BAYI SEROTINUS
Untuk Memenuhi Tugas PLKK di RSUD Blambangan
DISUSUN OLEH :
LAVINIA AGUSTIN PUSPITASARI
2018.02.073
PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan anak yang berjudul Laporan Pendahuluan
Bayi Serotinus yang disusun oleh :
Sebagai salah satu syarat dalam penugasan tugas Praktik Laboratorium Klinik
Keperawatan(PLKK) Daring dalam sistem Keperawatan anak yang dilaksanakan pada
20 Juli - 7 Agustus 2020
C. MANIFESTASI KLINIS
Pada bayi ditemukan tanda lewat waktu yang terdiri dari :
a. Stadium I : kulit kehilangan vernix caseosa dan terjadi maserasi sehingga
kulit menjadi kering, rapuh dan mudah terkelupas.
b. Stadium II : seperti stadium I, ditambah dengan pewarnaan mekoneum
(kehijauan dikulit)
c. Stadium III : seperti stadium I, ditambah dengan warna kuning pada kuku,
kulit dan tali pusat).
Berat badan bayi lebih berat dari bayi matur
Tulang dan sutura lebih keras dari bayi matur
Rambut kepala lebih tebal
Rambut lanugo hilang atau sangat kurang
Kuku panjang
Kulit agak pucat dengan deskuamasi epitel
E. PATHWAY
Etiologi
(faktor hormonal, kurangnya air ketuban, insufisiensi plasenta) kepekaan uterus terhadap
oksitosin menurun
Gangguan
pertukaran gas
Risiko hipotermi
F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
2. Risiko hipotermi berhubungan dengan berkurangnya lapisan lemak subkutan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah menuju
sirkulasi plasenta.
4. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan plasenta memberi
nutrisi.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG : untuk mengetahui usia kehamilan, derajat maturitas plasenta.
Kardiotokografi : untuk menilai ada atau tidaknya gawat janin.
Amniocesentis : pemeriksaan sitologi air ketuban
Amnioskopi : melihat kekeruhan air ketuban
Uji oksitosin : untuk menilai reaksi janin terhadap kontraksi uterus.
Pemeriksaan kadar estriol dalam urine
Pemeriksaan sitologi vagina.
H. PENATALAKSANAAN
a. Setelah usia kehamilan lebih dari 40-42 minggu, yang terpenting adalah
monitoring janin sebaik-baiknya.
b. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta, persalinan spontan dapat
ditunggu dengan pengawasan ketat.
c. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan kematangan servix, apabila
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan.
d. Persalinan pervaginam harus diperhatikan bahwa partus lama akan sangat
merugikan bayi, janin postmatur kadang-kadang besar dan kemungkinan
disproporsi cephalopelvix dan distosia janin perlu diperhatikan. Selain itu janin
postmatur lebih peka terhadap sedative dan narkosa.
e. Tindakan operasi sectio caesarea dapat dipertimbangkan bila pada keadaan
insufisiensi plasenta dengan keadaan cervix belum matang, pembukaan belum
lengkap, partus lama dan terjadi gawat janin, primigravida tua, kematian janin
dalam kandungan, preeklamsi, hipertensi menahun, anak berharga dan
kesalahan letak janin.
I. KOMPLIKASI
1. Berat badan janin bertumbuh besar, tetap atau berkurang.
2. Gawat janin sampai bayi meninggal
3. Suhu yang tidak stabil
4. Hipoglikemi
5. Kelainan neurogenik
Reflek menggenggam
Reflek menggenggam pada bayi serotinus biasanya lemah, ditandai
dengan membelai telapak tangannya, bayi menggenggam dengan
tangan gerakan lemah.
Reflek menghisap/sucking
Reflek menghisap pada bayi serotinus sedikit respond dan ditandai
dengan meletakan tangan pada mulut bayi tetapi hisapan lemah.
Reflek rooting
Reflek rooting pada bayi serotinus tidak respond ditandai dengan bayi
tidak menoleh saat tangan ditempelkan di pipi bayi.
b. Tonus otot : Gerakan bayi sangat lemah.
c. Keadaan umum dan TTV :
Keadaan umum : Lemah, dan juga bisa sesak
Lingkar kepala : 30cm
Lingkar dada : 30cm
Suhu : 36ºC
RR : 62x/menit
Nadi : 142x/menit
d. Kepala
Bentuk kepala Normochepal, lingkar kepala 30 cm, rambut kepala lebih tebal,
tidak ada lesi,tidak ada benjolan, fontanel depan masih lembut, tulang dan
sutura lebih keras dari bayi matur, rambut lanugo hilang atau sangat kurang.
e. Mata
Mata simetris, tidak ada pembengkakan pada kelopak mata, mata bersih tidak
berada sekret, biasanya konjungtiva anemis, dan tidak ikterik.
f. Telinga
Letak telinga kanan dan kiri simetris, sejajar dengan mata, lubang telinga
bersih, tidak berada serumen, tidak ada lesi, bentuk telinga baik, lembut dan
mudah membalik.
g. Hidung
Hidung bentuk simetris, terpasang O2 canul nasal 1lpm, keadaan hidung bersih
tidak berada peradangan atau pembengkakan hidung, adanya sumbatan dari
mekonium, ada pernafasan cuping hidung (PCH).
h. Mulut
Bentuk bibir simetris, bibir mengalami sianosis, lidah terdapat bercak putih,
dan gigi belum tumbuh, reflek sucking lemah serta refleks rooting tidak
merespond.
5. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan asfiksia.
2. Risiko hipotermi berhubungan dengan berkurangnya lapisan lemak
subkutan.
3. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya sirkulasi darah menuju
sirkulasi plasenta.
4. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan plasenta
memberi nutrisi.
DAFTAR PUSTAKA
Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Editor, Abdul Bari
Saifuddin. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Freddy Panjaitan. 2012. Kehamilan serotinus. (https:// freddypanjaitan. wordpress.)
Nanda International. DIAGNOSIS KEPERAWATAN. Definisi dan Klasifikasi.2012-2014.
Jakarta : EGC
Trihendradi dkk. 2010. Wonderpa Indahnya Pendampingan. Yogyakarta : ANDI
Yayasan bina pustaka Sarwono Prawirahardjo, Prof. Dr. Hanita Wikdjosastro, DSOG, “ILMU
KEBIDANAN”, Edisi 3, Jakarta : 2011