Anda di halaman 1dari 14

PENGENALAN E-LEARNING

Dosen Pengampu : Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si

Disusun Oleh :
Nama : Jabal Ausarizq Sahlulghaney
NIM : 43218110072
Jurusan : Akuntansi

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi & Bisnis
Universitas Mercubuana
Jakarta
2019 – 2020
ABSTRAK
Dunia Pendidikan telah mengalami kemajuan pesat seiring dengan kemajuan
Teknologi Informasi. Akibatnya, metode pendidikan lama atau konvensional dirasakan
menjadi kurang efektif karena terbentur masalah ruang dan waktu. Dan Teknologi Informasi
menawarkan metode pendidikan baru yang dinamakan metode E-Learning. Sistem
pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-
learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-
learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas
untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat
mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang
harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.
E-learning merupakan salah satu bentuk metode pembelajaran yang dipersepsikan
bersifat student centered. Pemanfaatan e-learning diharapkan dapat memotivasi peningkatan
kualitas pembelajaran dan materi ajar, kualitas aktivitas dan kemandirian mahasiswa, serta
komunikasi antara dosen dengan mahasiswa maupun antar mahasiswa.
PENDAHULUAN
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru
dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet
sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan
pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya:
1. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and
Answer Book, 2003).
2. Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi
mengikuti pelajaran di kelas.
3. William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web
(yang bisa diakses dari Internet).
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni “e” dan “learning”. “e” merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam
kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya
adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang
bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya).
Komponen yang membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui
teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses
belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau
konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak
tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang
opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten
berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan
dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi
pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.net yang
mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA
dan SMK. Juga mari kita beri applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai
memberikan insentif dan beasiswa untuk mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game
Technology yang arahnya untuk pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan
perkembangan e-Learning dari sisi konten.
LITERATUR TEORI
A. Pengertin E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam
proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai
sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Beberapa ahli mencoba menguraikan
pengertian e-learning menurut versinya masing-masing, diantaranya :
1. Menurut Allan J. Henderson, e-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang
menggunakan teknologi komputer, atau biasanya Internet (The e-learning Question and
Answer Book, 2003).
2. Henderson menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk
belajar melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi
mengikuti pelajaran di kelas.
3. William Horton menjelaskan bahwa e-learning merupakan pembelajaran berbasis web
(yang bisa diakses dari Internet).
E-Learning berasal dari perpadanan dua kata yakni “e” dan “learning”. “e” merupakan
singkatan dari electronic dan learning adalah pembelajaran. Jadi E-Learning atau elektornik
learning adalah pembelajaran yang dilaksanakan dengan memanfaatkan fungsi internet dalam
kegiatan pembelajaran dengan menjadikan fasilitas elektronik sebagai media pembelajaran.
E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media
elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya
adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan
disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning
dan pembelajar sendiri). Pembelajaran seperti ini biasanya tingkat interaksinya tinggi dan
diwajibkan oleh perusahaan pada karyawannya atau pembelajaran jarak jauh yang dikelola
oleh universitas dan perusahaan-perusahaan (biasanya perusahaan konsultan) yang memang
bergerak dibidang penyediaan jasa e-learning untuk umum.
E-learning bisa juga dilakukan secara informal dengan interaksi yang lebih sederhana,
misalnya melalui sarana mailing list, e-newsletter atau website pribadi, organisasi dan
perusahaan yang ingin mensosialisasikan jasa, program, pengetahuan atau keterampilan
tertentu pada masyarakat luas (biasanya tanpa memungut biaya). Komponen yang
membentuk e-Learning adalah:
1. Infrastruktur e-Learning: Infrastruktur e-Learning dapat berupa personal computer (PC),
jaringan komputer, internet dan perlengkapan multimedia. Termasuk didalamnya
peralatan teleconference apabila kita memberikan layanan synchronous learning melalui
teleconference.
2. Sistem dan Aplikasi e-Learning: Sistem perangkat lunak yang mem-virtualisasi proses
belajar mengajar konvensional. Bagaimana manajemen kelas, pembuatan materi atau
konten, forum diskusi, sistem penilaian (rapor), sistem ujian online dan segala fitur yang
berhubungan dengan manajemen proses belajar mengajar. Sistem perangkat lunak
tersebut sering disebut dengan Learning Management System (LMS). LMS banyak yang
opensource sehingga bisa kita manfaatkan dengan mudah dan murah untuk dibangun di
sekolah dan universitas kita.
3. Konten e-Learning: Konten dan bahan ajar yang ada pada e-Learning system (Learning
Management System). Konten dan bahan ajar ini bisa dalam bentuk Multimedia-based
Content (konten berbentuk multimedia interaktif) atau Text-based Content (konten
berbentuk teks seperti pada buku pelajaran biasa). Biasa disimpan dalam Learning
Management System (LMS) sehingga dapat dijalankan oleh siswa kapanpun dan
dimanapun. Depdiknas cukup aktif bergerak dengan membuat banyak kompetisi
pembuatan multimedia pembelajaran. Pustekkom juga mengembangkan edukasi.netyang
mem-free-kan multimedia pembelajaran untuk SMP, SMA dan SMK. Juga mari kita beri
applaus ke pak Gatot (Biro PKLN) yang mulai memberikan insentif dan beasiswa untuk
mahasiswa yang mengambil konsentrasi ke Game Technology yang arahnya untuk
pendidikan. Ini langkah menarik untuk mempersiapkan perkembangan e-Learning dari
sisi konten.

B. Sejarah dan Perkembangan E-learning


E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh
universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis
komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu,
perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi
e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi
materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM
FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.
2. Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT
muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.
3. Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan
teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan
akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan
mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS.
Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi
masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk
standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry
CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
4. Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS
menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar
(learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan
situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan
perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai
pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.
C. Fungsi & Tujuan E-Learning
1. Fungsi E-learning
Ada tiga fungsi pembelajaran elektronik terhadap kegiatan pembelajaran di kelas
(classroom instruction), yaitu sebagai tambahan (suplemen) yang sifatnya pilihan/opsional,
pelengkap (komplemen), atau pengganti (substitusi).
a. Suplemen
Dikatakan berfungsi sebagai suplemen, apabila peserta didik mempunyai kebebasan
memilih, apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Dalam
hal ini, tidak ada kewajiban/keharusan bagi peserta didik untuk mengakses materi
pembelajaran elektronik. Sekalipun sifatnya opsional, peserta didik yang
memanfaatkannya tentu akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
b. Komplemen
Dikatakan berfungsi sebagai komplemen apabila materi pembelajaran elektronik
diprogramkan untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima siswa di kelas.
Sebagai komplemen berarti materi pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi
materi penguatan (reinforcement) atau remedial bagi peserta didik di dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran konvensional. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
pengayaan (enrichment), apabila kepada peserta didik yang dapat dengan cepat
menguasai/memahami materi pelajaran yang disampaikan guru secara tatap muka (fast
learners) diberikan kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya agar semakin
memantapkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi pelajaran yang disajikan
guru di dalam kelas. Dikatakan sebagai program remedial, apabila kepada peserta didik
yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang disajikan guru secara tatap
muka di kelas (slow learners) diberikan kesempatan untuk memanfaatkan materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus dirancang untuk mereka.
Tujuannya agar peserta didik semakin lebih mudah memahami materi pelajaran yang
disajikan guru di kelas.
c. Pengganti (substitusi)
Beberapa perguruan tinggi di negara-negara maju memberikan beberapa alternatif model
kegiatan pembelajaran/perkuliahan kepada para mahasiswa-nya. Tujuannya agar para
mahasiswa dapat secara fleksibel mengelola kegiatan perkuliahannya sesuai dengan
waktu dan aktivitas lain sehari-hari mahasiswa.
Ada 3 alternatif model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih peserta didik, yaitu:
 sepenuhnya secara tatap muka atau konvensional,
 sebagian secara tatap muka dan sebagian lagi melalui internet, atau bahkan
 sepenuhnya melalui internet.
Alternatif model pembelajaran mana pun yang akan dipilih peserta didik tidak menjadi
masalah dalam penilaian, karena ketiga model penyajian materi perkuliahan mendapatkan
pengakuan atau penilaian yang sama. Jika mahasiswa dapat menyelesaikan program
perkuliahannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui internet, atau
bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka institusi penyelenggara pendidikan akan
memberikan pengakuan yang sama. Keadaan yang sangat fleksibel ini dinilai sangat
membantu mahasiswa untuk mempercepat penyelesaian perkuliahannya.

2. Tujuan E-learning
Penggunaan metode belajar e learning di Indonesia mulai digunakan di beberapa di
sekolah ataupun universitas yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Tujuan pembelajaran
E-Learning adalah :
a. Siswa atau mahasiswa dapat belajar mandiri tanpa harus bertatap muka langsung denga
guru atau dosen yang bersangkutan. Contoh universitas yang memilih metode
pembelajaran E-Learning sebagai metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar
sehari-hari yaitu Universitas Terbuka (UT) yang berdomisili di Pamulang, Tangerang,
Banten.
b. Siswa atau mahasiswa mendapatkan materi pembelajaran mereka tanpa harus membeli
buku aslinya.Materi pembelajaran mereka ada di dalam E-Book dan E- Book ada di
dalam sebuah CD atau DVD. E-Book tersebut nantinya akan berisi materi-materi yang
sesuai dengan kurikulum siswa atau mahasiswa tersebut. Maka dengan adanya ebook
bisa menghemat siswa dalam biaya pembelian buku- buku sekolah ataupun kuliah.

D. Fungsi & Tujuan E-Learning


Manfaat E-learning diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur
(enhance interactivity).
2. Memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran darimana dan kapan saja (time and
place flexibility).
3. Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (potential to reach aglobal
audience).
4. Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of
content as well as archivable capabilities).
5. Lebih mudah mendapatkan materi atau info
6. Bisa mendapatkan materi yang lebih banyak
7. Pembelajaran lebih efektif dan efisien waktu dan tenaga

E. Kelebihan E-Learning
1. Pembelajar dapat belajar kapan dan dimana saja mereka punya akses internet.
2. Efisiensi waktu dan biaya perjalanan.
3. Pembelajar dapat memilih materi pembelajaran sesuai dengan level pengetahuannya.
4. Fleksibilitas untuk bergabung dalam forum diskusi setiap saat, atau menjumpai teman
sekelas dan pengajar secara remote melalui ruang chatting.
5. Mampu memfasilitasi dan menerapkan gaya belajar yang berbeda melalui beragam
aktivitas.
6. Pengembangan keterampilan TIK yang mampu mendukung aktivitas lain pembelajar.
7. Keberhasilan menyelesaikan pembelajaran/perkuliahan online mampu membangun
kemampuan belajar mandiri dan kepercayaan diri pembelajar serta mendorong
pembelajar untuk lebih bertanggung jawab dalam studinya.
8. Mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis.
9. Mempermudah interaksi antara peserta didik dengan materi, peserta didik dengan guru
maupun sesama peserta didik.
10. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan belajar setiap
saat dan berulang-ulang.
11. Kehadiran guru tidak mutlak diperlukan.
12. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja kalau
diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
13. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.

F. Kekurangan E-Learning
1. Pembelajar yang tidak termotivasi dan perilaku belajar yang buruk akan
terbelakang/tertinggal dalam pembelajaran.
2. Pembelajar dapat merasakan terisolasi dan bermasalah dalam interaksi sosial.
3. Pengajar tidak mungkin selalu dapat menyediakan waktu pada saat dibutuhkan.
4. Koneksi internet yang lambat dan tidak handal dapat menimbulkan rasa frustasi.
5. Beberapa subjek/mata kuliah bisa saja sulit direalisasikan dalam bentuk e-learning.
6. Pembelajar harus menyediakan waktu untuk mempelajari software/aplikasi e-learning
sehingga dapat mengganggu beban belajarnya.
7. Pembelajar yang tidak familiar dengan struktur dan rutin software akan tertinggal.
8. Untuk sekolah tertentu terutama yang berada di daerah, akan memerlukan investasi yang
mahal untuk membangun e-learning.
9. Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
10. Keterbatasan jumlah komputer yang dimiliki oleh sekolah akan menghambat
pelaksanaan e-learning.
11. Bagi siswa yang gagap teknologi, sistem ini sulit untuk diterapkan.
12. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional,
kini dituntut mengetahui teknik pembelajaran yang menggunakan ICT.
13. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri sehingga
memperlambat terbentuknya nilai dalam proses belajar dan mengajar.
14. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan internet.
15. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
16. Proses belajar mengajar cenderung kearah pelatihan daripada pendidikan.
PEMBAHASAN
Banyak aplikasi e-learning yang dapat digunakan dalam menunjang dunia pendidikan,
khususnya sebagai media pembelajaran. Salah satu aplikasi E-Learning yang banyak
digunakan dalam bidang pendidikan, khususnya metode belajar mengajar adalah (Edmodo
https://www.edmodo.com/ Edmodo). Selain sebagai media belajar mengajar Edmodo juga
bisa digunakan/melibatkan oleh atau orang tua dalam rangka untuk memantau perkembangan
belajar anaknya Etmodo. dikhususkan untuk anak SD, SMP, dan SMA. Edmodo adalah
jaringan pendidikan global yang membantu menghubungkan semua peserta didik dengan
orang dan sumber belajar yang dibutuhkan untuk mencapai potensi penuh mereka.
Pembelajaran denagn etmodo disini dapat terbilang unik, karena guru, siswa, dan orang tua
yang mendaftar harus saling terhubung. Untuk dapat terhubung, mereka menggunakan atau
bergabung dengan menggunakan kode elas yang telah disepakati. Selanjutnya para pengguna
harus mendaftarkan diri dengan mengisi Identitas yang ada pada laman dan memasukan kode
kelasnya. Setelah itu, admin atau guru atau pengelola kelas tersebut akan meng-acc untuk
dapat gabung di grup kelas atau tidak. Sehingga kemungkinan adanya pihak-pihak terkait
yang dapat masuk ke kelas online tersebut sangat kecil. Edmodo dirancang untuk membuat
siswa/mahasiswa bersemangat belajar di lingkungan yang lebih akrab. Dalam Edmodo,
guru/dosen dapat melanjutkan diskusi kelas online, memberikan penilaian serta pemahaman
siswa/mahasiswa dan lencana penghargaan kepada siswa/mahasiswa secara individual
berdasarkan kinerja atau perilaku.
Edmodo memudahkan melacak kemajuan siswa/mahasiswa. Semua nilai dan rencana
belajar ditugaskan atau diberikan melalui Edmodo disimpan dan mudah diakses. Guru/dosen
bisa mendapatkan masukan dari ruang kelas melalui reaksi siswa/mahasiswa untuk kuis,
tugas dan posting diskusi yang menangkap pemahaman, kebingungan, atau kefrustrasian
siswa/mahasiswa.Dalam mendukung proses pembelajaran, Edmodo dilengkapi dengan
beberapa aktivitas pembelajaran, seperti Quiz, Assignment dan Poll. Sedangkan untuk
Resources (bahan ajar), Edmodo mendukung bahan ajar berupa File dan Link (URL/Embed
media).
Tampilan Edmodo yang menarik, mudah menggunakan aplikasi yang personalisasi
pembelajaran untuk setiap siswa/mahasiswa. Aplikasi ini membantu guru/dosen untuk
memperkuat rencana pelajaran/perkuliahan mereka dengan mengintegrasikan dengan
Edmodo, yang memberikan semua konten digital dalam satu tempat. Edmodo menggunakan
desain yang mirip dengan Facebook dan menyediakan ruang untu guru/dosen dan
siswa/mahasiswa tempat yang aman untuk menghubungkan, berkolaborasi dan berbagi
konten. Guru/dosen juga dapat mengirim nilai, tugas dan kuis untuk siswa/mahasiswa.
Siswa/mahasiswa dapat mengajukan pekerjaan rumah dan melihat nilai – nilai mereka dan
komentar guru/dosen mungkin telah diposting tentang tugas mereka. Guru/dosen juga dapat
membuat jajak pendapat dan topik posting untuk diskusi di kalangan siswa/mahasiswa.
Guru/dosen dapat membedakan dan menciptakan belajar mandiri melalui penciptaan sub-
kelompok dalam kursus. Setelah setiap periode kursus selesai, guru/dosen menutup keluar
jaringan dan menciptakan yang baru untuk kursus berikutnya. Seperti yang sudah di jelaskan
di atas, dalam upaya mencegah orang luar bergabung dengan jaringan sekolah/kampus,
Edmodo menyediakan kode khusus untuk sekolah/kampus dan kelas. Kode ini diberikan
kepada siswa/mahasiswa dan diperlukan untuk bergabung dengan kelompok. Perusahaan ini
baru – baru ini meningkatkan keamanan layanan Edmodo dengan menerapkan perlindungan
injeksi SQL untuk mencegah akses tidak sah ke sumber daya website dan database.
Fungsi edmodo adalah :
1. Untuk mempermudah komunikasi antara murid dengan murid atau murid dengan
guru/dosen.
2. Sebagai sarana komunikasi belajar/berdiskusi.
3. Sebagai tempat untuk ujian/quiz,dl
Fitur-fitur yang terdapat di EDMODO:
Edmodo memiliki fitur yang dikhususkan untuk mendukung kegiatan pembelajaran. Edmodo
mengklasifikasikan fiturnya berdasarkan pengguna yaitu guru dan siswa. Dibawah ini adalah
fitur yang ada pada Edmodo:
1. Assignment
Assignment digunakan oleh guru untuk memberikan penugasan kepada siswa secara
online. Fitur ini dilengkapi dengan waktu deadline danfitur attach file sehingga siswa
dapat mengirimkan tugas dalam bentuk file secara langsung kepada guru. selain itu,
kiriman. Assignment jugaterdapat tombol “Turn in” yang menandakan bahwa siswa telah
menyelesaikan tugas mereka.Guru dapat secara langsung memberikan penilaian terhadap
hasil tugas yang telah dikerjakan siswa. Skor yang diberikan secara otomatis akan
tersimpan dalam fitur gradbook.
2. File and Links
Pada fitur ini guru dan siswa dapat mengirimkan pesan dengan melampirkan file dan link
pada grup kelas, siswa atau guru lainnya. File yang dilampirkan berlaku untuk semua
jenis ekstensi seperti .doc, .pdf, .ppt, .xls, dll.
3. Quiz
Quiz digunakan untuk memberikan evaluasi secara online baik berupa pilihan ganda,
isian singkat, maupun soal uraian. Quiz hanya dapat dibuat oleh guru, sedangkan siswa
hanya mengerjakannya saja. Fitur ini dilengkapi dengan batas waktu pengerjaan,
informasi tentang kuis yangakan dibuat, judul kuis dan tampilan kuis. Perhitungan skor
pada setiap butir soal quiz dilakukan secara otomatis untuk jenis pertanyaan pilihan
ganda dan isian singkat, sedangkan untuk penskoran soal uraian harus diperiksa oleh
guru terlebih dahulu.
4. Polling
Polling hanya dapat dibuat oleh guru untuk dibagikan kepada siswa. Biasanya guru
menggunakan poling untuk mengetahui tanggapan siswa mengenai hal tertentu yang
berkenaan dengan pelajaran. Berikut dibawah ini adalah tampilan poling mengenai
tanggapan siswa terhadap materi fungsi logika sebelum pembelajaran diberikan.
5. Gradebook
Fitur gradebook digunakan sebagai catatan nilai siswa. Pemberian nilai dapat dilakukan
oleh guru dan dapat diisi secara manual atau secara otomatis. Pengisian nilai secara
otomatis hanya bisa dilakukanberdasarkan hasil skor Assignment dan Quiz. Penilaian
pada gradebookdapat di-export menjadi file.csv. Dalam fitur ini, guru mengatur penilaian
hasil belajar seluruh siswa. Guru dapat mengatur nilai maksimal pada masing-masing
subjek nilai. Nilai total adalah persentase dari nilai keseluruhan setiap siswa secara
otomatis oleh sistem. Untuk penilaian Quiz diisi secara otomatis oleh sistem berdasarkan
hasil Quiz setiap siswa. Pada siswa, fitur ini hanya dapat dilihat berupa rekapan nilai
dalam bentuk grafik dan penilaian langsung.
6. Library
Fitur ini digunakan sebagai tempat penyimpanan berbagai sumber pembelajaran dengan
konten yang beragam. Dengan fitur library, guru dapat meng-upload bahan ajar, materi,
presentasi, sumber referensi, gambar, video, audio dan konten digital lainnya.Link dan
File yang terdapat di Library dapat dibagikan baik kepada siswa maupun grup. Siswa
juga dapat menambahkan konten yang dibagikan oleh guru ke dalam library-nya. Fitur
ini dapat digunakan sebagai media untuk menampung berbagai sumber dari dalam dan
luar. Sehingga siswa dapat menyimpan berbagai informasi dari luar namun tetap diakses
melalui Edmodo.
7. Award Badges
Fitur ini digunakan untuk memberikan suatu penghargaan baik kepadasiswa maupun
kelompok. Penghargaan dapat ditentukan oleh guru itu sendiri sehingga tidak
menghambat kreatifitas guru dalam memberikan penghargaan.
8. Parents Codes
Menurut Rismayanti (2012), Fitur ini berfungsi memberi kesempatan kepada
orangtua/wali masing-masing siswa dapat bergabung memantauaktivitas belajar dan
prestasi putra-putrinya, guru harus mengakses kode untuk orang tua siswa dan kemudian
membagikannya pada masing-masing orangtua/wali. Akses kode untuk orang tua siswa
dapat diperoleh dengan mengklik nama kelas.
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan bahwa E-learning adalah sistem atau konsep pendidikan yang
memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Perbedaan Pembelajaran
antara Metode Tradisional dan Metode E-Learning yaitu pada Metode Tradisional, seorang
guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu
pengetahuannya kepada siswa atau mahasiswa.
Sedangkan pembelajaran pada Metode E-Learning seorang siswa atau mahasiswa
dituntut untuk dapat mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung-jawab untuk
pembelajarannya. Suasana pembelajaran dengan Metode E-Learning akan „memaksa‟ pelajar
memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya. Pelajar membuat perancangan
dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
KESIMPULAN
Putra, Y. M. (2018). Pengenalan Elearning. Modul Kuliah Sistem Informasi Manajemen.
FEB- Universitas Mercu Buana Jakarta
https://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik [diakses pada 15 Desember 2019]
https://izzahamdani.wordpress.com/tag/fungsi-e-learning/ [diakses pada 15 Desember 2019]
http://putrifennyrosa.blogspot.com/2016/05/pengertian-e-learning.html [diakses pada 15
Desember 2019]
http://sepridahanum.web.id/pengertian-karaktiristik-dan-manfaat-e-learning/ [diakses pada 15
Desember 2019]

Anda mungkin juga menyukai