Anda di halaman 1dari 6

Identifikasi masalah

1. mengapa dokter dituntut untuk humble dan wise?


2. Kenapa dokter diistimewakan oleh masyarakat?
3. Mengapa mahasiswa kedokteran harus beda dengan mahasiswa lain?
4. Megapa dokter disebut sebagai pelayan kemanusiaan?
5. Apa yang dimaksud dengan pembelajar dewasa?
6. Mengapa kita harus mengubah mindset ke mindset akademik ?
7. apa yang menjadi standar untuk bisa menjadi dokter bintang lima?
8. apa yang dimaksud dengan kesejawatan antar dokter?
9. mengapa teman sejawat harus diperlakukan seperti sebagaimana kita ingin
diperlakukan?
10. mengapa seorang dokter harus bekerja tanpa memandang sara
11. apa fungsi dari 5 stars dokter?

Brain storming

1. mengapa dokter dituntut untuk humble dan wise


dokter yang humble dan wise merupakan spesifikasi yang harus ada dalam diri
seorang dokter, dokter yang humble dan wise menjadi acuan untuk dokter agar
memperoleh keberhasilan dalam pelayanannya kepada pasien. karakteristik
konsistensi tanggapan terhadap situasi, seperti keluwesan, kesabaran, humble,
bijaksana dalam menangani pasien, keramahtamahan dan mau mendengarkan setiap
keluhan pasien. Hal tersebut penting dimiliki oleh para tenaga kesehatan dalam
memberikan pelayanan kepada pasien ( Pratiwi, 2016).
2. Kenapa dokter diistimewakan oleh masyarakat
Profesi dokter memang ujung tombak yang bersinggungan langsung dengan
masyarakat, Gambaran bakti nyata tanpa bicara, langsung menyentuh masyarakat
pengguna jasa, menawar sakit dan derita pasien. Pendidikan kedokteran pada
dasarnya bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
profesi dokter sebagai pelayaan kemanusiaan inilah yang membuatnya teristimewakan
dalam kalangan masyarakat ( Konsil Kedokteran Indonesia, 2006).
3. mahasiswa kedokteran harus beda dengan mahasiswa lain
Pendidikan Dokter adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk menghasilkan
dokter yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan pelayanan kesehatan primer
dan merupakan pendidikan kedokteran dasar sebagai pendidikan universitas.
Sehingga mahasiswa Kedokteran haruslah beda dengan mahasasiswa yang lainnya
seperti yang disimpulkan diatas calon dokter haruslah kompeten, professional,
amanah dan mumpuni ( Konsil Kedokteran Indonesia, 2006).
4. Megapa dokter disebut sebagai pelayan kemanusiaan
Karena profesi Kedokteran adalah suatu pekerjaan kedokteran yang dilaksanakan
berdasarkan suatu keilmuan dan kompetensi yang diperoleh melalui pendidikan yang
berjenjang, serta kode etik yang bersifat melayani masyarakat sesuai UU No. 29
Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran. Sifatnya yang melayani masyarakat tanpa
dipengaruhi ras, suku, agama, gender, pilihan politik membuatnya disebut pelayan
kemanusiaan. Profesi dokter juga bersinggungan langsung dengan masyarakat dalam
melayani, Dokter sebagai salah satu komponen utama pemberi pelayanan kesehatan
masyarakat mempunyai peran yang sangat penting dan terkait secara langsung dengan
proses pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan yang diberikan untuk masyarakat
sehingga hal ini juga yang membuat dokter sebagai pelayan kemanusiaan ( Konsil
Kedokteran Indonesia, 2006).
5. Apa yang dimaksud dengan pembelajar dewasa
Pembelajar dewasa adalah pembelajar yang sudah mampu memliki karakter,
polapikir, dan etika yang baik. Selain itu pembelajar yang dewasa adalah yang sudah
bisa betanggung jawab atas dirinya sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap
nusa&bangsa. pola pikir yang lebih dewasa dalam segala hal,terutama dalam
melakukan sesuatu. Diumur yang sudah menginjak dewasa, seorang pembelajar
dewasa sudah pasti bisa memilih mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang
kurang baik untuk dilakukan, memilih mana yang keputusan yang tepat dan mana
keputusan yang kurang tepat (Djorhanis, 1997).
6. Mengapa harus mengubah mindset siswa ke mindset mahasiswa
Karena siswa dan mahasiswa mempunya pola piker yang lebih dewasa, sebagai
mahasiswa haruslah mengubah pola pikir yang lebih dewasa Sebagai mahasiswa
diharapkan untuk lebih dewasa dalam segala hal,terutama dalam melakukan sesuatu.
Diumur yang sudah menginjak dewasa, seorang mahasiswa sudah pasti bisa memilih
mana yang baik untuk dilakukan dan mana yang kurang baik untuk dilakukan,
memilih mana yang keputusan yang tepat dan mana keputusan yang kurang tepat.
Sudah seharusnya mahasiswa berpikir terlebih dahulu sebelum melakukan sesuatu.
Keterbukaan pikiran dikalangan mahasiswa inisangat penting. Harus lebih peka
terhadap masalah– masalah yang terjadi disekitar kamu dan masalah yang terjadi
dinegaraini. Tapi ingat peka saja tidak cukup, harus memiliki pikiran yang terbuka.
Berpikir secara terbuka berarati kamu sudah siap untuk menerima kritik dan saran,
sudah siap menerima pendapat dariorang, sudah siap menerima jika suatu saat
pendapatmu ditolak. Ingat selalu bahwa setiap masalah memiliki dua sisi,sisi positif
dan negatif, dengan mengetahui hal ini maka kamu akan lebih berhati–hati dalam
mengambil tindakan dan bisa melihat sisi positif dari pendapat orang lain, sehingga
kamu akan lebih terbuka dalam menerima masukan dari oranglain (Djorhanis, 1997).
7. standar untuk bisa menjadi dokter bintang lima
Dalam tatanan dunia yang semakin kompleks, dokter dituntut menjadi sosok yang
ideal sesuai konsep yang dirancangkan oleh WHO. tenaga dokter yang diharapkan
oleh WHO(1978) dikenal dengan Dokter bintang 5 diantaranya dokter sebagai
Health care  provider, Decision maker, Community Leader, Communicator, serta
Manager  dimana seorang dokter harus memiliki konsep The five stars doctor  yang
terdiri dari kemampuan dokter untuk menjadi health care provider, decision maker,
community leader, manager dan communicator. Jika kelima konsep tadi diperas,
maka akan didapatkan 2 (dua) komponen penting atau standar untuk menjadi dokter
yang ideal yaitu profesionalisme dan mempunyai sifat kepemimpinan.
Profesionalisme menuntut terpenuhinya pelayanan kedokteran yang sesuai dengan
standar operating prosedur atau standar pelayanan medis dan standar etika profesi.
Sedangkan kepemimpinan menuntut kemampuan dokter dalam mempengaruhi klien
dengan komunikasi efektif supaya bisa bekerjasama dalam program promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitative ( Sudarma, 2008)
8. Yang dimaksud dengan kesejawatan antar dokter
Kesejawatan antar dokter dapat diartikan sebagai ikatan persaudaraan antar dokter.
Dalam meningkatkan pelayanan kesehatan diperlukan adanya kolaborasi antar tenaga
kesehatan khususnya dokter. Kolaborasi membutuhkan kerja sama dan kolegialitas
antar sejawat.. Dengan adanya kerja sama yang baik antar dokter, diharapkan kasus
yang rumit akan dapat lebih mudah terselesaikan. Dengan bekerja sebagai tim, akan
tepat diagnosa, tepat pelaksanaan, hal inilah yang juga dapat mendorong kesejawatan
antar dokter (Bekti, 2018).
9. teman sejawat harus diperlakukan seperti sebagaimana kita ingin diperlakukan
seseorang akan mendapatkan apapun yang mereka berikan. Jika seseorang tersebut
berbuat baik, maka orang akan berbuat baik kepadanya. Jika seseorang tersebut
memberikan yang terbaik kepada orang lain, maka orang lain pun akan melakukan hal
yang sama. Jadi jika ingin diperlakukan baik, maka perlakukanlah orang lain dengan
baik pula. hal ini juga berlaku sama dengan teman sejawat. Hal ini sudah menjadi
kewajiban dokter terhadap teman sejawatnya sesuai dengan kode etik ikatan dokter
Indonesia pada pasal 14 (kode etik kedokteran Indonesia, 2011).
10. Dokter harus bekerja tanpa memandang suku, ras dan agama
Seorang dokter dituntut untuk profesional dalam bekerja. Selain itu dalam menangani
pasien seorang dokter tidak boleh membeda-bedakan pasien baik dari agama, suku,
golongan, kaya maupun miskin karena seorang dokter yang profesional tidak boleh
membeda-bedakan pasien yang ditangani. Profesi seorang dokter tidak lepas dari dua
hal yaitu profesionalisme dan humanism, dimana seorang dokter harus mengutamakan
kepentingan orang lain. Hal ini sudah disampaikan didalam isi sumpah dokter yang
bunyinya “Saya akan berikhtiar dengan sungguh-sungguh supaya saya tidak
terpengaruh oleh pertimbangan keagamaan, kebangsaan, kesukuan, gender, politik,
kedudukan sosial dan jenis penyakit dalam menunaikan kewajiban terhadap pasien”
( kode etik kedokteran Indonesia, 2011).
11. Fungsi dari 5 stars dokter
WHO mencanangkan konsep Five Star Doctor sesuai konsep dokter keluarga yang
mencakup kompetensi dokter untuk mampu bertindak sebagai:
 Care provider
Dalam memberikan pelayanan medis, seorang dokter hendaknya,
memperlakukan pasien secara holistic, memandang Individu sebagai bagian
integral dari keluarga dan komunitas, memberikan pelayanan yang bermutu,
menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.
 Decision maker
Seorang dokter diharapkan memiliki kemampuan memilih teknologi,
penerapan teknologi penunjang secara etik.
 Communicator/educator
Seorang dokter harus mampu mempromosikan gaya hidup sehat, mampu
memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif, mampu memberdayakan
individu dan kelompok untuk dapat tetap sehat.
 Community leader
Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seorang dokter hendaknya,
dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat,
mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat,
mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
 Manajer
Dalam hal managerial seorang dokter hendaknya mampu bekerja sama secara
harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam lingkup
pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasien dan
komunitas, mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan
berhasil guna ( Lubis, 2008).

REFERENSI

Pratiwi, D.I.A. 2016. ANALISIS ASPEK KEAHLIAN, WATAK DAN KONSEP DIRI
PARA DOKTER DAN PERAWAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI
UNIT RAWAT INAP RSUD PLOSO KABUPATEN JOMBANG. Jurnal Ilmiah
Keperawatan. 2 (2) : 5.

Konsil Kedokteran Indonesia . 2006. Standar Pendidikan Profesi Dokter . Jakarta : KII.

Sudarma, Momon. (2008). Sosiologi kesehatan. Jakarta: Salemba Medika. 

Bekti, R.S., dkk. 2018. TEACHERS’ PERCEPTION OF PROFESSIONALISM IN


COMPETENCY-BASED MEDICAL EDUCATION: ARE THERE ANY
DIFFERENCES. Jurnal Pendidikan Indonesia. 7 (1) : 27.

Kode etik kedokteran Indonesia

Lubis, firman. 2008. Dokter Keluarga Sebagai Tulang Punggung Dalam Sistem Pelayanan
Kesehatan. Maj Kedokt Indo. 58 (2) : 31.

Djoharnis, Herwati. 1997. Beberapa Karakteristik Mahasiswa FKGUI yang Menarik. JKGUI.
4 (1):15-22.

Anda mungkin juga menyukai