Anda di halaman 1dari 16

PENGHULU BAGAN NIBUNG

KECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ROKAN HILIR

PERATURAN KEPENGHULUAN BAGAN NIBUNG


KECAMATAN SIMPANG KANAN KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR TAHUN 2016
TENTANG
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)
KEPENGHULUAN BAGAN NIBUNG KECAMATAN SIMPANG KANAN
KABUPATEN ROKAN HILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


PENGHULU BAGAN NIBUNG,

Menimbang : a. bahwa upaya penyelenggaraan pemerintahan desa untuk


memberdayakan masyarakat desa, berpatisipasi membantu
penyelenggara pemerintah dan pembangunan menuju desa
mandiri belum dilaksanakan optimal;
b. bahwa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa untuk
memberdayakan masyarakat desa, berpatisipasi membantu
penyelenggara pemerintah dan pembangunan menuju desa
mandiri perlu struktur organisasi badan permusyawaratan desa;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan – pertimbangan sebagaimana
dimaksud poin a dan b perlu menetapkan Peraturan Desa
Bagan Nibung tentang Struktur Organisasi Badan
Permusyawaratan Desa ( BPD );

Mengingat : 1. Undang - Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan


Kabupaten Pelelawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten
Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten
Natuna, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam
(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 181, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3902), sebagaimana telah diubah
beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 34
Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang
Nomor 53 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten
Pelelawan, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir,
Kabupaten Siak, Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 107, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4880);

2. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 Tentang Pembentukan


Peraturan Perundang – undangan;

3. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa


(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);

4. Undang – undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah


Daaerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5587);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 Tentang


Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran
Pendapatan Dan Belanja Negara;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang


Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 5717);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.07/2016 Tentang


Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan Dan Evaluasi Dana Desa

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 tahun 2014 tentang


Pedoman Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat;

8. Permendagri No. 111 Tahun 2014 Tentang Pedoman Teknis


Peraturan Desa;

9. Permendagri No. 112 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Kepala


Desa;

10. Permendagri No. 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan


Keuangan Desa;

11. Permendagri No. 114 Tahun 2014 Tentang Pembangunan


Desa;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 tahun 2015 tentang


Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa;

13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 tahun 2015 tentang


Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 tahun 2015 tentang
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa;

15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2016 tentang


Pengelolaan Aset Desa;

16. Permendesa PDT No.1 Tahun 2015 Tentang Pedoman


Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul dan Kewenangan
Lokal Berskala Desa;

17. Permendesa PDT No.2 Tahun 2015 Tentang Pedoman Tata


Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa;

18. Permendesa PDT No.3 Tahun 2015 Tentang Pendamping


Desa;

19. Permendesa PDT No.4 Tahun 2015 Tentang Pendirian,


Pengurusan, dan Pengelolaan, Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa;

20. Permendesa PDT No.5 Tahun 2015 Tentang Penetapan


Prioritas Penggunaan Dana Desa;

21. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 6 Tahun 2015


tentang Keuangan Kepenghuluan (Lembaran Daerah
Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2015 Nomor 6);

22. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 7 Tahun 2015


tentang Pembangunan Kawasan Kepenghuluan (Lembaran
Daerah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2015 Nomor 7,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor
174);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Rokan Hilir Nomor 11 Tahun


2015 tentang Badan Permusyawaratan Kepenghuluan ( BPK)
(Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2015 Nomor
11);

24. Peraturan Bupati Rokan Hilir Nomor 8 Tahun 2015 tentang


Pedoman Pengelolaan Keuangan Kepenghuluan (Berita
Daerah Kabupaten Rokan Hilir Tahun 2015 Nomor 8);

25. Peraturan Bupati Nomor 9 Tahun 2015 tentang Tata cara


pengadaan Barang dan Jasa di Kepenghuluan (Berita Daerah
Tahun 2015 Nomor 9);

26. Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penetapan


Dana Kepenghuluan ( Berita Daerah Tahun 2015 Nomor 10);

27. Peraturan Bupati Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pedoman


Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Kepenghuluan Kabupaten Rokan Hilir (Berita Daerah Tahun
2016 Nomor 8);
28. Keputusan Bupati Rokan Hilir Nomor : 69 / 821.12 / BK – PM /
2010 126 Tentang Pengangkatan Sekretaris Kepenghuluan
Bagan Nibung Menjadi Pegawai Negeri Sipil;

29. Keputusan Bupati Rokan Hilir Nomor : 628 Tahun 2010


Tentang Pengangkatan Pimpinan dan Anggota Badan
Permusyawaratan Kepenghuluan Bagan Nibung, Kecamatan
Simpang Kanan, Kabupaten Rokan Hilir;

30. Keputusan Bupati Rokan Hilir Nomor : 69 / PEMDES / 2011


Tentang Pengesahan Pengangkatan Penghulu Bagan Nibung,
Kecamatan Simpang Kanan Kabupaten Rokan Hilir;

DENGAN PERSETUJUAN BERSAMA


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BAGAN NIBUNG
DAN KEPALA DESA BAGAN NIBUNG
MEMUTUSKAN

Menetapkan : PERATURAN DESA BAGAN NIBUNG KECAMATAN


GUNUNG PUTRI KABUPATEN BOGOR TENTANG
STRUKTUR ORGANISASI BADAN PERMUSYAWRATAN
DESA ( BPD ) BAGAN NIBUNG

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan:

1. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yangmemiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurusurusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkanprakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang
diakuidan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan RepublikIndonesia.
2. Kewenangan Desa adalah kewenangan yang dimiliki Desa meliputikewenangan di
bidang penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaanPembangunan Desa,
Pembinaan Kemasyarakatan Desa, danPemberdayaan Masyarakat Desa berdasarkan
prakarsa masyarakat, hakasal usul dan adat istiadat Desa.
3. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dankepentingan
masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan NegaraKesatuan Republik Indonesia.
4. Pemerintah Desa adalah kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
5. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain adalahlembaga
yang melaksanakan fungsi pemerintahan yang anggotanya merupakan wakil dari
penduduk Desa berdasarkan keterwakilan wilayahdan ditetapkan secara demokratis.
6. Desa atau yang disebut dengan nama lain adalahmusyawarah antara Badan
Permusyawaratan Desa, Pemerintah Desa, danunsur masyarakat yang diselenggarakan
oleh Badan PermusyawaratanDesa untuk menyepakati hal yang bersifat strategis.
7. Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa atau yang disebut dengannama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan Desa,Pemerintah Desa, dan unsur
masyarakat yang diselenggarakan olehPemerintah Desa untuk menetapkan prioritas,
program, kegiatan, dankebutuhan Pembangunan Desa yang didanai oleh Anggaran
Pendapatandan Belanja Desa, swadaya masyarakat Desa, dan/atau
AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.
8. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkanoleh Kepala
Desa setelah dibahas dan disepakati bersama BadanPermusyawaratan Desa.
9. Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dankehidupan untuk
sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa.
10. Perencanaan pembangunan desa adalah proses tahapan kegiatan yangdiselenggarakan
oleh pemerintah Desa dengan melibatkan BadanPermusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat secara partisipatif gunapemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa
dalam rangkamencapai tujuan pembangunan desa.
11. Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem pengelolaan pembangunandi desa dan
kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh kepala Desadengan mengedepankan
kebersamaan, kekeluargaan, dankegotongroyongan guna mewujudkan
pengarusutamaan perdamaian dankeadilan sosial.
12. Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkankemandirian dan
kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkanpengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, sertamemanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program,kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
danprioritas kebutuhan masyarakat Desa.
13. Pengkajian Keadaan Desa adalah proses penggalian dan pengumpulandata mengenai
keadaan obyektif masyarakat, masalah, potensi, danberbagai informasi terkait yang
menggambarkan secara jelas dan lengkapkondisi serta dinamika masyarakat Desa.
14. Data Desa adalah gambaran menyeluruh mengenai potensi yang meliputisumber daya
alam, sumber daya manusia, sumber dana, kelembagaan,sarana prasarana fisik dan
sosial, kearifan lokal, ilmu pengetahuan danteknologi, serta permasalahan yang
dihadapi desa.
15. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa, selanjutnya disingkat RPJM Desa,
adalah Rencana Kegiatan Pembangunan Desa untuk jangkawaktu 6 (enam) tahun.
16. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat RKP Desa, adalahpenjabaran
dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.
17. Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadibagian dari RKP
Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akandiusulkan Pemerintah Desa kepada
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kotamelalui mekanisme perencanaan pembangunan
Daerah.
18. Keuangan Desa adalah semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilaidengan uang
serta segala sesuatu berupa uang dan barang yangberhubungan dengan pelaksanaan hak
dan kewajiban Desa
19. Aset Desa adalah barang milik Desa yang berasal dari kekayaan asli Desa,dibeli atau
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Desaatau perolehan hak
lainnya yang syah.
20. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,adalah rencana
keuangan tahunan Pemerintahan Desa.
21. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari anggaran pendapatan danbelanja negara
yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melaluianggaran pendapatan dan belanja
daerah kabupaten/kota dan digunakanuntuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pelaksanaanpembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaanmasyarakat Desa.
22. Alokasi Dana Desa, selanjutnya disingkat ADD, adalah dana perimbanganyang
diterima kabupaten/kota dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
kabupaten/kota setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus.
23. Lembaga Kemasyarakatan desa atau disebut dengan nama lain adalahlembaga yang
dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan danmerupakan mitra pemerintah
desa dalam memberdayakan masyarakat,
24. Lembaga adat Desa adalah merupakan lembaga yang menyelenggarakanfungsi adat
istiadat dan menjadi bagian dari susunan asli Desa yangtumbuh dan berkembang atas
prakarsa masyarakat Desa.
25. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah PresidenRepublik Indonesia
yang memegang kekuasaan pemerintahan negaraRepublik Indonesia sebagaimana
dimaksud dalam Undang-Undang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945.
26. Pemerintahan Daerah adalah Pemerintah Daerah dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan menurutasas otonomi dan tugas
pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnyadalam sistem dan prinsip Negara
Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
27. Pemerintah Daerah adalah Bupati Bogor dan Perangkat Daerah sebagai
unsurpeyelengaraan Pemerintah Daerah;
28. Daerah adalah Kabupaten Bogor;
1. Pemerintah Daerah adalah peyelengaraan urusan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD
menurut Asas Otonomi dan tugas pembantuan dengan perinsip Otonomi seluas-luasnya
dalam sistim dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai mana yang
dimaksud dalam Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
30. Camat adalah Kepala Kecamatan Gunung Putri sebagai Perangkat Daerah Kabupaten;
1. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa Bagan Nibung dan Perangkat Desa sebagai unsur
Penyelengara Pemerintahan Desa
2. Badan Permusyawaratan Desa selanjutnya disingkat BPD adalah BPD Sepahat yang
merupakan perujudan dan Demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa sebagai
unsur Penyelenggara Pemerintah Desa;
3. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa selanjutnya di sebut APBD Desa adalah
APBD Desa Bagan Nibung / Keuangan Tahunan Pemerintah Desa yang dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Desa Bagan Nibung dan BPD yang ditetapkan
dengan peraturan Desa;
4. Kekayaan Desa Adalah Aset Desa yang bergerak dan tidak bergerak sebagai sumber
Penghasilan bagi Pemerintahan Desa;
5. Pendapatan adalah batas terendah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
6. Pengeluaran adalah tertinggi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
7. Bantuan adalah Pinjaman dan sumbangan / Hibah dari pihak ketiga;

BAB II
KEDUDUKAN, FUNGSI, WEWEANAG,
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 2
1. BPD sebagai unsur penyelengara Pemerintahan Desa;
2. BPD merupakan wahana untuk melaksanakan demokrasi .
Pasal 3
BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.

Pasal 4
BPD mempuyai wewenang:
a. Membahas rancagan Peraturan Desa bersama Kepala Desa.
b. Membahas APBDes dan menetapkan Perdes.
c. Mmelaksanakan pengawasan terhadap perlaksanan Peraturan Desa dan peraturan
Kepala Desa.
d. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian Kepala Desa
e. Membentuk panita pemilihan Kepala Desa
f. Mmenggali, menampung, menghimpun, merumusksn dan meyalurkan aspirasi
masyarakat.
g. Menyusun tata tertib BPD

Pasal 5
BPD mempunyai hak:
a. Meminta keterangan kepada Pemerintah Desa.
b. Mengajukan rancagan Peraturan Desa;
c. Mengajukan pernyataan
d. Meyampaikan usul dan pendapat
e. Memilih dan dipilih
f. Memperoleh tunjangan dan biaya oprasional
Pasal 6
Anggota BPD mempuyai kewajiban:
a. Mengamalkan pancasila,melaksanakan undang-undang dasar negara republik
indonesia tahun 1945 dan mentaati segala peraturan perundang undangan ;
b. Melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa .
c. Mempertahankan dan memelihara hukum Nasional serta keutuhan Negara Kesatuan
Republik Indonesia
d. Menyampaikan ,menampung, menghimpun dan menindak lanjuti hasil-hasil
musyawarah desa.
e. Membentuk panitia pemilihan kepala desa.
f. Mendahulukan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi, kelompok dan
golongan.
g. Menghormati nilai-nilai sosial budaya dan adat istiadat masyarakat setempat.
h. Menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga kemasyarakatan.
i. Menjaga nama baik institusi BPD.
j. Mematuhi dan menjalankan sumpah janji pelantikan.

Pasal 7
1. BPD mempuyai kewajiban menyampaikan laporan pelaksanan tugas kepada Bupati
melalui camat
2. Laporan sebagaimana yang di maksud pada ayat 1 (satu) disampaikan paling sedikit
satu kali dalam satu tahun

BAB III
PEMBENTUKAN DAN PENETAPAN
Pasal 8
Jumlah anggota BPD ditetapkan dengan jumlah ganjil paling sedikit 5(lima) orang dan
paling bayak 11 (sebelas) orang, dengan memperhtikan luas wilayah, jumlah penduduk dan
kemampuan keuangan desa
Pasal 9
1. Anggota BPD mempuyai wakil dari penduduk desa bersangkutan berdasarkan
keterwakilan wilayah yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan mufakat .
2. Menetapkan anggota BPD sebagaimana di maksud pada ayat (1) Dilaksanakan dengan
membentuk panitia musyawarah yang terdiari dari unsur perngkat desa tokoh
pemuda,tokoh perempuan,tokoh adat dan mengurus lembaga kemasyarakatan.
3. Keanggotaan panitaa musyawarah sebagaiman ayat 3(tiga)diatas terdiri dari:
a. Satu orang mewakili perangkat desa
b. Dua orang mewakili tokoh pemuda
c. Dua orang mewakili tokoh perempuan
d. Dua orang mewakili tokoh adat
e. Dua orang mewakili pengurus lembaga kemsayarakatan
Panita musyawarah sebagaimana dimaksudkan pada ayat 3 (tiga) di tetapkan dengan
Keputusan kepala desa.

Pasal 10
Panitia musyawarah sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 9 tidak diperolehkan
mencalonkan diri menjadi anggota BPD.

Pasal 11
Syarat calon anggota BPD adalah :
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang maha esa
b. Bertempat tinggal di desa sekurang kurangnya 2(dua) tahun
c. Berpendidikan paling rendah tamat sekolah lanjutan tingkat atas atau sederajat
d. Berumur sekuang kurngnya 25 tahun
e. Sehat jasmani dan rohani
f. Tidak sedang dalam menjalani hukuman atau tidak pernah dihukum karena
melakukan tindak pidana kejahatan dengan hukuman paling sedikit 5(lima) tahun.
g. Tidak sedang di cabut hak pilihnya berdasarkan keputusan pengadilan yang
mempuyai kekuatan hukum tetap.dan
h. Bersedia dicalonkan menjadi anggota BPD.
Pasal 12
1. Panitia Musyawarah Bertugas :
a. Menetapkan tata tertib dan tata cara musyawarah pembentukan anggota BPD;
b. Menjaring calon anggota BPD;
2. Calon terpilih anggota BPD ditetapkan berdasarkan hasil Musyawarah dan mufakat
dan dituangkan dalam berita acara;
3. Apabila Musywarah dan Mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) diatas tidak
berhasil mengambil keputusan, penetapan Calon Anggota BPD dilakukan melalui
pemungutan suara;
4. Calon Anggota BPD sebagaimana dimaksud apada ayat ( 3 ) yang memperoleh suara
terbanyak ditetapkan menjadi anggota BPD;
5. Calon anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Bupati melalui Camat unutuk mendapatkan Pengesahan;
6. Pengesahan Anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat ( 3 ) ditetapkan dengan
keputusan Bupati paling lambat 30 hari sejak diterimanya nama-nama calon anggota
BPD;
Pasal 13
Mekanisme Musyawarah dan Mufakat adalah:
a.Rapat dilaksanakan di Desa setempat;
b. Rapat dipimpin oleh Usia yang tertua dan termuda;
c.Pengambilan Keputusan dilakukan dengan cara Musyawarah dam Mufakat;
d. Keputusan tetinggi adalah keputusan Musyawarah;
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 14
Masa jabatan anggota BPD adalah 6 ( Enam ) Tahun dan dapat diangkat dan ditunjuk
kembali untuk 1 ( Satu ) kali masa jabatan berikutnya.
Pasal 15
1. Peresmian Anggota BPD ditetapkan dengan Keputusan Bupati;
2. Anggota BPD sebelum memangku jabatannya mengucapkan sumpah / janji secara
bersama dihadapan Masyarakat dan dipandu oleh Bupati / Pejabat yang ditunjuk;
3. Sumpah janji jabatan sebagaimana dimaksud ayat ( 2 ) sebagai berikut;
4. “ Demi Allah ( Tuhan ), saya bersumpah / berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban saya
sebagai anggota BPD dengan sebaik-baiknya, sejujur-jujurnya dan seadil-adilnya; Bahwa saya
akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan pancasila sebagai dasar Negara;
dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan Demokrasi dan Undang-Undang Dasar 1945
serta melaksanakan peraturan Perundang-undangan dengan seluas-luasnya yang berlaku bagi
Desa, Daerah, dan Negara Kesatuan republik Indonesia “

Pasal 16
1. Pemimpin BPD terdiri dari 1 ( satu ) orang Ketua, 1 ( Satu ) Orang Wakil Ketua, dan 1
( satu ) Orang Sekretaris;
2. Pemimpin BPD sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ), dipilh dari dan oleh anggota BPD
secara Langsung dalam rapat BPD yang diadakan secara langsung;
3. Rapat Pemilihan Pemimpin BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan
dibantu oleh anggota termuda;
Pasal 17
1. Rapat BPD dipimpin oleh Pemimpin BPD;
2. Rapat BPD dinyatakan syah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ ( Satu per
Dua ) dari Jumlah anggota BPD ditambah 1 ( satu ), dan keputusan ditetapkan
berdasarkan Musyawarah Mufakat;
3. Dan apabila Musyawarah Mufakat tidak tercapai maka keputusan diambil berdasarkan
suara terbanyak;
4. Dalam hal tertentu rapat BPD dinyatakan sah apabila dihadiri oleh Sekurang-kurangnya
2/3 ( Dua Pertiga ) dari jumlah Anggota BPD, dan Keputusan ditetapkan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya ½ ( Satu Per Dua ) di Tambah 1 ( satu ) dari jumlah
anggota BPD yang hadir;
5. Hasil rapat BPD ditetapkan dengan keputusan BPD dan dilengkapi dengan Notulen
Rapat yang dibaut oleh Sekretaris BPD;

Pasal 18
Pemimpin dan anggota BPD menerima tunjangan sesuai kemampuan keuangan Desa yang
ditetapkan dalam APBD Desa.

Pasal 19
1. Untuk kegiatan BPD disediakan Biaya Operasional sesuai kemampuan keuangan Desa
dan dikelola oleh Sekretaris BPD;
2. Biaya untuk kegiatan BPD ditetapkan setiap tahun dalam APBD Desa;

BAB V
LARANGAN, PEMBERHENTIAN
DAN PERGANTIAN ANTAR WAKTU
Bagian Pertama
Larangan
Pasal 20
1. Pemimpin dan anggota BPD tidak diperbolehkan merangkap Jabatan sebagai Kepala
Desa dan Perangkat Desa;
2. Pemimpin dan Anggota BPD dilarang :
a. Sebagai pelaksana Pembangunan yang dananya bersumber dari APBDes,
APBD Kabupaten, APBD Provinsi, APBN ;
b. Merugikan kepentingan umum, Meresahkan Masyarakat, dan
Mendiskiminasikan warga atau golongan Masyarakat lain;
c. Melakukan Korupsi, Kolusi, Nopotisme, dan menerima uang, Barang dan/atau
Jasa dipihak lain yang dapat mempengaruhi Keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya;
d. Menyalahgunakan Wewenang;
e. Melanggar Sumpah / Janji Jabatan;

Bagian Kedua
Pemberhentian
Pasal 21
Anggota BPD berhenti atau diberhentikan karena :
a.Meninggal Dunia;
b. Atas Permintaan Sendiri;
c.Berakhir masa jabatan dan telah diresmikan anggota BPD yang baru;
d. Tidak lagi memenuhi Syarat;
e.Melakukan perbuatan yang bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-
Undangan; dan
f. Melanggar janji / Sumpah
Pasal 22
1. Pemimpin dan anggota BPD yang diusulkan diberhentikan sebagainana dimaksud
pada Pasal 21 huruf e dan f mempunyai hak untuk memberikan Penjelasan atau hak
jawab;
2. Dalam hal pemimpin dan anggota BPD terbukti melakukan perlanggaran
sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap,
Bupati dapat melakukan pemberhentian;
Bagian Ketiga
Penggantian Antar Waktu
Pasal 23
1. Anggota BPD yang diberhentikan sebelum habis masa jabatannya, dilakukan
penggantian antar waktu;
2. Penggantian sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) dilakukan melalui Musyawarah
Mufakat;
3. Penggantian antar waktu anggota BPD dilaksanakan dalam rapat BPD yang dipimpin
oleh Ketua dan Wakil Ketua;
4. Apabila salah seorang anggota BPD berhenti sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 )
maka BPD menyelanggarakan Musyawarah Khusus;
5. Hasil Musyawarah sebagaimana dimaksud ayat ( 4 ) diusulkan kepada Bupati melalui
Camat;

BAB VI
ASPIRASI MASYARAKAT
Pasal 24
1. Setiap Asiprasi Masyarakat yang diterima oleh Anggota BPD harus terlebih dahulu
ditampung dan disaring untuk dibahas dalam rapat anggota BPD;
2. Hasil Pembahasan Aspirasi Masyarakat sebagaimana dimaksud pada Ayat
merupakan Tanggung Jawab BPD untuk menindaklanjuti;
3. Setiap Aspirasi yang diterima oleh BPD harus dicatat dan dibukukan oleh Sekretaris
BPD;
BAB VII
RAPAT DAN TATA TERTIB
Pasal 25
1. Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya 3 ( Tiga ) kali dalam Satu Tahun dan
dihadiri oleh sekurang-kurangnya ½ ( Satu Per Dua ) di Tambah 1 ( Satu ) dari
Jumlah Anggota BPD
2. Rapat BPD sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) dipimpin Pemimpin BPD; dan
3. Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud Pada Ayat ( 1 ) dan ayat ( 2 )
ditetapkan dalam Peraturan Tata Tertip BPD
Pasal 26
1. Peraturan Tata tertip BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 25 ditetapkan dengan
keputusan BPD;
2. Keputusan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) disampaikan kepada Bupati
Melalu Camat;
3. Peraturan lebih lanjut mengenai tata kerja BPD diatur dalam Tata tertip BPD;
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 27
1. Pembinaan dan Pengawasan Pemerintah Kabupaten meliputi :
a. Menetapkan pengaturan yang berkaitan dengan tugas dan Fungsi BPD;
b. Memberi Pedoman Teknis Pelaksanaan Tugas dan Fungsi BPD;
c. Melakukan Evaluasi dan Pengawasan Pelaksanaan tugas dan fungsi BPD;
d. Memberi bimbingan dan supervisi pelaksanaan tugas dan fungsi BPD;
e. Memberi Penghargaan atas Prestasi kerja BPD;
f. Melakukan latihan dalam rangka peningkatan kinerja BPD;
2. Pembinaan dan pengawasan Camat sebagaimana dimaksud dalam pada ayat ( 1 )
meliputi :
a.Memfasilitasi BPD;
b. Memfasilitasi Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPD;
c.Mengevaluasi Kinerja BPD;
d. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi BPD;

BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 28
BPD yang ada saat ini tetap melaksanakan tugas sampai dengan diresmikannya Anggota
BPD yang terbentuk berdasarkan Peraturan Desa ini;
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang pelaksanaannya akan
diatur lebih lanjut dengan keputusan Kepala Desa;

Pasal 30
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setia Orang dapat
menegetahuinya, Memerintahkan Pengundangan Peraturan Desa ini dengan penempatannya
Lembaran Desa Bagan Nibung Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor.
Di Tetapkan di : Bagan Nibung
Pada Tanggal : 5 Mei 2009
KEPALA DESA BAGAN NIBUNG

H. MOCH. HARIS, SE
Diundangkan di : Bagan Nibung
Pada Tanggal : 5 Mei 2009
SEKRETARIS DESA BAGAN NIBUNG

SOPIANTO
Nip :
Lembaran Desa Bagan Nibung, Tahun Nomor ...

Anda mungkin juga menyukai