Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ekonomi Manajemen

Volume 5 Nomor 2 (November 2019) 102-111


http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/jem
ISSN 2477-2275 (Print)
ISSN 2685-7057 (Online)

PENGARUH FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP HARGA


SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SUB SEKTOR
OTOMOTIF DAN KOMPONEN YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
Nur Awani
Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, Jl. Limau II, Kramat Pela, Kebayoran Baru, Jakarta, Indonesia
*nurawanii59@gmail.com

Diterima: November 2019. Disetujui: November 2019. Dipublikasikan: Desember 2019.

ABSTRACT
This research discusses the influence of fundamental factors on stock prices in
manufacturing companies in the muscular and component sub sectors. This study aims to determine
the effect of debt to equity ratio and earnings per share on stock prices in the period 2013-2017. The
population in this study consisted of 13 companies and the sampling was done using the purposive
sampling method. The samples used were 6 automotive sub-sector companies and components in the
2013-2017 period. This type of research is quantitative by using multiple linear regression analysis
test. The results of the study stated that the debt to equity ratio partially had no effect on stock prices
and earnings per share partially had a significant effect on stock prices. While simultaneous debt to
equity ratio and earnings per share have a significant effect on stock prices.

Keywords: Debt to Equity Ratio; Earning Per Share; Share Prices.

ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang pengaruh faktor fundamental terhadap harga saham pada
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif dan komponen. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh debt to equity ratio dan earning per share terhadap harga saham pada periode
tahun 2013-2017. Populasi pada penelitian ini terdiri dari 13 perusahaan dan penarikan sampel yang
dilakukan menggunakan metode purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 6
perusahaan sub sektor otomotif dan komponen periode 2013-2017. Jenis penelitian ini adalah
kuantitatif dengan menggunakan uji analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menyatakan
bahwa debt to equity ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham dan earning per
share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan debt
to equity ratio dan earning per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Kata Kunci: Debt to Equity Ratio; Earning Per Share; Harga Saham.

Karenanya banyak para pelaku ekonomi


PENDAHULUAN yang melakukan berbagai cara agar
Pada zaman globalisasi ini persaingan tercapainya tujuan usaha dan dapat bertahan
dalam dunia usaha berkembang dan dalam kelangsungan hidupnya. Dunia
mengalami persaingan yang sangat ketat. industri saat ini mengalami perkembangan
103
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

yang sangat pesat. Untuk terjadinya Harga saham yang memiliki pola
keberhasilan disuatu dunia industri, maka pergerakan yang selalu meningkat dari
pelaku industri dituntut untuk lebih inovatif waktu ke waktu adalah harga saham yang
dan kreatif untuk menciptakan produk yang menguntungkan bagi para investor. Harga
lebih unggul dari pelaku industri pesaing. saham juga dipengaruhi oleh faktor
Salah satu industri yang mengalami fundamental, yaitu indikator rasio keuangan
persaingan tersebut adalah industri pada suatu perusahaan atau kinerja
otomotif. Hal ini dikarenakan banyaknya keuangan. Dalam berinvestasi diperlukan
pelaku usaha yang memasuki sektor analisis dalam mengukur nilai saham dan
industri otomotif. Otomotif sendiri adalah salah satu analisis untuk mengukur nilai
sebuah industri yang bergerak dalam saham tersebut dapat dilakukan dengan
memproduksi kebutuhan masyarakat analisis fundamental.
berupa kendaraan sebagai alat transportasi Faktor-faktor fundamental yang
(Fitty dan Heven, 2016 dalam Ratifah, digunakan dalam penelitian ini adalah Debt
2018). to Equity Ratio (DER) adalah rasio utang
Pada umumnya perusahaan terhadap modal yang digunakan untuk
memerlukan modal untuk memenuhi menghitung seberapa banyak perusahaan di
kebutuhan operasional, kegiatan danai oleh hutang. Selain DER ada pula
perusahaannya dan kebutuhan investasi Earning Per Share (EPS) yaitu rasio yang
jangka panjang perusahaan. Untuk memberitahukan berapa keuntungan yang
mendapatkan dana dari luar perusahaan, didapat oleh investor dalam per lembar
maka perusahaan akan melakukan cara saham.
berinvestasi. Dalam berinvestasi para Rasio Debt to Equity Ratio (DER) yaitu
investor perlu memerhatikan harga saham. perbandingan antara utang dan ekuitas.
Karena harga saham mencerminkan nilai Rasio DER dapat digunakan untuk
suatu perusahaan. Para investor perlu menunjukkan tingkat risiko dalam suatu
memperhatikan dan memilih saham-saham perusahaan. Semakin rendah nilai DER
mana yang dapat menguntungkan secara pada suatu perusahaan menunjukkan
optimal untuk dana yang diinvestasikan. kemampuan suatu perusahaan dalam
Grafik harga saham sub sektor otomotif dan menjamin utangnya dengan ekuitas yang
komponen periode 2013-2017 dapat dilihat dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan jika
pada Gambar 1. DER semakin tinggi maka semakin tinggi
9000 juga risiko keuangan dalam suatu
8000 perusahaan (Nurfadillah, 2011).
7000 Earning Per Share (EPS) dalam suatu
6000
perusahaan dapat digunakan untuk
5000
menunjukkan besarnya laba bersih
4000
perusahaan yang siap dibagikan kepada
semua pemegang saham perusahaan
3000
(Tandelilin, 2001: 241). Perusahaan yang
2000
stabil akan memperlihatkan kondisi
1000
stabilitas pertumbuhan EPS, sedangkan
0
2013 2014 2015 2016 2017
perusahaan yang tidak stabil akan
memperlihatkan pertumbuhan yang
ASII AUTO GJTL INDS PRAS SMSM fluktuatif (Susilowati dan Turyanto, 2011).
Menurut (Jogiyanto dalam Raharjo,
Gambar 1. Grafik Harga Saham
2013) asumsi dari signaling theory adalah
Subsektor Otomotif dan Komponen
para manajer perusahaan memiliki
Periode 2013-2017
informasi yang lebih akurat mengenai
104
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

perusahaan yang tidak diketahui oleh pihak EPS pada perusahaan, maka hal tersebut
luar (investor). Hal ini akan mengakibatkan menjadikan harga saham menurun.
suatu asimetri antar pihak-pihak yang Pada periode lainnya ketika perusahaan
berkepentingan. Asimetri informasi melakukan kebijakan untuk menurunkan
merupakan suatu kondisi dimana informasi EPS harga saham perusahaan mengalami
privat yang hanya dimiliki investor-investor peningkatan. Maka dapat dikatakan adanya
yang hanya mendapat informasi saja. data yang tidak sesuai atau tidak sejalan
dengan teori yang merupakan permasalahan
Tabel 1. Tingkat DER, EPS dan Harga
dalam penelitian ini.
Saham Otomotif Periode 2013-2017
Berdasarkan latar belakang diatas
Nama Harga maka penulis tertarik untuk melakukan
Tahun DER EPS
Perusahaan Saham
ASII 2013 1,015 550,766 6800 penelitian pada perusahaan sub sektor
2014 1,294 546,518 7400 otomotif dan komponen periode 2013-2017
2015 0,939 385,662 6000 berkaitan dengan “Pengaruh Faktor
2016 0,871 452,084 8275
2017 0,891 572,207 8300 Fundamental Terhadap Harga Saham”.
AUTO 2013 0,320 219,517 3650
2014 0,418 198,436 4200 METODE PENELITIAN
2015 0,413 66,954 1600
2016 0,386 100,3 2050 Penelitian ini merupakan jenis
2017 0,372 113,653 2060
GJTL 2013 1,681 34,529 1680
penelitian asosiatif. Variabel dan penelitian
2014 1,681 77,441 1425 ini merupakan jenis penelitian kuantitatif
2015 2,246 -89,912 530 karena didalamnya terdapat perhitungan
2016 2,197 179,798 1070
2017 2,197 12,921 680
data penelitian yang berupa angka-angka.
INDS 2013 0,253 0,281 2675 Macam-macam variabel dalam penelitian
2014 0,248 0,194 1600 dapat dibedakan menjadi:
2015 0,33 0,002 350
2016 0,197 0,075 810
1. Variabel Independen
2017 0,135 0,173 1260 Variabel bebas merupakan variabel
PRAS 2013 0,957 0,188 185 yang mempengaruhi atau yang menjadi
2014 0,876 0,161 204
2015 1,125 0,091 125
sebab perubahannya atau timbulnya
2016 1,303 -0,038 170 variabel dependen (terikat). Dalam
2017 1,28 -0,046 220 penelitian ini variabel independen yang
SMSM 2013 0,689 234,93 3450 digunakan adalah Debt to Equity Ratio
2014 0,525 292,036 4750
2015 0,541 4007,202 4760 (DER) dan Earning per Share (EPS).
2016 0,427 96,443 980 Menurut Sitanggang (2014: 23) debt to
2017 0,336 87,206 1255 equity ratio merupakan rasio antara
Sumber: Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) total utang dengan total ekuitas dalam
Dari tabel 1 diketahui bahwa pada perusahaan yang memberikan
periode tertentu dapat dilihat bahwa ketika gambaran perbandingan antara total
perusahaan melakukan kebijakan untuk utang dengan modal sendiri (equity)
menaikkan DER pada perusahaan, maka hal perusahaan. Semakin besar rasio ini
tersebut menjadikan harga saham berarti semakin besar peranan utang
meningkat. Pada periode lainnya ketika dalam membiyai aset perusahaan dan
perusahaan melakukan kebijakan untuk sebaliknya.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐿𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠
menurunkan DER harga saham perusahaan 𝐷𝐸𝑅 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐸𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
juga mengalami penurunan.
Hal tersebut terjadi juga pada tingkat Menurut Lara Monica,dkk (2017)
EPS yang mana ketika perusahaan menyatakan bahwa laba per saham atau
melakukan kebijakan untuk menaikkan earning per share (EPS) merupakan
rasio yang menunjukkan pembagian
laba untuk setiap saham. Semakin
105
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

tinggi nilai EPS tentu saja satu jenis yang mana penelitian memilih
menyebabkan semakin besar laba dan sampel berdasarkan penilaian terhadap
kemungkinan peningkatan jumlah beberapa kriteria anggota sampel yang
deviden yang diterima pemegang disesuaikan dengan maksud penelitian
saham. (Mudrajat Kuncoro, 2013: 139). Kriteria
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ yang digunakan sebagai sampel dalam
𝐸𝑃𝑆 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐵𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟
penelitian ini adalah:
2. Variabel Dependen 1. Perusahaan sektor otomotif dan
Dalam hal ini variabel dependen juga komponen yang terdaftar di Bursa Efek
disebut sebagai variabel output, kriteria Indonesia selama tahun 2013-2017.
dan konsekuen. Dengan kata lainnya 2. Perusahaan sektor otomotif dan
dapat disebut juga sebagai variabel komponen yang memiliki saham
terikat. Variabel tersebut merupakan syariah
variabel yang dipengaruhi atau yang 3. Perusahaan memiliki data laporan
menjadi akibat. Dalam penelitian ini keuangan lengkap yang diperlukan
variabel dependen yang digunakan untuk perhitungan yang sesuai dengan
adalah harga saham. model yang digunakan dalam
Harga saham adalah harga selembar penelitian ini.
kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas tersebut adalah pemilik Tabel 2. Daftar Sampel Perusahaan
(apapun posisinya) dari suatu No.
Kode
Nama Perusahaan
perusahaan yang menerbitkan kertas Perusahaan
(saham) tersebut sesuai dengan posisi 1. ASII Astra Internasional Tbk
2. AUTO Astra Otoparts Tbk
kepemilikannya yang tertera pada 3. GJTL Gajah Tunggal Tbk
saham tersebut (Sawidji Widiatmodjo, 4. INDS Indospring Tbk
2015: 43). 5. PRAS Prima Alloy Steel
Universal Tbk
Kerangka pemikiran yang menggambarkan 6. SMSM Selamat Sempurna Tbk
hubungan antara debt to equity ratio dan
earning per share terhadap harga saham Teknik pengumpulan data yang
adalah sebagai berikut: digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan metode dokumentasi. Metode
dokumentasi adalah pengumpulan data
DER dengan Dokumen yang akan diteliti adalah
(X1) laporan keuangan perusahaan sub sektor
Harga Saham

EPS
(Y) otomotif dan komponen periode tahun
(X2) 2013-2017 yang telah dikumpulkan dan
dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia
(BEI) (www.idx.co.id).
Gambar 2. Model Penelitian Alat yang digunakan untuk mengelolah
data untuk penelitian ini adalah analisis
Populasi yang digunakan dalam
regresi linier berganda yang menghasilkan
penelitian ini adalah semua Perusahaan
nilai koefisien determinasi dan koefisien
Manufaktur sub sektor otomotif dan
korelasi. Regresi linier berganda digunakan
komponen yang terdaftar dalam Bursa Efek
untuk menguji pengaruh dua tau lebih
Indonesia selama periode 2013-2017 yang
variabel.
berjumlah sebanyak 13 perusahaan.
Untuk menganalisis data yang ada
Metode penarikan sampel yang
dalam penelitian ini, penulis menggunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik pengelolaan data melalui program
metode Judgement Sampling, yaitu salah
106
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

SPSS (Software Program Service Solution) Tabel 3. Uji Multikolinieritas


versi 20.0. Model Collinearity Statistics
Adapun hipotesis dalam penelitian ini Tolerance VIF
adalah: (Constant)
H1 : Debt to Equity Ratio (DER) secara 1 DER ,979 1,022
parsial berpengaruh signifikan EPS ,979 1,022
terhadap Harga Saham. a. Dependent Variable: Harga Saham
H2 : Earning Per Share (EPS) secara parsial Dapat dilihat pada tabel diatas kedua
berpengaruh signifikan terhadap Harga variabel bebas/independen memiliki nilai
Saham. VIF < 10 atau tidak ada satupun varibel
H3 : DER dan EPS secara simultan independen yang bernilai VIF > 10.
berpengaruh signifikan terhadap Harga Sedangkan pada nilai tolerance, kedua
Saham. variabel memiliki nilai Tolerance > 0,10.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
HASIL DAN PEMBAHASAN ada terjadinya multikoliniearitas pada
Uji Asumsi Klasik model regresi ini.
Berikut ini adalah hasil uji asumsi
klasik:

Gambar 4. Uji Heteroskedasitisas

Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa


grafik scatterplot memiliki pola yang
tersusun rapi dengan baik diatas maupun
Gambar 3. Uji Normalitas dibawah angka nol (0) pada sumbu Y. Maka
dengan demikian tidak terjadi
Dari Gambar 3 dapat dilihat bahwa heteroskedastisitas.
titik-titik menyebar disekitar garis dan
mengikuti arah garis diagonal. Hal ini Tabel 4. Uji Autokorelasi
menunjukkan bahwa residual pada model
Std.
regresi tersebut terdistribusi secara normal, R Adjusted Error of Durbin-
maka model regresi memenuhi asumsi R
Square R Square the Watson
normalitas. Uji kenormalan data juga bisa Estimate
dilakukan dengan uji statistik Kolmogorov- ,713a ,509 ,471 968,18045 1,448
Smirnov (K-S). Hasil uji statistik a. Predictors: (Constant), Lag_X2, Lag_X1
Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada Berdasarkan Tabel 4, dapat diketahui
tabel berikut ini: bahwa nilai Durbin-Watson (DW) sebesar
1,448. Sedangkan tabel dengan nilai
signifikansi 0,05 dengan jumlah (n)=30,
107
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

serta variabel independen (k) = 2 diperoleh 1. Variabel X1 yaitu DER yang diukur
hasil dL= 1,283 dan nilai dU=1,566. berdasarkan thitung (Tabel 5) < ttabel atau
Sedangkan kriteria yang sesuai dengan 0,736 < 2,052 yang mana nilai
pemenuhan uji autokorelasi adalah nilai signifikannya 0,468 > 0,05 maka H1
DW terletak pada dL < DW < dU. ditolak, yang berarti nilai DER secara
Dan hasil uji menghasilkan kriteria parsial tidak berpengaruh terhadap harga
1,283 < 1,448 < 1,566 yang mana hasil saham.
tersebut membuktikan bahwa model tidak 2. Variabel X2 yaitu EPS yang diukur
terjadi autokorelasi dalam penelitian ini. berdasarkan thitung (Tabel 5) > ttabel atau
8,279 > 2,052 yang mana nilai
Analisis Regresi
signifikannya 0,000 < 0,05 maka H2
Berikut ini hasil regresi dalam diterima, yang berarti nilai EPS secara
penelitian ini: parsial berpengaruh signifikan terhadap
Tabel 5. Coefficientsa harga saham.
Berikut ini uji hipotesis simultan:
Model Unstandardized Standardized t Sig.
Coefficients Coefficients Tabel 6. ANOVAa
B Std. Error Beta
(Constant) -74,981 576,001 -,130 ,897 Model Sum of df Mean Square F Sig.
Squares
DER 432,393 587,653 ,076 ,736 ,468
EPS 12,397 1,497 ,855 8,279 ,000 Regression 100053735,423 2 50026867,712 34,380 ,000b
a. Dependent Variable: Harga Saham 1 Residual 39288510,044 27 1455130,002
Total 139342245,467 29
a. Dependent Variable: Harga Saham
Dari hasil tabel diatas maka diperoleh b. Predictors: (Constant), EPS, DER
persamaan sebagai berikut: Berdasarkan hasil Tabel 6,
Y= b0+b1.X1+b2.X2 menunjukkan bahwa nilai Fhitung (34,380) >
Y= -74,981 + 432,393X1 +12,397X2 Ftabel 0,05 (2; 27) = 3,349 dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05 maka H3 diterima
Berdasarkan persamaan regresi diatas dapat
yang berarti bahwa DER dan EPS secara
dijelaskan sebagai berikut:
simultan berpengaruh signifikan terhadap
1. Angka konstanta sebesar -74,981
harga saham.
menyatakan bahwa jika debt to equity
ratio (X1) dan earning per share (X2) Tabel 7. Model Summary
nilainya 0, maka harga saham (Y) Model R R Adjusted Std. Error
nilainya sebesar -74,981. Square R Square of the
2. Debt to Equit Ratio (DER) memiliki Estimate
koefisien sebesar 432,393. Artinya jika 1 ,847a ,718 ,697 1206,28769
variabel X1 (DER) menaikkan a. Predictors: (Constant), EPS, DER
Rp.1/lembar yang lain ceteris paribus
atau dianggap konstan maka akan
menaikkan Y (harga saham) sebesar Rp. Hasil olahan SPSS pada Tabel 7
432,393/lembar dan sebaliknya. menunjukkan bahwa uji koefisien korelasi
3. Earning Per Share (EPS) memiliki (R) sebesar 0,847 atau 84,7% yang berarti
koefisien sebesar 12,397. Artinya jika bahwa korelasi atau hubungan antara
variabel X2 (EPS) menaikkan variabel dependen yaitu DER dan EPS
Rp.1/lembar yang lain ceteris paribus terhadap variabel independen yaitu harga
atau dianggap konstan maka akan saham memiliki hubungan sangat kuat.
menaikkan Y (harga saham) sebesar Rp. Nilai adjusted koefisien determinasi
2
12,397/lembar dan sebaliknya. (R ) sebesar 0,697 atau 69,7%. Hal ini
Berikut ini adalah uji hipotesis secara mengartikan bahwa sekitar 69,7% harga
parsial beserta interpretasinya: saham (Y) dapat dijelaskan DER (X1) dan
EPS (X2), sedangkan sisanya sebesar 30,3%
108
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

dapat dijelaskan oleh variabel lain yang penelitiannya mengatakan bahwa debt to
tidak teliti. equity ratio tidak berpengaruh terhadap
harga saham (Y).
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER)
Terhadap Harga Saham Pengaruh Earning Per Share (EPS)
Nilai signifikan untuk pengaruh Debt Terhadap Harga Saham
to Equity Ratio (X1) terhadap harga saham Nilai sig. untuk pengaruh earning per
(Y) adalah sebesar 0,468 > 0,05 dengan share (X2) terhadap harga saham (Y) adalah
nilai thitung < ttabel atau 0,736 < 2,052 dan sebesar 0 < 0,05 dengan nilai thitung > ttabel
nilai koefisien regresi dari variabel ini atau 8,279 > 2,052 dan nilai koefisien
adalah 432,393. Sehingga dapat regresi dari variabel ini adalah 12,397.
disimpulkan bahwa debt to equity ratio (X1) Sehingga dapat disimpulkan bahwa earning
tidak berpengaruh terhadap harga saham per share (X2) berpengaruh positif dan
(Y) pada perusahaan manufaktur sub sektor signifikan terhadap harga saham (Y)
otomotif dan komponen yang terdaftar di perusahaan manufaktur sub sektor otomotif
BEI periode 2013-2017. dan komponen yang terdaftar di BEI
Tidak berpengaruhnya DER terhadap periode 2013-2017. Hal ini menunjukkan
harga saham terindikasi dari beberapa bahwa semakin tinggi tingkat EPS maka
investor yang memandang bahwa debt to semakin meningkat minat para investor
equity ratio bukan penghambat atau pemicu untuk berinvestasi yang mana hal itu akan
minat para investor untuk membeli saham membuat harga saham meningkat.
dan tidak akan mempengaruhi harga saham. Teori signal (signaling theory)
Sebagian besar para investor menginginkan menyebutkan bahwa tingginya nilai EPS
laba jangka pendek berupa capital gain perusahaan dapat memberikan signal yang
sehingga dalam mempertimbangkan baik kepada para investor karena pada
pembelian saham tidak mempertimbangkan umumnya para investor tertarik dengan EPS
DER perusahaan, akan tetapi mengikuti yang besar. EPS yang besar merupakan
trend yang terjadi di pasar. Hal ini terjadi salah satu indikator keberhasilan suatu
karena sebagian besar investor lebih perusahaan. Semakin tinggi nilai EPS
berorientasi terhadap capital gain oriented perusahaan semakin tinggi pula laba yang
bukan dividend oriented. Hasil penelitian akan dibagikan kepada pemegang saham
ini juga menunjukkan bahwa informasi dan akan meninggikan harga saham
perubahan DER yang sebagaimana bisa perusahaan (Perdana dkk, 2013).
diperoleh dari laporan keuangan tidak Nilai Earning Per Share (EPS) yang
berpengaruh pada keputusan atas harga rendah maka perusahaan akan memperoleh
saham di pasar modal Indonesia (Muksal, laba yang rendah dan akan menunjukkan
2017). bahwa perusahaan dalam kondisi yang tidak
Menurut Putri (2014) tidak sejahtera, begitupun sebaliknya jika nilai
berpengaruhnya DER terhadap Harga EPS tinggi akan memperoleh laba yang
Saham dan tidak signifikan juga besar dan menunjukkan bahwa perusahaan
dimungkinkan karena adanya perusahaan dalam kondisi yang sejahtera. Kondisi
yang tidak solvable. Perusahaan dikatakan tersebut akan menyebabkan para investor
tidak solvable jika total hutangnya lebih merasa terjamin untuk melakukan investasi
besar dibandingkan dengan total asetnya, pada perusahaan tersebut dan akan
sehingga perusahaan tidak sanggup untuk mempengaruhi permintaan pasar.
memenuhi kewajiban jangka panjangnya. Permintaan pasar yang besar akan
Hasil penelitian ini didukung oleh mengakibatkan harga saham meningkat.
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hal tersebut akan menunjukan bahwa
Valintino dan Lana (2013), Utara (2017) dan perusahaan yang tingkat earning per
Purwaningsih (2018) yang mana dalam jurnal sharenya tinggi akan meningkatkan harga
109
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

saham pada perusahaan tersebut (Pratama mana lebih besar dari 0,05 maka H1
dkk, 2019). ditolak, artinya nilai DER secara parsial
Hasil Penelitian ini didukung oleh tidak berpengaruh signifikan terhadap
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh harga saham. Tidak berpengaruhnya
Sukarman dan Siti (2013), Valintino dan DER terhadap harga saham terindikasi
Lana (2013), Kasari (2014), Trimurti dari beberapa investor yang memandang
(2016), Paizal (2017) dan Lesmana (2018) bahwa debt to equity ratio bukan
yang mana dalam jurnal penelitiannya penghambat atau pemicu minat para
mengatakan bahwa earning per share investor untuk membeli saham dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga akan mempengaruhi harga saham.
saham. Karena sebagian besar para investor
menginginkan laba jangka pendek
Pengaruh DER dan EPS Terhadap berupa capital gain sehingga
Harga Saham mempertimbangkan pembelian saham
Berdasarkan hasil uji signifikansi (Uji tidak mempertimbangkan DER
F) diketahui nilai signifikansi untuk perusahaan, akan tetapi mengikuti trend
pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) (X1) yang terjadi di pasar. Hal ini terjadi
dan Earning Per Share (EPS) (X2) terhadap karena sebagian besar investor lebih
harga saham (Y) yaitu sebesar 0,000 < 0,05 berorientasi terhadap capital gain
dengan nilai Fhitung (34,380) > Ftabel 0,05 (2; oriented dan devidend oriented. Hasil
27) = 3,349. Sehingga dapat disimpulkan penelitian ini didukung oleh penelitian
bahwa terdapat pengaruh Debt to Equity terdahulu yang dilakukan oleh Valintino
Ratio (DER) (X1) dan Earning Per Share dan Lana (2013), Utara (2017) dan
(EPS) (X2) terhadap harga saham (Y). Purwaningsih (2018) yang mana dalam
Dengan ini variabel independen yaitu Debt jurnal penelitiannya mengatakan bahwa
to Equity Ratio (DER) (X1) dan Earning debt to equity ratio tidak berpengaruh
Per Share (EPS) (X2) secara simultan atau terhadap harga saham (Y).
bersama-sama berpengaruh terhadap harga 2. Variabel X2 yaitu Earning Per Share
saham (Y) pada perusahaan manufaktur sub (EPS) mendapatkan nilai thitung sebesar
sektor otomotif dan komponen yang 8,279 dimana lebih besar dari ttabel 2,052
terdaftar di BEI peride 2013-2017. artinya thitung > ttabel yaitu 8,279 > 2,052
Sedangkan berdasarkan hasil regresi nilai dengan nilai signifikansi sebesar 0,000
adjusted R square sebesar 0,697 yang yang mana lebih kecil dari 0,05 maka H2
berarti bahwa kontribusi Debt to Equity diterima, artinya nilai EPS secara parsial
Ratio (DER) dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga
secara simultan berpengaruh terhadap harga saham. Teori signal (signaling theory)
saham sebesar 69,7%. menyebutkan bahwa tingginya nilai EPS
perusahaan dapat memberikan signal
SIMPULAN yang baik kepada para investor karena
pada umumnya para investor tertarik
Berdasarkan hasil pembahasan pada
dengan EPS yang besar. EPS yang besar
bab sebelumnya, maka kesimpulan yang
merupakan salah satu indikator
dapat diambil dari penelitian ini adalah
keberhasilan suatu perusahaan. Semakin
sebagai berikut:
tinggi nilai EPS perusahaan semakin
1. Hasil uji statistik t menunjukkan variabel
tinggi pula laba yang akan dibagikan
X1 yaitu Debt to Equity Ratio (DER)
kepada pemegang saham dan akan
mendapatkan nilai thitung sebesar 0,736
meninggikan harga saham perusahaan.
dimana lebih kecil dari ttabel 2,052 artinya
Hasil Penelitian ini didukung oleh
thitung < ttabel yaitu 0,736 < 2,052 dengan
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
nilai signifikansi sebesar 0,468 yang
110
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

Sukarman dan Siti (2013), Valintino dan 2. Bagi Perusahaan


Lana (2013), Kasari (2014), Trimurti Berdasarkan hasil penelitian yang
(2016), Paizal (2017) dan Lesmana (2018) diperoleh variabel earning per share
yang mana dalam jurnal penelitiannya (EPS) terhadap harga saham
mengatakan bahwa earning per share berpengaruh positif signifikan terhadap
berpengaruh signifikan terhadap harga harga saham. Diharapkan bagi
saham. perusahaan agar memaksimalkan laba
3. Hasil uji F menunjukkan bahwa nilai bersih dengan cara meningkatkan
Fhitung (34,380) > Ftabel 3,349, dengan penjualan produk agar kepercayaan
nilai signifikansi 0,000 < 0,05 maka H3 investor akan meningkat saat melihat
diterima yang berarti bahwa debt to hasil kinerja perusahaan dan laporan
equity ratio dan earning per share secara keuangan. Memaksimalkan laba bersih
simultan berpengaruh signifikan akan meningkatkan nilai EPS. Tingginya
terhadap harga saham. Nilai Adjusted R nilai EPS perusahaan dapat memberikan
Square (R2) sebesar 0,697 yang artinya signal yang baik kepada para investor
variabel independen (DER dan EPS) karena pada umumnya para investor
mampu menjelaskan variasi variabel tertarik dengan EPS yang besar.
dependen (harga saham) sebesar 69,7% , Sebaiknya perusahaan agar lebih
sedangkan sisanya sebesar 30,3% dapat memanfaatkan dana internal untuk
dijelaskan oleh variabel lainnya yang mendanai investasinya dibandingkan
tidak dijelaskan dalam penelitian ini. dengan berhutang, karena hutang yang
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat tinggi dapat mengakibatkan risiko
dilihat bahwa setiap perubahan kenaikan kebangkrutan yang tinggi dan
atau penurunan DER dan EPS akan peminjaman hutang yang tinggi dapat
berdampak pada harga saham. Hal ini mengakibatkan perusahaan rugi. Para
dikarenakan meningkatnya peminat investor juga lebih tertarik dengan laba
investor pada perusahaan otomotif dan jangka pendek dibandingkan dengan
komponen pada periode penelitian. Hasil DER.
dari penelitian ini juga guna memperluas 3. Bagi Peneliti Selanjutnya
dan mengembangkan penelitian Dari penelitian yang diperoleh variabel
sebelumnya. debt to equity ratio (DER) terhadap
harga saham tidak berpengaruh dan tidak
Adapun saran-saran yang dapat
signifikan terhadap harga saham.
diberikan berkaitan dengan hasil penelitian
Sehingga peneliti selanjutnya
ini antara lain:
diharapkan mempertimbangkan
1. Bagi Investor
menggunakan variabel DER dalam
Dari penelitian yang diperoleh variabel
penelitian selanjutnya. Sedangkan
debt to equity ratio (DER) terhadap
variabel earning per share (EPS)
harga saham tidak berpengaruh dan tidak
terhadap harga saham berpengaruh
signifikan terhadap harga saham.
positif signifikan terhadap harga saham.
Sehingga para investor tidak harus
Hasil penelitian ini masih memiliki
mempertimbangkan variabel DER.
banyaknya kekurangan. Maka
Sehingga Para investor diharapkan untuk
diharapkan untuk penelitian selanjutnya
lebih berkonsentrasi melakukan analisa
sebaiknya untuk memperpanjang
dengan menggunakan rasio keuangan
periode penelitian, menambahkan
earning per share untuk menganalisis
beberapa sampel penelitian dan
harga saham agar tidak terjadi rugi beli.
menambahkan variabel-variabel lain
Karena EPS yang besar merupakan salah
pada penelitian yang dapat
satu indikator keberhasilan suatu
mempengaruhi harga saham agar
perusahaan.
111
Nur Awani/ Jurnal Ekonomi Manajemen 5(2) (November 2019) 102-111

memperluas penelitian. Sebaiknya Automotive Industry and


penelitian dilakukan dengan Components in The Indonesia
menggunakan faktor fundamental yang Stock Exchange. Jurnal EMBA
lebih luas lagi dengan variabel-variabel ISSN 2303-1174. Manado.
lain misalnya Return On Asset (ROA), Kuncoro, Mudrajad. (2013). Metode Riset
Return On Equity (ROE), Current Ratio
untuk Bisnis dan Ekonomi (Edisi
(CR) dan variabel lainnya yang Keempat). Jakarta:PT Erlangga.
mempengaruhi harga saham.
Diharapkan penelitian selanjutnya Ratifah. (2018). Pengaruh Struktur Modal
mengamati perusahaan lainnya agar Terhadap Profitabilitas
dapat mengetahui pengaruhnya lebih Perusahaan Melalui Biaya Modal.
jelas lagi. Bandung.
Sitanggang. (2014). Manajemen Keuangan
REFERENSI Perusahaan. Jakarta: Mitra
Hidayah, Nurul. (2013). Pengaruh Debt to Wacana Media.
Equity Ratio dan Earning Per Susilowati, Yeye dan Tri Turyanto. (2011).
Share Terhadap Harga Saham Reaksi Signal Rasio Profitabilitas
Pada Perusahaan Allied Products dan Rasio Solvabilitas Terhadap
Yang Terdaftar di Bursa Efek Return Saham Perusahaan. Jurnal
Indonesia. Dinamika Keuangan dan
Hildayanti, Reza dan Dikdik T. (2019). The Perbankan Vol.3 No.1 hal 17-37.
Effect of Returning Capital and Semarang: Universitas Stikubank.
Debt Ratio on Equity Against Tandelilin, Eduardus. (2001). Analisa
Stock Prices (Automotive Survey Investasi dan Manajemen
and Component Sub-Sector) Portofolio (Edisi Pertama).
Registered Companies on the Yogyakarta: BPFE.
Indonesia Stock Exchange for the
period 2015-2017). Bandung. Widiatmodjo, Sawidji. (2015).
Pengetahuan Pasar Modal Untuk
Hutapea, Albertha W. dkk. (2017). Konteks Indonesia. Jakarta: Elex
Influence of Return on Assets, Net Media Komputindo.
Profit Margin, Debt to Equity
Ratio, Total Asset Turnover www.idx.co.id
Against Stock Price The

Anda mungkin juga menyukai