TENTANG
PENGATURAN IRIGASI
DI WILAYAH DESA RENSING BAT
Menimban a
: . bahwa irigasi merupakan factor yang sangat menentukan
g dalam peningkatan peroduksi pertanian terutama di Desa
Rensing Bat Khususnya dan untuk mendukung ketahanan
pangan di daerah guna terwujudnya kesejahteraan
masyarakat;
b. bahwa dalam rangka pengembangan dan pengelolaan system
irigasi secara tertib, efektif, efisien, produktif berkelanjutan
maka di pandang perlu di bentuk peraturan sebagai pedoman
dan landasan hukum;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai di maksud pada
huruf a dan b, maka perlu membentuk peraturan Desa
Rensing Bat tentang pengaturan irigasi.
Mengingat : Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Wilayah Bali,
Nusa Tengara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437), Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4844);
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3
Tahun 2005 tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur);
Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3
Tahun 2007 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 3);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun
2008 tentang Urusan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 1);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun
2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2010 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010 Nomor 1);
12. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3 Tahun
2011tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Produk Hukum Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3);
13. Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 7 Tahun
2011 tentang Pembentukan 66 (Enam Puluh Enam) Desa di
Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2011 Nomor 7).
MEMUTUSKAN:
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
PENGELOLAAN AIR IRIGASI
Pasal 2
Pasal 3
1) Kewajiban pelaksana tehnis atau Pekasih seperti yang dimaksud pada pasal 2
adalah sebagai berikut :
a) Menerima air irigasi dari petugas pengairan melalui pintu tersier.
b) Mengatur, membagi dan mengawasi penyaluran air irigasi ke setiap saluran
sesuai dengan jadwal pemberian air irigasi, pola tanam dan jadwal tanam.
c) Membuat rencana dan mengusulkan kebutuhan air irigasi untuk seluruh
lahan pada setiap periode pembagian air kepada petugas pengairan.
d) Membantu memberikan masukan dalam perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan perbaikan serta penyempurnaan saluran-saluran pembawa dan
pembuang beserta bangunan-bangunan pelengkapnya.
Pasal 5
Setiap petani / subak pemakai air mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
a) Mendapatkan pelayanan air irigasi sesuai dengan hak dan ketentuan yang di
tetapkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku.
b) Membayar iuran/suinih kepada pelaksana tehnis / pekasih di setiap selesai
panen sesuai ketentuan yang sudah di tentukan.
c) Melaksanakan dan mentaati sanksi-sanksi yang sudah di atur di dalam
peraturan ini.
d) Menerima dan mentaati system pembagian air yang telah di tentukan oleh
tenaga tehnis/pekasih sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.
BAB III
PELANGGARAN DAN SANKSI SANKSI
Pasal 6
Bentuk bentuk pelanggaran yang di kenakan sanksi adalah sebagai
berikut :
a) Bagi petani / subak pemakai air yang menolak membayar suinih wajib di
kenakan sanksi/denda 10 % dari jumlah suinih yang di keluarkan.
b) Pengambilan air tidak sah atau mengalirkan kepada orang lain dan terbukti
dikenakan sanksi/denda Rp. 500.000;- ( Lima Ratus Ribu Rupiah ) dan tidak
di berikan air selama 1 ( Satu ) kali giliran.
c) Pengerusakan jaringan di kenakan sanksi memperbaiki kembali seperti
keadaan semula atas biaya yang bersangkutan, atau seandainya yang
bersangkutan tidak melaksanakannya selama waktu yang telah di tentukan
perbaikan di laksanakan oleh petugas atas biaya dari si pelanggar.
d) Pengerusakan jaringan karena hewan maka sanksi perbaikan dikenakan
kepada pemilik hewan dan dikenakan denda.
e) Bagi subak yang tidak ikut bergotong royong dalam rangka perbaikan dan
pembersihan saluran irigasi atas perintah pekasih atau atas perintah
Pemerintah Desa maka akan diberikan sanksi berupa tidak diberikan air
selama satu kali musim tanam.
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
Pasal 10
Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan seperti yang dimaksud pada pasal
4( Empat ) adalah dicopot darijabatannya sebagai pelaksana tehnis / pekasih
dan membayar denda.
BAB IV
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 11
a) Ketentuan – ketentuan yang belum diatur dalam peraturan ini sepanjang
pelaksanaannya ditentukan oleh rapat Badan Permusyawaratan Desa bersama
Kepala Desa dan memperhatikan ketentuan – ketentuan dalam Bab 1
peraturan Desa ini.
b) Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
c) Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Peraturan Desa Rensing
Bat.
MUHAMMAD HILMI, SE
H.ISMAIL
Nip. 19631231 1989203 1 097