Anda di halaman 1dari 3
131 B. Sambungan Gigi Sistem sambungan gigi sering dijumpai dalam struktur kayu, terutama pada penyambungan tagian batang yang meneruskan gaya telan yang ‘membentuke sudut o. < 90°, Sambungan gigi diperoleh dengan cara membuat talikan pada bagian pertemuan Iayu yang akan disambung Oleh kerenanya, sambungan gigi sering disebut sebagai sambungan takikan. Secara umum. sambungan gigi dapat dibedakan atas dua macam, yaitu sambungan gigi ‘tunggal dan sambungan gigi rangkap. Sambungan gigi tunggal mempunyai satu gigi dengan satu bidang desak, sedang sambungan gigi rangkap mempunyai dua gigi dengan dua bidang desak. 1. Sambungan Gigi Tunggal Seperti terlihat pada gambar 5.5, tm adalah kedalamam gigi yang dibuat maksimum = 1/3 b, sedang h adalah tinggi Komponen strulctur mendatar, im adalah panjang kayu muka harus dibuat 2 1.5 h dan tidale boleh kurang dari 200 mm. Bagian ujung kayu diagonal harus dipotong sila (bersudut 90°), em adalah jarak dari titi kerja beban menurut garis sumbu boatang diagonal pada titi % tm pada bidang geser. (We Crengeat Cambar Sambungan Gigi Tanggal Gambar 5.5. Sambungan Gigi Tunggal Tahanan geser pada bagian kayu muka dapat dihitung dengan ramus ImbFv Nucosar $< AW 1935 Ginzem) 132 dimana ‘Nu adalah gaya telan terfaktor @. adalah sudut antara Komponen struktur diagonal terhadap Komponen struktur mendatar @ faktor tahanan geser = 0,75 ‘adalah falctor wake Imadalah panjang kayu muka Contoh Kasus 1: Suatu pertemuan sudut Inuda-Kuda kayu seperti pada gambar 5.6. Dimensi kayu 6/18 cm dengan kode mutu E22. Balok diagonal dan horizontal membentule sudut 30°, Hitunglah besar gaya tekan terfaktor (Nu) sambungan jika falttor waktu adalah 0,8 i 5] | cantar Samtungan Cit Tengat Gambar 5.6. Contoh Kasus 1 Penyelesaian’ Kayu dengan mutu E22 mempunyai kuat geser sejajar serat Fv Faktor masa layan diasumsikan sebesar 1,0 ‘Maka kuat geser /! terkoreksi F'v = 1,0 x 6,1 = 6,1 MPa. Kedalaman gigi tm < 1/3h=1/3x 180 m= 60 mm, dibuat 50 mm (< 1/3h) Nilai eksentrisitas, em =(h- tm) /2+ (tm/2) = (180-50) /2 + (50/2) Panjang kayu mula, im > 1,5h=1,5 x 180=270 mm =90 mm. 133 Gaya tekan terfalstor (Nu) labF'v Nu coso.s kv 14 ,25 (halen) 270. 60. 6,1 Nus08.0,75 ~ - 0,866 [1+0,25 (270/90)] Nus 39123N Dengan demikian, gaya tekan terfalctor, Nu= 39,123 KN Contoh Kasus 2: Seperti soal di atas, apabila pada batang diagonal bekerja gaya tekan terfaltor Nu =70 KN berasal dari kombinasi pembetanan 1,2 D +E + 0,5 L, dengan faltor waktu 2 = 1,0 dan faktor reduksi geser gv = 0,75. Dimensi Balok diagonal dan horizontal 10/20 cm, dengan kode mutu E22, dan membentule sudut 30°. Selidikilah apakah balok aman menahan beban yang bekerja. Penyelesaian’ Gaya geser// Fv untuk kayu dengan knalitas E2? adalah sebesar 6,1 MPa. Dengan faitor masa layanan diasumsikan = 1,0, maka: F'v=1,0. 6,1=6,1Mpa Kedelaman gigi tm < 1/3h=1/3 x 200 mm = 66,66 mm, dibuat 50 mm (< 1/3h) Nilai eksentrisitas em = (h — tm) / 2+ (tm/2) = (200-50) / 2 + (50/2) = 100 mm. Panjang kayu muka im 2 1.5h=1,5x 200 = 300 mm. Gaya tekan terfalstor (Nu) inbFv Nu cosas Au ~ 140,25 (ln/ea) 300. 100. 6,1 Nus 08. 0,75 0,866 [1+0,25 (300/100)) Nus 72451,34N

Anda mungkin juga menyukai