Anda di halaman 1dari 16

1.1.1.

ANALISA DATA
Nama : Mrs.Y50/ Mrs.S Dx medis : F.20.1
Ruangan : Mawar No. RM : 122245
Data subjektif/ Data objektif Diagnosa keperawatan
1. DS : Gangguan persepsi sensori :
- Pasien mengatakan mendengar suara tanpa Halusinasi pendengaran
wujudnya dan memanggil namanya.
- Muncul saat sendiri frekuensi 4-5x/hari
DO :
- Pasien sering bicara sendiri
- Sering mondar-mandir
2. DS : Resiko perilaku kekerasan
Pasien mengatakan dibawa kerumah sakit
karena mendengar bisikan-bisikan,
kemudian marah-marah dan merusak
barang-barang.
DO :
Menurut status : dirumah pasien sering
marah-marah, memukul dan merusak
barang-barang disekitarnya.

3. DS : Isolasi sosial : Menarik diri


- Pasien mengatakan jarang bercakap-cakap
dengan orang lain dan lebih suka
menyendiri.
DO :
- Pasien lebih sering sendiri
- Pasien jarang bercakap-cakap dengan orang
lain.
4. DS : Harga Diri Rendah
Pasien mengatakan merasa malu dengan
kondisi sekarang karena di rawat di rumah
sakit jiwa Lawang.

DO :
- Pasien tidak berinisiatif berinteraksi
dengan orang lain
5. DS : Respon pasca trauma
Pasien menyatakan pernah ditinggal
suaminya ± 6 tahun, sehingga pasien
menjadi gelisah, bingung dan merasa
sendiri.

1
DO : -
6. DS : Gangguan Proses Pikir
Pasien mengatakan mendengar suara – suara
yang tiak ada wujudnya yang memanggil
namanya
DO :
- kesadara pasien secara kualitatif berubah.
- Pasien tidak mampu mengadakan hubungan
( relasi ) dan pembatasan dengan lingkungan
( limitasi ) dan dirinya sendiri : pasien sering
berbicara sendiri,sering menyendiri, jarang
bercakap-cakap dengan orang lain.

7. DS : Koping individu inefektif


- Pasien mengatakan bila ada masalah tidak
membicarakan kepada orang lain

DO :
- Pasien tampak marah – marah dan
menyendiri
- Agresif
- Cemas
8. DS: Resiko jatuh
Pasien mengatakan sering mondar – mandir
pada saat mendengar suara tanpa wujud
DO :
- Pasien tampak mondar – mandir
- Pasien jalan tanpa menunduk
9. DS : Kurang pengetahuan tentang
Pasien mengatakan tidak mengetahui tentang pengobatan
penyakitnya (jiwa).
DO :
- Pasien tampak kebingungan
- Pasien tampak cemas

1.1.2. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial : menarik diri

2
4. Harga diri rendah
5. Respon pasca trauma
6. Gangguan proses pikir
7. Koping individu in efektif
8. Resiko jatuh
9. Kurang pengetahuan tentang pengobatan

3
1.1.3. POHON MASALAH

Resiko perilaku kekerasan / menciderai diri sendiri,orang lain,


dan lingkungan ( efek )

Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran


Resiko cedera ( core problem)

Isolasi sosial
Gangguan proses
( cause )
pikir
Penatalaksanaan regimen
Respon paska terapeutik in efektif
Harga Diri Rendah
trauma

Koping individu Kurang pengetahuan


inefektif tentang kejiwaan

1.1.4. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. Resiko perilaku kekerasan
3. Isolasi sosial : Menarik Diri

4
1.1.5. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama Pasien : Mrs.Y50 Ruangan : Mawar
No Diagnosa Perencanaan
Tujuan Kriteria hasil Intervensi
keperawatan
1 Gangguan TUM : 1.1 Setelah keperawatan 1.1 BHSP dengan menggunakan prinsip 1
sensori Pasien dapat pasien menunjukkan komunikasi terapeutik
persepsi: mengontrol tanda-tanda percaya a. Sapa klien dengan ramah baik verbal
halusinasi halusinasi yang kepada perawat : maupun non verbal
pendengaran dialami a. Ekspresi wajah b. Perkenalkan nama, nama panggilan,
bersahabat tujuan perawat berkenalan
TUK1 : b. Menunjukkan rasa c. Tanyakan nama lengkap dan nama
Pasien dapat BHSP tenang panggilan yang disukai klien
c. Ada kontak mata d. Buatlah kontrak yang jelas
d. Mau berjabat tangan e. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
e. Mau menyebut nama janji setia kau berinteraksi
f. Mau menjawab salam f. Tunjukkan sikap empati dan menerima
g. Mau berdampingan apa adanya
dengan perawat g. Beri perhatian pada klien dan
h. Mau mengutarakan perhatikan kebutuhan dasar
masalahnya
1.2 Beri kesempatan klien untuk
mengungkapkan perasaannya
1.3 Dengarkan ungkapan klien dengan penuh
perhatiaan ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2.1 Setelah interaksi pasien 2.1 Adakah kontak sering dan singkat secara 2
Pasien dapat menyebutkan : bertahap
mengenal halusinasi a. Isi
b. Waktu
c. Jenis
d. Frekuensi 2.2 Observasi tingkah laku klien terkait 2
e. Situasi dan kondisi dengan halusinasinya, jika menemukan
yang menimbulkan klien yang sedang halusinasi
halusinasi a. Jika menemukan klien yang sedang
2.2 Setelah dilakukan halusinasinya tanyakan apakah ada
intervensi keperawatan bisikan yang didengar atau melihat
pasien mengatakan bayangan yang tanpa wujud /

5
perasaan dan respon merasakan sesuatu yang tidak ada
saat mengalami wujudnya.
halusinasi b. Jika ada klien menjawab ada, lanjutkan
a. Marah apa yang dialami
b. Takut c. Katakan bahwa perawat percaya klien
c. Sedih mengalami hal tersebut namun perawat
d. Senang sendiri tidak mengalami halusinasi.

d. Katakan bahwa klien juga ada yang


seperti klien.
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.3 Bantu klien mengenal halusinasinya 2
a. Jika menemukan klien sedang
halusinasi, tanyakan apakah ada
bisikan yang didengar/apakah melihat
bayangan yang tanpa wujud atau
merasakan sesuatu yang tidak ada
wujudnya.
b. jika klien menjawab ada, lanjutkan
apa yang dialaminya.
c. Katakn bahwa perawat percaya klien
mengalami hal tersebut, namun
perawat sendiri yidak mengalamimnya
d. Katakan bahwa klien lain juga ada
yang seperti klien
e. Katakan bahwa perawat akan
membantu klien
2.4 Jika pasien tidak senag halusinasi, 2
klasifikasikan tentang adanya pengalaman
halusinasi.
a. Isi : waktu dan frekuensi terjadinya
halusinasi (pagi, siang, sore, malam)
b. Situasi dan kondisi yang tidak
menimbulkan halusinasi
2.5 Diskusikan dengan klien apa yang 2
dirasakan klien jika terjadi halusinasi

6
(marah, takut, sedih, senag, bingung)beri
kesempatan mengungkapkan perasaanya
TUK 3 : 3.1 Setelah dilakukan 3.1 Identifikasi bersama klien cara atau 3
Pasien dapat interaksi pasien tindakan yang dilakukan jika terjadi
mengontrol menyebutkan tindakan halusinasi( tidur, marah, dan menyibukkan
halusinasinya yang biasa dilakukan diri)
untuk mengendalikan
halusinasinya.

3.2 Setelah dilakukan 3


interaksi pasien
menyebutkan tindakan 3.2 Diskusikan cara yang digunakan klien.
untuk mengendalikan a. Jika cara yang digunakan adaptif beri
halusinasinya. pujian.
3.3 Setelah 1 kali interaksi b. Jika cara yang digunakan maladaptive
pasien dapat memilih diskusikan kerugian cara tersebut.
dan memperagakan cara 3.3 Diskusikan cara baru untuk memutus/ 3
mengatasi mengontrol timbulnya halusinasinya. m
halusinasinya. a. Menghardik halusinasi katakan pada m
diri sendiri bahwa ini tidak nyata. ji
“ saya tidak mau mendengar” m
b. Menemui orang lain (perawat/
teman/keluarga) untuk menceritakan
halusinasinya/bercakap-cakap.
c. Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari-hari yang telah
disusun.

3.4 Bantu klien memilih cara yang sudah 3


dianjurkan dan latih mencobanya.
3.5 Pantau pelaksanaan yang telah dipilih dan
dilatih jika berhasil beri pujian.

3.6 Anjurkan dan ikut sertakan klien


mengikuti TAK stimulasi persepsi. 3

7
3

TUK 4: 4.1 Setelah 1 kali 4.1 Buat kontrak dengan keluarga untuk 4
klien dapat pertemuan keluarga, pertemuan (waktu,tempat dam topik)
dukungan dari keluarga menyatakan 4.2 Diskusikan dengan keluarga (pada saat
keluarga dalam setuju untuk pertemuan keluarga/kunjungan rumah)
mengontrol mengikuti pertemuan a. pengertian halusinasi
halusinasinya dengan perawat. b. tanda dan gejala halusinasi
4.2 Setelah 1 kali c. proses terjadinya halusinasi
interaksi keluarga d. cara yang dapat dilakukan klien dan
menyebutkan keluarga untuk memutus halusinasi
pengertian,tanda dan e. obat-obatan halusinasi
gejala, proses f. cara merawat anggota keluarga yang
terjadinya halusinasi halusinasi di rumah (beri kegiatan,
dan tindakan untuk jangan biarkan sendiri, makan
mengendalikan bersama, bepergian bersama,
halusinasi. memantau lobat-obatan dan cara
pemberian untuk mengatasi halusinasi)
g. Beri informasi waktu kontrol ke
rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi tidak
dapat diatasi dirumah.
TUK 5: 5.1 Setelah dilakukan 1 5.1 Diskusikan dengan pasien tentang 5
Pasien dapat kali interaksi pasien manfaat dan kerugian tidak minum obat
memanfaatkan obat mampu menyebutkan: nama, warna, dosis, cara efek dan efek

8
dengan baik. a. Manfaat minum samping penggunaan obat.
obat 5.2 Pantau klien saat penggunaan obat 5
b. Kerugian tidak 5.3 Berikan pujian saat pasien telah minum
minum obat obat.
c. Nama, warna, 5.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat 5
dosis, efek tanpa konsultasi dengan dokter
samping obat. 5.5 Ajak klien untuk konsultasi kepada
5.2 Setelah dilakukan perawat atau dokter tentang obat
interaksi pasien 5
mendemonstrasikan
penggunaan obat yang
benar.
5.3 Setelah dilakukan
interaksi pasien
menyebutkan akibat
berhenti minuum obat 5
tanpa konsultasi
dokter

1.1.6. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Pasien : Mrs Y50/ Ny s Ruangan : Mawar


No. Register : 085198 Dx Medis: F.20.13 (Skiofrenia hiberfenik episodik berulang)

No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi


.
1. 12-2- 2018 SP1 : S : Klien mengatakan :
Jam : 12:00 1. Membina hubungan  Selamat siang
saling percaya  Nama saya Ny S
2. Mengidentifikasi jenis  Nama panggilan Ny S dari
halusinasinya

9
3. Mengidentifikasi isi malang.
halusinasinya  Saya mendengar suara-suara
4. Mengidentifikasi waktu yang memanggil namanya.
halusinasinya  Pasien mengatakan suara-
5. Mengidentifikasi suara itu muncul saat pasien
frekuensi halusinasinya menyendiri, kemudian pasien
6. Mengidentifikasi situasi merasa terganggu, dan
yang menimbulkan jengkel.
halusinasi  Pasien mengatakan pada saat
7. Mengidentifikasi respon dirumah ketika bisikan-bisikan
pasien terhadap itu muncul pasien mengikuti
halusinasi. atau menuruti bisikan-bisikan
8. Mengajarkan pasien tersebut sehingga pasien
menghardik halusinasi marah-marah dan merusak
9. Menganjurkan pasien barang-barang.
cara menghardik  Suara-suara itu muncul pada
halusinasi dalam jadwal waktu saya lagi menyendiri
kegiatan. atau melamun dan kadang
pada saat tidur.
 Suara-suara itu seperti suara
laki-laki dan perempuan yang
menyuruh saya untuk marah-
marah dan merusak barang-
barang.
 Iya, saya mau diajari cara
mengusir suara-suara itu
O:
 Pasien mau menyebutkan
nama, berjabat tangan dan
menjawab salam
 Kontak mata fokus

10
 Pasien mau menjawab
pertanyaan
 Pasien memperagakan cara
menghardik halusinasinya
A:
 Pasien mampu membina
hubungan saling percaya
 Pasien mampu
mengidentifikasi jenis, waktu,
isi, frekuensi, situasi dan
respon terhadap halusinasinya.
 Pasien mampu memperagakan
bagaimana cara menghardik
halusinasi.
 Pasien mampu memasukan
latihan mnghardik halusinasi
kedalam kegiatan harian
P : Untuk pasien
 Anjurkan pasien untuk
mengobrol halusinasi dengan
cara menghardik bila
halusinasi muncul.
 Anjurkan pasien latihan
mengontrol halusinasi dan
memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian
Untuk perawat :
 Lanjut SP 2
2. 13-02-2018 SP 2 : S : Klien mengatakan
1. mengevaluasi jadwal  Sore juga
Jam : 16:00 kegiatan harian pasien  Baik Mas

11
2. melatih mengendalikan  Masih Mas, masih mendengar
halusinasi dengan suara-suara itu
bercakap-cakap dengan  Disini saja Mas
orang lain.  Iya, bercakap-cakap dengan
3. Menganjurkan pasien orang lain
memasulkan kegiatan  Ada 2 cara untuk mengontrol
bercakap-cakap dengan halusinasi yaitu dengan
orang lain dalam menghardik dan bercakap-
jadwal kegiatan harian. cakap.
 Iya, dimasukkan dalam
jadwal harian

O:
 Pasien bercakap-cakap
dengan pasien lain
 Pasien masukan latihan
bercakap-cakap kedalam
jadwal kegiatan harian
A:
 Pasien mampu mengontrol
halusinasi dengan bercakap-
cakap dengan pasien lain.
 Pasien mampu memasukkan
latihan mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap-cakap
dengan orang lain ke dalam
jadwal harian.
P:
1. Untuk pasien :
 Ya, anjurkan pasien
menggunakan cara

12
menghardik dan bercakap-
cakap saat suara itu
muncul.
 Anjurkan pasien latihan
cara menghardik dan
bercakap-cakap dan
memasukkan dalam jadwal
harian
2. Untuk perawat :
Lanjut SP 3
3. 14-02-2018 SP 3: S:
Jam : 10 :00 1. Mengevaluasi jadwal  “pagi”
kegiatan pasien  “Masih”
2. Melatih pasien  “Sudah’
mengendalikan  “Lumayan Mas, jarang
halusinasi dengan muncul dari pada duduk di
melakukan kegiatan tempat tidur Mas”
3. Menganjurkan pasien  “Bisa Mas,saya sudah
memasukkan kejadwal melakukan”
kegiatan harian.
 “Kalau pagi kadang
membantu menyapu”
 “iya”
 “Lumayan enak Mas”
 “Menghardik, mengobrol
sama teman, yang ketiga
melakukan aktivitas
terjadwal”
 “iya, sampai jumpa”
O:
 Pasien mau membantu
membersihkan ruangan

13
seperti menyapu

A:
 Pasien mampu membantu
mengendalikan halusinasi
dengan cara melakukan
aktivitas terjadwal
P:
 Pasien: Anjurkan sering
aktivitas di ruangan
 Perawat: Lanjutkan SP 4
BAB IV

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN

Saat memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Halusinasi ditemukan


adanya perilaku menarik diri sehingga perlu melakukan pendekatan secara terus-menerus,
membina hubungan saling percaya yang menciptakan suasana terapeutik dalam
pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang diberikan.
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien khususnya dengan
halusinasi,pasien dapat membutuhkan kehadiran keluarga sebagai sistem pendukung yyang
mengerti keadaan dan permasalahan dirinya. Disamping itu perawat/petugas kesehatan
juga membutuhkan kehadiran keluarga dalam memberikan data yang diperlukan dan
membina kerjasama dalam memberi perawatan pada pasien.

4.2 SARAN

 Dalam memberikan Asuhan Keperawatan hendaknya perawat mengikuti langkah-


langkah proses keperawatan dan melaksanakannya secara sistematis dan tertulis
agar tindakan berhasil dengan optimal.

14
 Dalam menangani kasus halusinasi hendaknya perawat melakukan pendekatan
secara bertahap dan terus-menerus untuk membina hubungan saling percaya antara
perawat dan klien sehingga tercipta suasana terapiutik dalam pelaksanaan Asuhan
Keperawatan yang di berikan.
 Bagi keluarga klien hendaknya sering mengunjungi klien dirumah sakit, sehingga
keluarga dapat mengetahui perkembangan kondisi klien dan dapat membantu
perawat bekerjasama dalam pemberian Asuhan Keperawatan bagi klien.

DAFTAR PUSTAKA

Maramis,W.F. 1994. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga Univversity Pres. Surabaya

Wilkinson, M.Judith dan Ahern, Nancy R.2011. Buku Saku Diangnosis Keperawatan. Edisi 9.
Jakarta: EGC

Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Edisi Revisi. Bandung: Refika Aditama

15
Linda Juall Carpenito-Moyet, 2006, Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Edisi 10. Jakarta. EGC

16

Anda mungkin juga menyukai