Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup
bersama. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan
kelompok. Contoh dosen mengajar merupakan contoh kelompok sosial antara
individu dengan kelompok. Kelompok sosial dapat berupa kelompok sosial
primer dan kelompok sosial sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat
secara langsung maupun tidak langsung. Kelompok social primer dengan
hubungan langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalkan untuk mengenal
lebih jauh dari kelompok primer dapat kita lihat yaitu pada keluarga. Sedangkan
kelompok sosial primer adalah kelompok besar didasarkan pada kepentingan
yang berbeda.
Proses yang membentuk terjadinya kelompok sosial meliputi faktor
pendorong timbulnya kelompok sosial dan dasar pembentukan kelompok sosial.
Setiap masyarakat manusia selama hidup pasti mengalami perubahan-
perubahan. Perubahan dapat berupa perubahan yang tidak menarik dalam arti
kurang mencolok. Ada pula perubahan-perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan-perubahan yang lambat sekali,
akan tetapi ada juga berjalan dengan cepat. Perubahan-perubahan hanya dapat
ditemukan oleh seseorang yang sempat meneliti susunan dan kehidupan suatu
masyarakat pada suatu waktu dan membandingkannya dengan susunan dan
kehidupan masyarakat tersebut pada waktu yang lampau. Perubahan-
perubahan masyarakat dapat mengenai nilai-nilai sosial, norma-norma sosial,
pola-pola prilaku organisasi, susunan kelembagaan masyarakat, kekuasaan dan
wewenang, kelompok sosial dan sebagainya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok
sosial?
2. Apa faktor pembentuk kelompok sosial?
3. Apakah ciri-ciri kelompok sosial?
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk?
5. Apa arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial?
C. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan maksud untuk membahas tentang dorongan yang
menyebabkan terbentuknya kelompok sosial, faktor pembentuk kelompok
sosial, ciri-ciri kelompok sosial, proses terbentuknya norma-norma kelompok
sosial, dan arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial. Sehingga
dengan pembahasan ini diharapkan mahasiswa dapat semakin luas wawasan
dan pengetahuannya, yang akan sangat berguna ketika terjun di dalam
masyarakat.
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ini yaitu dengan metode studi pustaka.
E. Sistematika Penulisan
Pertama, pendahuluan (latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan,
metode penulisan, dan sistematika penulisan). Kedua, pembahasan (materi
atau isi makalah). Ketiga, penutup (kesimpulan dan saran).

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kelompok Sosial


Kelompok adalah hidup bersama individu dalam suatu ikatan, serta terdapat
dalam ikatan hidup bersama tersebut adanya interaksi dan interrelasi social,
serta organisasi antar anggota. Kelompok merupakan inti kehidupan dalam
masyarakat. Secara sosiologi, kelompok adalah suatu kumpulan dari orang-
orang yang mempunyai hubungan dan berinteraksi, dimana dapat
mengakibatkan tumbuhnya perasaan bersama.
Menurut Wila Huky, kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari dua
orang atau lebih, yang saling berinteraksi atau saling berkomunikasi. Kelompok
atau group adalah kumpulan dari individu yang berinteraksi satu sama lain,
pada umumnya hanya untuk melakukan pekerjaan, untuk meningkatan
hubungan antar individu, atau bisa saja untuk keduanya. Sebuah kelompok
suatu waktu dibedakan secara kolektif, sekumpulan orang yang memiliki
kesamaan dalam aktifitas umum namun dengan arah interaksi terkecil.
Menurut Soejono Soekanto, kelompok sosial atau social group adalah
himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama, karena adanya
hubungan di antara mereka. Hubungan tersebut antara lain menyangkut
hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi dan juga suatu kesadaran
untuk saling menolong.
Kelompok sosial adalah kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama
akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok diciptakan oleh anggota
masyarakat. Kelompok juga dapat mempengaruhi perilaku para anggotanya.
Kelompok social merupakan salah satu focus perhatian dari pusat pemikiran
sosiologis, karena titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Semua orang atau
individu dalam dunia ini pada awalanya merupakan anggota kelompok social
yang bernama keluarga.
Ciri dasar suatu kelompok menurut Huky, yaitu :

3
1. Kelompok selalu terdiri dari paling sedikit dua orang adan terus dapat
bertambah menjadi lebih dari itu.
2. Kelompok sebenarnya tidak dianggap terbentuk karena memenuhi
persyaratan jumlah.
3. Komunikasi dan interaksi yang merupakan unsur pokok suatu kelompok,
harus bersifat timbal balik.
4. Kelompok itu bisa sepanjang hidup atau jangka panjang, tetapi juga bisa
bersifat sementara atau jangka pendek.
5. Kelompok dan ciri kehidupan kelompok juga dapat ditemukan di antara
kehidupan binatang, seperti lebah, kera dan sebagainya.
6. Minat dan kepentingan bersama merupakan warna utama pembentukan
kelompok.
7. Pembentukan kelompok dapat didasarkan pada situasi yang beranekaragam,
di mana dalam situasi itu manusia dituntut untuk bersatu.
8. Dalam kaitan dengan sumber pembentukan kelompok, maka sekarang ada 2
asumsi popular yang menurut Huky, yaitu :
a. Sumber pembentukan kelompok yaitu adanya minat dan kepentingan
bersama.
b. Sumber pembentukan kelompok yaitu insting menusia yang
selalumendorongnya untuk berkelompok.
9. Kelompok merupakan suatu kesatuan dalam dirinya sendiri, yang memiliki
warna dan ciri sendiri yanhg berbeda dari yang lain bahkan dengan
anggotanya secara pribadi.
B. Proses Terbentuknya Kelompok Sosial
Proses terbentuknya suatu kelompok social karena adanya naluri manusia
yang selalu ingin hidup bersama, itulah sebanya dalam masyarakat manusia
dapat dipersamakan dengan masyarakat binatang.sejak manusia dilahirkan
sudah menpunyai kecenderungan atas dasar dorongan nalurinya secara
biologis untuk hidup berkelompok.
Ada 2 hasrat pokok yang dimiliki manusia sehingga terdorong untuk hidup
berkelompok, antara lain:
1. Hasrat untuk bersatu dengan manusia-manusia di sekitarnya.
2. Hasrat untuk bersatu dengan situasi alam sekitarnya.

4
C. Ciri dan Syarat Kelompok Sosial
Mengenai batasan pengertian dari kelompok social masih belum terdapat
adanya kesamaan pandangan tentang hal tersebut. Dengan tidak adanya
keseragaman tersebut menunjukkan bahwa kelompok social itu memiliki banyak
aspek.
Syarat kelompok menurut Baron dan Byrne, yaitu : Interaksi, anggota-
anggota seharusnya berinteraksi satu sama lain. Interdependen, apa yang
terjadi pada seorang anggota akan mempengaruhi perilaku anggota yang lain.
Stabil, hubungan paling tidak ada lamanya waktu yang berarti (bisa minggu,
bulan dan tahun). Tujuan yang dibagi, beberapa tujuan bersifat umum bagi
semua anggota. Struktur, fungsi tiap anggota harus memiliki beberapa macam
struktur sehingga mereka memiliki set peran. Persepsi, anggota harus
merasakan diri mereka sebagai bagian dari kelompok.
Ciri-ciri kelompok social, yaitu : Terdapat dorongan atau motif yang sama
antar individu satu dengan yang lain Terdapat akibat-akibat interaksi yang
berlainan terhadap individu satu dengan yang lain berdasarkan rasa dan
kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang
jelas dan terdiri dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing Adanya
peneguhan norma pedoman tingkah laku anggota kelompok yang mengatur
interaksi dalam kegiatan anggota kelompok untuk mencapai tujuan yang ada.
Berlangsungnya suatu kepentingan. Adanya pergerakan yang dinamik.
Syarat-syarat kelompok sosial, yaitu : Setiap anggota kelompok tersebut
harus sadar bahwa dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
Ada hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota lainnya.
Terdapat suatu faktor yang dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu,
sehingga hubungan antara mereka bertambah erat. Faktor tadi dapat
merupakan nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
ideologi politik yang sama dan lain-lain. Berstruktur, berkaidah dan mempunyai
pola perilaku.

5
Syarat-syarat manusia disebut sebagai kelompok social menurut Soerjono
Soekanto, yaitu :
1. Setiap anggota kelompok tersebut harus sadar bahwa ia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
2. Ada hubungan timbal balik antara anggota lainnya dalam kelompok tersebut.
3. Ada sutu factor yang dimiliki bersama oleh anggota kelompok itu, sehingga
hubungan di antara mereka bertambah erat.
4. Berstruktur, berkaidah, dan mempunyai pola perilaku.
5. Besar kecilnya jumlah anggota.
6. Derajat interaksi social.
7. Kepentingan dan wilayah.
8. Berlangsungnya suatu kepentingan.
9. Derajat organisasi.
10. Kesadaran akan jenis, hubungan social, dan tujuan yang sama.
D. Macam-macam Kelompok Sosial
1. In-group dan Out-group
a. In-group apabila individu di dalam suatu kelompok mengidentifikasikan
dirinya dengan kelompok sosialnya. Sikap di dalam in-group pada
umumnya didasarkan pada factor simpati dan selalu memiliki perasaan
dekat dengan anggota kelompok.
b. Out-group apabila individu menganggap suatu kelompok menjadi lawan
dari in-groupnya. Sikap sebagai out-group selalu ditandai dengan suatu
kelainan yang berwujud antagonisme. Hal ini dikaitkan dengan istilah kami
atau kita dan mereka. Misalnya kami adalah wartawan, sedangkan
mereka adalah olahragawan. Kami adalah mahasiswa sedangkan mereka
adalah pelajar.
Dari penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa untuk menganggap
suatu kelompok social merupakan in-group atau out group dari seorang
individu adalah relative, karena tergantung pada situasi social yang
tertentu.
2. Primary Group dan Secondary Group
a. Primary group (kelompok primer) adalah kelompok-kelompok yang
ditandai dengan adanya interaksi antaranggota yang terjalin lebih intensif,

6
lebih erat, dan lebih akrab. Kelompok primer sering disebut dengan “face
to face” karena para anggota kelompok sering berdialog dan bertatap
muka karenanya mereka saling mengenal lebih dekat dan lebih akrab.
Sifat interaksi dalam kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih
berdasarkan pada simpati.
Kelompok primer seperti keluarga memainkan peran kunci dalam
pengembangan diri. Sebagai suatu kelompok kecil, keluarga pun berperan
sebagai suatu pelindung terhadap ancaman kelompok lebih besar yang
disebut masyarakat. Keluarga mempunyai arti penting primer dalam
pembentukan orientasi dasar pasangan latin ini, sebagaimana yang nanti
akan berlaku di kemudian hari bagi anak-anaknya.
Ciri-ciri kelompok Primer, yaitu :
1) Ukuran kecil, biasanya terdiri dari 20 atau 30 orang anggota.
2) Hubungan bersifat pribadi dan akrab di antara anggota.
3) Lebih mengutamakan komunikasi tatap muka.
4) Lebih permanen.
5) Para anggota saling mengenal secara baik dan mempunyai perasaan
loyalitas.
6) Bersifat informal. Kelompok biasanya tidak mempunyai nama, pegawai,
tempat dan waktu pertemuan yang tepat.
7) Keputusan dalam kelompok lebih bersifat tradisional kurang rasiona
b. Secondary Group (kelompok sekunder) adalah kelompok yang memiliki
anggota yang lebih banyak, tidak selalu saling mengenal, tidak langsung,
fungsional, rasional, dan lebih banyak ditujukan pada tujuan pribadi,
anggota-anggota yang lain dan usaha kelompok merupakan alat.
Pada kelompok sekunder diantaranya anggota kelompok, terdapat
hubungan tak langsung, formal, dan kurang bersifat kekeluargaan. Di
mana anggota kelompok yang satu dengan yang lain tidak saling
mengenal, tidak akrab, dan bersifat tidak permanen.
Para anggota menerima pekerjaan atas dasar kemampuan dan
keahlian.adanya pembagian tersebut diperluka untuk mencapai target dan
tujuan tertentu yang telah ditetapkan dalam program yang telah disepakati
bersama.

7
Kelompok sekunder didasarkan pada kepentingan atau kegiatan tertentu,
dan para anggotanya cenderung berinteraksi atas dasar status pesifik,
seperti presiden, manajer, pekerja, atau mahasiswa.
Contoh : partai politik, perhimpunan serikat kerja, organisasi profesi.
Ciri-ciri kelompok sekunder, yaitu : Ukuran besar. Hubungan bersifat tidak
pribadi dan jauh antara sesame anggota. Sedikit saja komunikasi tatap
muka. Bersifat temporer. Para anggota berada bersama-sama dalam
waktu yang relatif singkat. Anggota tidak saling mengenal secara baik.
Bersifat lebih formal, kelompoknya sering mempunyai nama, pegawai,
tempat dan waktu pertemuan yang teratur dan tetap. Keputusan dalam
kelompok lebih rasional dan menekankan pada efisiensi.
3. Gemeinschaft dan Gesellschaft
a. Gemeinschaft adalah bentuk kehidupan bersama dimana anggotanya
diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat
kekal. Dasar hubungan tersebut adalah ras cinta dan rasa kesatuan batin
yang memandang telah dikodratkan.
b. Gesellschaft merupakan ikatan lahir yang bersifat pokok untuk jangka
waktu pendek, bersifat sebagai suatu bentuk dalam pikiran, waktu
terbatas, bersifat pamrih ekonomis. Bentuk gesellschaft terutama terdapat
dalam hubungan perjanjian yang berdasarkan ikatan timbal balik, misalnya
ikatan antara pedagang, organisasi dalam suatu pabrik atau industri.
Tonies mengemukakan ciri pokok Gemeinschaft, yaitu :
1) Intimate, hubungan menyeluruh yang mesra.
2) Private, hubungan yang bersifat pribadi yaitu khusus untuk beberapa
orang saja.
3) Exklusive, hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja dan bukan
untuk orang lain di luar kita.
Menurut Ferdinand Tonies, tipe-tipe Gemeinschaft yang sering dijumpai
dalam masyarakat, yaitu :
a) Gemeinschaft t Of blood, yaitu Gemeinschaft yang merupakan
ikatan yang didasarkan atas darah atau keturunan. Misalnya
keluarga, kelompok kekerabatan.

8
b) Gemeinschaft of place, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari
orang-orang yang yang berdekatan tempat tinggalnya sehingga
dapat saling tolong-menolong. Misalnya RT, RW, kelompok warisan.
c) Gemeinschaft of mind, yaitu suatu Gesellschaft yang terdiri dari
orang-orang yang meskipun tidak mempunyai hubungan darah
ataupun tempat tingglnya tidak berdekatan, tetapi mereka
mempunyai jiwa dan pikiran yang sama, karena adanya ideology
yang sama.
4. Formal Group dan Informal Group
a. Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan yang tegas
dan dengan sengaja diciptakan oleh anggotanya untuk mengatur
hubungan di antara anggotanya.
Kelompok resmi ini didukung adanya anggaran dasar, anggaran rumah
tangga, dan memiliki pembagian kerja peran serta hirarki tertentu. Contoh
OSIS, partai politik.
b. Informal Group adalah kelompok yang tidak memiliki struktur dan
organisasi tertentu atau pasti. Kelompok tersebut terbentuk karena adanya
pertemuan yang berulang kali dan hal tersebut menjadi dasar bagi
bertemunya kepentingan dan pengalaman yang sama.
Kelompok tidak resmi ini tidak berstatus resmi dan tidak didukung
anggaran dasar, anggaran rumah tangga seperti yang lazim berlaku pada
kelompok resmi. Contok Klik (clique) yaitu kelompok kecil tanpa struktur
formal yang sering timbul dalam kelompok besar.
5. Membership Group dan Reference Group
a. Membership Group adalah merupakan kelompok di mana setia orang
secara fisik sebagai anggota kelompok tertentu.
b. Reference Group adalah kelompok yang menjadi ukuran bagi seseorang
untuk mengidentifikasi dirinya dalam membentuk pribadi dan perilakunya.
Seseorang yang bukan anggota kelompok social yang bersangkutan,
mengidentifikasi dirinya dengan kelompok lain sebagai kelompok teladan.
Tipe-tipe Reference Group yang dikemukakan oleh Robert K. Merton,
yaitu : Tipe normatif adalah kelompok yang menentukan dasar-dasar bagi

9
kepribadian seseorang. Tipe kepribadian adalah kelompok yang menjadi
pegangan bagi individu di dalam menilai kepribadiannya.
Kelompok-kelompok social menurut Bierstedt, yaitu : Kelompok statis,
yaitu kelompok yang bukan organisasi, tidak memiliki hubungan sosial dan
kesadaran jenis di antaranya. Contoh: Kelompok penduduk usia 10-15
tahun di sebuah kecamatan. Kelompok kemasyarakatan, yaitu kelompok
yang memiliki persamaan tetapi tidak mempunyai organisasi dan
hubungan sosial di antara anggotanya.
Kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya memiliki kesadaran
jenis dan berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terikat
dalam ikatan organisasi. Contoh: Kelompok pertemuan, kerabat, dan lain-
lain. Kelompok asosiasi, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai
kesadaran jenis dan ada persamaan kepentingan pribadi maupun
kepentingan bersama. Dalam asosiasi, para anggotanya melakukan
hubungan sosial, kontak dan komunikasi, serta memiliki ikatan organisasi
formal. Contoh: negara, sekolah, dan lain-lain.
Kelompok Sosial Dipandang dari Sudut Individu
Suatu individu merupakan kelompok kecil dari suatu kelompok sosial atas
dasar usia, keluarga, kekerabatan, seks, pekerjaan, hal tersebut
memberikan kedudukan prestise tertentu/sesuai adat istiadat. Dengan
kata lain keanggotaan dalam masyarakat tidak selalu gratis.
E. Kelompok-kelompok Sosial yang Teratur dan Tidak Teratur
Kelompok teratur merupakan kelompok yang mempunyai peraturan tegas
dan sengaja diciptakan anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar
mereka.
Ciri-ciri kelompok teratur, yaitu :
1. Memiliki identitas kolektif yang tegas (misalnya tampak pada namakelompok,
simbol kelompok,dll).
2. Memiliki daftar anggota yang rinci.
3. Memiliki program kegiatan yang terus-menerus diarahkan kepada
pencapaian tujuan yang jelas.
4. Memiliki prosedur keanggotaan.

10
Contoh kelompok teratur antara lain berbagai perkumpulan pelajar atau
mahasiswa, instansi pemerintahan, parpol, organisasi massa, perusahaan, dan
lain-lain.
Kelompok-kelompok sosial yang tidak teratur terdiri dari berbagai macam, yaitu :
a. Kerumunan (Crowd)
Kerumunan (Crowd) adalah individu yang berkumpul secara
bersamaan serta kebetulan di suatu tempat dan juga pada waktu yang
bersamaan
Kerumunan akan selalu terjadi pada semua lapisan masyarakat di
kota besar kerumunan terjadi karena banyaknya berbagai macam aktivitas
manusia yang dapat menimbulkan daya tarik suatu massa yang selanjutnya
berkumpul pada suatu tempat tertentu. Cirri-ciri pokok kerumunan adalah
berkumpulnya individu-individu secara fisik, yang jumlah batasannya adalah
selama mata dan telinga dapat dapat melihat dan mendengarkannya.
Kerumunan akan segera hilang setelah masing-masing individu tersebut
meninggalkan tempat dimana sebelumnya ia berkumpul.
Bentuk-bentuk kerumunan, yaitu :
1) Kerumunan Aktif
Tanpa adanya struktur organisasi, maka pembagian kerja dan aturan-
aturan tertentu dalam suatu kerumunan berakibat negative. Kerumunan
tidak rasonal, yang ada hanyalah luapan emosi, tidak puas, kemarahan
dan kejengkelan, gelisah dan ketegangan tertentu merupakan suatu
dorongan tertentu untuk membangkitkan kerumunan aktif.
2) Kerumunan Ekspretif
Adalah kerumunan yang didasari oleh luapan emosi, yaitu disamping
tanpa sasaran yang jelas, juga hanya sekedar luapan emosi atau
ketegangan semata.
Bentuk-bentuk kerumunan menurut Kingsley Davis, yaitu :
a) kerumunan yang berartikulasi dengan struktur sosial Khalayak
penonton atau pendengar yang formal (Formal audiences) merupakan
kerumunan-kerumunan yang mempunyai pusat perhatian dan
persamaan tujuan, tetapi sifatnya pasif, contohnya menonton film.
Kelompok ekspresif yang telah direncanakan (Planned Expressive

11
Group) adalah kerumunan yang pusat perhatiannya tidak begitu
penting, tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tersimpul dalam
aktifitas kerumunan tersebut serta kepuasan yang dihasilkannya.
Fungsinya adalah sebagai penyalur ketegangan-ketegangan yang
dialami orang karena pekerjaan sehari-hari, contoh orang yang
berpesta, berdansa,
b) Kerumunan yang bersifat sementara (Casual crowds) Kumpulan yang
kurang menyenangkan (inconvenient aggregations) dalam kerumunan
itu kehadiran orang-orang lain merupakan halangan terhadap
tercapainya maksud seseorang. Contoh; orang-orang yang antri karcis,
orang-orang yng menunggu bis dan sebagainya. Kerumunan orang
yang sedang dalam keadaan panik (panic crowd) yaitu orang-orang
yang bersama-sama menyelamatkan diri dari suatu bahaya.
Kerumunan penonton (spectator crowd) karena ingin melihat suatu
kejadian tertentu. Kerumunan semacam ini hampir sama dengan
khalayak penonton, tetapi bedanya adalah bahwa kerumunan penonton
tidak direncanakan, sedangkan kegiatan-kegiatan juga pada umumnya
belum tak terkendalikan.
c) Kerumunan yang berlawanan dengan norma-norma hukum.
Kerumunan yang bertindak emosional
Kerumunan ini bertujuan untuk mencapai suatu tujuan tertentu dengan
mempergunakan kekuatan fisik yang berlawanan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
Kerumunan yang bersifat immoral, hamper sama dengan kelompok
ekspreis. Perbedaannya adalah yang pertama bertentangan dengan
norma dalam masyarakat. Contohnya adalah orang-orang yang ada
dalam kemabukan.
F. Faktor Pembentukan Kelompok Sosial
Bergabung dengan sebuah kelompok merupakan sesuatu yang murni dari
diri sendiri atau juga secara kebetulan. Misalnya, seseorang terlahir dalam
keluarga tertentu. Namun, ada juga yang merupakan sebuah pilihan. Dua faktor
utama yang tampaknya mengarahkan pilihan tersebut adalah kedekatan dan
kesamaan.

12
1. Kedekatan
Pengaruh tingkat kedekatan, atau kedekatan geografis, terhadap keterlibatan
seseorang dalam sebuah kelompok tidak bisa diukur. Kita membentuk
kelompok bermain dengan orang-orang di sekitar kita. Kita bergabung
dengan kelompok kegiatan sosial lokal. Kelompok tersusun atas individu-
individu yang saling berinteraksi. Semakin dekat jarak geografis antara dua
orang, semakin mungkin mereka saling melihat, berbicara, dan
bersosialisasi. Singkatnya, kedekatan fisik meningkatkan peluang interaksi
dan bentuk kegiatan bersama yang memungkinkan terbentuknya kelompok
sosial. Jadi, kedekatan menumbuhkan interaksi, yang memainkan peranan
penting terhadap terbentuknya kelompok pertemanan.
2. Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik,
tetapi juga kesamaan di antara anggota-anggotanya. Sudah menjadi
kebiasaan, orang lebih suka berhubungan dengan orang yang memiliki
kesamaan dengan dirinya. Kesamaan yang dimaksud adalah kesamaan
minat, kepercayaan, nilai, usia, tingkat intelejensi, atau karakter-karakter
personal lain. Kesamaan juga merupakan factor utama dalam memilih calon
pasangan untuk membentuk kelompok sosial yang disebut keluarga.
G. Hubungan Kelompok Sosial dengan Interaksi Sosial
1. Interaksi social
Merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang
berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam
masyarakat. Dengan adanya nilai dan norma yang berlaku, interaksi sosial itu
sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai
yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas
pribadi masing – masing, maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan
sesuai dengan yang kita harapkan.
Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas
dari hubungan antara satu dengan yang lainnya, ia akan selalu perlu untuk
mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun
bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soerjono Soekamto di dalam
pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci rotasi semua
kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar

13
satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik
yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan
suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu
dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses
sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar
satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
2. Syarat interaksi social
Menurut Soerjono Soekamto, interaksi social tidak mungkin terjadi
tanpa adanya dua syarat, yaitu kontak social dan komunikasi.

3. Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau
cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Jadi,
kontak berarti bersama-sama menyentuh. Dalam pengertian sosiologi, kontak
sosial tidak selalu terjadi melalui interaksi atau hubungan fisik, sebab orang
bisa melakukan kontak sosial dengan pihak lain tanpa menyentuhnya,
misalnya bicara melalui telepon, radio, atau surat elektronik. Oleh karena itu,
hubungan fisik tidak menjadi syarat utama terjadinya kontak. Kontak sosial
memiliki sifat-sifat berikut.
a. Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif. Kontak sosial positif
mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
b. Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder. Kontak sosial primer
terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung.
Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan
pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja
makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi
berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui
telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW
mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara
jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada

14
ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder
tidak langsung.

4. Komunikasi

Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal


terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan
perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-
perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu
sebagai berikut :

a. Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau


pikiran kepada pihak lain.

b. Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan,


pikiran, atau perasaan.

c. Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat


berupa informasi, instruksi, dan perasaan.

d. Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat


berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.

e. Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah


mendapatkan pesan dari komunikator.

15
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN


1. Dorongan apa yang menyebabkan manusia ingin hidup dalam kelompok
social:
a. Dorongan untuk mempertahankan hidup.
b. Dorongan untuk meneruskan keturunan.
c. Dorongan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.
2. Faktor pembentuk kelompok sosial?
a. Kedekatan
1) Kedekatan geografis tempat tinggal.
2) Kedekatan geografis daerah asal
b. Kesamaan
1) Kesamaan kepentingan
2) Kesamaan keturunan
3) Kesamaan nasib
3. Ciri-ciri kelompok sosial:
a. Merupakan satuan yang nyata dan dapat dibedakan dari kesatuan
manusia yang lain.
b. Memiliki struktur sosial, yang setiap anggotanya memiliki status dan
peran tertentu.
c. Memiliki norma-norma yang mengatur di antara hubungan para
anggotanya.
d. Memiliki kepentingan bersama
e. Adanya interaksi dan komunikasi diantara para anggotanya.
4. Bagaimana norma-norma kelompok sosial dapat terbentuk Norma muncul
melalui proses interaksi yang perlahan-lahan di antara anggota kelompok.
Norma terbetnuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.

16
5. Arti penting hidup berkelompok dalam kelompok sosial: Bahwa hidup
berkelompok pada kelompok sosial sangat pentinguntuk mempermudah
dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Seperti telah disebutkan bahwa pembahasan makalah ini bertujuan
untuk membantu masyarakat supaya lebih memahami arti kelompok sosial
secara utuh atau tidak secara parsial. Pembahasan pada makalah, salah
satunya menerangkan bahwa kelompok sosial merupakan himpunan
manusia yang saling hidup bersama dan menjalani saling ketergantungan
dengan sadar dan tolong menolong.
Dari arti ini saja jelas bahwa manusia akan memerlukan bantuan
orang lain dalam menjalani kehidupan sosial. Kasus yang kami ambil
sebagai latar belakang pembuatan makalah ini merupakan satu bentuk
tolong menolong terhadap anggota kelompoknya yang teraniaya, namun
cenderung menyalahi norma dan tentunya tidak dibenarkan dalam agama.
Tindakan destruktif tidak akan menyelesaikan suatu masalah, malah akan
menumbuhkan dendam yang berkepanjangan.
Dari sinilah patut dipahami bahwa adanya rasa sepenanggungan
sesama anggota kelompok patut diimbangi dengan keterbukaan terhadap
kelompok lain agar nantinya kita tidak akan bersifat terlalu fanatik pada
kelompok sosial sendiri.

17

Anda mungkin juga menyukai