Anda di halaman 1dari 12

BAB III

ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

Sesuai dengan Visi dan Misi Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang serta Tugas pokok
Puskesmas Tembelang, visi yang ingin dicapai pemerintah Kabupaten Jombang pada
tahun
2019–2023 dalam bidang kesehatan adalah “Masyarakat Jombang yang Mandiri Hidup Sehat”
dengan misi 1) Pembangunan yang Berwawasan Kesehatan, 2) Pemberdayaan Masyarakat
Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat, 3) Memberikan Pelayanan Kesehatan yang
Berkualitas, Adil dan Terjangkau dan 4) Pengembangan Sumber Daya Kesehatan.
Pada bab ini akan dilakukan Analisa masalah dan pemecahan masalah yang ditemukan di
Puskesmas Tembelang, mulai dari identifikasi masalah sampai dengan bentuk intervensi
kegiatan untuk mengatasi masalah tersebut. Adapun sistematika/alur dari proses analisa masalah
sampai dengan pemecahan masalah adalah sebagai berikut :
A. Identifikasi Masalah
B. Analisa Masalah
C. Prioritas Masalah
D. Penyebab Masalah
E. Alternatif Pemecahan
Masalah
Dengan menganalisa serta membuat suatu pemecahan masalah kesehatan di wilayah kerja
Puskesmas tembelang dengan cermat, diharapkan Puskesmas tembelang dapat menemukan
alternatif pemecahan masalah kesehatan melalui kegiatan-kegiatan intervensi secara efektif dan
efisien. Sehingga dapat membantu dan meningkatkan pembangunan khususnya bidang
kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Tembelang.

A. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan
Identifikasi masalah Upaya Kesehatan di Puskesmas Tembelang berdasar dari hasil
PKP, SPM, lokmin linsek, serta MMD yang disajikan dalam tabel berikut :
54
55

Tabel 3.1 Identifikasi Masalah Upaya Kesehatan di Puskesmas Tembelang tahun 2018.
KESENJANGAN/
NO PROGRAM IDENTIFIKASI MASALAH JUMLAH INDIKATOR

1. Promosi Kesehatan Pondok Pesantren yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok Pesantren
-29% PKP
(Klasifikasi IV)
Kegiatan intervensi pada Institusi Kesehatan -10% PKP
Kegiatan intervensi pada TTU -50% PKP
Kegiatan intervensi pada Tempat Kerja -50% PKP
Kegiatan intervensi pada Pondok Pesantren -50% PKP

2. Kesehatan Lingkungan Pembinaan sarana TTU -2,3% PKP


Konseling Sanitasi -6,9% PKP
Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS - 40% PKP
Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas - 32,1% PKP

3. KIA KB Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) - 0,4% PKP


Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) - 0,44% PKP
Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) - 2% PKP
Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan - 2,2% PKP
Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan - 4% PKP
PUS dengan 4 T ber KB -33,5% PKP
KB pasca persalinan -5,3% PKP

4. Gizi Pemberian Tablet Besi (90 tab) pada Bumil - 0,2% PKP
Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri -18,8% PKP
Bumil KEK 82 SPM

5. Pencegahan dan Pelayanan Diare Balita - 46,1% PKP


Pengendalian Penyakit Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA) - 25% PKP
Menular Cakupan Penemuan penderita Pneumonia balita - 44,3% PKP
Kader kesehatan Kusta tersosialisasi -79,7% PKP
KESENJANGAN/
NO PROGRAM IDENTIFIKASI MASALAH JUMLAH INDIKATOR

SD/MI telah dilakukan screening Kusta -100% PKP


Penemuan terduga kasus TB - 68,9% PKP
Anak sekolah (SMP & SMA/sederajat) sudah dijangkau penyuluhan HIV/AIDS - 91% PKP
Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV -10% PKP
Angka Bebas Jentik (ABJ) -14,8% PKP
UCI Desa - 9,3% PKP
Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) -65,9% PKP

Pencegahan dan Setiap warga negara Indonesia usia 15 - 59 tahun mendapatkan skrining
6. - 14,2% PKP
Pengendalian Penyakit kesehatan sesuai standar
Tidak Menular

7. Perkesmas Rasio Kunjungan Rumah (RKR) -41,7% PKP


Individu dan keluarganya dari keluarga rawan yang mendapat keperawatan
-1,4% PKP
kesehatan masyarakat (Home care)
Kenaikan tingkat kemandirian keluarga setelah pembinaan -37,1% PKP

8. UKGM Pembinaan kesehatan gigi di posyandu -30 % PKP

9. Battra Pembinaan ke Penyehat Tradisional -35% PKP

10. Kesehatan Olahraga Pengukuran Kebugaran jasmani pada anak sekolah -25% PKP

Lansia Setiap warga negara Indonesia usia 60 tahun ke atas mendapatkan skrining
11. - 55% PKP
kesehatan sesuai standar.

12. Kesehatan Kerja Promotif dan preventif yang dilakukan pada kelompok kesehatan kerja -30% PKP
KESENJANGAN/
NO PROGRAM IDENTIFIKASI MASALAH JUMLAH INDIKATOR

13. Rawat Inap BOR 41% PKP


ALOS 2,51 Pencatatan dan pelaporan
TOI 6,75 Pencatatan daan pelaporan
Sarana prasarana -
a. Tensi dan stetoskop mudah rusak -
Tenaga
a. Dokter jaga on call -
b. Driver on call -
c. Pelatihan perawat kurang -

14. Rawat Jalan Sarana dan Prasarana


a. Tensi dan stetoskop mudah rusak
b. Pengeras suara mik mudah rusak -
c. Visualisasi data kurang -

15. Manajemen Visualisasi data belum ada


a. 10 penyakit KLB - PKP
b. Peta rawan bencana - PKP
Tenaga administrasi kurang dan tidak sesuai kompetensinya -

16. Loket Simpus belum optimal -


-
17. Pelayanan Obat Lidi obat belum maksimal -
Persediaan obat kurang
a. Neurotropik Inj -
b. Lidocain inj -
c. Obat tambal gigi -
d. Spuit Imunisasi -
Gudang obat belum sesuai standar -
KESENJANGAN/
NO PROGRAM IDENTIFIKASI MASALAH JUMLAH INDIKATOR

18. Laborat Kesesuaian hasil pemeriksaan baku mutu internal (PMI) -34,3% PKP
Pemeriksaan Hemoglobin pada ibu hamil K1 - 20,1 % PKP

19. PPI Ruang belum sesuai standar -


Sosialisasi PPI ke pengguna layanan /masyarakat kurang -

20. Pustu Mojokrapak Gedung/bangunan sudah rusak kategori sedang -


Sumber: Puskesmas Tembelang, 2018.
59

B. ANALISA MASALAH

1. Program Promosi Kesehatan


Permasalahan yang ada adalah :
a) Pondok Pesantren yang memenuhi 16-18 indikator PHBS Pondok
Pesantren (Klasifikasi IV) belum mencapai target (-29%).
b) Kegiatan intervensi pada Institusi Kesehatan belum mencapai target
100% (-10%).
c) Kegiatan intervensi pada TTU belum mencapai target 100% (-50 %).
d) Kegiatan intervensi pada Tempat Kerja belum mencapai target 100% (-50
%)
e) Kegiatan intervensi pada Ponpes belum mencapai target (-50%).
2. Program Kesehatan Lingkungan
Masalah yang ada :
a) Pembinaan sarana TTU belum mencapai target (-2,3%).
b) Konseling Sanitasi masih kurang (-6,9% dari target 10%).
c) Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS belum terlaksana.
d) Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas belum mencapai target (-
32,1%).
3. Program KIA KB
Permasalahan :
a) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) belum mencapai target (-
0,4%).
b) Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) belum mencapai target (-
0,44%)
c) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan (Pn) belum mencapai target (-
2%).
d) Pelayanan Persalinan oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan
belum mencapai target (-2,2%).
e) Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan belum mencapai target (-
4%). f) PUS dengan 4 T ber KB belum mencapai target (-33,5%)
g) KB pasca persalinan belum mencapai target (-5,3%)
4. Program Gizi
Permsalahan yang ada :
a) Pemberian Tablet Besi (90 tab) pada Bumil belum mencapai target (-
0,2%).
b) Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri belum
mencapai target (-18,8%).
c) Masih banyak Ibu Hamil KEK (82 orang).
5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Permasalahan :
a) Pelayanan Diare Balita belum mencapai target (-46,1%).
b) Pelaksanaan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
masih dibawah target (-25%).
c) Cakupan Penemuan penderita Pneumonia balita masih dibawah target (-
44,3%).
d) Kader kesehatan Kusta tersosialisasi belum mencapai target (-79,7%).
e) SD/MI telah dilakukan screening Kusta belum mencapai target (-100%)
f) Penemuan terduga kasus TB masih dibawah target (-68,9%).
g) Anak sekolah (SMP & SMA/sederajat) sudah dijangkau penyuluhan
HIV/AIDS masih dibawah target (-91%).
h) Orang yang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan pemeriksaan HIV
masih dibawah target (-10%).
i) Angka Bebas Jentik (ABJ) masih dibawah target (-
14,8%). j) UCI Desa masih dibawah target (-9,3%)
k) Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) masih dibawah target (-65,9%).

C. PRIORITAS MASALAH
Setelah masalah kesehatan teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah
penentuan prioritas masalah kesehatanuntuk menentukan masalah kesehatan
mana yang perlu mendapat perhatian lebih dari masalah kesehatan lainnya.Untuk
penentuan prioritas masalah kesehatan yang ada, dilakukan menggunakan
analisis USG dengan kriteria sebagai berikut :
U : Urgency (tingkat kepentingan yang mendesak).
S : Seriousness (tingkat kesungguhan, bukan dengan waktu untuk
penanganan masalah).
G : Growth (tingkat perkiraan dan bertambah buruknya keadaan pada
saat masalah mulai terlihat dan sesudahnya).
Sedangkan penilaian kriteria USG adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Penilaian kriteria USG


KRITERIA
NILAI
URGENCY SERIOUSNESS GROWTH
5 Sangat urgen Sangat serius Sangat tumbuh
4 Cukup urgen Cukup serius Cukup
3 Urgen Serius Tumbuh
2 Kurang urgen Kurang serius Kurang tumbuh
1 Sangat kurang urgen Sangat kurang serius Sangat kurang tumbuh

1. Program Promosi Kesehatan


RITAS PRIO
U+S+G

No. MASALAH U S G

1. Ponpes Klasifikasi IV 5 4 5 14 2
2. Intervensi PHBS pada Institusi Kesehatan 2 4 4 10 5
3. Intervensi PHBS pada TTU 4 4 3 11 3
4. Intervensi PHBS pada Tempat Kerja 3 4 5 12 4
5. Intervensi PHBS pada Ponpes 5 5 5 15 1
2. Program Kesehatan Lingkungan

RITAS PRIO
U+S+G
No. MASALAH U S G

1. Pembinaan sarana TTU 5 4 3 12 4


2. Konseling Klinik Sanitasi 5 5 5 15 1
3. Intervensi terhadap pasien PBL yang di IS 5 5 4 14 2
4. Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas 5 5 3 13 3

3. Program KIA KB

RITAS PRIO
U+S+G
No. MASALAH U S G

1. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K1) 4 5 5 14 2


2. Pelayanan kesehatan untuk ibu hamil (K4) 5 5 5 15 1
3. Pelayanan Persalinan oleh nakes (Pn) 4 4 3 11 5
4. Pelayanan Persalinan oleh nakes di faskes 4 3 3 10 6
5. Pelayanan kesehatan bayi 29 hari - 11 bulan 4 4 5 13 3
6. PUS dengan 4 T ber KB 4 4 4 12 4
7. KB pasca persalinan 4 3 2 9 7

4. Program Gizi

RITAS PRIO
U+S+G
No. MASALAH U S G

1. Pemberian Tablet Besi (90 tab) pada Bumil 5 5 4 14 2


2. Pemberian TTD pada Remaja Putri 5 5 5 15 1
3. Masih banyak Ibu Hamil KEK 3 4 4 11 3

5. Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


RITAS PRIO
U+S+G

No. MASALAH U S G

1. Pelayanan Diare Balita 4 4 4 12 4


2. Pelaksanaan kegiatan LROA 3 3 5 11 6
3. Penemuan penderita Pneumonia balita 4 5 5 14 2
4. Kader Kesehatan Kusta tersosialisasi 2 2 2 6 11
5. SD/MI telah dilakukan screening Kusta 3 3 4 10 7
6. Penemuan terduga kasus TB 5 5 5 15 1
Anak sekolah (SMP & SMA/sederajat)
7. 3 4 4 11 5
sudah dijangkau penyuluhan HIV/AIDS
Orang beresiko terinfeksi HIV mendapatkan
8. 4 4 5 13 3
pemeriksaan HIV
9. Angka Bebas Jentik (ABJ) 2 3 2 7 10
10. UCI Desa 2 3 3 8 9
11. Imunisasi TT5 pada WUS (15-49 th) 3 3 3 9 8

Prioritas Masalah Kesehatan


No. MASALAH SKOR PRIORITAS

1. Intervensi PHBS pada Ponpes belum mencapai target 255 5

2. Konseling Klinik Sanitasi belum mencapai target 324 3


Pelayanan kesehatan ibu hamil (K4) masih dibawah
3. 300 4
target
Pemberian TTD pada Remaja Putri masih dibawah
4. target 349 2

5. Penemuan terduga kasus TB masih rendah 444 1

Masalah kesehatan yang terpilih dan diprioritaskan untuk diselesaikan adalah


Penemuan Suspect Penderita TB masih rendah

D. PENYEBAB MASALAH
Penyebab masalah diatas diidentifikasi akar penyebab masalah sehingga
alternatif pemecahan masalah dapat ditentukan, seperti diuraikan
diagram fishbone berikut :
63

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

MANUSIA METODE

Masyarakat masih menganut


Kompetensi nakes yang paradigma sakit Koordinasi linprog-linsek belum optimal
belum merata
Promosi kesehatan kurang
Berobat bila gejala sudah parah
Perilaku merokok
Skreening belum optimal

Rendahnya cakupan
penemuan suspek TB

Alat promosi masih kurang Perhatian masyarakat


khususnya di wilayah Dana sosialisasi perlu masih rendah
setempat (desa) peningkatan

Sanitasil ingkungan & perumahan


rendah
SARANA DANA LINGKUNGAN
E. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Prioritas pemecahan masalah digunakan metode dengan CARL dengan uraian variabel sebagai berikut
: C (Capability) : Ketersediaan sumber daya (dana dan sarana/peralatan)
A (Accesibility) : Kemudahan masalah yang diatasi, (ketersediaan
metode/cara/peraturan) R (Readyness) : Kesiapan tenaga pelaksana maupun sasaran.
L (Leverage) : Seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas
Dengan menggunakan skor masing-masing variabel : 1 = Tidak mampu; 2 = Kurang mampu; 3 = Mampu; 4 = Sangat mampu.

Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


SKORING

Pemecahan
Rangking /

masalah
CxAxRxL
No. PENYEBAB MASALAH ALTERNATIF PEMECALAH MASALAH

terpilih
C A R L

1. Penemuan a. Hygiene sanitasi rumah dan lingkungan a. Penyuluhan tentang Sanitasi Lingkungan dan 4 4 4 4 256 1
Suspek Pen- yang kurang TB Paru
derita TB b. Stigma masyarakat yang masih negatif terhadap b. Refreshing kader untuk meningkatkan cakupan
masih rendah penyakit TB penemuan suspek TB 4 3 3 4 144 3
c. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk berobat c. Koordinasi linprog dan linsek 4 3 2 3 72 4
bila sudah ada gejala penyakit TB d. Kunjungan rumah penderita TB untuk menjaring
d. Promosi kesehatan kurang kontak serumah. 4 3 4 4 192 2
e. Koordinasi linprog dan linsek masih kurang e. Evaluasi program berkala (SPM / SP2TP). 4 3 2 2 48 5
f. Kompetensi petugas belum merata
g. Tugas rangkap petugas kesehatan

Anda mungkin juga menyukai