Anda di halaman 1dari 7

I.

Kistektomi
Ialah tindakan eksisi kista ovarium saja tanpa mengangkat ovarium

Indikasi:
 Biasanya dilakukan pada kx. jinak ovarium misalnya kista ovarium 
memberikan kesempatan bagi pasien untuk mempertahankan fx hormonal dan
kemampuan reproduksinya.

Sering dikerjakan secara laparoskopi


Hal-hal yang membuat kistektomi dilakukan secara laparotomi ialah:
a. Kista berukuran besar
b. Perlekatan sehingga membatasi akses dan mobilitas saat operasi
c. Resiko keganasan besar (dianggap ganas bila ukuran > 10 cm, ascites (+),
peningkatan tumor marker, batas kista tdk beraturan)

Preoperative:
1. Consent
Resiko mayor pada kistektomi ialah perdarahan yg banyak dari luka pada ovarium
sehingga memerlukan pengangkatan seluruh ovarium.
Jika diduga keganasan ovarium sejak sebelum operasi, patien harus sudah di KIE
terlebih dahulu ttg surgical staging termasuk kebutuhan untuk histerektomi dan
pengangkatan kedua ovarium
2. Pre-op pasien
Antibiotik sebenarnya tidak dibutuhkan saat preop tetapi bila diputuskan histerektomi
saat staging, antibiotic dapat diberikan intraoperative

Intraoperative
Tekhnik (William Gynecology):
1. Anesthesia dan posisi pasien
Karena membutuhkan staging abdomen bagian atas jika ditemukan malignansi maka
dibutuhkan GA untuk prosedur ini. Pasien diletakkan dalam posisi supine, abdomen dan
vagina dipersiapkan dan pemasangan kateter foley.
2. Abdominal entry
Banyak kista ovarium bisa diangkat dgn menggunakan insisi pfannenstiel. Kista yg
berukuran besar dan kemungkinan keganasan (+) maka lebih baik dipertimbangkan untuk
insisi vertical.
Irigasi cavum abdomen dan pelvis dikumpulkan untuk kebutuhan sitologi. Jika ganas 
FZ
3. Pasang retractor lalu isi abdomen dan omentum dipisahkan dari lapangan operasi.
Ovarium ditampakkan dan pasang darm gaas lembab pada cavum douglasi dan dibawah
ovarium untuk mencegah kontaminasi
4. Insisi ovarium
Ovarium dipegang diantara ibu jari dan jari lainnya. Kapsul ovarium yg membungkus
kista dipotong dgn scalpel atau pisah bedah listrik. Diperlukan kehati-hatian saat
memperluas insisi ke dalam stroma ovarium hingga mencapai dinding kista tapi tidak
masuk dan memecahkan kistanya. Kista yg utuh dapat mencegah masuknya cairan
malignansi ke dalam cavum peritoneum.
5. Klem Allis ditempatkan pada tepi potongan kapsul ovarium
6. Diseksi kista
Diseksi tumpul menggunakan ujung jari tangan atau gagang scalpel untuk memisahkan
dinding kista dgn stroma ovarium yg tersisa. Apabila terjadi perlekatan, maka diperlukan
diseksi tajam menggunakan gunting
Saat asisten operasi menarik klem Allis perlahan-lahan dinding kista, operator menarik
kista kea rah yg berlawanan dgn kelm Allis. Tarikan tsb akan membantu pemisahan kista
dgn stroma ovarium. Karena dinding kista sangat halus dan licin, operator dapat menaruh
spon kassa diantara jari dan dinding kista untuk mendapatkan pegangan yg lebih baik.
7. Eksisi kista
Begitu kista diangkat, secepatnya dikirim ke PA untuk dianalisa. Apabila kista ovarium
sdh melebar dan menipiskan pmukaan ovarium maka kapsul dapat dipisahkan dgn diseksi
tajam.
8. Penutupan ovarium
Ovarium bed ditutup dgn benang chromic 4-0 atau 5-0 untuk mendekatkan jarigan
ovarium yg sebelumnya dikelilingi oleh kista. Apabila permukaan ovarium tipis, ujung
jarum tdk boleh menembus kapsul karena dapat menimbulkan perlekatan. Insisi ovarium
ditutup dgn jahitan jelujur subkortikal chromic 5-0 (sama seperti jahitan subkutikuler)
purese string atau baseball stitch

Te Linde:
1. Buat insisi ellips pada kortex ovarium yg tipis dari kista jinak. Ujung knife holder
dimasukkan dan digunakan untuk menyisihkan dinding kista. Atau kita dapat
menggunakan cara lain yaitu dgn elektrocauter dan gunting microsurgical.
2. Setelah dinding kista terpisah secara komplit, kista jinak dapat dikeluarkan tanpa
menyebabkan rupture dr kista tsb (jarang sekali kista dapat keluar utuh, krn
dindingnya tipis sekali)
3. Sebelum kista dikeluarkan, pasang darm gaas pada cavum douglasi agar bila kista
pecah, cairan tidak mengkontaminasi cavum pelvis.
4. Setelah kista dikeluarkan, dead space dapat ditutup dgn pursestring suture (tabacsac)
dgn benang 7-0 (material non reactive). Atau menggunakan benang non reaktif 5-0
jahitan vertical matras atau figure of eight atau keduanya, dapat digunakan untuk
mengaproksimasi dinding lateral ovarium.
5. Permukaan ovarium (korteks) dijahit rapi dgn jahitan subcortikal jelujur 7-0 dgn
benang non-reaktif material. Jika korteks agak berjauhan, gunakan jahitan satu-satu 7-
0 untuk mencapai aproksimasi yg adekuat. Beberapa penulis mengatakan bhw
ovarium dapat dibiarkan terbuka setelah kistektomi.
gambar 28.6
reseksi kista jinak
a. Kista ovarium berdinding tipis
b. Insisi dibuat melalui korteks
c. Sebuah lubang dibuat
menggunakan diseksi tumpul,
stroma ovarium dalam dapat
diaproksimasi dgn pursestring
suture 7-0 non reaktif material
d. kortek ovarium diaproksimasi
dgn benang nonreaktif 7-0
Pada beberapa kasus tertentu, eksisi pada korteks terlalu banyak sehingga akan
menimbulkan masalah saat rekonstruksi ovarium. Gunakan jahitan baseball untuk
aproksimasi ujung korteks pada kasus ini.

NOTE: 45% wanita yg menjalani kistektomi menjadi infertile. Sangat penting untuk tidak
melakukan tindakan operatif pada kista fungsional pd ovarium normal karena akan
menyebabkan adesi dan mengganggu fertilitas. Kista ovarium jinak tidak usah diangkat
saat bedah krn indikasi lain kecuali kista amat besar shg menggangu fungsi tuba atau
menyebabkan ketidaknyamanan pasien.

Kistektomi

Definisi : Tindakan kistektomi berarti mengangkat kista tanpa merusak fungsi ovarium.

Indikasi : Kista ovarium jinak


Prinsip kerja dan pengenalan alat

Kistektomi dapat dilakukan dengan pembedahan laparotomi atau laparoskopi. Pada pendekatan
laparotomi, alat yang diperlukan adalah set ginekologi mayor.

Teknik

Pada umumnya kista ovarium jinak mempunyai kapsul yang jelas, kecuali pada kista endometriosis yang
seringkali diperlukan diseksi tajam untuk memisahkan dinding kista dengan jaringan ovarium sehat.
Urutan tindakan : membuka dinding perut, eksplorasi kavum abdomen, ekstraksi kista ovarium besar,
insisi kapsul kista, repair jaringan kista yang tersisa, dan penutupan abdomen. (lihat gambar)

Insisi kapsul kista Pengangkatan kista secara intak

Pada kasus kista ovarium retroperitoneal, tindakan pengangkatan kista harus didahului dengan
membuka ruang retroperitoneal dan identifikasi ureter. (lihat gambar)
Identifikasi ureter

Komplikasi

Perdarahan, infeksi, cedera usus, cedera ureter, kerusakan ovarium permanen.

Cystectomy

Surgical Steps

1. Anesthesia and Patient Positioning. Because of the potential need for upper abdominal
staging if malignancy is found, general anesthesia typically is indicated for this inpatient
procedure. The patient is placed in a supine position, the abdomen and vagina are
surgically prepped, and a Foley catheter is placed. Because of a possible need for
hysterectomy if malignancy is found, the vagina should be included in the process.
2. Abdominal Entry. Most ovarian cysts can be removed through a Pfannenstiel incision.
Extremely large cysts or those in which a greater concern for malignancy is present may
require a vertical incision. Vertical incisions allow adequate access to the upper abdomen
if ovarian cancer staging is required.

Cell washings from the pelvis and upper abdomen are collected. If a cancer is found, the
washings are sent for cytologic analysis. If benign ovarian disease is found, then these
washings may be discarded. The upper abdomen and pelvis are explored, and
excrescences or suspicious areas are sampled and sent for frozen-section analysis.

A self-retaining retractor is placed within the incision, and the bowel and omentum are
packed from the operating field. The ovary is brought into view, and moist laparotomy
sponges are placed in the cul-de-sac and beneath the ovary. This helps to minimize
contamination of the pelvis if the cyst ruptures during excision.
3. Ovarian Incision. The ovary is held between the surgeon's thumb and opposing fingers.
The ovarian capsule that overlies the dome of the cyst then is incised with either scalpel
or electrosurgical blade. Care is taken to extend the incision deeply into the ovarian
stroma to the level of the cyst wall but not to enter and rupture the cyst (Fig. 41-26.1). An
intact cyst avoids spill of potentially malignant fluid into the peritoneal cavity. It also
provides clearer planes of tissue dissection. Allis clamps are then placed on the incised
edges of the ovarian capsule.

4. Cyst Dissection. Blunt dissection with fingertip or knife handle is used to develop a
cleavage plane between the cyst wall and the remaining ovarian stroma (Fig. 41-26.2). In
certain cases, adhesions may obliterate the cleavage plane, and sharp dissection with
scissors may be necessary. As an assistant gently pulls the Allis clamps in a direction
away from the cyst wall, the surgeon places fingers just above the advancing cleavage
plane and pulls the cyst in the direction opposite the Allis clamps. Such traction and
countertraction across the cleavage plane aids in dissection. Because the surface of the
cyst wall may be smooth and slippery, the surgeon may place an unfolded thin gauze
sponge between the fingers and the cyst wall to afford a better grip

5. Cyst Excision. Once the cyst is removed, it may be sent to the pathology department for
frozen-section analysis. The ovarian bed is examined, and bleeding points are coagulated
electrosurgically. In cases in which large cysts have stretched and thinned the ovarian
surface, excess capsule can be removed sharply. This excision is performed to restore
normal ovarian anatomy. Because ovarian follicles are contained within even extremely
thinned capsules, however, care must be taken to preserve this tissue whenever possible.

6. Ovarian Closure. The ovarian bed then is closed in layers using 4-0 or 5-0 delayed-
absorbable suture. These sutures re-approximate the ovarian tissue that previously
surrounded the cyst on both sides (Fig. 41-26.3). In cases where the ovarian surface has
been thinned, the needle tip should not be driven through the capsule. The resulting
exposed suture on the ovarian surface may increase adhesion formation. The ovarian
incision is closed with a running subcortical stitch (similar to subcuticular stitch) using 5-
0 delayed-absorbable suture.

7. Incision Closure. Laparotomy sponges are removed from the cul-de-sac, and the pelvis
is copiously irrigated with an isotonic solution such as lactated Ringer solution. The
remaining packs and retractor are removed, and the abdominal incision is closed as
described in Section 41-1, Midline Vertical Incision or Section 41-2, Pfannenstiel
Incision.

Anda mungkin juga menyukai