Anda di halaman 1dari 16

PERATURAN DESA LELES

NOMOR 4 TAHUN 2018

TENTANG
TATA CARA
PENCALONAN,PEMILIHAN,PENGANGKATAN
DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH DESA LELES


KECAMATAN LELES
KABUPATEN GARUT
TAHUN 2018
KEPALA DESA LELES
KABUPATEN GARUT

PERATURAN DESA LELES


NOMOR 4 TAHUN 2018
TENTANG
TATA CARA PENCALONAN,PEMILIHAN,PENGANGKATAN
DAN PEMBERHENTIAN
ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA LELES

Menimbang : a. bahwa sesuai dengan ketentuan Bab I Permendagri Republik


Indonesia Nomor 110 Tahun 2016 tentang Badan
Permusyawaratan Desa;
b. bahwa dinamika penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang
terus berkembang menuntut adanya perubahan pranata
sosial yang dapat mendorong peningkatan prakarsa,kreatifitas
dan peran serta aktif masayarakat dan sehubungan dengan
telah ditetapkannya Peraturan Pemerintah Daerah Kabupaten
Garut Nomor 7 tahun 2006, tentang Tata Cara
pencalonan,pemilihan ,pengangkatan, dan pemberhentian
anggota badan permusyawaratan desa, maka perlu untuk
menetapkan Tata Cara Pencalonan,Pemilihan,Pengangkatan
dan Pemberhentian anggota badan permusyawaratan desa;
c. Bahwa untuk maksud terebut huruf a di atas , perlu
ditetapkan dengan Peraturan Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara tahun Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5495);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana
Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5558) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (Lembar Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 57, Tambahan LembaranNegara
Republik Indonesia Nomor 5864);
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091)
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014
tentang Pengelolaan Keuangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 81 Tahun 2015
tentang Perkembangan Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 2037);
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 83 Tahun 2015
tentang Pengakatan dan Pemberhentian Perangkat Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 5);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 2015
tentang Struktur Organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 6);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Aset Desa Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 53);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 Tahun 2016
tentang Laporan Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1099);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 2016
tentang Administrasi Desa (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1100);
13. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015, tentang Pedoman
Kewenangan berdasarkan Hak asal usul dan Kewenangan
Lokal Bersekala Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2015 Nomor 158};
14. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2015, tentang Pedoman Tata
Tertib dan mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
159);
15. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2015, tentang Pendirian,
Pengurusan dan Pengelolaan dan Pembubaran Badan Usaha
Milik Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 296);
16. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan
Transmigrasi Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Indeks Desa
Membangun (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 300);
17. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 22 Tahun 2016, tentang Skala Prioritas
Penggunaan Dana Desa tahun 2017(Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5694);
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49/PMK.7/2016 Tahun
2016, tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran,
Penggunaan, Pemantauan dan Evaluasi Dana Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 478);
19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 93/ PMK 0.7/2015
Tentang Tata Cara Pengalokasian, Penyaluran, Penggunaan,
Pemantauan, dan Evaluasi Dana Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 300);
20. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan barang/jasa
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata cara
Pengadaan barang/Jasa di Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1367);
21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 25 Tahun 2013
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Provinsi
Jawa Barat Tahun 2013 – 2018; ;
22. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 18 Tahun 2000
tentang Pembentukan Lembaga Kemasyarakatan di Desa
(Lembaran Daearah Tahuan 2000 Nomor 32);
23. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 3 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka menengah daerah
(RPJMD) Kabupaten Garut 2014-2019;
24. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 23 Tahun 2016
tentang Anggaran Pendapatan dan belanja daerah Kabupaten
Garut Tahun 2017;
25. Peraturan Daerah Kabupaten Garut Nomor 4 tahun 2016
tentang Perangkat Desa;
26. Peraturan Bupati Garut Nomor 18 tahun 2016 tentang
Susunan Organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa;
27. Peraturan Bupati Garut Nomor 1080 tahun 2015 tentang Tata
cara Penyusunan RPJMDes dan RKPDes;
28. Peraturan Desa Leles Nomor 4 Tahun 2016 tentang Perubahan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa)
Tahun 2014-2020.

Dengan Kesepakatan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA LELES
dan
KEPALA DESA LELES
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA LELES TENTANG TATA CARA PENCALONAN
,PEMILIHAN , PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN ANGGOTA
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam peraturan desa ini ,yang dimaksud dengan :
1) Desa adalah Desa Leles Kecamatan Leles Kabupaten Garut;
2) Pemerintah desa adalah Pemerintah Desa Leles Kecamatan Leles Kabupaten
Garut;
3) Kepala Desa adalah Kepala Desa Leles Kecamatan Leles Kabupaten Garut;
4) Pemerintahan Desa Leles adalah Kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh
pemerintah Desa Leles dan Badan Permusyawaratan Desa Leles;
5) Pemerintah Desa Leles adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Leles;
6) Kepala Desa Leles adalah pemimpin penyelenggaraan Pemerintahan di Desa
Leles;
7) Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah sebagai
Lembaga Legalisasi dan Pengawasan dalam hal pelaksanaan Peraturan Desa,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa dan Keputusan Kepala Desa di desa
Leles;
8) Desa adalah Kesatuan Masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
9) Bakal Calon anggota BPD adalah Warga masyarakat Desa Leles yang
berdasarkan Penjaringan oleh Panitia Pemilihan anggota badan
permusyawaratan desa Leles;
10) Penduduk Desa Leles setempat adalah Penduduk yang memiliki Kartu Tanda
Penduduk Desa Leles atau memiliki tanda bukt5i yang syah sebagai Penduduk
desa Leles dan bertempat tinggal di wilayah desa Leles;
11) Calon anggota BPD adalah adalah Bakal Calon anggota BPD Leles yang telah
memenuhi persyaratan administrasi dan di tetapkan oleh panitia Pemilihan
anggota badan permusyawaratan desa Leles;
12) Calon terpilih adalah calon anggota BPD Desa yang memperoleh suara terbanyak
dalam pemilihan calon anggota BPD Desa dan telah ditetapkan oleh panitia;
13) Anggota BPD Leles terpilih adalah Calon anggota BPD Leles yang memperoleh
suara terbanyak dalam Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa Leles;
14) Tempat pemungutan suara yang selanjutnya disebut TPS adalah lokasi
penyelenggaraan pemungutan suara yang terdiri dari 1 ( satu ) atau lebih bilik
suara;
15) Pemuka –pemuka masyarakat Desa Leles adalah orang –orang yang tediri dari
tokoh Kalangan adat ,Agama, Organisasi sosial politik, Organisasi
Kemasyarakatan, golongan propesi dan unsur masyarakat lainya yang bertempat
tinggal di Desa Leles dengan memperhatikan ketentuan perundang undangan
yang berlaku;
16) Pemilih adalah penduduk Desa Leles dan telah memenuhi persyaratan untuk
menggunakan hak pilihnya;
17) Hak pilih adalah hak yang dimiliki pemilih untuk menentukan sikap pilihannya;
18) Penjaringan adalah suatu upaya yang dilakukan oleh Panitia pemilihan untuk
mendapatkan Bakal Calon dari warga masyarakat Desa Leles;
19) Penyaringan adalah seleksi yang dilakukan oleh panitia seleksi untuk meneliti
dan menilai baik dari segi administrasi,pengetahuan maupun kepemimpinan
para bakal calon anggota badan permusyawaratan desa Leles;
20) Panitia Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa Leles adalah panitia
yang terdiri dari perangkat desa dan unsur masyarakat dari perwakilan tiap
kewilayahan yang di tetapkan dengan keputusan Kepala Desa yang mempunyai
tugas untuk meneliti dan menilai baik dari segi administrasi ,pengetahuan dan
kepemimpinan para bakal calon anggota badan permusyawaratan desa Leles;
BAB II
TATA CARA PENCALONAN KEPALA DESA LELES
Bagian Pertama
Pembentukan Panitia Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa
Pasal 2
1) Kepala Desa memberitahukan kepada Badan Permusyawaratan Desa mengenai
akan berakhirnya masa jabatan anggota Badan Permusyawaratan Desa secara
tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa jabatan.
2) Untuk pencalonan anggota Badan Permusyawaratan Desa Leles, Kepala Desa
membentuk Penitia Pemilihan 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan
anggota Badan Permusyawaratan Desa ditetapkan dengan keputusan Kepala
Desa.
3) Dalam rapat pembentukan panitia Pemilihan anggota badan permusyawaratan
desa sebagaimana dimaksud pada ayat 2 (dua), Kepala Desa mengundang
perangkat Desa pengurus LPM, pengurus TP-PKK,pengurus RT/RW,tokoh
agama,dan pemuka masyarakat Desa Leles serta dihadiri oleh Camat.
4) Panitia pemilihan sebagaimana dimaksud ayat (2), terdiri dari unsur perangkat
Desa, dan unsur masyarakat dilantik oleh Kepala Desa.

Pasal 3
1) Susunan keanggotaan panitia pemilihan terdiri atas :
a. Ketua merangkap anggota
b. Sekretaris merangkap anggota
c. Bendahara merangkap anggota
d. Anggota
2) Panitia Pemilihan sebagai mana dimaksud pada ayat (1) mempuyai tugas :
a. Menerima pendaftaran bakal calon;
b. Melakukan Penjaringan dan penyaringan bakal calon;
c. Menerima dan melakukan penelitian administrasi persyaratan bakal calon untuk
diserahkan kepada panitia seleksi;
d. Mengumumkan Nama nama calon yang berhak dipilih;
e. Menetapkan jadwal proses pencalonan dan pelaksanaan Pemilihan anggota
badan permusyawaratan desa
f. Menyusun dan menetapkan rencana biaya pemilihan;
g. Melaksanakan pendaftaran pemilih untuk selanjutnya disahkan oleh
KetuaPanitia Pemilihan;
h. Menetapkan undian tempat nomor duduk, tanda /gambar bagi calon yang
berhak dipilih ;
i. Menetapkan tata tertib kampanye sesuai dengan pedoman yang di atur dalam
peraturan Bupati;
j. Menetapkan pecabutan setatus Calon yang berhak dipilih berkenaan dengan
pelanggaran tata tertib kampanye;
k. Mengambil keputusan apa bila timbul permasalahan;
l. Melaksanakan pemilihan;
m. Membuat berita acara pemilihan dan menetapkan calon terpilih untuk
selanjutnya dilaporkan kepada BPD.
n. Melaksanakan sosialisasi dan penyebaran inpormasi setiap kegiatan Pemilihan
anggota badan permusyawaratan desa kepada Masyarakat.
3) Jadwal dan tahapan pelaksanaan Pemilihan anggota badan permusyawaratan
desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hurup d,terdiri dari :
a. Penyusunan program kerja dan penetapan biaya pemilihan;
b. Penjaringan dan penyaringan bakal calon anggota badan permusyawaratan desa;
c. Pendaftaran pemilih;
d. Penetapan dan pengumuman bakal calon anggota badan permusyawaratan desa
menjadi calon anggota badan permusyawaratan desa;
e. Penetapan Hak pilih;
f. Pelaksanaan undian nomor urut dan / atau tanda /gambar Calon anggota
badan permusyawaratan desa;
g. Kampanye Calon anggota badan permusyawaratan desa;
h. Penyampaian undangan untuk pemilih;
i. Masa tenang kampanye;
j. Pelaksanaan pemungutan suara;
k. Penetapan Calon terpilih;
l. Pengajuan pengesahan dan pelantikan calon anggota badan permusyawaratan
desa Terpilih ;
m. Pelantikan anggota badan permusyawaratan desa terpilih;

Bagian kedua
Pelaksanaan Penjaringan dan Penyaringan
Pasal 4
1) Panitia Pemilihan Membuka Pendaftaran Bakal calon anggota badan
permusyawaratan desa dengan batas waktu yang ditentukan dan diumumkan
secara terbuka kepada masyarakat melalui pengeras suara dan/atau poster.
2) Apabila Bakal Calon yang mendaftar kurang dari quota yang telah
ditetapkan,maka Pendaftaran dapat diperpanjang paling lama 7 (tujuh) hari
sejak penutupan pendaftaran pertama dan di tuangkan dalam berita acara.
3) Panitia Pemilihan melaksanakan Penyaringan terhadap bakal calon anggota
badan permusyawaratan desa yang terdaftar sesuai dengan persyaratan yang
telah ditentukan dan hasilnya dituangkan dalam berita acara.
4) Seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan oleh panitia seleksi
yang dibentuk oleh Kepala.
5) Yang dapat dipilih menjadi Kepala desa Leles adalah Penduduk desa Leles yang
memenuhi persyaratan, sebagai berikut :
a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. setia dan taat kepada Pancasila sebagai dasar Negara,Undang-undang dasar
Negar Republik Indonesia 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
Pemerintah
c. berpendidikan paling rendah tamat sekolah pertama dan/atau sederajat;
d. berusia paling rendah 20 (dua puluh lima) tahun
e. bersedia dicalonkan/mencalonkan menjadi Kepala Desa
f. tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima) tahun yang dibuktikan dengan surat
keterangan dari pengadilan negeri;
g. tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan putusan pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap,yang dibuktikan dengan serta keterangan dari
Pengadilan Negeri;
h. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 18 (delapan belas) tahun atau
3 (tiga) kali masa jabatan.
i. Berkelakuan baik,jujur,cerdas,mampu dan berwibawa;
j. Tidak pernah terlibat langsung dalam kegiatan yang menghianati Pancasila dan
Undang-undang Dasar 1945 dan/atau kegiatan organisasi terlarang lainnya,
yang dibuktikan dengan surat keterangan yang sah;
k. Sehat jasmani dan rohani;
l. Mengenal daerah Desa Leles dan dikenal oleh masyarakat Desa Leles ;
m. Berpendidikan sederajat Sekolah Menengah Atas sebagaimana dimaksud pada
ayat (6) hurup c adalah pendidikan formal dengan legalitas dari Dinas
Pendidikan atau departemen Agama setempat.
n. Bakal calon anggota badan permusyawaratan desa Leles wajib membuat
pernyataan bersedia bertempat tinggal di Desa Leles apabila terpilih sebagai
anggota badan permusyawaratan desa Leles.
o. Persyaratan Administrasi bakal calon anggota badan permusyawaratan desa
dibuat rangkat 4 (empat), masing-masing untuk panitia pemilihan, Kepala Desa,
Camat, dan aslinya disampaikan kepada bagian Pemeritahan desa DPMD Garut.
p. Panitia Pemlihan menyerahkan persyaratan administrasi bakal calon
sebagaimana dimaksud pada ayat (9), kepada Kepala Desa untuk diteliti
terlebih dahulu agar mengetahui kebenaran dan keabsahannya.
q. Seluruh persyaratan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6) dituangkan
dalam bentuk pernyataan bakal Calon anggota badan permusyawaratan desa
untuk diteliti keabsahannyan
r. Pernyataaan sebagaimana dimaksud pada ayat (11),apabila dikemudian hari
terbukti tidak benar,maka Bakal Calon/Calon yang bersangkutan dinyatakan
gugur.

Pasal 5
1) Bagi anggota badan permusyawaratan desa Leles yang akan mencalonkan
kembali sebagai bakal calon anggota badan permusyawaratan desa untuk yang
kedua dan ketiga kalinya, tidak harus mengundurkan diri dari jabatannya dan
tetap melaksanakan tugas sampai dengan berakhirnya masa jabatan.

Bagian ketiga
Penetapan calon
Pasal 6
(1) Bakal calon anggota badan permusyawaratan desa yang telah memenuhi
persyaratan ditetapkan sebagai calon anggota badan permusyawaratan desa oleh
panitia pemilihan berdasarkan hasil penyaringan dan ditetapkan dengan
keputusan panitia pemilihan.
(2) Calon tunggal atau calon sesuai quota dapat dimungkinkan ditetapkan oleh
panitia pemilihan atas persetujuan musyawarah desa setelah panitia pemilihan
membuka perpanjangan pendaftaran selama 2 (dua) kali dan tidak ada
pendaftaran lainnya.
(3) Calon anggota badan permusyawaratan desa yang berhak dipilih diumumkan
kepada masyarakat di tempat-tempat yang terbuka melalui pengeras suara
dan/atau poster.

BAB III
PELAKSANAAN PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Bagian Pertama
Persyaratan Pemilih
Pasal 7
(1) Yang dapat memilih anggota badan permusyawaratan desa Leles adalah
Penduduk Desa Leles dengan sarat-syarat ;
a. Terdaftar sebagai penduduk Desa Leles dan bertempat tingal secara sah
diwilayah Desa Leles sekurang kurangnya 6 (enam) bulan dengan tidak putus
putus yang dibuktikan dengan KTP-KK yang sah dan /atau keterangan
pengurus RT setempat;
b. Sudah berumur 17 (tujuh belas) Tahun atau sudah/pernah nikah pada saat hari
pemungutan suara Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa Leles;
c. Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan pengadilan yang telah
mempunyai kekuatan hukum yag tetap;
d. tidak pernah terlibat langsung maupun tidak langsung dalam suatu kegiatan
yang menghianati pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Pemerintah
Republik Indonesia, seperti G 30 S/PKI dan/atau organisasi terlarang lainnya;
e. bagi mereka yang terdaftar sebagai anggota organisasi terlarang dan telah
diberikan hak pilih pada pemilu sebelumnya, maka mereka diberikan pula hak
pilih dalam Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa
f. yang diberi hak memilih menurut putusan pengadilan atau ketentuan peraturan
perundang undangan yang berlaku.
2) Dengan alasan apapun, hak memilih tidak dibenarkan diwakilkan kepada
siapapun.
3) Mekanisme pemilih dilakukan dengan cara system perwakilan pemilih, yaitu :
a. Ketua RT
b. Wakil perempuan
c. Tokoh agama
d. Tokoh masyarakat
e. Tokoh pemuda
f. Wakil RTM
g. Ketua RW
h. Wakil lembaga-lembaga desa
i. Kepala kewilayahan.

Bagian kedua
Tata Cara Pendaftaran Pemilih
Pasal 8
1) Pendaftaran pemilih dilakukan oleh Panitia Pemilihan dilaksanakan dari rumah
ke rumah serta melibatkan RT,RW,dan Kepala Dusun/kewilayahan guna
menghindari terdaftarnya pemilih dibawah umur,pemilih dari luar Desa serta
tidak terdaftarnya pemilih dua kali.
2) Untuk pelaksanaan pendaftaran pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat
(1),Panitia Pemilih dapat dibagi dalam beberapa kelompok petugas pendaftaran
dengan membagi wilayah pendaftaran tiap dusun atau kepunduhan.
3) Jika pada saat pendaftaran pemilih dilaksanakan,ditemukan lebih dari satu
bukti yang sah mengenai tentang pemilih,maka yang dijadikan dasar penentu
usia pemilih adalah bukti yang syah menurut waktu yang ditetapkan paling
lama.
4) Daftar hak pilih didusun dalam kelompok hak pilih disetiap RT dan disusun
perkeluarga berdasarkan urutan abjad.
5) Setelah batas waktu pendaftaran selesai,daftar pemilih yang sudah
ditetapkanoleh panitia pemilihan di umumkan di papan pengumuman yang
terbuka dimasing-masing RT sehingga masyarakat mengetahui,untuk dapat
koreksi atas keberatan/penambahan.
6) Waktu pengumuman tersebut sekurang-kurangnya 1(satu) minggu dan dipasang
ditempatkan yang strategis dimasing-masing RT dan diumumkan agar warga
masyarakat mengetahui daftar hak pilih
7) Atas keberatan daftar hak pilih dapat langsung menyampaikannya kepada
Panitia dalam tenggang waktu 7 (tujuh) hari dan Panitia Pemilihan membuat
Berita Acara perbaikan atau penambahan
8) Keberatan yang disampaikan setelah berlakunya batas waktu sebagaimana
dimaksud pada ayat (7), tidak diterima oleh panitia pemilihan.
9) Dalam ketidak-sengajaan Panitia Pemilihan,seseorang terdaftar lebih dari satu
maka hak pilih tersebut tetap memiliki satu suara.
10) Dalam batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (6),setiap calon anggota
badan permusyawaratan desa wajib memperbanyak daftar hak pilih yang telah
tersusun di tiap RT untuk selanjutnya melaksanakan penelitian daftar hak pilih
11) Daftar hak pilih yang diumumkan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (6)
dan ayat (10), selanjutnya disyahkan oleh Panitia Pemilihan dalam rapat
pengesahan dengan dihadiri calon anggota badan permusyawaratan desa serta
turut mengesahkan dengan menandatangani daftar hak pilih di tiap RT dan
dituangkan dalam bentuk hasil rapat pengesahan hak pilih.

Bagian ketiga
Kampanye
Pasal 9
1) Kampanye merupakan kesempatan bagi para calon yang berhak dipilih untuk
menyampaikan program kerja yang akan dilaksanakan apabila yang
bersangkutan berhasil dipilih menjadi anggota badan permusyawaratan desa,
Panitia Pemilihan menetapkan waktu kampanye dan berbagai ketentuan yang
lainnya untuk mengatur supaya pelaksanaan kompanye berjalan tentram,tertib
dan aman tanpa gangguan.
2) Pelaksanaan Kompanye para calon yang berhak diplih hendaknya diarahkan
pada hal-hal yang bersifat positif dan menunjang penyelenggaraan pemerintahan
Desa, pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan
kemasyarakatan desa.
3) Pelaksanaan kampanye para calon yang berhak dipilih diatur pelaksaannya oleh
Panitia Pemilihan
4) Panitia Pemilihan melakukan undian urut tanda gambar/foto/symbol paling
lambat 1 (satu) hari sebelum kampanye diputuskan dalam rapat panitia.
5) Pemasangan tanda gambar calon yang berhak dipilih dapat dipasang diwilayah
Desa Leles selama masa kampanye dengan lokasi yang ditentukan oleh Panitia
Pemilihan
6) Panitia pemilihan dapat memberikan tindakan terhadap calon yang berhak
dipilih karena melakukan pelanggaran ketentuan tata tertib kampaye,berupa
peringatan,teguran atau pencabutan status yang bersangkutan sebagai calon
yang berhak dipilih setelah mendengar alasan-alasan,bukti bukti dan saksi saksi
yang dituangkan dalam berita acara pemeriksaan.
7) Pencabutan status sebagaimana dimaksud pada ayat (6),dilakukan atas
persetujuan Kepala Desa.
8) Dalam hal terjadi pencabutan status sebagaimana dimaksud pada ayat (7), yang
mengakibatkan terjadinya kekurangan calon, maka dibuka kembali pendaftaran
calon kepala Desa sebagai mana dimaksud pasal 5.

Pasal 10
Masa kampaye berakhir 3 (tiga) hari sebelum pemungutan suara dimulai dan
semua tanda gambar/foto/ symbol serta alat yang dipergunakan untuk
kampanye harus sudah dibersihkan/dicabut.

Bagian keempat
Pelaksanaan Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa
Pasal 11
1) Sekurang kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanan pemungutan suara,
panitia pemilihan mengumumkan nama-nama calon,waktu dan tempat
pelaksanan pemilihan kepada masyarakat melalui pengeras suara dan/atau
poster.
2) Penentua waktu dan lokasi pelaksanaan pemilihan sebagaimana pada ayat (1)
dituangkan dalam berita acara.
3) Apabila waktu dan lokasi yang telah ditentukan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) mengalami perubahan,maka perubahannya harus dituangkan dalam
berita acara/rapat musyawarah panitia.
4) Panitia Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa dalam melaksanakan
tugasnya wajib bersikap netral.

Pasal 12
1) Undangan untuk mlakukan pemungutan suara disampaikan oleh panitia kepada
pemilih yang telah terdaftar secara langsung.
2) Apabila pemilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berada ditempat,
maka undangan tersebut dapat dititipkan kepada keluarga pemilih atau ketua
RT setempat yang dapat dipertanggungjawabkan.
3) Undangan sebagaimana maksud pada ayat (1) disampai kan paling lama 2 (dua)
hari sebelum hari pemungutan suara.

Pasal 13
Panitia pemilihan yang mempunyai hak memilih serta calon yang dipilih dalam
Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa tetap mempunyai hak untuk
menggunakan hak pilihnya.

Pasal 14
1) Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa yang berhak dipilih
dilaksanakan secara langsung,umum,bebas dan rahasia (asas LUBER) serta
jujur dan adil (asas JURDIL).
2) Pelaksanaan pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan di
TPS di wilayah kedusunan masing-masing yang terdiri dari satu atau lebih bilik
suara disesuaikan dengan jumlah hak pilih dan dihadiri minimal 2/3 dari
jumlah hak pilih yang sudah mendaftarkan kembali.
3) Pemberian suara dilaksanakan dengan mencoblos surat suara atau dengan cara
lain yang telah ditetapkan dan telah mendapatkan pengesahan dari panitia
pemilihan serta dilaksanakan dalam bilik suara.
4) Penutupan sah atau tidaknya pilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
ditentukan dan diperagakan secara jelas sebelum pemungutan suara dimulai.
5) Pemilih hanya memberikan suaranya kepada 1 (satu) orang calon yang berhak
dipilih.
6) Pemilih yang berhalangan hadir karena sesuatu alasan, tidak dapat diwakilkan
dengan cara apapun.
7) Pemilih yang berhalangan hadir karena sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), dapat menggunakan hak pilihnya dengan cara dikunjungi oleh
petugas/Panitia pemilihan.

Pasal 15
1) Untuk kelancaran pemilih Calon anggota badan permusyaratan desa, Panitia
Pemilihan menyediakan :
a. Papan tulis yang memuat nama-nama calon yang berhak dipilih;
b. Surat suara yang memuat tanda/gambar yang berhak dipilih ditandatangani
oleh ketua dan sekretaris panitia pemilihan;
c. Sebuah kotak suara atau lebih dilengkapi dengan kunci gembok,ukuran dan
jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan
d. bilik suara atau tempat khusus untuk pelaksanaan pemberian suara
disesuaikan dengan kebutuhan;
e. alat pencoblos dan alasnya disediakan dalam bilik suara;
f. cap/stempel panitia pemilihan;
g. tanda/ gambar yang berhak dipilih;
h. peralatan lain yang diperlukan.
2) Tanda/ gambar untuk pemungutan suara sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
hurup g ditetapkan oleh panitia pemilihan.
3) Tanda/gambar sebagaimana dimaksud pada ayat (2),tidak boleh menggunakan
tanda/gambar mirip peserta organisasi pemilu dan/atau suatu organisasi
/lembaga pemerintah/ agama.
4) Bentuk dan modal surat undangan dan surat suara ditetapkan dengan
keputusan panitia.

Bagian kelima
Pelaksanaan pemungutan suara
Pasal 16
1) Dalam pelaksanaan pemungutan suara,setiap calon anggota badan
permusyaratan desa yang berhak dipilih wajib mentaati :
a. Patuh segala ketentuan yang telah ditetapkan oleh panitia pemilihan;
b. Hadir pada saat pemilihan, kecuali sakit mendadak atau sebab-sebab lain yang
dapat dipertanggungjawabkan, yang bersangkutan dapat mewakilkan;
c. Membantu kelancaran pelaksanaan pemilihan;
d. Menggunakan hak pilihnya;
e. Menerima terhadap segala hasil pemilihan.
2) Apabila calon anggota badan permusyaratan desa pada saat acara pembentukan
pemilihan akan dimulai belum hadir dengan alasan tidak jelas, maka
pelaksanaan pemilihan ditunda selama 30 (tiga puluh) menit untuk memastikan
alasan ketidak hadirannya.
3) Apabila ketidakhadiran calon anggota badan permusyaratan desa sebagaimana
dimaksud pada ayat 2 (dua) dikernakan sesuatu keadaan atau kondisi tertentu
yang tidak memungkinkan untuk hadir, maka harus dilengkapi dengan surat
keterangan dari pejabat yang berwenang dan pelaksanaan Pemilihan anggota
badan permusyawaratan desa dapat dilanjutkan.
4) Dalam hal calon anggota badan permusyaratan desa tidak hadir dengan alasan
yang tidak jelas dan/ atau karena kondisi tertentu tetapi tidak dilengkapi
dengan keterangan sebagai mana dimaksud pada ayat (3), maka Panitia
pemilihan dapat menggugurkan calon anggota badan permusyaratan desa
bersangkutan dan perolehan suaranya dinyatakan tidak syah.
5) Bagi calon anggota badan permusyaratan desa yang melanggar kewajiban
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan sanksi sesuai ketentuan yang
berlaku.
6) Bagi calon anggota badan permusyaratan desa yang meninggalkan tempat
pemungutan suara (TPS) tempat alasan yang dapat dipertanggungjawabkan dan
ijin tertulis dari panitia sebelum berahirnya pemungutan suara dianggap tidak
hadir dan raihan suara yang bersangkutan dinyatakan batal.
7) Sebelum acara pemungutan suara dimulai, para calon diberi kesempatan untuk
memeriksa bilik suara,kotok suara dan jumlah kartu suara yang disediakan.
8) Calon anggota badan permusyaratan desa dapat menunjuk saksi untuk
mengawasi jalannya pelaksanaan pemungutan suara.

Pasal 17
Dalam pelaksanaan pemungutan suara pemilhan anggota badan permusyaratan desa,
susunan acaranya sebagai berikut :
a. Pembukaan ;
b. Pembacaan Ayat Suci Al-qur`an
c. Pembacaan Peraturan Desa
d. Sambutan Kepala Desa
e. Penjelasan teknis mengenai Pemilihan
f. Pelaksanaan pemungutan suara
g. Pelaksanaan penghitungan suara
h. Penandatanganan Berita Acara
i. Pengumuman hasil penghitungan suara
j. Do`a
k. Penutup

Pasal 18
1) Sebelum melaksanakan pemungutan suara,Panitia Pemilihan membuka kotak
suara dan memperlihatkan kepada para pemilih bahwa kotak suara dalam
keadaan kosong serta menutupnya kembali,mengunci dan menyegel dengan
menggunakan kertas yang dibubuhi cap atau stempel panitia pemilihan.
2) Selama pemungutan suara berlangsung,anak kunci kotak suara dipegang oleh
ketua panitia pemilihan.

Pasal 19
1) Pemilih yang hadir diberikan surat suara oleh panitia pemilihan melalui
pemanggilan berdasar urutan daftar hadir
2) Setelah menerima surat suara,Pemilih memeriksa atau meneliti dan apabila
surat suara dimaksud dalam keadaan cacat atau rusak,Pemilih berhak meminta
surat suara baru setelah menyerahkankembali surat suara yang cacat atau
rusak.
3) Untuk menjaga kelancaran pemungutan suara,penukaran surat suara sebagai
mana dimaksud pada ayat (2) dibatasi hannya 1 (satu) kali

Pasal 20
1) Pencoblosan surat suara dilaksanaan dalam bilik suara dengan menggunakan
alat yang telah disediakan oleh panitia Pemilihan
2) Setelah surat suara dicoblos,dalam keadaan terlibat pemilih memasukan surat
suara tersebut ke dalam kotak suara yang telah disediakan
3) Pemilih yang keliru mencoblos surat suara,dapat meminta surat suara baru
setelah menyerahkan surat suara yang keliru dicoblos kepada Panitia Pemilihan
4) Pemilih yang telah keluar dari bilik suara adalah Pemilih yang telah
menggunakan hak pilihnya.
5) Kepada Pemilih yang telah memberikan suara diberikan tanda tertentu oleh
Panitia.

Pasal 21
1) Pada saat Pemungutan suara dilaksanakan,Panitia Pemilhan berkewajiban
untuk :
2) menjamin agar taat Demokrasi Pancasila berjalan dengan lancar aman dan
teratur
3) menjamin pelaksanaan pemungutan suara dengan tertib dan teratur serta jujur
dan adil
4) Dalam hal seseorang pemilih menggunakan hak pilih lebih dari 1(satu) kali atau
seseorang yang tidak berhak ikut memilih, maka setiap orang yang
mengetahuinya dapat melaporkan kepada Panitia sebelum surat suara
dimasukan kedalam kotak suara untuk ditangani lebih lanjut.
5) Penyelesaian lebih lanjut peristiwa sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan dalam suatu sidang yang dihadiri oleh ketua Panitia,Saksi-saksi
dari setiap calon dan dari unsure Muspika.
6) Panitia Pemilihan menjaga agar setiap orang yang berhak memilih hanya
memberikan 1 (satu) suara dan menolak pemberian suara yang diwakili dengan
alasan apapun.

Pasal 22
Panitia Pemilihan menentukan batas waktu pelaksanaan pemungutan suara dengan
tidak menutup kemungkinan atas kesepakatn para calon yang berhak dipilih untuk
mengakhiri pemungutan suara sebelum waktu yang ditentukan atau melebihi batas
waktu yang ditentukan dengan berita acara;

Bagian keenam
Pelaksanaan penghitunag suara
Pasal 23
(1) Sebelum pelaksanaan pemungutan suara, Panitia Pemilihan meminta kepada
masing-masing calon yang berhak dipilih agar menugaskan 1 (satu) orang saksi
(2) Apabila calon tidak dapat menghadirkan 1 (satu) orang saksi, maka Panitia
menunjuk 2 (dua) orang saksi untuk calon yang bersangkutan.
(3) Pada saat penghitungan suara, calon anggota badan permusyawaratan desa
dapat beristirahat di tempat lain dan kehadirannya diwakilkan kepada saksi
yang ditunjuk oleh calon yang bersangkutan dan dituangkan dalam surat
pernyataan.

Pasal 24
(1) Panitia Pemilhan memeriksa keutuhan kotak suara serta membuka kotak suara
dan menghitung surat suara,setelah saksi-saksi hadir.
(2) Setiap lembar surat suara diteliti satu demi satu untuk mengetahui suara yang
diberikan kepada calon yang berhak dipilih dan kemudian Panitia Pemilihan
menyebut tanda/gambar yang dicoblos tersebut serta mencatatnya di papan
tulis yag ditempatkan sedemikian rupa, sehingga dapat dilihat dan diketahui
dengan jelas oleh semua saksi yang hadir.

Pasal 25
1. Surat suara dianggap tidak sah, apabila :
a. tidak menggunakan surat suara yang telah ditetapkan oleh Panitia ;
b. tidak ditandatangani Ketua dan Sekretaris Panitia Pemilihan
c. terdapat tanda-tanda lain selain tanda/gambar yang telah ditetapkan oleh
Panitia
d. ditandatangani atau memuat tanda/gambar yang menunjukan identitas
Pemilih
e. membeikan suara untuk lebih dari 1(satu) calon ;
f. mencoblos tidak pada bagian dalam batas kotak tanda/gambar yang
disediakan ;
g. coblosan mengenai luar garis batas tanda/gambar ;
h. mencoblos tidak menggunakan alat pencoblos yang telah disediakan oleh
Panitia.
2. Alasan-alasan yang menyebabkan surat suara tidak sah,diberitahukan kepada
pemilih pada saat itu juga.
3. Dalam hal terjadi perbedaan pendapat mengenai sah atau tidaknya surat
suara,antara Panitia Pemilihan dengan calon atau saksi,maka Ketua Panitia
Pemilhan berhak untuk menentukan keputusan dan bersifat mengingat.

Bagian Ketujuh
Penetapan Hasil Pemungutan Suara
Pasal 26
(1) Setelah Perhitungan suara selesai, panitia pemilihan membuat,menandatangani
dan membacakan berita acara pemilihan didepan para calon dan para saksi
serta menyerahkannya kepada Pemerintah Desa.
(2) Berita acara Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diketahui dan
ditandatangani oleh para calon,para saksi,ketua,dan anggota panitia pemilihan
pada saat itu juga.
(3) Apabila terdapat calon dan/atau saksi tidak menandatangani berita acara
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tanpa alasan yang jelas,hasil pemilihan
tetap dinyatakan syah dan mengikat.
(4) Ketua panitia Pemilihan mengumumkan hasil perhitungan suara Pemilihan
anggota badan permusyawaratan desa

Pasal 27
(1) Calon anggota badan permusyawaratan desa yang dinyatakan terpilih adalah
calon yang mendapatkan suara terbanyak.
(2) Apabila terdapat lebih dari 1 (satu) orang calon yang mendapat suara terbanyak
sebagaimana dimaksud pada ayat 1 (satu) dengan jumlah suara yang sama,
maka untuk menentukan anggota badan permusyawaratan desa terpilih
diputuskan diambil berdasarkan kebutuhan quota di tiap kewilayahan.

BAB IV
LARANGAN BAGI ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA LELES
Pasal 28
Anggota badan permusyawaratan desa Leles dilarang :
a. Menjadi pengurus partai politik
b. Merangkap jabatan sebagai Kepala Desa, dan lembaga kemasyarakatan di desa
Leles.
c. Merangkap jabatan sebagai anggota DPRD;
d. Terlibat dalam kampanye pemilihan umum, pemilihan presidan dan pemilihan
kepala daerah;
e. Merugikan kepentingan umum,meresahkan sekelompok masyarakat dan
mendiskriminasikan warga atau golongan masyarakat lain;
f. Melakuan kolusi, korupsi dan nepotisme, menerima uang,barang dan/atau jasa
dari pihaklain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan
dilakukannya.
g. Menyalahgunakan wewenang;
h. Melanggar sumpah/janji jabatan.

BAB V
BIAYA PEMILIHAN ANGGOTA BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
Pasal 29
1) Biaya Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa ditanggung oleh
pemerintah Desa.
2) Biaya Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa dapat juga dari swadaya
partisipasi masyarakat desa.
3) Biaya Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa sebagaimana dimaksud
pada ayat 2 (dua),ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
4) Biaya Pemilihan anggota badan permusyawaratan desa dipergunakan sehemat-
hematnya sejak persiapan sampai dengan pelantikan.

BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Desa ini, sepanjang mengenai
teknis pelaksanaanya akan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Desa dan
Keputusan Kepala Desa.

Pasal 31
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahui, memeritahkan pengundanganya Peraturan


Desa ini dalam Penempatan dalam Lembaran Desa Leles Kecamatan Leles Kabupaten
Garut.

Di tetapkan di : Leles
Pada tanggal : 28 September 2018

KEPALA DESA LELES

TATAN TANURUDIN F

Diundangkan di Leles
Pada tanggal 29 September 2018
SEKRETARIS DESA

RD. SENJA HUSEN S


LEMBARAN DESA LELES TAHUN 2018 NOMOR 4

Anda mungkin juga menyukai