Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN PNEUMONIA

IV. KONSEP DASAR TEORI

A. PENGERTIAN
1 Pneumonia adalah infeksi pada parenkim paru, biasanya berhubungan
dengan pengisian cairan didalam alveoli hal ini terjadi akibat infeksi
agen/infeksius atau adanya kondisi yang mengganggu tekanan saluran
trakheabronkialis. Adapun beberapa keadaan yang mengganggu
mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya, kesadaran
menurun, umur tua, trakheostomi, pipa endotrakheal dan lain-lain. Dengan
demikian flora endogen yang menjadi pathogen ketika memasuki saluran
pernafasan. (Ngasrial, Perawatan anak sakit, 1997).
2 Pneumonia dalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru
atau alveoli. Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus, sehingga biasa
disebut dengan bronchopneumonia. Gejala penyakit tersebut adalah nafas
yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang secara mendadak.
http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797
3 Pneumonia adalah penyakit inflamasi pada paru yang dicirikan dengan
adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk dalam area alveoli. (Axton
& Fugate, 1993).
http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
4 Pneumonia adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana pulmonary
alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari
atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat
disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi oleh bakteria, virus,
jamur, atau parasit. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia
atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti
kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia)
B. INSIDEN/EPIDEMIOLOGI
- Penyakit saluran nafas menjadi angka kematian dan kecacatan yang tinggi di
seluruh dunia. Dari seluruh kasus infeksi saluran nafas sekitar 15-20% adalah
kasus pneumoni.
- Di AS terdapat 2 sampai 3 juta per tahun dengan jumlah kematian rata-rata
45.000 orang
- Di Indonesia pneumonia merupakan penyebab kematian no 3 setelah
kardiovaskuler dan tuberkolosis

C. PENYEBAB/ ETIOLOGI
Pneumonia bukanlah penyakit tunggal. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan
diketahui ada 30 sumber infeksi, dengan sumber utama bakteri, virus,
mikoplasma/mioplasma, jamur, berbagai senyawa kimia maupun partikel.
Pneumonia pada bayi baru lahir berawal dari pecahnya ketuban sebelum waktunya
yang menyebabkan infeksi pada cairan ketuban. Janin terendam dalam cairan
ketuban yang terinfeksi dan menghirupnya sehingga masuk ke dalam paru-paru.
Pneumonia yang ada di masyarakat umumnya, disebabkan oleh bakteri, virus atau
mikoplasma ( bentuk peralihan antara bakteri dan virus ). Bakteri yang umum
adalah Streptococcus Pneumoniae, Staphylococcus Aureus, Klebsiella Sp,
Pseudomonas sp, virus antara lain virus influensa.
1) Pneumonia Oleh Bakteri
Pneumonia yang dipicu bakteri bisa menyerang siapa saja, dari bayi sampai
usia lanjut. Pencandu alkohol, pasien pasca-operasi, orang-orang dengan
penyakit gangguan pernapasan, sedang terinfeksi virus atau menurun kekebalan
tubuhnya, adalah yang paling berisiko. Sebenarnya bakteri penyebab
pneumonia yang paling umum adalah Streptococcus pneumoniae sudah ada di
kerongkongan manusia sehat. Begitu pertahanan tubuh menurun oleh sakit, usia
tua, atau malnutrisi, bakteri segera memperbanyak diri dan menyebabkan
kerusakan. Seluruh jaringan paru dipenuhi cairan dan infeksi dengan cepat
menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Pasien yang terinfeksi
pneumonia akan panas tinggi, berkeringat, napas terengah-engah, dan denyut
jantungnya meningkat cepat. Bibir dan kuku mungkin membiru karena tubuh
kekurangan oksigen. Pada kasus yang eksterm, pasien akan mengigil, gigi
bergemelutuk, sakit dada, dan kalau batuk mengeluarkan lendir berwarna hijau.
Sebelum terlambat, penyakit ini masih bisa diobati. Bahkan untuk pencegahan
vaksinnya pun sudah tersedia.

2) Pneumonia Oleh Virus


Setengah dari kejadian pneumonia diperkirakan disebabkan oleh virus. Saat ini
makin banyak saja virus yang berhasil diidentifikasi. Meski virus-virus ini
kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas (terutama pada anak-
anak) gangguan ini bisa memicu pneumonia. Sebagian besar pneumonia jenis
ini tidak berat dan sembuh dalam waktu singkat. Namun bila infeksi terjadi
bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang
menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak
walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala Pneumonia oleh
virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu
diseluruh tubuh. Dan letih lesu, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan
menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi
biru.

3) Pneumonia Mikoplasma
Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan
dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga
disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia
yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ). Mikoplasma adalah agen terkecil
dialam bebas yang menyebabkan penyakit pada manusia. Mikoplasma tidak
bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki
karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan
dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling
sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah,
bahkan juga pada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering adalah batuk
berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di
awal, dan pada beberapa pasien bisa mual dan muntah. Rasa lemah baru hilang
dalam waktu lama.
4) Pneumonia Jenis Lain
Termasuk golongan ini adalah Pneumocystitis Carinii pnumonia ( PCP ) yang
diduga disebabkan oleh jamur, PCP biasanya menjadi tanda awal serangan
penyakit pada pengidap HIV/AIDS. PCP bisa diobati pada banyak kasus. Bisa
saja penyakit ini muncul lagi beberapa bulan kemudian, namun pengobatan
yang baik akan mencegah atau menundah kekambuhan. Pneumonia lain yang
lebih jarang disebabkan oleh masuknya makanan, cairan, gas, debu maupun
jamur.
Penyakit-penyakit ini juga mengganggu fungsi Paru, namun pneumonia
tuberkulosis TBC adalah infeksi paru paling berbahaya kecuali diobati sejak
dini.
Organisme yang menyebabkan pneumonia, kemudian, biasanya organisme
tersebut memasuki paru-paru ini berdasarkan pertahanan tubuh seseorang.
Namun, ketika seseorang mendapatkan invasi sejumlah besar organisme
sekaligus, pertahanan tubuh mungkin roboh, dan infeksi mungkin terjadi. Hal
ini dapat terjadi baik oleh menghirup udara yang tercemar, atau oleh
lingkungan masyarakat yang endemik pada ventilasi udaranya.
Selain hubungan internal dan jumlah organisme yang cukup untuk
menginfeksi, kondisi tertentu dapat membuat seseorang lebih cenderung
menjadi pneumonia. Dan struktur anatomis yang cacat dapat menyebabkan
meningkatnya risiko pneumonia. Misalnya, ada beberapa cacat yang diwarisi
contohnya silia yang kurang efektif dalam perlindungan. Seperti asap rokok
dihirup langsung oleh perokok atau ketidakpedulian untuk mencuci tangan,
ketidakberjalanan fungsi silari, serta fungsi magrofag.

Beberapa orang yang rentan (mudah terkena) pneumonia adalah:


a) Peminum alcohol
b) Perokok
c) Gangguan sistem kekebalan karena penyakit (penderita AIDS).
d) Faktor genetik juga mempengaruhi kerentanan untuk pneumonia.
Beberapa perubahan dalam DNA terjadi untuk mempengaruhi
beberapa pasien beresiko menjadi seperti pneumonia sebagai
komplikasi dari infeksi tiba-tiba.
e) Pneumonia juga salah satu komplikasi infeksi yang paling sering dari
semua jenis operasi. Banyak obat-obatan yang digunakan selama dan
setelah operasi bisa meningkatkan resiko aspirasi, mengurangi batuk
refleks tersebut, dan menyebabkan pasien untuk ekspirasi paru-paru
mereka dengan udara. Nyeri setelah operasi juga membuat seorang
pasien untuk tidak bernafas cukup mendalam, dan dari batuk secara
efektif.
f) Perlakuan radiasi untuk kanker payudara meningkatkan risiko radang
paru-paru di beberapa pasien oleh melemahnya jaringan paru-paru.

D. PATOFISIOLOGI
Terlampir

E. KLASIFIKASI
Menurut ENGRAM (1999 : 60), pneumonia diklasifikasikan sesuai dengan hal-hal
sebagai berikut :
a. Agen penyebab
1) Protozoa (Pneumocytis Carinii), bakterial, virus dan jamur pneumonia (jika
dikarenakan agen infeksius tersebut).
2) Pneumonia Aspirasi disebabkan oleh karena aspirasi isi gaster, makanan
atau cairan.
3) Pneumonia Radiasi disebabkan oleh terapi radiasi terhadap kanker struktur
badan bagian atas seperti : kanker payudara, kanker paru atau esofagus.
4) Pneumonia Hipostatik berkaitan dengan imobilisasi yang lama.
5) Pneumonia Inhalasi berkaitan dengan inhalasi gas yang bersifat toksik, asap
dan zat kimia.
b. Area paru-paru yang terkena
1) Pneumonia Lobaris-area yang terkena meliputi satu lobus atau lebih.
2)Bronkopneumonia-proses pneumonia yang dimulai di bronkus dan
menyebar ke jaringan paru sekitarnya.
Menurut UNDERWOOD (2000 : 390) Pneumonia terbagi menjadi :
a. PNEUMONIA INFEKTIF
1) Bronkopneumonia
Bronkopneumonia mempunyai karakteristik bercak-bercak distribusi
yang terpusat pada bronkiolus dan bronkus yang meradang disertai
penyebaran ke alveoli sekitarnya. Ini sering terjadi pada orang usia
lanjut, bayi dan penderita yang sangat lemah, misalnya penderita
kanker, gagal jantung, gagal ginjal kronis dan trauma serebrovaskuler.
parut.
2) Pneumonia Lobaris
Gejalanya berupa batuk, demam dan produksi sputum. Sputum terlihat
purulen dan mungkin mengandung bercak darah, yang disebut sputum
karat (Rusty). Demam dapat sangat tinggi (lebih 40o C), disertai
menggigil.

b. PNEUMONIA NON-INFEKTIF
1. Aspirasi Pneumonia
Aspirasi pneumonia terjadi ketika cairan atau makanan terhisap masuk
ke dalam paru, dan terjadi konsolidasi dan radang sekunder. Keadaan
klinis yang merupakan resiko bagi penderita ialah pembiusan, operasi,
koma, stupor karsinoma laring dan kelemahan hebat.
2. Lipid Pneumonia
Lipid Pneumonia dapat endogen akibat obstruksi saluran nafas yang
menyebabkan terjadinya timbunan magkrofag dan sel raksasa disebelah
distal. Disamping itu lipid pneumonia dapat juga disebabkan oleh faktor
eksogen, akibat terhirupnya material yang mengandung konsentrasi
lipid yang tinggi. Material seperti ini misalnya paraffin cair atau tetes
hidung berbentuk minyak.
3. Eosinofilik Pneumonia
Eosinofilik Pneumonia ditandai oleh banyak Eosinofil dalam interstisial
dan alveoli. Mungkin dapat ditemukan sumbatan mukus pada bagian
proksimal saluran nafas, seperti yang ditemukan pada asma.
(askep-akper.blogspot.com/2009/08/askep-pneumonia.html)
F. GEJALA KLINIS
- Batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)
nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita
menarik nafas dalam atau terbatuk).
- Menggigil
- Demam
- Nyeri dada
- Mudah merasa lelah
- Sesak nafas
- Sakit kepala
- Nafsu makan berkurang
- Mual dan muntah
- Merasa tidak enak badan
- Kekakuan sendi
- Kekakuan otot.
- Gejala lainnya yang mungkin ditemukan :
a. kulit lembab
b. batuk darah
c. pernafasan yang cepat
d. cemas, stres, tegang
e. nyeri perut.

G. PEMERIKSAAN FISIK
- Inspeksi : wajah terlihat pucat, lemas, banyak keringat, sesak, Retraksi dinding
thorak, Pernafasan cuping hidung.
- Palpasi : denyut nadi meningkat, turgor kulit menurun.
- Auslkutasi : terdengar stridor, ronchii pada lapang paru.
- Perkusi : pekak bagian dada.

H. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar X: mengidentifikasikan distribusi struktural (misal: lobar, bronchial);
dapat juga menyatakan abses)
2. Pemeriksaan gram/kultur, sputum dan darah : untuk dapat mengidentifikasi
semua organisme yang ada.
3. Pemeriksaan serologi : membantu dalam membedakan diagnosis organisme
khusus.
4. Pemeriksaan fungsi paru: untuk mengetahui paru-paru, menetapkan luas
berat penyakit dan membantu diagnosis keadaan.
5. Biopsi paru : untuk menetapkan diagnosis
6. JDL : leukositosis biasanya ada, meskipun sel darah putih rendah terjadi
pada infeksi virus, kondisi tekanan imun.
7. Fungsi paru : hipoksemia, volume menurun, tekanan jalan nafas meningkat
dan komplain menurun.
( wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-pneumonia/)

I. THERAPY/TINDAKAN PENANGANAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik
per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit
jantung atau paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui
infus. Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu
nafas mekanik.
Kebanyakan penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan
keadaannya membaik dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang
ditentukan oleh pemeriksaan sputum mencakup :
1 Oksigen 1-2 L/menit.
2 IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan.
Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
3 Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap
melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
4 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal
dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier.
5 Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
6 Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi tapi karena
hal itu perlu waktu dan pasien pneumonia diberikan terapi secepatnya:
a. Penicillin G : untuk infeksi pneumonia staphylococcus.
b. Amantadine, rimantadine : untuk infeksi pneumonia virus
c. Eritromisin, tetrasiklin, deriveat tetrasiklin : untuk infeksi
pneumonia mikroplasma.
d. Menganjurkan untuk tirah baring sampai infeksi menunjukkan
tanda-tanda
e. Bila terjadi gagal nafas, diberikan nutrisi dengan kalori yang
cukup.
(Mansjoer, Arif dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II Edisi
Ketiga. 1999. Media Aesculapius : Jakarta).

J. KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering terjadi menyertai pneumonia menurut Engram (1999 : 60)
adalah: Abses paru, Efusi pleural, Empiema, Gagal nafas, Perikarditis
Meningitis, Atelektasis.
Sedangkan menurut Suriadi (2001 : 247) komplikasi yang terjadi adalah:
Gangguan pertukaran gas, Obstruksi jalan nafas, Gagal pernafasan-Pleural
effusion (bacterial pneumonia).
(keperawatanadil.blogspot.com/2007/.../pneumonia-askep.html
1 Gagal nafas :
a. Gagal nafas adalah ketidakmampuan sistem pernafasan untuk
mempertahankan oksigenasi darah normal (PaO2), eliminasi
karbon dioksida (PaCO2) dan pH yang adekuat disebabkanoleh
masalah ventilasi difusi atau perfusi (Susan Martin T, 1997)
b. Gagal nafas adalah kegagalan sistem pernafasan untuk
mempertahankan pertukaran oksigen dankarbondioksida dalam
jumlah yangdapat mengakibatkan gangguan pada kehidupan (RS
Jantung “Harapan Kita”, 2001)
c. Gagal nafas terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju
komsumsioksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel
tubuh. Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50
mmHg (Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida
lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth,
2001)
2. Terapi
a. Terapi oksigen
Pemberian oksigen kecepatan rendah : masker Venturi atau nasal
prong
b. Ventilator mekanik dengan tekanan jalan nafas positif kontinu (CPAP)
atau PEEP
c. Inhalasi nebuliser
d. Fisioterapi dada
e. Pemantauan hemodinamik/jantung
f. Pengobatan
1) Brokodilator
2) Steroid
g. Dukungan nutrisi sesuai kebutuhan.

K. PROGNOSIS
Angka kematian sekitar 5% tetapi dapat meningkat pada orang tua dengan kondisi
yang buruk.

V. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Data dasar pengkajian pasien :
1 Aktivitas/istirahat
Gejala : kelemahan, kelelahan, insomnia
Tanda : letargi, penurunan toleransi terhadap aktivitas.
2 Sirkulasi
Gejala : riwayat adanya
Tanda : takikardia, penampilan kemerahan, atau pucat
3 Makanan/cairan
Gejala : kehilangan nafsu makan, mual, muntah, riwayat diabetes mellitus
Tanda : sistensi abdomen, kulit kering dengan turgor buruk, penampilan
kakeksia (malnutrisi).
4 Neurosensori
Gejala : sakit kepala daerah frontal (influenza)
Tanda : perusakan mental (bingung)
5 Nyeri/kenyamanan
Gejala : sakit kepala, nyeri dada (meningkat oleh batuk), imralgia,
artralgia.
Tanda : melindungi area yang sakit (tidur pada sisi yang sakit untuk
membatasi gerakan)
6 Pernafasan
Gejala : takipnea (sesak nafas), dispnea.
Tanda :
a. sputum: merah muda, berkarat
b. perpusi : pekak datar area yang konsolidasi
c. premikus: taksil dan vocal bertahap meningkat dengan konsolidasi
d. Bunyi nafas menurun
e. Warna : pucat/sianosis bibir dan kuku
7 Keamanan
Gejala : riwayat gangguan sistem imun missal : AIDS, penggunaan steroid,
demam.
Tanda : berkeringat, menggigil berulang, gemetar
8 Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat mengalami pembedahan, penggunaan alkohol kronis
Rencana pemulangan : bantuan dengan perawatan diri, tugas pemeliharaan
rumah (Doenges, ME. 2002.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC:
Jakarta).

B. Diagnosa Keperawatan Yang Muncul


a. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d obstruksi jalan nafas oleh karena
akumulasi secret
b. Pola Nafas yang tidak efektif berhubungan dengan penurunan ekspansi paru
c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gannguan difusi O2
d. Nyeri berhubungan dengan penurunan suplai O2 ke jaringan
e. Hipertermi berhubungan dengan terganggunya sistem pengaturan suhu tubuh
di hipotalamus
f. Kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan IWL : kehilangan
volume secara aktif
g. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplay
dan kebutuhan oksigen
h. Resiko tinggi infeksi (penyebaran) berhubungan dengan ketidakadekuatan
pertahanan utama (penurunan kerja silia, perlengketan sekret pernapasan),
dan tidak adekuat pertahanan sekunder (penyakit kronis : pnemonia).
i. Deficit volume cairan kehilangan cairan aktif ditandai dengan peningkatan
suhu tubuh

C. Rencana Keperawatan
Terpisah

D. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawata dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarkan oleh hasil
keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.

E. Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan pasien dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

1 Doenges, ME. 2002.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. EGC: Jakarta


2 Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3 jilid 2. Jakarta:
Media Auskulapius FK UI
3 Nanda.2005-2006.Panduan Diagnosa Keperawatan.Prima Medika. Jakarta
4 Lynda Juall Carpenito.2000. Buku Saku : Diagnosa Keperawatan, Ed.8.
EGC : Jakarta
5 Situs Internet
6 http://www.info-sehat.com/content.php?s_sid=797
7 http://asuhan-keperawatan.blogspot.com/2006/05/pneumionia.html
8 (http://id.wikipedia.org/wiki/Pneumonia)
9 (askep-akper.blogspot.com/2009/08/askep-pneumonia.html)
10 wildanprasetya.blog.com/2009/04/18/askep-pneumonia

Anda mungkin juga menyukai