Anda di halaman 1dari 11

ek

SIPIL’ MESIN ’ARSITEKTUR ’ELEKTRO

KERANGKA KONSEP PENGADAAN JASA KONTRAKTOR


Donny M. Mangitung*

Abstract
Uncertainty in the construction project is higher than other industries. In order to decrease
uncertainty, one of the answers is to implement an effective and efficient contractor
SURFXUHPHQW V\VWHP (YDOXDWLRQ RI FRQWUDFWRUV· FRPSHWHQFH LV QHFHVVDU\ EHIRUH WHQGHULQJ
stage as known prequalification. Three routes for evaluation contractors can be used before
tendering, that is, periodic prequalification, project prequalification and combination of both
prequalification types. To carry out contractor evaluation effectively and effeciently, seven key
elements are needed, namely, contractor evaluation team, criteria development of contractor
evaluation, contractor evaluation criteria, cRQWUDFWRUV· GDWD FROOHFWLRQ WHFKQLTXHV FRQWUDFWRU
evaluation techniques and evaluation of contractor selection performance..
Keywords: contractor prequalification, periodic prequalification, project prequalification ,
tendering,

Abstrak
Ketidakpastian dalam proyek konstruksi relatif tinggi dibanding industri lainnya. Untuk mengurangi
ketidakpastian, salah satu tindakan adalah penerapan proses pengadaan jasa kontraktor yang
efektif dan efesien. Evaluasi kompetensi kontraktor diperlukan sebelum tahap pelelangan yang
dikenal dengan istilah prakualifikasi. Tiga jalur untuk evaluasi kontraktor dapat digunakan
sebelum tahap pelelangan, yaitu prakualifikasi berkala; prakualifikasi proyek; kombinasi kedua
prakualifikasi. Dalam melaksanakan evaluasi kontraktor yang efektif dan efisien perlu
memperhatikan tujuh elemen kunci pendukung yaitu tim pengadaan jasa kontraktor, dasar
rujukan pengembangan kriteria pengadaan jasa kontraktor, multi kriteria evaluasi kontraktor,
teknik pengambilan data kontraktor, teknik analisis kemampuan kontraktor, evaluasi kinerja sistem
pengadaan jasa kontraktor.
Kata kunci: prakualifikasi kontraktor, prakualifikasi berkala, prakualifikasi proyek, pelelangan

1. Pendahuluan prakualifikasi kontraktor di Taiwan (Lo et


Ketidakpastian dalam al. 1999).
pelaksanaan pekerjaan di industri Permasalahan lainnya yang
konstruksi cukup tinggi dibanding industri dihadapi dalam pengadaan jasa
lainnya, termasuk sistem proses evaluasi konstruksi di Indonesia juga cukup
atau metode seleksi kompetensi banyak dan kompleks seperti belum
kontraktor serta kriteria evaluasi yang berjalannya sistem Sertifikasi Badan
digunakan (Russell 1996; Tarawneh Usaha (SBU) dengan baik, dan
2004), bahkan peraturan yang terlalu penerapan dan pemberlakuan SBU
ketat juga dapat menghambat atau yang terus diundur dan belum
mempengaruhi kinerja penyelesaian dilaksanakan secara tegas mengingat
pekerjaan konstruksi baik dari segi masih kurangnya tenaga ahli teknik
waktu, biaya maupun kualitas seperti yang bersertifikasi, seperti yang terjadi
pada studi kasus masalah sistem juga di Palu (Abdullah 2006). Juga masih
banyak ditemukan pemilihan bobot
kriteria kualifikasi kontraktor yang tidak

* Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
Kerangka Konsep Pengadaan Jasa Kontraktor
(Donny M. Mangitung)

jelas referensi atau pun krieria yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia


digunakan masih bersifat subjektif. (Keppres No. 80 Tahun 2003). Bila
Dengan kata lain, masih banyak penawaran jauh dibawah estimasi
ditemukan perbedaan yang tajam harga dari pemilik proyek (OE, owner
sehubungan dengan pembobotan estimate), jaminan pelaksanaan akan
kriteria yag penting antara satu instansi dinaikan dari standar 5% dari nilai
dengan instansi lainnya (Desianti 2006). kontrak sampai senilai dari selisih OE dan
Selain itu, penulisan atau harga penawaran sebagai penjaga
pembahasan mengenai pengadaan tingkat keamanan (safeguard) dari segi
jasa kontraktor di Indonesia terasa keuangan pemerintah (Abdullah 2006).
kurang dalam khazanah ilmu Namun demikian, pemilik proyek
manajemen rekayasa konstruksi. Untuk tetap saja masih merugi, yakni bila
itu pengadaan jasa kontraktor kontraktor mengundurkan diri dari
(contractor procurement) menjadi ikatan kontrak, paling tidak
penting artinya untuk dikaji sehingga penyelesaian proyek akan tertunda
dapat memperkaya pemahaman untuk mencari pengganti kontraktor.
masalah tersebut. Dalam sistem Perlu diketahui bahwa kriteria tunggal
pengadaan jasa kontraktor termasuk harga penawaran terendah telah
didalamnya adalah sistem SBU jasa menjadi masalah dengan kinerja
kontraktor (FRQWUDFWRU ILUPV· kontraktor dibanyak negara dan tidak
certification), prakualifikasi kontraktor dianjurkan penerapannya di dalam
(contractor prequalification) atau sistem evaluasi kontraktor (Fong and
pemilihan daftar panjang kontraktor Choi 2000; Kumaraswamy 1996; Latham
(long list of contractors), daftar pendek 1994; Lingard et al. 1998; Merna and
kontraktor (short list of contractors), Smith 1990; Wong et al. 2000).
sistem pelelanga (tendering/bidding Perlu diketahui dalam kontrak
systems) ataupun seleksi pemenang pelaksanaan pekerjaan konstruksi
kontraktor (the awarded contractor) antara kontraktor/ pemberi jasa dan
yang kompeten untuk melaksanakan pemilik proyek/pengguna jasa (client
pekerjaan konstruksi di Indonesia. atau project owner) selalu
Dalam paper ini, proses menyebutkan 3 (tiga) hal pokok yakni,
pengadaan jasa kontraktor akan kontraktor dapat menyelesaikan
didiskusikan termasuk pembahasan pekerjaan konstruksi sesuai dengan
tentang karakteristik prakualifikasi waktu dan biaya yang direncanakan
kontraktor, regulasi yang berhubungan dan memenuhi kualitas sesuai yang
dengan sistem jasa konstruksi. Juga disyaratkan untuk sisi kontraktor (Barrie
dalam paper ini akan dibangun dan and Boyd 1992; Clough 1986; Mangitung
dibahas kerangka konsep sistem 2005; Pilcher 1992; Soetanto et al. 2002),
pengadaan jasa kontraktor. Sehingga sehingga informasi historis kinerja
pengadaan jasa konstruksi baik di rana kontraktor sangatlah membantu dalam
akademik dan rana praktis dapat lebih sistem evaluasi kompetensi kontraktor.
dipahami lebih menyeluruh (holistik). Tetapi kenyataan kinerja kontraktor
masih belum diakomodasi dalam
2. Permasalahan Seleksi Kontraktor Keppres 80 Tahun 2003 sebagai salah
Sekalipun evaluasi kontraktor satu kriteria.
sudah melalui proses prakualifikasi Dalam sistem pengadaan jasa
berdasarkan sistem multi kriteria, seperti kontraktor yang menggunakan Keppres
evaluasi berdasarkan kemampuan 80 Tahun 2003, pengulangan dokumen
minimum dari keuangan; pengalaman dan penilaian kompetensi kontraktor
kerja; dan kemampuan manajerial dan dapat terjadi bila kontraktor
teknis, penentuan pemenang lelang memasukkan penawaran ke instansi
lebih ditekankan pada harga terendah pemerintah yang berbeda untuk jenis
sebagaimana ketentuan/regulasi yang dan nilai proyek yang sama atau mirip,

243
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 242 - 252

dimana perusahaan mereka harus atau dengan kata lain kemampuan


melalui prakualifikasi yang sama. nyata terakhir. Misalnya saja, kecukupan
Pengulangan yang dimaksud sumber daya (e.g. finansial, teknis,
terutama kriteria yang masuk dalam manajerial, peralatan) diluar pekerjaan
kriteria historis kemampuan kontraktor yang sedang dilaksanakan oleh
untuk mengerjakan proyek, misalnya kontraktor yang berminat untuk ikut
pengalaman kerja perusahaan. pelelangan (Keppres No. 80 2003).
Sebenarnya kemampuan sentralisasi
penilaian data historis dapat dilakukan 3. Daur Hidup Pengadaan Jasa
oleh Lembaga Pengembangan Jasa Kontraktor
Konstruksi Daerah (LPJKD) yang sudah Daur hidup pengadaan jasa
mempunyai otoritas dalam hal regisitrasi kontraktor (contractor procurement life
kontraktor atau semacam prakualifikasi cycle) sehubungan dengan pemilihan
yang dalam Keppres sebelum Keppres pelaksana pekerjaan konstruksi diawali
No. 80 Tahun 2003 dilakukan oleh Kantor dengan registrasi atau sertifikasi
Wilayah Pekerjaan Umum sebagai wakil kontraktor yang menghasilkan daftar
pemerintah Daerah. panjang kontraktor terregristrasi (long list
Dengan adanya sertifikasi yang of registered contractors) atau yang
dilakukan LPJKD yang didasarkan mempunyai sertifikat untuk satu atau
kompetensi kontraktor pada pada beberapa bidang kompetensi dalam
bidang dan sub bidang pekerjaan dan hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
juga rentang nilai proyek, saringan baik dalam hal jenis pekerjaan maupun
kontraktor di level proyek sudah dapat ukuran nilai proyek (Mangitung 2005).
dimulai sejak pendaftaran. Maksundnya, Lengkapnya mekanisme daur hidup
kontraktor hanya perlu mendaftar, sistem pengadaan jasa konstruksi dapat
karena mereka mempunyai sertifikat dilihat pada Gambar 1.
registrasi/ prakualifikasi dari LPJK/LJKD, Sistem registrasi atau sertifikasi
yang mana kompetensi mereka telah kontraktor juga dikenal dengan istilah
dievaluasi sesuai dengan jenis dan nilai prakualifikasi berkala (periodic
proyek yang masuk cakupan prequalification) (Jennings and Holt
sebagaimana yang ditawarkan oleh 1998; Mangitung 2005; Mangitung and
pemilik proyek. Emsley 2002a; Palaneeswaran and
Sehingga pihak pemilik proyek Kumaraswamy 1999; Palaneeswaran
hanya memeriksa kapasitas kontraktor, and Kumaraswamy 2001).

Asosiasi kontrator,
Lembaga Jasa
Konstruksi,
Pemerintah
Kontraktor di
pasar kerja
industri konstruksi Umpan Balik (Feedback)

Prakualifikasi berkala
(e.g. regsitrasi kontraktor, Daftar panjang kontraktor
sertifikasi kontraktor)

Prakualifikasi proyek Daftar pendek kontraktor

Pelelangan Pemenang lelang

Proses pengadaan secara hirarkis dan bertahap

Proses pengadaan alternatif

Gambar 1. Daur hidup pengadaan jasa kontraktor

244
Kerangka Konsep Pengadaan Jasa Kontraktor
(Donny M. Mangitung)

Biasanya prakualifikasi berkala ini system) dan sistem multi kriteria (multi
dilaksanakan oleh pihak ketiga seperti di criteria system of contractor selelction)
Inggeris oleh pihak independen yang (Hatush and Skitmore 1997; Holt et al.
dibiayai oleh pemerintah melalui 1994a; Holt et al. 1994b; Mangitung
organisasi dengan nama 2005; Russell et al. 1992).
Constructionline (King 2002). Sementara Adapun definisi prakualifikasi
di Indonesia lembaga yang mirip secara umum, prakualifikasi berkala dan
dikenal dengan nama Lembaga prakualifikasi proyek berturut-turut
Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) berdasarkan studi empiris dalam
yang mempunyai kantor pusat di beberapa tahun terakhir ini dari penulis
Jakarta dan di mempunyai cabang di adalah sebagai berikut (Mangitung
setiap propinsi (LPJKD) (Abdullah 2006; 2005):
Undang Undang No. 18 1999).
Kemudian tahap berikutnya Prakualifikasi kontraktor adalah
adalah prakualifikasi proyek ( project suatu proses seleksi kontraktor yang
prequalification) yang menyaring mampu sebelum masuk ke dalam
kontraktor dari daftar panjang ke daftar tahap perjanjian pemborongan
pendek kontraktor (short list of dengan menggunakan berbagai
contractors) dimana kualifikasi ini lebih macam kriteria seleksi yang dapat
diarahkan untuk jenis dan ukuran menilai kompetensi kontraktor,
pekerjaan yang tertentu dan tujuan dimana kontraktor dapat
untuk mengumpulkan kontraktor yang memperlihatkan kemampuan
mempunyai kemampuan yang kurang untuk melaksanakan pekerjaan
lebih sama, sehingga dalam memasuki proyek konstruksi tertentu sampai
tahap lelang pemilik proyek sudah bisa selesai dan dapat memuaskan
mendapatkan sekelompok kontraktor pengguna jasa sesuai dengan
dalam daftar pendek yang mempunyai perjanjian pemborongan.
persyaratan minimum yang diinginkan
oleh proyek.
Prakualifikasi berkala adalah proses
Selanjutnya, pemilihan
pembuatan daftar panjang dari
pemenang kontraktor berdasarkan
kontraktor yang mampu untuk
kapasitas saat proyek dilaksanakan
periode waktu tertentu termasuk
(current workloads) dan dikombinasikan
mampu mengerjakan pekerjaan
dengan penawaran harga (bid/ tender
proyek konstruksi dengan jenis
price) yang wajar serta usulan waktu
maupun rentang nilai tertentu,
(time schedule plan) dan metode
dimana daftar panjang yang
konstruksi (construction methods) yang
dibuat dapat digunakan untuk
dapat dipertanggung jawabkan dalam
membuat daftar pendek atau
pelaksanaan proyek nanti (Abdullah
daftar peserta pelelangan.
2006; Hatush and Skitmore 1998;
Jennings and Holt 1998; Mangitung 2005;
Russell 1996; Russell and Skibniewski 1988; Prakualifikasi proyek adakah proses
Undang Undang No. 18 Tahun 1999 seleksi kontraktor untuk membuat
1999). daftar calon peserta pelelangan
Tahap lelang merupakan tahap atau untuk membuat daftar pendek
akhir dari daur hidup pengadaan jasa kontraktor yang mampu
kontrator dimana akhir dari daur hidup mengerjakan pekerjaan proyek
ini pemilik proyek atau pengguna jasa kontruksi yang sudah jelas atau
sudah mendapatkan pemenang ditujukan untuk satu proyek
kontrator pada suatu proyek tertentu konstruksi.
(project awarded contractor/ project
winning contractor) berdasarkan
tahapan berjenjang (hierarchical Dua kategori sistem prakualifikasi
yang banyak ditemukan diberbagai
245
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 242 - 252

negara tersebut di atas mempunyai 2003, kapasitas kontraktor adalah sisa


karakteristik yang menonjol yang dapat kemapuan nyata dari kontraktor untuk
saling mengisi kelebihan dan dapat mengerjakan proyek (Keppres
kekurangan kedua kategori tersebut No. 80 2003).
sebagaimana terlihat pada Gambar 2. Dengan demikian, detail data
Pada Gambar 2 kriteria yang kontraktor yang dibutuhkan lebih
relevan untuk prakualifikasi berkala mendalam untuk prakualifikasi proyek
bersifat umum dan historis. Ciri tersebut dibanding dengan prakualifikasi
sehubungan dengan daur penilaian berkala. Sehingga pada tahap
kembali umumnya dalam periode prakualifikasi berkala lebih ekonomis
diatas 1 tahun dan bahkan ada sampai dilakukan pihak ketiga (outsourcing
5 tahun. Kemudian, prakualifikasi approach) dan dapat dibuatkan
berkala ini tidak dimaksudkan untuk database atau daftar panjang menurut
proyek tertentu. Paling mendekati daftar kompetensi kontraktor
dengan ciri proyek tertentu hanyalah berdasarkan jenis dan rentang nilai
berdasarkan data historis yang proyek tertentu.
berhubungan dengan jenis Sedangkan pada tahap
pengalaman kerja dan pengalaman prakualifikasi proyek dapat dilakukan
besaran nilai proyek (Hatush 1996; pemilik proyek dan kosentrasi pada
Jennings and Holt 1998; Mangitung 2005; kapasitas terkini kontraktor (current
Ng 1996; Palaneeswaran and workloads), sepanjang proses
Kumaraswamy 2001; Russell 1996). prakualifikasi kontraktor
Sebaliknya, prakualifikasi proyek menggambungkan prakualifikasi
dikhususkan pada proyek tertentu, berkala dengan prakualifikasi proyek
dimana tujuan pemilik proyek dan (Mangitung 2005; Mangitung and Emsley
tujuan proyek sudah lebih didefinisikan 2002a). Sehingga pengulangan
dengan jelas. Atau dengan kata lain, pemerikasaan, khsusnya data historis
prakualifikasi proyek berhubungan kontraktor tidak berulang diperiksa
langsung dengan syarat-syarat khusus disetiap tahap pada level pemilik
yang sudah lebih detail didefinisikan proyek, bila kontraktor berminat
pada satu proyek tertentu dan melakukan penawaran pada lebih dari
kompetensi kontraktor lebih dikhususkan satu pemilik proyek (Latham 1994;
pada kapasitas kontraktor (Mangitung Mangitung 2005; Mangitung and Emsley
2005; Mangitung and Emsley 2002a). 2002a).
Dalam istilah Keppress No. 80 Tahun

Tinggi Prakualifikasi berkala Rendah

Rendah Prakualifikasi proyek Tinggi

Faktor umum Faktor khusus


Kriteria yang relevan
Data historis Data muktahir

Tergantung waktu Daur peniliaian kembali Tidak tergantung waktu

Tidak untuk proyek tertentu Sistem prakualifikasi Untuk proyek tertentu

Gambar 2 Karakteristik prakualifikasi berkala dan prakualifikasi proyek

246
Kerangka Konsep Pengadaan Jasa Kontraktor
(Donny M. Mangitung)

4. Kerangka Konsep Pengadaan Jasa juga untuk membina dan


Konstruksi mengembangkan sistem jasa konstruksi
Kerangka konsep yang dibangun yang sehat. Dengan adanya sistem
sebagaimana yang terlihat pada hirarki pengembangan kontraktor harus
Gambar 3, proses pengadaan jasa secara bertahap. Kontraktor menjadi
kontraktor adalah sistem hirarki mulai besar harus melalui kontraktor kecil
dari prakualifikasi berkala untuk terlebih dahulu.
mendapatkan daftar panjang Kemudian prakualifikasi berkala
kontraktor, prakualifikasi proyek untuk sebaiknya diserahkan ke pihak ketiga
mendapatkan daftar pendek dan untuk efiseinsi yang hanya memeriksa
pelelangan untuk mendapatkan kemampuan kontraktor berdasarkan
pemenang pelelangan. Sistem hirarki ini data historis dan tidak untuk tujuan
dikembangkan untuk sistem pengadaan proyek yang spesifik nilai dan syarat-
kontraktor, dimana pengguna jasa syaratnya, tetapi hanya berdasarkan
datang dari pemerintah yang kemampuan jenis pekerjaan dan
membutuhkan jasa kontraktor kecil dan rentang nilai proyek. Sedangkan
menengah cukup banyak setiap tahun. pemerintah hanya kosentrasi pada
Penyaringan secara bertingkat persyaratan yang dikaitkan dengan
diperlukan mengingat pemerintah tidak proyek yang akan dilaksanakan dan
dapat menolak kontraktor kontraktor memeriksa kemampuan kontraktor yang
yang minim pengalaman untuk terlibat nyata pada saat proyek akan dilelang
dalam proyek proyek kecil. Sekaligus (i.e sisa kemampuan nyata).

Kontraktor di Proses pengadaan secara hirarkis dan bertahap


pasar kerja
Proses pengadaan alternatif
industri konstruksi

Prakualifikasi berkala
(e.g. regsitrasi kontraktor, Daftar panjang kontraktor
sertifikasi kontraktor)

Prakualifikasi proyek Daftar pendek kontraktor

Pelelangan Pemenang lelang

Tim pengadaan jasa kontraktor


Perbaikan Pengdaan jasa Kontraktor
Elemen Kunci Pengembangan &

Dasar rujukan pengembangan kriteria pengadaan jasa kontraktor

Multi kriteria pengadaan jasa kontraktor

Teknik pengambilan data kontraktor

Teknik analisis kemampuan kontraktor

Evaluasi kinerja sistem pengadaan jasa kontraktor

Gambar 3. Elemen kunci pengembangan dan perbaikan pengadaan jasa


kontraktor pada setiap tahap

247
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 242 - 252

Namun demikian rute sistem Tahun 2003, registrasi kontraktor


hirarki tersebut dapat juga dan prakualifkasi atau pasca kualifikasi
disederhanakan dalam beberapa tidak digunakan untuk membandingkan
alternatif sesuai kondisi yang diinginkan. para kontraktor. Tetapi evaluasi terbatas
Untuk proyek proyek yang kecil dan pada persyaratan minimum kontraktor
kepastian pelaksanaan pekerjaan tidak untuk masuk daftar kontraktor yang
tinggi (i.e. tidak terlalu kompleks) rute disetujui untuk diterima dalam daftar
prakualifikasi berkala langsung ke kontraktor yang kompeten di LPJKD
pelelangan dapat dibenarkan dari segi sehubungan registrasi kontraktor. Begitu
efisiensi. Sedangkan pekerjaan yang juga persyaratan minimum digunakan
kompleks, yang melibatkan sumber untuk daftar kontraktor yang dapat ikut
daya yang besar, pengadaan jasa pelelangan di tingkat proyek untuk
kontraktor dapat melalu rute sistem prakualifikasi dan pasca
prakualifikasi proyek langsung ke kualifikasi.
pelelangan, mengingat jumlah Kemudian. dengan sistem pada
kontraktor yang dapat mengerjakan Keppress 80 Tahun 2003 tidak dapat
penkerjaan dengan nilai yang besar mendeteksi kemampuan lebih dari
dan kompleks biasanya lebih sedikit kontraktor. Dengan kata lain, pemilihan
jumlahnya. pemenang kontraktor lebih difokuskan
Dalam setiap tahap lengkap pada nilai penawaran, tetapi tidak
pengadaan jasa kontraktor diperlukan dikompetisikan berdasarkan kombinasi
beberapa elemen kunci untuk kriteria kompetensi maksimum dan
mendukung sistem pengadaa jasa harga penawaran. Sebagaimana
kontraktor yang efektif dan efisien, diketahui dari beberapa penelitian
seperti pada Gambar 3. Elemen sebelumnya pemilihan pemenang
tersebut diharapkan sebagai kunci hanya berdasarkan nilai penawaran
pengembangan dan perbaikan sistem terendah banyak menimbulkan problem
pengadaan jasa kontraktor termasuk pada pasca penandatanganan kontrak
antara lain tim pengadaan jasa atau selama masa konstruksi (Lingard et
kontraktor (i.e. decision makers) (Ritz al. 1998; Mangitung 2005; Merna and
1994; Russell 1988; Russell 1996), dasar Smith 1990; Russell 1996; Wong et al.
rujukan pengembangan kriteria jasa 2000).
kontraktor (Jackson-Robbins 1998; Juga evaluasi kontraktor berbasis
Mangitung and Emsley 2002c; Russell kinerja (peformance based contractor
1996; Smith 1995), multi kriteria evaluation) juga belum dimasukkan
pengadaan jasa kontraktor (Hatush and sebagai persyaratan. Perlu diketahui
Skitmore 1997; Mangitung and Emsley bahwa studi yang intensif di Amerika
2002b; Palaneeswaran and Serikat sehubungan evaluasi kontraktor
Kumaraswamy 2001; Wong and Holt berbasis kinerja yang sinkron dengan
2001), teknik pengambilan data tujuan proyek memperlihatkan kinerja
kontraktor (Jackson-Robbins 1998; kontraktor jauh lebih baik dibandingkan
Mangitung and Emsley 2002a; Russell dengan cara evaluasi yang
1996; Russell and Skibniewski 1988), teknik berdasarkan syarat minimum
analisis kemampuan kontraktor (Alarcon prakuafikasi atau pasca kualifikasi
and Mourgues 2002; Herbsman and Ellis (Kashiwagi and Byfield 2002; Kashiwagi
1992; Mahdi et al. 2002) dan evaluasi and Mohammed 2002; Kashiwagi et al.
kinerja sistem pengadaan jasa 2003).
kontraktor (Kumaraswamy and Walker
1999; Smith 1995). 5. Simpulan
Beberapa catatan perlu Dengan model kerangka konsep
diperhatikan dalam pelaksanaan tahapan pengadaan jasa konstruksi dan
pengadaan jasa kontraktor, yakni alternatifnya akan dapat memudahkan
dalam sistem aturan Keppres No. 80 perumusan atau pengembangan

248
Kerangka Konsep Pengadaan Jasa Kontraktor
(Donny M. Mangitung)

model pengadaan jasa kontraktor yang dibimbing untuk menyelesaikan


efektif dan efesien bik di rana praktis tugas akhir." Palu.
maupun di rana akademik (e.g.
Fong, P. S. W., and Choi, S. K. Y. ,2000,
penelitian). Pengadaan jasa kontraktor
"Final contractor selection using
dapat dilakukan melalui 3 alternatif.
analytical hierarchy process."
Kontraktor dievaluasi melalui
Construction Management and
prakualifikasi berkala kemudian
Economics, 18, 547-557.
berdasarkan hasil evaluasi didapat
daftar kontraktor mampu untuk Hatush, Z. ,1996, "Contractor selection,
mengikuti pelelangan. Kemudian jalur using multiattribute utility theory,"
lainnya adalah langsung ke tahap Unpublished PhD thesis,
prakualifikasi proyek sebelum masuk ke Department of Surveying,
tahap pelelangan. Rute alternatif University of Salford, Salford, UK.
lainnya yaitu evaluasi kontraktor melalui
tahapan prakualifikasi berkala Hatush, Z., and Skitmore, M. ,1997,
kemudian prakualifikasi proyek "Criteria for contractor selection."
kemudian masuk ke tahap pelelangan. Construction Management and
Untuk membuat sistem evaluasi Economics, 15, 19-38.
kontraktor yang efektif dan efesien perlu Hatush, Z., and Skitmore, M. ,1998,
tujuh elemen kunci yang harus "Contractor selection using
diperhatikan. Pertama adalah tim multicriteria utility theory: an
pengadaan jasa kontraktor, selanjutnya additive model." Building and
adalah dasar rujukan pengembangan Environment, 33(2-3), 105-115.
kriteria pengadaan jasa kontraktor, multi
kriteria pengadaan jasa kontraktor, Herbsman, Z., and Ellis, R. ,1992, "Multi
teknik pengambilan data kontraktor, parameter bidding system -
teknik analisis kemampuan kontraktor innovation in contract
dan yang terakhir adalah evaluasi administration." Journal of
kinerja sistem evaluasi kontraktor. Construction Engineering and
Management, 118(1), 142-150.

6. Daftar Pustaka Holt, G. D., Olomolaiye, P. O., and Harris,


Abdullah, Z. ,2006, "Komunikasi pribadi F. C. ,1994a, "Evaluating
dengan ketua pengelola LPJKD prequalification criteria in
Sulawesi Tengah." Palu. contractor selection." Building
and Environment, 29(4), 437-448.
Alarcon, L. F., and Mourgues, C. ,2002,
"Performance model for Holt, G. D., Olomolaiye, P. O., and Harris,
contractor selection." Journal of F. C. ,1994b,. "Factors influencing
Management in Engineering, U.K. construction clients' choice
18(2), 52-60. of contractor." Building and
Environment, 29(2), 241-248.
Barrie, D. S., and Boyd, C. P. ,1992,
Professional construction Jackson-Robbins, A. ,1998, Selecting
management: including CM, contractors by value, CIRIA,
Design-construct and general London.
contracting, McGraw-Hill, New
Jennings, P., and Holt, G. D. ,1998,
York.
"Prequalification and multi-criteria
Clough, R. H. ,1986, Construction selection: a measure of
contracting, John Wiley and Sons, contractors' opinion."
New York, USA. Construction Management and
Economics, 16, 651-660.
Desianti, E. C. ,2006, "Komunikasi pribadi
dengan mahasiwa yang sedang

249
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 242 - 252

Kashiwagi, D. T., and Byfield, R. E. ,2002, Kumaraswamy, M. M., and Walker, D. H.


"Selecting the best contractor to T. ,1999, "Multiple performance
get performance: on time, on criteria for evaluating
budget, meeting quality construction contractor."
expectations." Journal of Facilities Procurement systems: A guide to
Management, 1(2), 103-116. best practice in construction, S.
Rowlinson and P. McDermott,
Kashiwagi, D. T., and Mohammed, M.
eds., E & FN Spon, London, 228-
,2002, "A study comparing US
251.
construction delivery systems
based on business and Latham, S. M. ,1994, Constructing the
management." Construction team. Joint Review of
Building Research Conference Procurement and Contractual of
(COBRA) 2002, School of Property Project Management, HMSO,
& Construction, The Nottingham London, UK.
Trent University, UK, 37-53.
Lingard, H., Hughes, W. P., and Chinyio,
Kashiwagi, D. T., Parmar, D., and Savicky, E. A. ,1998, "The impact of
J. ,2003, "The impact of minimizing contractor selection method on
specifications and management transaction costs: A review."
at the University of Hawaii." Journal of Construction
Journal of Facilities Management, Procurement, 4(2), 89-102.
2(2), 131-141.
Lo, W., Krizek, R. J., and Hadavi, A. ,1999,
Kepmen No. 349 Kimpraswil. ,2004, "Effect of high prequalification
Pedoman penyelenggaraan requirements." Construction
kontrak jasa pelaksanaan Management and Economics,
konstruksi (pemborongan), 17, 603-612.
Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah (Kimpraswil), Mahdi, I. M., Riley, M. J., Fereig, S. M.,
Jakarta. and Alex, A. P. ,2002, "A multi-
criteria approach to contractor
Keppres No. 80. ,2003, Pedoman selection." Engineering,
pelaksanaan pengadaan Construction and Architectural
barang/ jasa pemerintah, Management, 9(1), 29-37.
Sekretaris Negara Republik
Indonesia, Jakarta. Mangitung, D. M. ,2005, "Modelling the
influence of periodic
Keppres No. 80 Tahun ,2003, Pedoman prequalification criteria on
pelaksanaan pengadaan project performance,"
barang/ jasa pemerintah, Unpublished PhD thesis, School of
Sekretaris Negara Republik Mechanical, Aerospace and Civil
Indonesia, Jakarta. Engineering, The University of
Manchester, Manchester,
King, R. J. ,2002, "Local government task
England, UK.
force: Constructionline working
group report." Mangitung, D. M., and Emsley, M. W.
http://www.constructionline.co.u ,2002a, "The characteristics of
k/news/list.asp?blocktypeID=3 periodic and project
(viewed 01 July 2002). prequalification practices in the
UK." The 10th International CIB
Kumaraswamy, M. M. ,1996, "Contractor
Symposium of the W65
evaluation and selection: a Hong
Commission on Organisation and
Kong perspective." Building and
Management of Construction:
Environment, 31(3), 273-282.
Construction Innovation and
Global Competitiveness,

250
Kerangka Konsep Pengadaan Jasa Kontraktor
(Donny M. Mangitung)

University of Cincinnati, Ohio, USA, Penyelenggaraan jasa konstruksi,


960-972. Sektretaris Negara Republik
Indonesia, Jakarta.
Mangitung, D. M., and Emsley, M. W.
,2002b, "Decision criteria for Pilcher, R. ,1992, Principles of
periodic prequalification in the UK construction management,
construction industry." McGraw-Hill Inc., London.
Construction Building Research
Ritz, G. J. (1994). Total construction
Conference (COBRA) 2002,
project management, McGraw-
School of Property &
Hill Inc., New York, USA.
Construction, The Nottingham
Trent University, England, UK, 273- Russell, J. S. ,1988, "A knowledge-base
285. system approach to the
contractor prequalification
Mangitung, D. M., and Emsley, M. W.
process," Unpublished PhD thesis,
,2002c, "Factors affecting the
Purdue University, Purdue, West
weighting of contractor
Lafayette, USA.
prequalification decision criteria:
the UK prequalifiers' perception." Russell, J. S. ,1996, Constructor
The 3rd International Conference Prequalification: Choosing the
on Decision Making in Urban and best contractor and avoiding
Civil Engineering (DMinUCE) 2002, constructor failure, ASCE Press,
University of London, School of New York.
Oriental & African Studies,
London, England, UK. Russell, J. S., Hancher, D. E., and
Skibniewski, M. J. ,1992,
Merna, A., and Smith, N. J. ,1990, "Bid "Contractor prequalification data
evaluation for UK public sector for construction owners."
construction contracts." Construction Management and
Proceedings of the Institution Civil Economics, 10, 117-135.
Engineers Part I, 88, 91-105.
Russell, J. S., and Skibniewski, M. J. ,1988,
Ng, S. T. ,1996, "Case-based reasoning "Decision criteria in contractor
decision support for contractor prequalification." Journal of
prequalification," Unpublished Management in Engineering, 4,
PhD thesis, University of 148-164.
Manchester Institute of Science
and Technology (UMIST), Smith, A. J. ,1995, Estimating, tendering
Manchester, UK. and bidding for construction,
MacMillan Press, London.
Palaneeswaran, E., and Kumaraswamy,
M. ,1999, "Dynamic contractor Soetanto, R., Proverbs, D. G., and
pre-qualification." Proceedings of Cooper, P. ,2002, "A tool for
the fifteenth Annual ARCOM assessing contractor
Conference 1999, Liverpool John performance." Journal of
Moores University, 615-624. Construction Procurement, 8(1),
48-64.
Palaneeswaran, E., and Kumaraswamy,
M. ,2001, "Recent advances and Tarawneh, S. A. ,2004, "Evaluation of pre-
proposed improvements in qualification: Client perspective;
contractor prequalification Jordan Case Study." Journal of
methodologies." Building and Appled Science, 4(3), 354-363.
Environment, 36, 73-87.
Undang Undang No. 18. ,1999, Jasa
Peraturan Pemerintah No. 29. ,2000, konstruksi, Sektretaris Negara
Peraturan Pemerintah No. 29 Republik Indonesia, Jakarta.
Tahun 2000 tentang
251
Jurnal SMARTek, Vol. 4, No. 4, Nopember 2006: 242 - 252

Undang Undang No. 18 Tahun 1999, Wong, C. H., Holt, G. D., and Cooper, P.
Jasa konstruksi, Sektretaris Negara A. ,2000, "Lowest price or value?
Republik Indonesia, Jakarta. Investigation of UK construction
clients' tender selection process."
Wong, C. H., and Holt, G. D. ,2001, Construction Management and
"Classifying contractors using the Economics, 18, 767-774.
multivariate discriminant
technique." The First International
Postgraduate Research
Conference in the Built and
Human Environment, University of
Salford, 280-291.

252

Anda mungkin juga menyukai