfian perfusi jaringan perifer belum teratasi
intervensi. P:
f. Mendukung klien untuk mempraktikkan - Lakukan relaksasi otot progresif
sesi secara teratur.
g. Memonitor tekanan darah TTD
Kurnia Nurmalita
Jumat, 7 Februari 2020 Risiko Jatuh (00155) 13.00 14.00
Domain 11 Kelas 2 Terapi Latihan: Keseimbangan (0222): S:
a. Mengevaluasi latihan yang telah - Klien mengatakan seneng saat belajar tentang terapi latihan
diajarkan keseimbangan.
b. Menyediakan lingkungan yang aman - Klien mengatakan ”sudah ya, lemes” pada saat terapi latihan
untuk latihan keseimbangan
HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
c. Menginstruksikan klien mengenai O:
pentingnya terapi latihan dalam menjaga - Klien kooperatif saat diajak berdiskusi mengenai jatuh.
dan meningkatkan keseimbangan - Klien kooperatif saat melakukan terapi latihan keseimbangan
d. Menginstruksikan klien untuk - Postural Hipertension Setelah dilakukan terapi latihan
melakukan latihan keseimbangan keseimbangan
e. Memperkuat atau berikan instruksi Tidur : 140/80 mmHg
bagaimana memposisikan tubuh dan Duduk : 130/90 mmHg
bagaimana melakukan gerakan-gerakan Berdiri : 150/90 mmHg
untuk mempertahankan atau - Fungsional Reach Test (FR Test) setelah terapi latihan
meningkatan keseimbangan selama keseimbangan.
latihan atau aktifitas sehari-hari Didapatkan hasil fungsional reach test (FR Test) 4 inchi (<6
f. Memonitor respon klien pada latihan inchi).
keseimbangan - The time up and go (TUG test) setelah terapi latihan
keseimbangan
Didapatkan waktu yang dibutuhkan Ny.P untuk melakukan TUG
Test ini yaitu 28 detik dengan intrepretasi hasil yaitu varable
mobility.
- Nadi sebelum terapi latihan keseimbangan: 76x/menit
- Nadi setelah terapi latihan keseimbangan: 80/menit
- Ny.P hanya dapat melakukan terapi latihan keseimbangan
sampai gerakan ke 6 yaitu gerakan knee curl.
A:
- Masalah risiko jatuh belum teratasi
P:
- Evaluasi latihan yang telah diajarkan
- Lakukan terapi latihan keseimbangan
TTD
Kurnia Nurmalita
Dewi Rinjani
Sabtu, 8 Februari 2020 Ketidakefektifan 11.00 14.00
Perfusi Jaringan Relaksasi Otot Progresif (1460): S:
Perifer (00204) a. Mengevaluasi Gerakan yang telah - Klien hanya ingat 3 langkah awal gerakan relaksasi otot progresif
Domain 4 Kelas 4 diajarkan saat ditanya mengenai gerakan yang telah dikerjakan.
b. Menjelaskan tujuan dan proses teknik - Klien mengatakan belum mempraktekkan secara mandiri
pada klien - Klien mengatakan seluruh badannya masih pegel-pegel.
c. Menginstruksikan klien duduk dikursi O:
atau berbaring dipermukaan yang nyaman. - Klien kooperatif saat melakukan relaksasi otot progresif
d. Menginstruksikan pada klien untuk - Klien dapat mengikuti kegiatan sampai selesai.
berfokus pada sensasi otot pada saat - TD : 150/90 mmHg
tegang. - Nadi : 80x/menit
e. Mengajarkan langkah-langkah relaksasi A:
otot progresif Masalah ketidakefektfian perfusi jaringan perifer belum teratasi
f. Memberikan waktu pada klien untuk P:
mengekspresikan terkait dengan - Lakukan relaksasi otot progresif
intervensi. TTD
HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
g. Mendukung klien untuk mempraktikkan
sesi secara teratur Dewi Rinjani
h. Memonitor tekanan darah
Sabtu, 8 Februari 2020 Risiko Jatuh (00155) 13.00 14.00
Domain 11 Kelas 2 Terapi Latihan: Keseimbangan (0222): S:
a. Mengevaluasi latihan yang telah diajarkan - Klien mengatakan ”sudah ya” saat dilakukan terapi latihan
b. Menyediakan lingkungan yang aman keseimbangan
untuk latihan O:
c. Menginstruksikan klien mengenai - Postural Hipertension setelah dilakukan terapi latihan keseimbangan
pentingnya terapi latihan dalam menjaga Tidur : 130/80 mmHg
dan meningkatkan keseimbangan Duduk : 140/90 mmHg
d. Menginstruksikan klien untuk melakukan Berdiri : 150/90 mmHg
latihan keseimbangan - Fungsional Reach Test (FR Test) setelah terapi latihan
e. Memperkuat atau berikan instruksi keseimbangan
bagaimana memposisikan tubuh dan Didapatkan hasil fungsional reach test (FR Test) 4 inchi (<6 inchi).
bagaimana melakukan gerakan-gerakan - The time up and go (TUG test) setelah terapi latihan keseimbangan
untuk mempertahankan atau meningkatan Didapatkan waktu yang dibutuhkan Ny.P untuk melakukan TUG
keseimbangan selama latihan atau aktifitas Test ini yaitu 28 detik dengan intrepretasi hasil yaitu varable
sehari-hari mobility
f. Memonitor respon klien pada latihan - Nadi sebelum terapi latihan keseimbangan: 80x/menit
keseimbangan - Nadi setelah terapi latihan keseimbangan: 83x/menit
- Ny.P hanya dapat melakukan terapi latihan keseimbangan sampai
gerakan ke 5 yaitu gerakan side leg raise.
A:
- Masalah risiko jatuh belum teratasi
P:
- Evaluasi latihan yang telah diajarkan
- Lakukan terapi latihan keseimbangan
TTD
Dewi Rinjani
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hambatan memori
Diagnosa hambatan memori belum teratasi dikarenakan klien belum dapat
berorientasi dengan benar terkait memori baru, memori lama, dan memproses
informasi. Selain itu klien belum dapat melakukan latihan senam otak secara
keseluruhan. Terdapat peningkatan skor pada pengkajian status mental gerontik
Short Postable Status Mental Questioner (SPSMQ) dimana pada saat pengkajian
didapatkan skore 9 dan pada saat evaluasi hari ke-3 didapatkan score 7 dengan
intrepretasi hasil fungsi intelektual sedang. Terdapat peningkatan klien dalam
mengingat hari dan tempat saat ini. Pada saat pengkajian menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam) didapatkan hasil bahwa total score yaitu 14 dan score
saat evaluasi hari ke-3 score menjadi 16 yaitu dengan interpretasi hasil terdapat
kerusakan aspek fungsi mental.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Diagnosa ketidakefektifan perfusi jaringan perifer belum teratasi dikarenakan
klien masih merasakan nyeri ekstermitas dan klien belum dapat mempraktikkan
relaksasi otot progresif secara mandiri.
3. Risiko jatuh
Diagnosa risiko jatuh belum teratasi dikarenakan klien belum dapat melakukan
secara teratur senam keseimbangan. Klien sudah mampu menggunakan alat bantu
yaitu berupa pegangan dilingkungannya, selain itu klein juga sering meminta
bantuan kepada orang lain saat merasa takut jatuh saat berjalan.
B. Saran
Saran bagi petugas yaitu memberikan terapi non medis berupa senam otak,
relaksasi otot progresif dan senam keseimbangan untuk meningkatkan kualitas hidup
lansia.
DAFTAR PUSTAKA