Anda di halaman 1dari 19

UTANG JANGKA PENDEK

1. Contoh:

PT ABC menerima uang muka sebesar Rp 480.000 untuk berlangganan majalah “Bola” selama

1 tahun pada tanggal 1 april 1990.

Apr 1               Kas                                                      480.000

Pendapatan diterima dimuka              480.000

Penerimaan uang muka sebesar 480.000 untuk 12 bulan. Jadi per bulannya = 480.000 / 12 =

40.000

Pada akhir tahun, 31 desember 1990 PT ABC akan mengakui pendapatan untuk 9 bulan ( 1 april

s/d 31 desember = 9 bulan). Pendapatan diakui jika majalah “Bola” sudah diberikan kepada

pelanggannya. Karena selama 9 bulan sudah diberikan, maka pendapatan diakui.

Des 31             Pendapatan diterima dimuka              360.000

Pendapatan                                         360.000

Pengakuan pendapatan selama 9 bulan.

Per bulannya sebesar Rp 40.000. Jadi 9 bulannya sebesar Rp 40.000 x 9 = 360.000

NB: diasumsikan jurnal penutup dibuat.

Mar 31             Pendapatan diterima dimuka              120.000

Pendapatan                                         120.000

Pengakuan pendapatan sisanya yaitu 3 bulan ( 1 jan s/d 31 maret = 3 bulan). Per bulannya

sebesar Rp 40.000, jadi 3 bulannya sebesarnya Rp 40.000 x 3 = 120.000

2. Contoh :

PT. Miranda menghasilkan televisi, berdasarkan pengalaman selama tahun 2010, garansi

untuk satu set televisi rata-rata sebesar Rp.100.000. Harga jual tiap televisi sebesar Rp.

1.500.000. untuk 800 set televisi.

Maka jurnal yang dibuat oleh PT. Miranda untuk mencatat penjualan, taksiran garansi,

dan biaya yang sesungguhnya dikeluarkan sebagai berikut :


Januari – Desember 2010

Penjualan 800 set televisi @ Rp. 1.500.000

Jurnal nya:

Piutang Rp. 1.200.000.000 -

Penjualan - Rp. 1.200.000.000

31 Desember 2010

Taksiran biaya garansi : 800 set x Rp. 100.000 = Rp. 80.000.000

Jurnalnya

Biaya garansi Rp. 80.000.000 -

Taksiran utang garansi - Rp. 80.000.000

Selama tahun 2010 biaya perbaikan sesungguhnya untuk televisi yang masih dalam masa

garansi sebesar Rp. 25.000.000, biaya ini terdiri dari sparepart, agaji dan sebagainya.

Maka jurnalnya

Taksiran utang garansi Rp. 25.000.000 -

Kas, persediaan suku cadang

dan lain-lain - Rp. 25.000.000

3.Contoh :

PT. Andalas memberikan bonus untuk kepala bagian penjualan sebesar 10 % dari Laba. Laba

tahun 2010 sebesar Rp. 2.000.000. PPh sebesar Rp. 15 %

Jawaban :

Misalnya : B = Bonus

P = Pajak
Perhitungan bonus masing-masing cara diatas sebagai berikut :

a. Bonus dihitung dari laba sebelum dikurangi bonus dan PPH :

B = 0,10 x Rp. 2.000.000

B = Rp. 200.000

PPh = 15 % x (Rp. 2.000.000 – Rp. 200.000)

PPh = Rp. 270.000

b. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi PPH sebelum dikurangi dengan bonus :

B = 0, 10 x (Rp.Rp. 2.000.000 – P)

P = 0,15 (Rp. 2.000.000 – B)

P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung

sebagai berikut :

B = 0,10 {Rp. 2.000.000 – 0,15 (Rp. 2.000.000 – B)}

B = 0,10 (Rp. 2.000.000 – Rp. 300.000 + 0,15 B)

B = Rp. 200.000 – Rp. Rp. 30.000 + 0,015 B

B – 0,015 B = Rp. 170.000

0.985 B = Rp. 170.000

B = Rp. 172.588,83

PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut :

P = 0,15 (Rp. 2.000.000 – Rp. 172.588,83)

P = 0,15 x Rp. 1.827.411,17

P = Rp. 274.111,68

c. Bonus dihitung dari laba sesudah dikurangi bonus dan PPh :

B = 0,10 (Rp. 2.000.000 – B – P)

P = 0,15 (Rp. 2.000.000 – B)

P dalam persamaan pertama diganti dengan persamaan kedua, maka B dapat dihitung

sebagai berikut :
B = 0,10 { Rp. 2.000.000 – B – 0,15 (Rp. 2.000.000 – B)}

B = 0,10 ( Rp. 2.000.000 – B – Rp. 300.000 + 0.15 B)

B = Rp. 200.000 – 0,1 B – Rp. 30.000 + 0.015 B

B + 0,1 B – 0,015 B = Rp. 170.000

1,085 B = Rp. 170.000

B = Rp. 156.682,03

PPh dihitung dengan mengganti B dari persamaan kedua sebagai berikut :

P = 0,15 (Rp. 2.000.000 – Rp. 156.682,03 )

P = 0,15 (Rp. 1.843.317,97)

P = Rp. 276.497,70
UTANG JANGKA PANJANG

1. Pada tanggal 1 Januari 2005 PT Manophos merencanakan pengeluaran obligasi sebesar

Rp1.000.000,00 dengan bunga 10% pertahun. Obligasi akan dijual pada waktu yang berbeda-

beda tergantung pada kebutuhan uang. Terkait dengan transaksi penjualan yang terjadi

buatlah , jurnal yang dibituhkan ?

Jawab:

1. Yang dicatat hanya obligasi yang terjual

Transaski Jurnal

1 Januari 2005 Tidak ada jurnal

Merencanakan pengeluaran obligasi 10%,

RP1.000.000,00
1 April 2005 Kas Rp735.000,00

Obligasi nominal Rp700.00,00 dijual dengan Utang obligasi Rp700.000,00

kurs 105 Agio Obligasi 35.000,00

=105%xRp700.00,00
18 juli 2005 Kas Rp99.000,00

Obligasi nominal Rp100.000,00 dijual Disagio Obligasi 1.000,00

dengan kurs 99% Utang obligasi 100.000,00

=99%XRp.100.000,00

2. Obligasi yang terjual dan belum terjual dicatat


Transaski Jurnal

1 Januari 2005 Obligasi yang belum terjual Rp1.000.000,00

Merencanakan pengeluaran obligasi Otorisasi utang obligasi Rp1.000.000,00

10%, RP1.000.000,00

1 April 2005 Kas Rp735.000,00

Obligasi nominal Rp700.000,00 dijual Utang Obligasi Rp700.000,00

dengan kurs 105 Agio Obligasi 35.000,00

=
18 juli 2005 Kas Rp99.000,00

Obligasi nominal Rp100.000,00 dijual Disagio Obligasi 1.000,00

dengan kurs 99% Utang obligasi 100.000,00

2. PT Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl.000.000,-, umur 5 tahun, bunga 10%

pertahun dibayarkan tiap setengah tahun. Obligasi itu dijual pada awal periode dengan harga

Rpl.081.105,-. Pembeli mengharapkan bunga efektif (seperti yang berlaku di pasar) sebesar 8%.

Harga jual obligasi sebesar Rpl.081.105,-. Buatlah Tabel amotirsasi dan perhitungannya ?

Jawab :

Nilai jatuh tempo obligasi Rpl.000.000,-

Nilai tunai Rpl.000.000,-, bunga 8%, 5

Tahun = Rp675.560,-

Nilai tunai bunga Rp50.000,-, sepuluh

kali tiap setengah tahun, dengan tarif 8% = 405.545,-2)

Harga jual obligasi 1.081.105

Agio obligasi Rp 81.105,-


Agio obligasi sebesar Rp81.105,- yang diamortisasi selama umur obligasi dengan metode bunga

efektif yaitu sebagai berikut:

Tabel perh1tungan amortisas1 agio metode bunga efektif obligasi berbunga 10% dengan yield

(hasil) diharapkan 8%

1) Rpl.081.105,- x 8% x 6/12 = Rp43.244,20

2) Rpl000.000,- x 10% x 6/12 = Rp50.000,-

3) Rp50.000,- - Rp43.244,20 = Rp6.755,80

4) Rpl.081.105,- - Rp6.755.80 = Rpl.074.349,20

3. PT Millenia Megah pada tanggal 31 Desember 2005 memutuskan untuk mengeluarkan

obligasi pada tanggal 1 Mei 2006 sebesar Rpl.000.000,-, bunga 10% per tahun dan jatuh tempo

pada tanggal 1 Mei 2011. Bunga obligasi dibayarkan setiap tanggal 1 Mei dan 1 November.

Seluruh obligasi dapat dijual pada tanggal 1 Juli 2006 dengan harga Rpl.029.000,- (yaitu harga

jual Rpl.030.000,- dikurangi biaya penjualan Rpl .000,-) ditambah bunga berjalan untuk jangka

waktu 1 Mei 2006 sampai dengan 1 Juli 2006. Tahun buku PT Millenia Megah adalah tahun

kalender, amortisasi agio dicatat setiap akhir periode. Buatlah Jurnal yang diperlukan ?

( Sertakan Perhitungan)

Jawab:

Umur obligasi dihitung sebagai berikut:


2006 = 6 bulan (1 Juli sampai dengan 31 Desember)

2007 = 12 bulan

2008 = 12 bulan

2009 = 12 bulan

2010 = 12 bulan

2011 = 4 bulan

Jumlah = 58 bulan

Dalam perhitungan umur obligasi, yang diperhitungkan adalah lamanya obligasi itu beredar,

yaitu sejak tanggal dijual sampai saat jatuh tempo. Agio obligasi sebesar Rp29.000,-

(Rpl.029.000,- dikurangi Rpl.000.000,-) akan diamortisasikan selama umur obligasi yaitu 58

bulan, sehingga amortisasi agio setiap bulannya sebesar Rp29.000,- : 58 = Rp500, Transaksi

penjualan, pembayaran bunga dan amortisasi agio selama umur obligasi dicatat dalam

pembukuan PT Millenia Megah adalah sebagai berikut:

Transaksi Jurnal
1 Juli 2006
Penjualan obligasi
Harga jual: Rpl.030 000.00 Kas Rpl.045 666.67
Biaya-biaya penjualan (1.000.00 )
Rpl.029 000,- Utang obligasi Rpl.000 000.00
Bunga berjalan (I Mei Agio obligasi 29.000.00
- I Juli) = 2/12 x 10% Biaya bunga obligasi*) 16.666.67
x Rpl.000 000,- 16666,67
Biaya bunga obligasi*) 16.666.67
Uang yang diterima Rpl.045.666,67
*) bunga berjalan dikreditkan ke rekening biaya bunga obligasi.

Pada tanggal 1 November 2006 PT Millenia Megah akan membayar,

bunga obligasi untuk setengah tahun dicatat sebagai berikut:

Transaksi Jurnal

I November 2006 Biaya bunga obligasi Rp 50.000,-


Kas Rp.50.000,-
Pembayaran bunga
obligasi 6/12 x I0%
x Rp1.000 000.00

Pada tanggal 31 Desember dibuat jurnal untuk menyesuaikan pembukuan. Jurnal penyesuaian

yang berhubungan dengan utang obligasi ada 2

yaitu :

1) Mencatat bunga berjalan.

2) Mencatat amortisasi agio.

Bunga berjalan dan amortisasi agio untuk tahun 2006 dicatat sebagai berikut:
MODAL SAHAM

1. Dalam penjualan 10 lembar saham prioritas nominal @ Rpl.000,- diberi bonus 1, lembar
saham biasa, nominal Rpl.000,-. Harga pasar saham prioritas tanpa bonus = Rp950,- per
lembar. Jurnal untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut:
Jawab:
Kas Rpl0.000,-
Disagio saham prioritas 500,-
Disagio saham biasa 500,-
Modal saham prioritas Rpl0.000,-
Modal saham biasa 1.000,-

Disagio saham prioritas dan saham biasa dihitung sebagai berikut:

Nilai nominal saham pricritas (10Rpl0.000,-


lembar)
Harga pasar saham prioritas (10 9.500,-
lembar)
Disagio saham prioritas Rp 500,-
Harga jual saham prioritas plusRpl0.000,-
bonus
Harga pasar saham prioritas tanpa 9.500,-
bonus
Nilai saham biasa Rp 500,-
Nilai nominal saham biasa 1.000,-
Disagio saham biasa Rp 500,-
2. PT Tamma Selamat mempunyai saham yang beredar sebagai berikut: saham preferen, nominal

Rpl.000.000,-, 10% berpartisipasi penuh, saham biasa, nominal Rp2.000.000,-. Pada akhir tahun 2005,

dibagi dividen sebesar Rp540.000,-. Dividen ini dibagikan kepada saham preferen dan biasa dengan

perhitungan sebagai berikut

3. PT Millenia Sejahtera memberikan hak beli saham untuk tiga orang pegawai,
masing- masing untuk membeli 50 lembar saham biasa, nominal @ Rpl.000,-. Saham
bisa dibeli mulai tahun ketiga sesudah hak diberikan dan sudah harus dibeli sebelum
jangka waktu 10 tahun. Harga saham dengan menggunakan hak beli adalah Rpl.500,-
per lembar. Harga pasar saham pada saat pemberian hak adalah Rp2.000,- per lembar.
Nilai hak beli saham atau jumlah kompensasi dihitung sebagai berikut:
Jawab:
Harga pasar pada saat pemberian hak (150 lembar @
Rp2.000,-) Rp300.000,-
Harga saham dengan menggunakan hak beli (150 lembar
@ Rp1.500,- 225.000,-
Nilai hak beli saham atau jumlah kompensasi Rp 75.000,-
Jurnal untuk mencatat pemberian hak beli saham
Laba ditahan Rp75.000,-
Hak beli saham biasa yang beredar Rp75.000,-

Apabila hak beli saham dipakai untuk membeli saham maka oleh perusahaan dicatat
dengan jurnal sebagai berikut:

Kas (150 lembar @Rp1.500,-) Rp225.000,-


Hak beli saham biasa yang75.000,-
beredar
Modal saham (150 Rp150.000,-
lembar @Rp1.000,-)
Agio saham 150.000,-

LEASING

1. Smart Konstruksi menyewa sebagian alat kerja yang digunakannya.

Dengan pembayaran selama 5 tahun dengan cara dibayar tiap awal


1 Januari 1999 180,000
1 Januari 2000 200,000
1 Januari 2001 205,000
1 Januari 2002 215,000
1 Januari 2003 225,000
Jumlah 1,025,000

Walaupun pembayaran tersebut berbeda tiap tahunnya namun

akan dibebankan sejumlah yang sama untuk tiap tahunnya

selama 5 thn.
Buatlah Jurnal yang diperlukan atas transaksi tsb.

Penyelesaian :
Jurnal oleh Pihak Smart Kontruksi Jurnal oleh Pihak Pemilik Alat

( Lessee ) : ( Lessor ) :
Tahun 1999 Tahun 1999
Beban Sewa 205,000 Kas 180,000
Kas 180,000 Piutang Sewa 25,000
Hutang sewa 25,000 Pendapatan Sewa 205,000

Tahun 2000 Tahun 2000


Beban Sewa 205,000 Kas 200,000
Kas 200,000 Piutang Sewa 5,000
Hutang sewa 5,000 Pendapatan Sewa 205,000

Tahun 2001 Tahun 2001


Beban Sewa 205,000 Piutang Sewa 205,000
Hutang sewa 205,000 Pendapatan Sewa 205,000

Tahun 2002 Tahun 2002


Beban Sewa 205,000 Kas 215,000
Hutang Sewa 10,000 Pendapatan Sewa 205,000
Kas 215,000 Piutang sewa 10,000

Tahun 2003 Tahun 2003


Beban Sewa 205,000 Kas 225,000
Hutang Sewa 20,000 Pendapatan Sewa 205,000
Kas 225,000 Piutang sewa 20,000

2. PT. Maju Jaya membutuhkan satu unit mesin produksi seharga

Rp200.000.000 dan dperkirakan memiliki umur ekonomis 2 tahun dan

tanpa nilai residu. Penyusutan menggunakan metode garis lurus. Untuk

pengadaan mesin tersebut mempertimbangkan 2 alternatif yaitu :

1.      Meminjam dana kepada Bank AGM sebesar Rp200.000.000 dengan

bunga per tahun 10%. Pembayaran pokok pinjaman dilakukan pada akhir

tahun ke - 2.

2.      Menyewa mesin tersebut selama 2 tahun dari perusahaan leasing

dengan membayar uang sewa sebesar Rp105.000.000 / tahun. Pembayaran

sewa dilakukan setiap akhir tahun.

Pertanyaan : Jika tarif pajak perusahaan sebesar 40%, apakah pengadaan

mesin tersebut sebaiknya dibeli dengan dana pinjaman atau dileasing ?

Jawab :

Arus kas jika mesin yang dibeli dengan dana pinjaman dari Bank AGM

(dalam Jutaan) :

- Tahun 1 Tahun 2
Cost of Owning
Harga beli mesin (200 )
Pinjaman 200
Biaya bunga (20) (20)
Tax saving dari bunga 8 8
Pembayaran pokok pinjaman (200)
Tax saving dari penyusutan 40 40
Arus kas Keluar bersih 0 28 (172)

Tax Saving dari bunga = 40% x ( 10% x 200 Juta )

Tax Saving dari penyusutan = 40% x ( 200 juta / 2 tahun )

PV Cost of Owning = 28 Juta  +   -172 Juta

                               (1+0,06)1    (1+0,06)2

                                       = Rp163.580.000 (-)

Arus Kas jika mesin disewa ( leasing ) :

- Tahun 1 Tahun 2
Cost of Leasing
Pembayaran Sewa (105) (105)
Tax Saving dari pembayaran Sewa 42 42
Arus kas Keluar bersih (63) (63)

Tax saving dari pembayaran sewa = 40% x Rp105 Juta

PV Cost of Leasing = -Rp63 Juta + -Rp63 Juta

                                (1 – 0,06)1    (1 – 0,06)2

                             = Rp137.567.000 (-)

PV Cost of Owning lebih besar dari PV Cost of Leasing, jadi dari

perhitungan diatas sebaiknya perusahaan menyewa mesin karena

terdapat efisiensi arus kas keluar.


3. Dengan menggunakan contoh soal sebelumnya, berikut ini adalah

informasi yang relevan bagi Lessor Company dalam akuntansi untuk

transaksi lease:

      Jangka waktu lease 5 tahun yang dimulai tanggal 1 januari 2002,tidak

dapat dibatalkan, dan membutuhkan pembayaran sewa yang sama sebesar

Rp.25.981,62 pada awal setiap tahun, pembayaran termasuk biaya

executory Rp. 2.000 (pajak properti)

      Peralatan memiliki nilai buku Rp.100.000 bagi Lessor Company, nilai

wajar awal lease sebesar Rp.100.000, estimasi umur ekonomis 5 tahun,

dan tidak ada nilai residu

      Tidak ada biaya langsung awal yang dikeluarkan untuk negoisasidan

menutup transaksi lease

      Lease tidak memiliki opsi untuk memperbaharui kontrak danperalatan

dikembalikan kepada Lessor Company pada akhir masa lease

      tagihan dapat dijamin dan tidak ada biaya tambahan (dengan

pengecualian pajak properti yang ditagih dari lessee) yang harus

dikeluarkan oleh lessor

      Lessor Company menentukan pembayaran lease tahunan untuk

menjamin tingkatpengembalian 10% (suku bunga implisit).

Dari informasi diatas, perhitungan penentuan sewa oleh lessor adalah:

Nilai pasar wajar peralatan yang dilease                                                        

Rp.100.000

Dikurangi: Nilai sekarang dari nilai

residu                                                                  0         

Jumlah yang akan dipulihkan oleh lessor melalui pembayaran

lease              Rp.100.000

Lima pembayaran lease awal tahun untuk menghasilkan


Pengembalian 10%

 (Rp.100.000 ÷ 4,16986a)                                                                               

Rp.23.981,62

a
PV dari anuitas jatuh tempo sebesar 1 selama 5 tahun pada 10%

Lease tersebut memenuhi kriteria klasifikasi sebagai lease pembiayaan

langsung, karena:

      Jangka waktu lease melebihi 75% estimasi umur ekonomis peralatan

      Nilai sekarang dari pembayaran lease minimum melebihi 90% nilai

wajar peralatan

      Tagihanpembayaran dipastikan secara layak

      tidak ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh lessor Company

Lease ini tidak termasuk lease jenis penjualan karena tidak ada selisih

antara nilai wajar peralatan (Rp.100.000) dengan biaya yang dikeluarkan

oleh lessor (Rp.100.000)

Piutang pembayaran lease (investasi kotor) dihitung sbg berikut:

Piutang pembayaran lease = pembayaran lease minimum dikurangi biaya

executory yang

                                                dibayar oleh lessor ditambah nilai residu

yang tidak dijamin

                                             = [(Rp.25.981,62 – Rp.2.000) x 5] + Rp.0

                                             = Rp.119.908,10

Pendapatan bunga diterima dimuka dihitung sebagai berikut:

Pendapatan bunga diterima dimuka = Piutang pembayaran lease dikurangi

nilai pasar wajar


                                                              aktiva

                                                           = Rp.119.908,10 – Rp.100.000

                                                            = Rp.19.908,10

Investasi bersih dihitung sebagai berikut:

Investasi bersih = Investasi kotor dikurangi pendapatan bunga diterima

dimuka

                           = Rp.119.908,10 – Rp.19.908,10

                           = Rp.100.000

Lease aktiva, piutang, dan pendapatan bunga diterima dimuka dicatat per 1

Januari 2002 (awal lease) sebagai berikut:

 Piutang pembayaran lease                          Rp.119.908,10

                   Peralatan                                                                      

      Rp.100.000

                  Pendapatan diterima dimuka –

lease                               Rp.19.908,10

Seperti halnya perlakuan lessee terhadap bunga, lessor juga menerapkan

metode bunga efektif dan mengakui pendapatan bunga atas saldo investasi

bersih. Ditunjukkan dalam tabel berikut:

LESSOR COMPANY

Skedul Amortisasi Lease

(Dasar anuitas jatuh tempo)

Tang Pembayaran Biaya Bunga (10%)Pemulihan Investasi

gal Lease Eksekutor atas investasiinvestasi Bersih (e)

Tahunan (a) i (b) bersih (c) bersih (d)


1/1/0 Rp.

2 100.000,00
1/1/0 25.981,62 2.000 0 23.981,62 76.018,38

2
1/1/0 25.981,62 2.000 7.601,84 16.379,78 59.638,60

3
1/1/0 25.981,62 2.000 5.963,86 18.017,76 41.620,84

4
1/1/0 25.981,62 2.000 4.162,08 19.819,54 21.801,30

5
1/1/0 25.981,62 2.000 2.180,32* 21.801,30 0,00

6
Tota Rp. Rp. Rp. Rp. -

l 129.908,10 10.000,- 19.908,10 100.000,-

Pada tanggal 1 Januari 2002, jurnal untuk mencatat penerimaan

pembayaran lease tahun I adalah sebagai berikut:

 Kas                           Rp.25.981,62

             Piutang Pembayaran Lease                                           

Rp.23.981,62

           Hutang Pajak Properti                                                      Rp. 

2.000

Pada tanggal 31 Desember 2002, pendapatan bunga yang diperoleh selama

tahun I diakui dengan ayat jurnal berikut:

  Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease            Rp.7.601,84

                    Pendapatan Bunga – Lease                                           

Rp.7.601,84

Ayat jurnal berikut mencatat penerimaan pembayaran lease tahun II dan

pengakuan pendapatan bunga:


1 Januari 2003

Kas                                 Rp.25.981,62

             Piutang Pembayaran Lease                      Rp.23.981,62

           Hutang Pajak Properti                                Rp.  2.000

31 Desember 2003

Pendapatan Bunga Diterima di Muka – Lease            Rp.5.963,86

                   Pendapatan Bunga – Lease                                           

Rp.5.963,86

Ayat jurnal yang dibuat sampai tahun 2006 akan mengikuti pola yang

sama kecuali tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pendapatan bunga

pada tahun 2006 (tahun terakhir). Karena piutang akan ditagih seluruhnya

pada 1 Januari 2006, maka tidak ada saldo (investasi) yang beredar pada

tahun 2006 dimana Lessor Company akan menanggung setiap bunga. Pada

saat lease berakhir, piutang kotor dan pendapatan diterima di muka akan

dihapus seluruhnya. Lessor Company tidak mencatat penyusutan.

Jika pada saat lease berakhir, peralatan dijual kepada Lessee Company

seharga Rp.5.000,  maka Lessor Company akan mengakui disposisi

peralatan sebagai berikut:

  Kas                                                                                               

Rp.5.000

         Keuntungan penjualan peralatan yang

dilease                          Rp.5.000 

Anda mungkin juga menyukai