TENTANG
PENGATURAN IRIGASI
DI WILAYAH DESA RENSING BAT
Peraturan
Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);
PeraturanPemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4587);
Peraturan
Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan
Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3 Tahun
2005 tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur);
Peraturan
Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3 Tahun
2007 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Lombok
Timur Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah
Nomor 3);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun
2008 tentang Urusan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan
Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 1);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun
2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2010
(Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010
Nomor 1);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3Tahun
2011tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Produk Hukum Desa(Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 7Tahun
2011 tentang Pembentukan 66 (Enam Puluh Enam) Desa di
Kabupaten Lombok Timur(Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2011Nomor 7).
Dengan Persetujuan Bersama
dan
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PENGELOLAAN AIR IRIGASI
Pasal 2
Pasal 3
Pasal 4
1) Kewajiban pelaksana tehnis atau Pekasih seperti yang dimaksud pada pasal 2
adalah sebagai berikut :
a) Menerima air irigasi dari petugas pengairan melalui pintu tersier.
b) Mengatur, membagi dan mengawasi penyaluran air irigasi ke setiap saluran sesuai
dengan jadwal pemberian air irigasi, pola tanam dan jadwal tanam.
c) Membuat rencana dan mengusulkan kebutuhan air irigasi untuk seluruh lahan
pada setiap periode pembagian air kepada petugas pengairan.
d) Membantu memberikan masukan dalam perencanaan, persiapan dan pelaksanaan
perbaikan serta penyempurnaan saluran-saluran pembawa dan pembuang beserta
bangunan-bangunan pelengkapnya.
e) Mengerahkan petani / Subak pemakai air secara massal untuk melaksanakan
gotong royong apabila terjadi kerusakan saluran irigasi akibat bencana alam atau
lainnya.
f) Membimbing dan mengawasi saluran-saluran irigasi pembawa dan pembuang
beserta bangunan-bagunannya agar berfungsi dengan baik.
g) Menyusun rencana kerja dan biaya operasi serta pemeliharaan jaringan tersier.
h) Menyusun laporan pertanggung jawaban tugasnya.
i) Pemungutan suinih kepada petani / subak pemakai air di wilayah kerja masing –
masing.
2) Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini,
pelaksana tehnis/pekasih bertanggung jawab kepada Pemerintah Desa atau
serendah rendahnya pemerintah Dusun di wilayah kerja masing masing.
Pasal 5
Setiap petani / subak pemakai air mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
a) Mendapatkan pelayanan air irigasi sesuai dengan hak dan ketentuan yang di
tetapkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku.
b) Membayar iuran/suinih kepada pelaksana tehnis / pekasih di setiap selesai panen
sesuai ketentuan yang sudah di tentukan.
c) Melaksanakan dan mentaati sanksi-sanksi yang sudah di atur di dalam peraturan
ini.
d) Menerima dan mentaati system pembagian air yang telah di tentukan oleh tenaga
tehnis/pekasih sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
BAB III
PELANGGARAN DAN SANKSI SANKSI
Pasal 6
Bentuk bentuk pelanggaran yang di kenakan sanksi adalah sebagai
berikut :
a) Bagi petani / subak pemakai air yang menolak membayar suinih wajib di kenakan
sanksi/denda 10 % dari jumlah suinih yang di keluarkan.
b) Pengambilan air tidak sah atau mengalirkan kepada orang lain dan terbukti
dikenakan sanksi/denda Rp. 500.000;- ( Lima Ratus Ribu Rupiah ) dan tidak di
berikan air selama 1 ( Satu ) kali giliran.
c) Pengerusakan jaringan di kenakan sanksi memperbaiki kembali seperti keadaan
semula atas biaya yang bersangkutan, atau seandainya yang bersangkutan tidak
melaksanakannya selama waktu yang telah di tentukan perbaikan di laksanakan
oleh petugas atas biaya dari si pelanggar.
d) Pengerusakan jaringan karena hewan maka sanksi perbaikan dikenakan kepada
pemilik hewan dan dikenakan denda.
e) Bagi subak yang tidak ikut bergotong royong dalam rangka perbaikan dan
pembersihan saluran irigasi atas perintah pekasih atau atas perintah Pemerintah
Desa maka akan diberikan sanksi berupa tidak diberikan air selama satu kali
musim tanam.
Pasal 7
Pasal 8
Subak yang tidak mengindahkan atau menolak terhadap sanksi yang diberikan
atas suatu pelanggaran maka dikenakan denda/sanksi tidak di berikan air
selama 1 ( Satu ) musim tanam atau 2 ( Dua ) musim tanam.
Pasal 9
Pelanggaran yang tidak boleh dilakukan oleh pelaksana tehnis / pekasih adalah
sebagai berikut :
a) Tidak melaksanakan tugas dan fungsinya secara normal sesuai peraturan yang
berlaku.
b) Mengalirkan air kepada subak pekasih lain di luar wilayah kerjanya tanpa seizin
pekasih yang bersangkutan.
c) Menerima sogokan atau sejenisnya dari subak yang tidak sesuai dengan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
d) Tidak bertanggungjawab terhadap subak ketika subak sangat membutuhkan air.
Pasal 10
Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan seperti yang dimaksud pada pasal
4( Empat ) adalah dicopot darijabatannya sebagai pelaksana tehnis / pekasih dan
membayar denda.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
H.ISMAIL
Nip. 19631231 1989203 1 097
‹
›
Home