PRP merupakan plasma darah yang dipersiapkan dari fresh whole blood yang telah diperkaya oleh platelet. Platelet memiliki efek positif pada perbaikan jaringan lokal dan mengandung sejumlah faktor pertumbuhan yang memici proliferasi dan pertumbuhan seperti vascular endothelial growth factor (VGEF), epidermal growth factor (EGF), platelet-derived growth factor (PDGF), transforming growth factor (TGF) dan sitokin lainnya.5 Perbedaan teknik dari persiapan PRP dapat ditemukan pada literatur. Setiap metode persiapan ditujukan untuk menghasilkan produk akhir dengan biokasi partikular, dan aplikasi klinis yang lebih spesifik.9 Persiapan PRP dapat diklasifikasikan berdasarkan metode persiapan, isi dari sampel, dan tujuan aplikasi. Persiapan juga bergantung pada kecepatan sentrifugasi, waktu sentrifugasi dan penggunaan antikoagulan. Setelah sentrifugasi whole blood, terdapat 4 tipe persiapan yang dapat dilakukan.6 Konsentrat platelet dapat diklasifikasikan dalam empat kategori, tergantung dari adanya leukosit dan fibrin, yaitu: pure-protein rich plasma (P-PRP), leucocyte- and platelet- rich plasma (L-PRP), pure platelet-rich fibrin (P-PRF), dan leucocyte and platelet-rich fibrin (L-PRF). Dalam tiap kategori, konsentrat dapat diproduksi dengan proses yang berbeda- beda.9 Klasifikasi direkomendasikan oleh komite konsensus muti disiplin.6 Klasifikasi lainnya dari persiapan PRP yang dilakukan oleh Mishra dkk berdasarkan ada tidaknya sel darah putih, status aktivasi, dan konsentrasi platelet. Klasifikasi terbaru dari persiapan PRP dikenalkan oleh Magalon dkk, dan disebut klasifikasi DEPA (dosis platelet injeksi, efisiensi produksi, kemurnian PRP, aktivasi PRP).6 Sebagaian besar metode persiapan PRP melibatkan prosedur yang sama, seperti pengumpulan darah yang dicampur dengan antikoagulan dan dilakukan sentrifugasi segera. Sentrifugasi putaran ringan bertujuan untuk memisahkan whole blood menjadi 3 lapis: supernatan yang berhubungan terhadap aseluler plasma, buffy coat pada bagian tengah yang berisikan konsentrat platelet, pada bagian bawah platelet rich pada sel darah merah.1,9 Setelah sentrifugasi pertama, diikuti oleh putaran cepat dan lebih lama, untuk membentuk buffy coat. Pada tahap akhir, diaplikasikan pada lokasi pembedahan atau luka, sebagai faktor aktivasi, seperti trombin dapat ditambahkan pada konsentrat platelet akhir untuk memicu degranulasi platelet dan eksokitosis pada granula sitoplasma. Variabilitas dapat dilihat pada jumlah total platelet dari satu pasien ke pasien lainnya dan tujuan keseluruhannya untuk mendapatkan faktor konsentrasi 2 – 3 kali lebih banyak pada whole blood yang akan diberikan ke pasien.9
2.2 MEKANISME KERJA PRP
Mekanisme PRP belum sepenuhnya dijelaskan, tetapi studi laboratorium menunjukkan bahwa konsentrasi tinggi faktor pertumbuhan pada PRP dapat secara potensial mempercepat proses penyembuhan. Faktor pertumbuhan memicu penyembuhan luka dengan tingkatan berikut : resolusi/penyembuhan jaringan nekrosis, kemotaksis, regenerasi sel, proliferasi dan migrasi sel, sintesis matriks ekstraseluler, remodeling, angiogenesis, dan epitelisasi.6 PRP lebih baik dari faktor pertumbuhan manusia rekombinan karena aktivasi platelet memicu pelepasan faktor pertumbuhan belipat dan faktor diferesnsiasi. Sebelumnya, pada jaringan fibrin ditemukan lebih banyak platelet untuk meregenerasi matriks, yang memicu secara cepat mengenai morfologi, konfigurasi molekular pada kesembuhan luka.6 Beberapa penelitian yang dilakukan pada hewan menunjukkan bahwa administrasi PRP intrauterine merangsang dan mempercepat regenerasi endometrium dan juga menurunkan fibrosis pada model sampel yang mengalami kerusakan pada endometrium. Tingginya konsentrasi PDGF-AB, PDGF-BB, dan TGF-β diamati pada larutan PRP dibandingkan pada darah perifer. Hal ini menunjukkan PRP dengan konsentrasi tinggi faktor pertumbuhan dan sitokin memicu mitogenesis dan proliferasi sel endometrium atau stem sel endometrium. Lalu mengaktivasi jalur parakrin-endokrin untuk meningkatkan respon endometrium dalam merangsang terjadinya implantasi embrio dan kehamilan. Disamping itu, telah dilaporkan bahwa platelet mungkin dapat mengaktivasi sel mononuclear darah perifer (PMBC), yang melepas IL-10, sebuah sitokin inflamasi dalam regenerasi jaringan.4