Anda di halaman 1dari 3

LEARNING JOURNAL

Program Pelatihan : Pelatihan Dasar CPNS


Angkatan : IV
Nama Mata Pelatihan : Komitmen Mutu
Nama : Mutiara Rosalina
Nomor Daftar Hadir : 19
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : UPT Diklat BKPSDM Kota Lubuklinggau

A. POKOK PIKIRAN
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan bersih sudah menjadi keniscayaan di era reformasi saat ini.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mewujudkan keniscayaan tersebut, namun dalam implementasinya
masih belum sesuai harapan. Hal ini ditandai dengan banyaknya keluhan masyarakat atas buruknya
layanan aparatur pemerintahan, misalnya:
1. Terkait dengan maraknya kasus korupsi, sebagai cerminan penyelenggaraan pemerintahan yang tidak
efisien;
2. Banyaknya program pembangunan sarana fisik yang terbengkalai, sebagai cerminan ketidakefektifan
roda pemerintahan;
3. Kecenderungan pelaksanaan tugas yang lebih bersifat rule driven dan sebatas menjalankan rutinitas
kewajiban, sebagai cerminan tidak adanya kreativitas untuk melahirkan inovasi;
4. Masih banyaknya keluhan masyarakat karena merasa tidak puas atas mutu layanan aparatur, sebagai
cerminan penyelenggaraan layanan yang kurang bermutu.
Efektivitas organisasi berarti sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang ditetapkan, atau berhasil
mencapai apapun yang coba dikerjakannya. dasar untuk mengukur tingkat efektivitas adalah ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik dilihat dari capaian jumlah maupun mutu hasil kerja, sehingga dapat
memberi kepuasan
Efisiensi organisasi adalah jumlah sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan organisasional.
Efisiensi diukur dari ketepatan realisasi penggunaan sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan,
sehingga dapat diketahui ada atau tidak adanya pemborosan sumberdaya, penyalahgunaan alokasi,
penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang ke luar alur., sedangkan tingkat efisiensi diukur dari
penghematan biaya, waktu, tenaga, dan pikiran dalam menyelesaikan ketercapaian target secara tepat
sesuai dengan yang direncanakan, pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat, serta terciptanya
kepuasan semua pihak: pimpinan, pelanggan, masyarakat, dan pegawai itu sendiri.
Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu juga
dapat dijadikan sebagai alat pembeda atau pembanding dengan produk/jasa sejenis lainnya, yang
dihasilkan oleh lembaga lain sebagai pesaing (competitors). Mutu mencerminkan nilai keunggulan
produk/jasa yang diberikan kepada pelanggan (customer) sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, dan
bahkan melampaui harapannya. Untuk menghasilkan mutu dalam pelayanan publik yang bersifat jasa
aparatur harus mampu memelihara komunikasi dan interaksi yang baik dengan masyarakat, bersifat
kreatif, proaktif dan inovatif dalam memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda beda. Kepuasan
pelanggan antara lain dapat dilihat dari kesenangannya ketika mendapatkan produk/jasa yang sesuai atau
bahkan melebihi harapannya, sehingga mendorong keinginannya untuk melakukan pembelian ulang atas
produk/jasa yang pernah diperolehnya, tidak merasa kapok, bahkan mereka akan menganjurkan kepada
pihak lain untuk menggunakan produk/jasa tersebut. .
Komitmen mutu berada dalam tiga tingkatan, yaitu:
1. Komitmen pada level organisasi yang menetapkan nilai publik dan komitmen pemerin tah untuk
kualitas berdasarkan permintaan pelanggan dan mendukung partisipasi publik (customer based
quality);
2. Komitmen pada level hasil, ditunjukkan dengan adanya penetapan standar pelayanan dalam
kualitas dan kuantitas;
3. komitmen pada level individu, misalnya sekolah swasta, mendefinisikan komitmen mutu dalam
bentuk layanan terbaik mereka kepada institusi atau pelanggan tertentu.
Aktualisasi nilai-nilai dasar komitmen mutu dalam pelaksanaan tugas aparatur akan mendorong
terciptanya budaya kerja unggul yang dapat menumbuhkan keberanian untuk menampilkan kreativitas
dan inovasi. Seperti contohnya mengaktualisasikannya dalam pekerjaan, ASN harus terus membuat
inovasi sesuai dengan efektivitas yang ada dan juga memikirkan efisiensi dari inovasi tersebut, jika
inovasi tersebut terwujud dengan baik tentu akan menaikkan mutu suatu organisasi.

CONTOH KASUS
Sumber : https://jatengprov.go.id/beritadaerah/masfufatun-ciptakan-inovasi-save-bunda/
MASFUFATUN CIPTAKAN INOVASI SAVE BUNDA
BANJARNEGARA – Masfufatun Juni SKM M Kes Kepala UPT Puskesmas Banjarmangu 1 berhasil
mendapat Penghargaan Juara 1 Lomba Keteladanan Nasional 2017 Kategori Tenaga Kesehatan
Masyarakat yang diadakan di Jakarta 13-19 Agustus 2017.
Keinginan yang kuat dari Masfufatun untuk mengurangi angka kematian Ibu melahirkan di Banjarnegara
menggugahnya untuk membuat inovasi pelayanan dalam mengatasi hal tersebut.
“Angka kematian Ibu merupakan masalah serius yang harus segera ditangani. Angka kematian Ibu
merupakan salah satu indikator derajat kesehatan.”, katanya
Angka kematian bayi meningkat dari 17 kasus menjadi 19 kasus di tahun 2016. Sedangkan untuk wilayah
Puskesmas 1 Banjarmangu di pertengahan maret 2016 kematian 1 dan 3 bayi
Masfufatun membuat inovasi SAVE Bunda yang merupakan upaya untuk memberikan pelayanan kepada
ibu hamil untuk bersalin secara cepat, tepat dan mengurangi persalinan sendiri di rumah.“SAVE Bunda
adalah keamanan untuk ibu tetapi juga dapat diartikan S yaitu Stiker pengendali persalinan, A sebagai
Alarm handphone bidan desa dan VE yang berarti Voluntter atau pekerja sosial”, katanya. ” Ada tiga jenis
Stiker yang dipasang di buku, stiker hijau untuk resiko kehamilan rendah, stiker kuning untuk resiko
kehamilan tinggi dan stiker merah untuk resiko kehamilan sangat tinggi”, katanya. Kemudian, Alarm
handphone bidan desa berfungsi ketika tiga hari perkiraan hari lahir handphone bidan desa yang sudah
diprogram alarmnya berbunyi selanjutnya bidan desa mengubungi dukun bayi, Ketua TP PKK desa,
perangkat desa dan kader untuk bersama-sama mengunjungi ibu hamil melakukan P4K (Program
Perencanan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi. “Dengan harapan ibu hamil tetap sehat dan mau
melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan”, katanya. “Dukun bayi yang pada awalnya sangat
sulit untuk diyakinkan bahwa bersalin di puskesmas itu lebih aman, tetapi setelah melakukan pendekatan
komunikatif dengan mereka sekarang para dukun bayi dengan senang hati membantu program-program
dari kami dan menjadi partner kerja kami, Sehingga masyarakat menjadi semakin mantap untuk
konsultasi dan melakukan persalinan di puskesmas, tambah wanita yang hobi membaca dan terjun
lanngsung ke masyarakat ini.
Dari inovasi yang telah dibuat oleh istri dari Dr Agung Budianto M kes kepala RSUD Banjarnegara ini
dan dipraktekan di UPT Puskesmas Banjarmangu 1 semua ibu hamil menjadi terpantau yang berdampak
dengan tidak adanya lagi angka kematian ibu dan bayi di UPT Puskesmas Banjarmangu 1.“Pelayanan
pemeriksaan ibu hamil menjadi lebih cepat dan kunjungan rawat jalan maupun persalinan meningkat”,
katanya. (dinkominfo_banjarnegara).

B. PENERAPAN
Dari kasus diatas sudah ada efektivitas, efesiensi, inovasi, dan mutu. Efektivitasnya adalah menurunkan
angka kematian ibu dan bayi, juga meningkatkan persalinan di puskesmas dan mengurangi persalinan di
rumah. Efisiensi nya disitu ada bidan desa, dukun bayi, pekerja sosial dan juga HP maupun stiker. Inovasi
di sana jelas yaitu membuat inovasi SAVE Bunda yang merupakan upaya untuk memberikan pelayanan
kepada ibu hamil untuk bersalin secara cepat, tepat dan mengurangi persalinan sendiri di rumah. “SAVE
Bunda adalah keamanan untuk ibu tetapi juga dapat diartikan S yaitu Stiker pengendali persalinan, A
sebagai Alarm handphone bidan desa pekerja sosial”. Pendekatan komunikatif dengan dukun bayi dan
masyarakat Sehingga masyarakat menjadi semakin mantap untuk konsultasi dan melakukan persalinan di
puskesmas.
Jelas disini ada peningkatan mutu, yang semula Masyarakat belum yakin akan persalinan di puskesmas,
dengan adanya komunikasi membuat masyarakat percaya dengan tenaga kesehatan, dan mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi adalah pencapaian yang memperbaiki mutu karena menolong
persalinan yang cepat tanggap, bersih, sesuai standar di puskesmas, istilahnya menjemput bola karena
mendatangi calon pasien.
Seperti di RSUD, yang bisa dilakukan untuk berinovasi menurut saya seperti meningkatkan jumlah
kunjungan di poli kebidanan seperti membagikan leaflet, mengaktifkan social media agar lebih aktif
dalam mengiklankan poli kebidanan dan pelayanan apa saja yang tersedia di RSUD. Dengan begitu,
dengan membangun komunikasi yang baik dan membuktikan kualitas RSUD yang bagus tentu akan
mengingkatkan kualitas mutu dan kepercayaan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai