Anda di halaman 1dari 6

PERATURAN DESA RENSING BAT

NOMOR 8 TAHUN 2015

TENTANG
PENGATURAN IRIGASI
DI WILAYAH DESA RENSING BAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BADAN PERMUSYAWARATN DESA DAN


KEPALA DESA RENSING BAT,

Menimban a
: .    bahwa irigasi merupakan factor yang sangat menentukan
g dalam peningkatan peroduksi pertanian terutama di Desa
Rensing Bat Khususnya dan untuk mendukung ketahanan
pangan di daerah guna terwujudnya kesejahteraan
masyarakat;
b.   bahwa dalam rangka pengembangan dan pengelolaan system
irigasi secara tertib, efektif, efisien, produktif berkelanjutan
maka di pandang perlu di bentuk peraturan sebagai pedoman
dan landasan hukum;
c.    bahwa berdasarkan pertimbangan sebagai di maksud pada
huruf a dan b, maka perlu membentuk peraturan Desa
Rensing Bat tentang pengaturan irigasi.
Mengingat :       Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang
Pembentukan Daerah-Daerah Tingkat II di Wilayah Bali,
Nusa Tengara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 1655);
       Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437), Sebagaimana Telah Diubah Dengan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor
4844);
       Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2004 Nomor 126 Tambahan Lembaran Negara Nomor
4438);
       Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana
Perimbangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2005 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4575);
       Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah ( Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4578);
       Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587);
       Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4593);
       Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3
Tahun 2005 tentang Alokasi Dana Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur);
       Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3
Tahun 2007 tentang Desa (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2007 Nomor 3, Tambahan Lembaran
Daerah Nomor 3);
10.   Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 2 Tahun
2008 tentang Urusan yang Menjadi Kewenangan
Pemerintahan Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2008 Nomor 2, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 1);
11.   Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun
2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun Anggaran 2010 (Lembaran
Daerah Kabupaten Lombok Timur Tahun 2010 Nomor 1);
12.   Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3 Tahun
2011tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme
Penyusunan Produk Hukum Desa (Lembaran Daerah
Kabupaten Lombok Timur Tahun 2011 Nomor 3, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 3);
13.   Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 7 Tahun
2011 tentang Pembentukan 66 (Enam Puluh Enam) Desa di
Kabupaten Lombok Timur (Lembaran Daerah Kabupaten
Lombok Timur Tahun 2011 Nomor 7).

Dengan Persetujuan Bersama


BADAN PERMUSYAWARATAN DESA RENSING BAT
dan
KEPALA DESA RENSING BAT

MEMUTUSKAN:

Menetapka : PERATURAN DESA TENTANG PENGATURAN IRIGASI DI


n WILAYAH DESA RENSING BAT

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Desa ini, yang dimaksud dengan :


1.     Desa adalah Desa Rensing Bat
2.     Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3.     Kepala Desa adalah Kepala organisasi Pemerintah Desa yang melaksanakan
tugas dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan.
4.     Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah
Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan
Pemerintahan Desa sebagai unsur penyelenggara Pemeriantahan Desa.
5.     Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah
lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan
merupakan mitra Pemerintah Desa dalam memberdayakan masyarakat.
6.     Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah Dana yang
dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur untuk desa yang
bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang
ditetapkan dalam APBD.
7.     Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas
dan wewenangnya yang terdiri atas Sekretaris Desa dan Kepala Urusan.
8.     Sekretaris Desa adalah unsur staf yang membantu Kepala Desa dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya yang diisi dari Pegawai Negeri Sipil
yang memenuhi persyaratan dan diangkat oleh Sekretaris Daerah Kabupaten
Lombok Timur atas nama Bupati Lombok Timur.
9.     Penyediaan air irigasi adalah penentuan volume persatuan waktu yang di
alokasikan dari sumber air untuk suatu wilayah sesuai dengan kebutuhan
untuk menunjang pertanian dan keperluan lainnya.
10. Penggunaan air irigasi adalah kegiatan pemanfaatan air dari petak tersier
untuk mengairi lahan pertanian pada saat di perlukan.
11. Irigasi adalah usaha penyediaan, pemakaian, pengaturan dan pembuangan
air irigasi untuk menunjang kebutuhan yang meliputi irigasi permukaan,
irigasi air bawah tanah dan irigasi yang datang dari Dam pandan duri.

12. Masyarakat petani adalahkelompok masyarakat yang bergerak dalam bidang


pertanian, baik yang tergabung dalam organisasi P3A atau kelompok tani
pemakai air lainnya.
13. Pekasih adalah pelaksana tehnis yang dipilih Perkumpulan petani pemakai air
atau kelompok tani yang di sahkan oleh pemerintah Desa.

BAB II
PENGELOLAAN AIR IRIGASI

Pasal 2

1)   Pengembangan dan Pengelolaan irigasi bertujuan mewujudkan kesejahteraan


masyarakat petani khususnya masyarakat petani Desa Rensing Bat.
2)   Pengembangan dan pengelolaan irigasi sebagaimana di maksud pada ayat 1
diselenggarakan secara partisifatif, terpadu, transparan, akuntabel dan
berkeadilan.
3)   Pengembangan dan pengelolaan irigasi sebagaimana dimaksud pada ayat 2
dilaksanakan diseluruh wilayah kesubakan loker Desa Rensing Bat.

Pasal 3

1)   Untuk mewujudkan tertibnya dalam pengelolaan air irigasidi wilayah


kesubakan loker Desa Rensing Bat, maka di pandang perlu untuk di kelola
oleh pengelola yang sudah di sahkan pemerintah desa.
2)    Untuk terwujudnya seperti yang di maksud pada ayat (1) pemerintah desa
sudah menugaskan Tenaga Tehnis atau yang di sebut Pekasih sebagai
pengelola irigasi yang di salurkan ke lahan pertanian warga Petani (subak) di
Wilayah Desa Rensing Bat.
Pasal 4

1)   Kewajiban pelaksana tehnis atau Pekasih seperti yang dimaksud pada pasal 2
adalah sebagai berikut :
a)    Menerima air irigasi dari petugas pengairan melalui pintu tersier.
b)   Mengatur, membagi dan mengawasi penyaluran air irigasi ke setiap saluran
sesuai dengan jadwal pemberian air irigasi, pola tanam dan jadwal tanam.
c)    Membuat rencana dan mengusulkan kebutuhan air irigasi untuk seluruh
lahan pada setiap periode pembagian air kepada petugas pengairan.
d)   Membantu memberikan masukan dalam perencanaan, persiapan dan
pelaksanaan perbaikan serta penyempurnaan saluran-saluran pembawa dan
pembuang beserta bangunan-bangunan pelengkapnya.

e)    Mengerahkan petani / Subak pemakai air secara massal untuk


melaksanakan gotong royong apabila terjadi kerusakan saluran irigasi akibat
bencana alam atau lainnya.
f)     Membimbing dan mengawasi saluran-saluran irigasi pembawa dan
pembuang beserta bangunan-bagunannya agar berfungsi dengan baik.
g)    Menyusun rencana kerja dan biaya operasi serta pemeliharaan jaringan
tersier.
h)   Menyusun laporan pertanggung jawaban tugasnya.
i)     Pemungutan suinih kepada petani / subak pemakai air di wilayah kerja
masing – masing.
2)   Dalam melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini,
pelaksana tehnis/pekasih bertanggung jawab kepada Pemerintah Desa atau
serendah rendahnya pemerintah Dusun di wilayah kerja masing masing.

Pasal 5

Setiap petani / subak pemakai air mempunyai hak dan kewajiban sebagai
berikut :
a)  Mendapatkan pelayanan air irigasi sesuai dengan hak dan ketentuan yang di
tetapkan oleh peraturan perundang undangan yang berlaku.
b)  Membayar iuran/suinih kepada pelaksana tehnis / pekasih di setiap selesai
panen sesuai ketentuan yang sudah di tentukan.
c)  Melaksanakan dan mentaati sanksi-sanksi yang sudah di atur di dalam
peraturan ini.
d)  Menerima dan mentaati system pembagian air yang telah di tentukan oleh
tenaga tehnis/pekasih sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku.

BAB III
PELANGGARAN DAN SANKSI SANKSI

Pasal 6
Bentuk bentuk pelanggaran yang di kenakan sanksi adalah sebagai
berikut :
a)    Bagi petani / subak pemakai air yang menolak membayar suinih wajib di
kenakan sanksi/denda 10 % dari jumlah suinih yang di keluarkan.
b)   Pengambilan air tidak sah atau mengalirkan kepada orang lain dan terbukti
dikenakan sanksi/denda Rp. 500.000;- ( Lima Ratus Ribu Rupiah ) dan tidak
di berikan air selama 1 ( Satu ) kali giliran.
c)    Pengerusakan jaringan di kenakan sanksi memperbaiki kembali seperti
keadaan semula atas biaya yang bersangkutan, atau seandainya yang
bersangkutan tidak melaksanakannya selama waktu yang telah di tentukan
perbaikan di laksanakan oleh petugas atas biaya dari si pelanggar.
d)   Pengerusakan jaringan karena hewan maka sanksi perbaikan dikenakan
kepada pemilik hewan dan dikenakan denda.
e)    Bagi subak yang tidak ikut bergotong royong dalam rangka perbaikan dan
pembersihan saluran irigasi atas perintah pekasih atau atas perintah
Pemerintah Desa maka akan diberikan sanksi berupa tidak diberikan air
selama satu kali musim tanam.

Pasal 7

Pelaksanaan penyidikan terhadap pelanggaran sebagaimana yang dimaksud


pada pasal 1 ( Satu ) dilakukan oleh pelaksana tehnis / pekasih yang di bantu
oleh pemerintah Desa.

Pasal 8

Subak yang tidak mengindahkan atau menolak terhadap sanksi yang


diberikan atas suatu pelanggaran maka dikenakan denda/sanksi tidak di
berikan air selama 1 ( Satu ) musim tanam atau 2 ( Dua ) musim tanam.

Pasal 9

Pelanggaran yang tidak boleh dilakukan oleh pelaksana tehnis / pekasih


adalah sebagai berikut :
a)    Tidak melaksanakan tugas dan fungsinya secara normal sesuai peraturan
yang berlaku.
b)   Mengalirkan air kepada subak pekasih lain di luar wilayah kerjanya tanpa
seizin pekasih yang bersangkutan.
c)    Menerima sogokan atau sejenisnya dari subak yang tidak sesuai dengan
peraturan perundang undangan yang berlaku.
d)   Tidak bertanggungjawab terhadap subak ketika subak sangat membutuhkan
air.

Pasal 10

Sanksi dari pelanggaran yang dilakukan seperti yang dimaksud pada pasal
4( Empat ) adalah dicopot darijabatannya sebagai pelaksana tehnis / pekasih
dan membayar denda.

BAB IV
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 11

a)    Ketentuan – ketentuan yang belum diatur dalam peraturan ini sepanjang
pelaksanaannya ditentukan oleh rapat Badan Permusyawaratan Desa bersama
Kepala Desa dan memperhatikan ketentuan – ketentuan dalam Bab 1
peraturan Desa ini.
b)   Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
c)    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Desa ini dengan penempatannya dalam Lembaran Peraturan Desa Rensing
Bat.

Ditetapkan di :Rensing Bat


pada tanggal : …………………………

Kepala Desa Rensing Bat

MUHAMMAD HILMI, SE

Diundangkan di Rensing Bat


Sekretaris Desa
Desa Rensing Bat

H.ISMAIL
Nip. 19631231 1989203 1 097

Anda mungkin juga menyukai