Anda di halaman 1dari 5

Khotib berwasiat kepada diri sendiri khususnya dan jama’ah sekalian

"Merajut Ukhuwah Islamiyyah di Hari Raya Idul Adha" marilah kita bertaqwa kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa,
semoga kita akan menjadi orang yang istiqamah sampai akhir hayat kita.
KHUTBAH PERTAMA Pada hari raya idul adha yang berbahagia, jutaan manusia
mengumandangkan takbir, tahlil dan tahmid, sebagai proklamasi
ْ‫شر ُْو ِر أَ ْنفُسِ َنا َو ِمن‬ ُ ْ‫هلل ِمن‬ ِ ‫ َو َنع ُْو ُذ ِبا‬،ُ‫ َنحْ َم ُدهُ َو َنسْ َت ِع ْي ُن ُه َو َنسْ َت ْغفِ ُره‬،ِ ‫إِنَّ ْال َحمْ دَ هَّلِل‬ internasional atas kebesaran dan keagungan Allah, Rabbul ‘alamin,
‫ َوأَ ْش َه ُد‬.ُ‫ِي َله‬ َ ‫ َمنْ َي ْه ِد ِه هللاُ َفالَ مُضِ َّل َل ُه َو َمنْ يُضْ لِ ْل َفالَ َهاد‬.‫ت أَعْ َمالِ َنا‬ ِ ‫َس ِّي َئا‬ Pencipta dan Penguasa tunggal alam semesta. Dia-lah satu-satunya yang
berhak disembah, dipuji dan dipuja.
‫ َق ْد‬،ُ‫أَنْ الَ إِ َل َه إِالَّ هللاُ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُ ُه الَ َن ِبيَّ َوالَ َرس ُْو َل َبعْ َده‬
‫ص َح ْاأل ُ َّم َة َو َجا َه َد ِفيْ َس ِب ْيلِ ِه َح َّق ِج َها ِد ِه‬ َ ‫أَ َّدى ْاألَ َما َن َة َو َبلَّ َغ الرِّ َسا َل َة َو َن‬ Proklamasi akbar ini dilakukan sekaligus dalam rangka memperingati dua
momentum (peristiwa) penting, yang menunjukkan kesatuan dan persatuan
yang diikat oleh aqidah Islamiyah. Pertama, di kawasan Makkatul
‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َو َع َلى آلِ ِه‬ َ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َن ِب ِّي َنا ْالمُصْ َط َفى م َُح َّم ٍد‬ َّ ‫اَل‬ Mukarramah berkumpul kaum Muslimin dari seluruh penjuru dunia guna
ْ‫ربِّ ا ْش َرحْ لِي‬. ِ ‫ك َس ِب ْي َل ُه َواهْ َتدَى ِب ُهدَاهُ إِ َلى َي ْو ِم ال ِّدي‬
َ ‫ْن‬ َ ‫صحْ ِب ِه َو َمنْ َس َل‬
َ ‫َو‬ melaksanakan ibadah haji. Mereka berkumpul tanpa dibedakan bahasa,
ْ‫ص ْد ِريْ َو َيسِّرْ لِيْ أَم ِْريْ َواحْ لُ ْل ُع ْق َد ًة ِمنْ لِ َسا ِنيْ َي ْف َقه ُْوا َق ْولِي‬ َ
bangsa, status sosial, dan warna kulit. Kedua, di setiap sudut dari lima
benua di dunia ini, serentak dilakukan shalat ‘Idul Adha dan penyembelihan
hewan qurban.
َ‫هللا َح َّق ُت َقا ِت ِه َوال‬ َ ‫ َيا أَيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا ا َّتقُوا‬F:‫آن ْال َك ِري ِْم‬ ِ ْ‫َقا َل هللاُ َت َعا َلى فِي ْالقُر‬
ْ‫ َيا أَ ُّي َها ال َّناسُ ا َّتقُ ْوا َر َّب ُك ُم الَّ ِذيْ َخ َل َق ُك ْم مِّن‬:‫ َو َقا َل‬.‫َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َوأَن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬ Ukhuwah Islamiyah, merupakan salah satu tujuan besar yang hendak
dicapai oleh syari’at. Merupakan salah satu pondasi dan tali keimanan yang
َ ‫ث ِم ْن ُه َما ِر َجاالً َك ِثيْرً ا َون َِسآ ًء َوا َّتقُوا‬
‫هللا‬ َّ ‫س َواحِدَ ٍة َو َخ َل َق ِم ْن َها َز ْو َج َها َو َب‬ ٍ ‫َن ْف‬ paling kokoh, sebagaimana sabda Nabi:
َّ‫ َو َت َز َّو ُد ْوا َفإِن‬:‫ َو َقا َل‬.‫ان َع َل ْي ُك ْم َرقِ ْيبًا‬
َ ‫هللا َك‬ َ َّ‫الَّ ِذيْ َت َسآ َءلُ ْو َن ِب ِه َو ْاألَرْ َحا َم إِن‬ ُ‫هللا َو ْالب ُْغض‬
ِ ‫هللا َو ْالحُبُّ فِي‬
ِ ‫هللا َو ْالم َُعادَاةُ فِي‬
ِ ‫ان اَ ْلم َُواالَةُ فِي‬ َ
‫الزا ِد ال َّت ْق َوى‬
َّ ‫َخي َْر‬ ِ ‫أ ْو َث ُق ع َُرى ْا‬
ِ ‫إل ْي َم‬
‫هللا‬
ِ ‫فِي‬
َ ‫ت َوأَ ْت ِب ِع ال َّس ِّي َئ َة ْال َح َس َن َة َت ْم ُح َها َو َخال ِِق ال َّن‬
‫اس‬ ُ ‫هللا َحي‬
َ ‫ْث َما ُك ْن‬ َ ‫ ِا َّت ِق‬:ُ‫َو َقا َل ال َّن ِبي‬ “Tali iman yang paling kuat adalah saling berkasih-sayang karena Allah,
)‫ حديث حسن‬،‫ (رواه الترمذي‬.‫َب ُخلُ ٍق َح َس ٍن‬ memusuhi karena Allah, mencintai karena Allah dan membenci karena
Allah.”[1]
Jamaah Jum’at hamba Allah yang dirahmati Allah SWT.
Dengan ukhuwah Islamiyah, kaum beriman saling mencintai, berkasih-
Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan sayang dan bersatu, sehingga kaum muslimin bisa menikmati kebahagian di
kepadajunjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan para bawah naungan ukhuwah Islamiyah. Allah berfirman: “Sesungguhnya kaum
sahabatnya. beriman itu bersaudara” (QS. al Hujurat: 10). Dan Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:

1 2
ْ ‫ف َو َما َت َنا َك َر ِم ْن َها‬
َ ‫اخ َت َل‬
‫ف‬ َ ‫ف ِم ْن َها ا ْئ َت َل‬ َ ‫اأْل َرْ َوا ُح ُج ُنو ٌد م َُج َّندَ ةٌ َف َما َت َع‬
َ ‫ار‬ Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia berkata baik atau diam.” (HR.
Bukhari Muslim).
“Ruh-ruh manusia adalah pasukan yang besar. Selagi ruh-ruh itu saling
Nilai Ukhuwah (persaudaraan) juga dapat dilihat dari sebutan Ibadullah
mengenal, maka mereka akan bersatu padu. Dan selagi ruh-ruh itu saling
(hamba-hamba Allah) sebagai sebutan kehormatan bagi yang bersaudara,
mengingkari, maka mereka akan berselisih.” (HR. Muslim).
dalam sebuah hadits Nabi SAW:
ُ‫ْالمُسْ لِ ُم أَ ُخو ْالمُسْ ل ِِم اَل َي ْظلِ ُم ُه َواَل َي ْخ ُذلُ ُه َوالَ ُي َك ِّذ ُب ُه َواَل َيحْ ِق ُره‬ ( ..... ‫ وكونوا عباد هللا إخوانا‬... )
“Seorang muslim itu saudara bagi muslim lainnya, tidak boleh
“Dan jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (HR. Bukhari no:
menzhaliminya, menghinakannya, mendustakannya dan merendahkannya.”
5605 Muslim no: 4641).
(HR Muslim, no. 2580).
Lebih dari itu, keluhuran dan keagungan makna dan nilai ukhuwah Islam,
Makna dan Nilai Ukhuwah
bahwa ukhuwah bukan sekadar anjuran dan himbauan, tetapi ia merupakan
IMAN adalah dasar ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Islamiyah adalah perintah yang mesti ditaati. Justru itu, pelanggaran terhadap nilai-nilai
bagian dari Prinsip Iman. Karenanya seringkali kita dapati pesan-pesan ukhuwah berdampak pada siksa dan murka Allah, firmanNya:
Nabi tentang aplikasi nilai ukhuwah disanding dengan kesempurnaan iman
“Hai orang-orang beriman, jangan suatu kaum mengolok-olokkan kaum
seseorang, antara lain dalam beberapa hadits berikut :
yang lain (karena) boleh jadi merka (yang diolok-olok) lebih baik dari
mereka (yang memperolok-olok), demikian para wanita jangan mereka
‫اليؤمن أحدكم حتى يحب ألخيه ما يحب لنفسه‬ mengolok-olok kaum wanita yang lain, (karena) boleh jadi mereka lebih baik
“Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sehingga ia mencintai dari mereka (yang mengolok-olok), jangan kamu mencela dirimu sendiri
saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dalam kitab (maksudnya adalah saudaramu), jangan kamu panggil dengan sebutan
shahihnya Bab: al-Iman no: 12 dan Imam Muslim dalam kitab shahihnya yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah
Bab: Iman no: 64). iman dan barang siapa yang tidak bertaubat maka mereka itulah orang-
orang yang zhalim.” (QS. al-Hujurat: 11).
( ‫من كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فال يؤذ جاره ومن كان يؤمن باهلل واليوم‬ Rasulullah SAW bersabda:
‫اآلخر فليكرم ضيفه ومن كان يؤمن باهلل واليوم اآلخر فليقل خيرا أو‬
‫) ليصمت‬ ( ‫) سباب المسلم فسوق وقتاله كفر‬
“Menghina orang muslim adalah kefasikan, sedangkan membunuhnya
“Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaknya ia tidak
merupakan kekafiran.” (HR Bukhari, Bab Adab 5584 dan Muslim, Bab: Iman
menyakiti tetangganya. Siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir
no: 97).
maka hendaknya ia memuliakan tetamunya. Siapa yang beriman kepada

3 4
( ‫بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم كل المسلم على المسلم حرام‬ Virus jiwa memang sulit diditeksi sebagaimana virus-virus penyakit jasmani.
Biasanya orang tidak merasa dengan adanya virus tersebut kecuali setelah
‫) دمه وماله وعرضه‬ muncul dampak serangan virus itu, kecuali mereka yang terawat hati dan
jiwanya, karena ia memiliki sensitifitas terhadap virus-virus tersebut,
“Cukuplah keburukan/dosa seseorang, bahwa ia menghina saudaranya
sebagaimana firman Allah SWT: “Wahai orang-orang beriman, jika kalian
muslim. Setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, harta dan
bertakwa maka Allah akan memberimu daya furqon yakni pembeda yang
kehormatannya (citra baiknya).” (HR. Muslim Bab: al-Birr wash-shilah wal
baik dan buruk”.
Adab no: 4650).
Betapa banyak orang tidak memahami adanya virus ukhuwah pada dirinya,
“Seluruh perbuatan manusia dilaporkan (oleh malaikat) dalam sepekan dua
kecuali setelah ia merasakan bahwa orang-orang di sekitanya
kali, yakni hari Senin dan Kamis, lalu diampuni dosa setiap hamba mukmin,
membencinya, tidak senang kepadanya.
kecuali hamba yang mempunyai permusuhan dengan saudaranya,
sehingga mereka berdamai.” (HR. Muslim, Bab: al-Birr, No: 4654). Oleh karenanya, proses pembersihan hati dan merawat jiwa hendaknya
dilakukan secara intens dan kontinyu, agar nilai-nilai ukhuwah dapat terpatri
Kendala-kendala Ukhuwah
pada diri setiap hamba Allah yang mukmin.
Prinsip Ukhuwah bukan suatu hal yang mustahil diwujudkan, meskipun
(2) Lidah Yang Tidak Dikendalikan.
mewujudkannya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dalam
kenyataannya, setiap yang bernilai agung dan berkualitas tinggi Menjaga lidah dengan berkata baik dan jujur serta menjaui kata-kata
memerlukan usaha gigih, perjuangan dan pengorbanan; oleh sebab itu merusak dan tercela, merupakan salah satu indikasi taqwa kepada Allah
mewujudkan nilai-nilai ukhuwah islamiyah menghadapi kendala-kendala SWT. Firman Allah SWT:
yang mesti dicermati dan ditangani secara jujur dan serius serta sabar.

Setidaknya ada 3 kendala yang dihadapi setiap mukmin di dalam


َ ‫َيا أَ ُّي َها الَّذ‬
‫ِين آ َم ُنوا ا َّتقُوا هَّللا َ َوقُولُوا َق ْواًل َسدِي ًدا‬
merealisasi nilai-nilai ukhuwah islamiyah, yaitu: “Wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan berkatalah
dengan perkataan yang benar.” (QS. Al-Ahzab: 70).
(1) Jiwa Yang Tidak Dirawat.
Bahkan memelihara lidah merupakan tanda kesempurnaan iman, sabda
Ukhuwah Islamiyah sangat erat dengan keimanan. Iman merupakan
Nabi SAW: (Dan siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka
sentuhan hati dan gerakan jiwa; karenanya jiwa dan hati yang tidak
hendaknya ia berkata baik atau diam).Karenanya lidah tidak boleh lepas
diperhatikan atau jarang diperiksa atau tidak dibersihkan akan menjadi
kontrol, berfikir positif dan cermat sebelum berbicara dan bersikap
lahan subur bagi munculnya virus-virus jiwa yang membahayakan
merupakan sikap orang bijak. Seringkali lidah tanpa kontrol dan berbicara
kalangsungan ukhuwah, seperti: takabur, hasud, dendam, cenderung
tanpa berfikir menyebabkan perselisihan dan permusuhan di masyarakat.
menzholimi, kemunafikan dll.
Kata orang “Memang lidah tak bertulang”Dengan lisan orang bisa
tersinggung, merasa tidak dihargai, merendahkan orang lain, menyebut-

5 6
nyebut aib seseorang dan sejumlah racun ukhuwah lainnya yang keluar dari ‫ َقا َل‬- ‫صلَّى هَّللا ُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم‬َ - ِّ‫ َعنْ ال َّن ِبي‬- ‫ رضي هللا عنه‬- ‫َعنْ أَ ِبي مُو َسى‬
mulut yang tidak dikendalikan.
ِ ‫) َك َحام ِِل ْال ِمسْ كِ َو َناف ِِخ ْالك‬4( ‫ِيس الس َّْو ِء‬
( ‫ِير‬ ِ ‫ِيس الصَّال ِِح َو ْال َجل‬ ِ ‫إِ َّن َما َم َث ُل ْال َجل‬
‫اع ِم ْن ُه َوإِمَّا أَنْ َت ِجدَ ِم ْن ُه‬َ ‫) َوإِمَّا أَنْ َت ْب َت‬6( ‫ك‬ َ ‫) َف َحا ِم ُل ْال ِمسْ كِ إِمَّا أَنْ يُحْ ِذ َي‬5
Suatu saat shahabat Abu Bakar r.a. lewat di depan 3 orang shahabat “non-
Arab” ( Salman, Shuhaib dan Bilal) yang sedang asyik membincangkan
kegagahan dan kepahlawanan para pedang Allah menghadapi Abu Sofyan ‫ك َوإِمَّا أَنْ َت ِجدَ ِريحً ا َخ ِبي َث ًة‬ َ ‫ِير إِمَّا أَنْ يُحْ ِر َق ِث َيا َب‬
ِ ‫ريحً ا َط ِّي َب ًة َو َنافِ ُخ ْالك‬.
ِ
(tokoh Quraisy sebelum masuk Islam) seraya mereka berkata: “Sungguh
pedang-pedang Allah takkan gentar menghadapi Abu Sofyan. Mendengar “Perumpamaan orang yang shalih dengan orang yang tidak shalih ibarat
kata Abu Sofyan, langsung Abu Bakar menanggapi: Apakah kalian pembawa minyak wangi dan peniup bara, Pembawa minyak wangi bisa
membincangkan seorang dari tokoh Quraisy ? Setelah Rasulullah saw memberikan minyak itu kepadamu, atau kamu membeli darinya atau
mendengar berita tersebut, beliau meminta Abu Bakar untuk kembali (minimal) kamu memperoleh harum wangi itu. Peniup bara api bisa
menemui 3 shahabat tadi untuk meminta maaf, kata beliau: Barangkali membakar bajumu atau kamu memperoleh bau tak sedap.” (HR Muslim,
engkau membuat merekmarah (karena kata-katamu). Bab: al-Birr dst, no: 4762).

Maksud pinta Rasulullah adalah agar setiap umat berhati-hati dalam Suasana dan lingkungan yang tidak baik merupakan salah satu faktor
berkata-kata dan tetap memelihara kebersihan hati dan keluhuran jiwa. utama keretakan hubungan persaudaraan orang-orang yang beriman.
Lingkungan yang terdapat saling hasud, budaya pamer, sikap riya’ dan
(3) Lingkungan Yang Kurang/Tidak Kondusif. hedonis, materialistis, prilaku desturktif, senang menyebar fitnah, hobi
bergunjing, menyebar gosip dan isu tidak benar. Semua itu adalah penyakit-
Kepribadian seseorang seringkali dibentuk dan dipengaruhi oleh
penyakit lingkungan yang merusak dan mematikan keharmonisan hubungan
lingkungannya. Apalagi seseorang yang tidak memiliki kemampuan ta’tsir
personal dan komunal pada masyarakat muslim.
(mempengaruhi orang lain), sehingga dengan mudah ia dipengaruhi
lingkungan dimana ia harus berinteraksi. Oleh sebab iotu Allah Buah Ukhuwah Islamiyyah
memerintahkan Nabi SAW untuk senantiasa bersabar bersama orang-orang
yang multazim (komitmen) dengan ajaran Allah, senantiasa taqorrub Bila ukhuwah Islamiyah telah bersemi, merekah dan tumbuh dengan subur,
(mendekatkan diri) kepada Allah SWT firman-Nya: maka akan dapat membuahkan hasil, diantaranya :

“Bersabarlah bersama mereka yang selalu berdoa kepada Allah di pagi dan • Terwujudnya persatuan Islam yang kokoh, karena diikat dengan aqidah
petang hari, jangan sekali-kai engkau berpaling dari mereka.” (QS. al-Kahfi: Rabbaniyyah, dan tegak di atas landasan takwa, sebagaimana firman Allah
28). dalam surat Al Hujurat, yang artinya: “Sesungguhnya hanyalah orang-orang
yang beriman itu bersaudara,” (QS. Al Hujurat: 10) dan juga firman Allah,
Nabi Muhammad SAW pun meninggalkan pesan-pesan berharga buat yang artinya: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah adalah
umatnya dalam sebuahhadits: yang paling bertakwa.” (QS. al Hujurat: 13).

Betapa besar dan kuatnya persatuan jika berjuta orang dari berbagai negeri
terhimpun seluruhnya di bawah panji ukhuwah dengan beriman kepada

7 8
‫‪Rabb yang sama, nabi yang sama dan syari’at yang sama, serta manhaj‬‬ ‫صلُّ ْوا َع َل ْي ِه َو َسلِّم ُْوا‬ ‫ُصلُّ ْو َن َع َلى ال َّن ِبيِّ ‪َ ،‬ياأَيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُن ْوا َ‬ ‫هللا َو َمالَ ِئ َك َت ُه ي َ‬ ‫إِنَّ َ‬
‫‪yang lurus.‬‬
‫ت ْاألَحْ َيا ِء ِم ْن ُه ْم‬ ‫ت َو ْالم ُْؤ ِم ِني َْن َو ْالم ُْؤ ِم َنا ِ‬ ‫اغفِرْ ل ِْلمُسْ لِ ِمي َْن َو ْالمُسْ لِ َما ِ‬ ‫َتسْ لِ ْيمًا‪.‬اَللَّ ُه َّم ْ‬
‫َ‬ ‫َو ْاألَ َ‬
‫‪• Tersebarnya Islam ke seluruh penjuru bumi.‬‬
‫إلسْ الَ َم َو ْالمُسْ لِ ِمي َْن‪.‬اَللَّ ُه َّم‬ ‫ك َق ِريْبٌ ُم ِجيْبُ ال َّد َع َواتِ‪.‬اَللَّ ُه َم أعِ َّز ْا ِ‬ ‫مْواتِ‪ ،‬إِ َّن َ‬
‫ان َو َز َم ٍ‬ ‫ْن ِفيْ ُك ِّل َم َك ٍ‬ ‫ا ْنص ُِر ْالم َُجا ِه ِدي ِ‬
‫‪• Terpencarnya peradapan Islam.‬‬ ‫ان‬
‫‪• Kuatnya solidaritas dalam masyarakat Islam.‬‬
‫ان َوالَ َتجْ َع ْل فِيْ قُلُ ْو ِب َنا غِ الًّ لِّلَّ ِذي َْن‬ ‫إل ْخ َوا ِن َنا الَّ ِذي َْن َس َبقُ ْو َنا ِباْ ِ‬
‫إل ْي َم ِ‬ ‫اغفِرْ َل َنا َو ِ‬ ‫َر َّب َنا ْ‬
‫‪• Menjadi pendukung majunya ilmu dan peradaban.‬‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫‪.‬ر َّب َنا الَ‬ ‫ار َ‬ ‫اغفِرْ َل َنا ذ ُن ْو َب َنا َو َت َو َّف َنا َم َع ْاألب َْر ِ‬ ‫‪.‬ر َّب َنا ْ‬ ‫ك َرء ُْوفٌ رَّ ِح ْي ٌم َ‬ ‫َءا َم ُن ْوا َر َّب َنا إِ َّن َ‬
‫أَقُ ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َوأَسْ َت ْغفِر ُْوا َ‬
‫هللا لِيْ َو َل ُك ْم‬ ‫ُت َؤاخ ِْذ َنا إِنْ َّنسِ ْي َنا أَ ْو أَ ْخ َطأْ َنا‪َ ،‬ر َّب َنا َوالَ َتحْ ِم ْل َع َل ْي َنا إِصْ رً ا َك َما َح َم ْل َت ُه َع َلى‬
‫‪Wallahul muwaffiq.‬‬ ‫اغفِرْ َل َنا‬‫الَّ ِذي َْن مِن َق ْبلِ َنا‪َ ،‬ر َّب َنا َوالَ ُت َحم ِّْل َنا َماالَ َطا َق َة َل َنا ِبهِ‪َ ،‬واعْ فُ َع َّنا َو ْ‬
‫اك‬
‫ض َ‬ ‫ك ِر َ‬ ‫نت َم ْوالَ َنا َفانصُرْ َنا َع َلى ْال َق ْو ِم ْال َكاف ِِري َْن‪.‬اَللَّ ُه َّم إِ َنا َنسْ أَلُ َ‬ ‫َوارْ َحمْ َنا أَ َ‬
‫ت‬‫آن ْال َعظِ ي ِْم‪َ ،‬و َن َف َع ِنيْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َما ِف ْي ِه م َِن ْاآل َيا ِ‬
‫ك هللاُ لِيْ َو َل ُك ْم فِي ْال ُقرْ ِ‬ ‫ار َ‬ ‫َب َ‬ ‫ِع َة َو ْال ُم ْش ِر ِكي َْن‬ ‫ك َش َهادَ ًة ِفيْ َس ِب ْيل َِك‪.‬اَللَّ ُه َّم أَهْ لِكِ ْال َك َف َر َة َو ْال ُم ْب َتد َ‬ ‫ك َو َنسْ أَلُ َ‬ ‫َو َج َّن َت َ‬
‫ِّ‬
‫ان َلفِيْ ُخسْ ٍر‪ ،‬إِالَّ الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا َو َع ِملُوا‬ ‫اإلن َس َ‬‫َوالذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ .‬و ْال َعصْ ِر‪ ،‬إِنَّ ِ‬ ‫ك أَعْ دَا َء ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫أَعْ دَا َئ َ‬
‫اغفِرْ َوارْ َح ْم َوأَ ْن َ‬
‫ت‬ ‫صب ِْر‪َ .‬وقُ ْل َربِّ ْ‬ ‫اص ْوا ِبال َّ‬ ‫ص ْوا ِب ْال َح ِّق َو َت َو َ‬
‫ت َو َت َوا َ‬ ‫الصَّال َِحا ِ‬
‫َخ ْي ُر الرَّ ا ِح ِمي َْن‬ ‫ت َشمْ َل ُه ْم َو َم ِّز ْق َجمْ َع ُه ْم َو َز ْل ِز ْل أَ ْقدَا َم ُه ْم َوأَ ْل ِق ِفيْ قُلُ ْو ِب ِه ُم الرُّ عْ ب‬ ‫اَللَّ ُه َّم َش ِّت ْ‬
‫‪.‬ر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي‬ ‫َ‪.‬اَللَّ ُه َّم َع ِّذ ْب ُه ْم َع َذابًا َش ِد ْي ًدا َو َح ِّس ْب ُه ْم ح َِسابًا َثقِ ْيالً َ‬
‫‪KHUTBAH KEDUA‬‬
‫ك َربِّ ْالع َِّز ِة َعمَّا يَصِ فُ ْو َن‪َ ،‬و َسالَ ٌم‬ ‫ان َر ِّب َ‬ ‫ار‪ُ .‬سب َْح َ‬ ‫اب ال َّن ِ‬‫اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ َ‬
‫ْن ُكلِّ ِه َو َل ْو‬‫ْن ْال َح ِّق لِي ُْظ ِه َرهُ َع َلى ال ِّدي ِ‬ ‫ْال َحمْ ُد هَّلِل ِ الَّ ِذيْ أَرْ َس َل َرس ُْو َل ُه ِب ْال ُهدَى َو ِدي ِ‬ ‫َع َلى ْالمُرْ َسلِي َْن َو ْال َحمْ ُد هَّلِل ِ َربِّ ْال َعا َل ِمي َْن‬
‫َك ِر َه ْال َكافِر ُْو َن‪ .‬أَ ْش َه ُد أَنْ الَ إِ َلـ َه إِالَّ هللاُ َوأَ ْش َه ُد أَنَّ م َُح َّم ًدا َع ْب ُدهُ َو َرس ُْولُهُ‪.‬‬
‫ئ ذِي ْالقُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن‬ ‫ْ‬
‫صحْ ِب ِه‬‫صلَّى هللاُ َع َل ْي ِه َو َسلَّ َم َو َع َلى آلِ ِه َو َ‬ ‫صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َن ِب ِّي َنا م َُح َّم ٍد َ‬ ‫َوال َّ‬ ‫ان َوإِي َتآ ِ‬
‫إلحْ َس ِ‬ ‫هللا َيأ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َع ْد ِل َو ْا ِ‬
‫هللا‪ ،‬إِنَّ َ‬
‫عِ َبادَ ِ‬
‫هللا ْال َعظِ ْي َم َي ْذ ُكرْ ُك ْم‬
‫ِظ ُك ْم َل َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‪َ .‬ف ْاذ ُكرُوا َ‬
‫ْال َفحْ َشآ ِء َو ْالمُن َكر َو ْال َب ْغي َيع ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ان إِ َلى َي ْو ِم ال ِّدي ِ‬
‫ْن‬ ‫َو َمنْ َت ِب َع ُه ْم ِبإِحْ َس ٍ‬ ‫َ‬
‫ْ‬ ‫َواسْ أَلُ ْوهُ ِمنْ َفضْ لِ ِه يُعْ طِ ك ْم َولذِك ُر ِ‬
‫هللا أك َب ُر‬ ‫ْ‬ ‫َ‬ ‫ُ‬
‫ُ‬
‫اع َة ْال ُج ُم َعةِ‪ ،‬أَرْ َشدَ ُك ُم هللاُ‪ .‬أ ْوصِ ْي ُك ْم َو َن ْفسِ يْ ِب َت ْق َوى هللاُ‪َ ،‬و َمن َي َّت ِق َ‬
‫هللا َيجْ َعل‬ ‫َج َم َ‬
‫هللا يُعْ ظِ ْم َل ُه أَجْ رً ا‬
‫ْث الَ َيحْ َتسِ بُ ‪َ ،‬و َمن َي َّت ِق َ‬ ‫لَّ ُه ِمنْ أَم ِْر ِه يُسْ رً ا َو َيرْ ُزقُ ُه ِمنْ َحي ُ‬

‫‪9‬‬ ‫‪10‬‬

Anda mungkin juga menyukai