wb
c. Advis teknis
Kegiatan advis teknis merupakan layanan konsultasi teknis oleh para ahli dari balai-
balai yang ada di Puslitbang Perumahan dan Permukiman serta dengan didukung
oleh laboratorium; standar, pedoman, dan manual (SPM); dan inovasi teknologi
terkini. Layanan dapat berupa kunjungan lapangan sesuai permintaan atau layanan
konsultasi teknis.
Kegiatan advis teknis dengan ruang lingkup :
d. Layanan publik
Jenis pengujian
Pengujian fisik dan pengujian kimia
Sebutkan
Klorida
Klorida didalam air ada dalam bentuk terikat atau bebas sebagai Cl−¿¿. Analisis
klorida ini sangat penting untuk penetapan zat organik. Selain itu, kandungan klorida
yang terkandung didalam air dapat menyebabkan rasa asin serta endapan yang korosif
yang dapat merusak beberapa ekosistem. Pada umumnya, air buangan mengandung
klorida yang lebih tinggi daripada air tanah karena air buangan tersebut sudah
terkontaminasi. Konsentrasi klorida maksimumnya menurut SNI (Standar Nasional
Indonesia) yaitu 300 mg/L ppm. Analisis ini hanya bertujuan untuk mencegah
perubahan rasa air bukan sebagai pencegah bahaya fisik.
Kesadahan
Air yang banyak mengandung mineral kalsium dan magnesium dikenal sebagai
“air sadah”. Kesadahan berdasarkan jenis anion yang diikat oleh kation ( Ca2+¿ ¿ atau
Mg 2+¿¿dibagi menjadi dua jenis yaitu:
a. Kesadahan sementara (temporer) adalah kesadahan yang disebabkan oleh ion
Ca dan Mg yang berikatan dengan ion bikarbonat (HCO 3-)
Kesadahan tetap (permanen) adalah kesadahan yang
disebabkan oleh ion Ca dan Mg 2+¿¿ yang berikatan dengan
ion Cl−¿, SO
4
¿
2−¿
,danNO
3−¿ ¿
¿
Sulfat
Di dalam lingkungan air sulfat dapat disebabkan karena salah satu aktivitas
manusia diantaranya dari limbah industri dan limbah laboratorium. Ion sulfat adalah
salah satu anion utama yang mucul pada air alami atau alam. Sulfat juga merupakan
ion penting dalam ketersediaan air karena efek pentingnya tersebut bagi manusia saat
ketersediaannya dalam jumlah yang besar. Batas maksimal sulfat pada air bersih yaitu
sekitar 250 mg/l.
Bab 3 prosedur
Cod
Prinsip pengujian COD ialah zan organik di oksidasi oleh K 2Cr2O7 berlebihan
dalam suasana asam. Kelebihan K2Cr2O7 akan dititrasi kembali dengan ferro
ammonium sulfat (FAS) Fe(NH4)²(SO4)² menggunakan indikator Ferroin.
Bod
Pada dasarnya penetapan BOD didasarkan atas kehilangan banyaknya oksigen
dalam sejumlah air tertentu dari sebelum dan sesudah inkubasi pada temperatur 20 ºC
selama 5 hari.
Kesadahan
Prinsip kerja kesadahan yaitu reaksi pembentukan kompleks, kestabilan kompleks,
dan pengaruh pH. Garam Dinatrium Etilen Diamin Asetat (EDTA) bereaksi dengan
kation logam tertentu membentuk senyawa kompleks. Pada pH 10, ion-ion kalsium
dan magnesium dalam sampel uji akan bereaksi dengan indikator Eriochrome Black T
(EBT), dan terjadi pembentukan warna merah keunguan. Jika penambahan Na2EDTA
sebagai titran, maka akan terjadi pembentukan senyawa kompleks pada ion-ion
kalsium dan magnesium, molekum indikator terlepas kembali, dan titik akhir titrasi
ditandai dengan perubahan warna dari merah keunguan menjadi biru. Dari titrasi ini
akan didapatkan kesadahan total (Ca + Mg).
Klorida
Prinsip kerja titrasi argento yaitu dalam lautan netral atau
sedikit basa, ion perak bereaksi secara kuantitatif dengan
ion klorida. Titik akhir titrasi ditandai dengan pembentukan
perak kromat yang berwarna merah hasil reaksi kelebihan
ion perak dengan ion kromat
Sulfat
Prinsip kerja sulfat adalah penambahn kristal BaCl2
dalam air yang mengandung ion sulfat akan
membentuk koloid tersupensi (kekeruhan).
Semakin tinggi konsentrasi sulfat maka larutan
akan semakin keruh. Kekeruhan yang terjadi
diukur dengan spektrofotometer dengan panjang
gelombang 420nm
Bab 4
Pembasan
Cod
COD (Chemical Oxygen Demand) atau KOK (Kebutuhan Oksigen Kimia)
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan agar limbah organik dan anorganik yang
ada di dalam air dapat teroksidasi melalui reaksi kimia. Nilai COD (Chemical Oxygen
Demand) merupakan ukuran bagi tingkat pencemaran oleh bahan organik dan
anorganik. Kadar COD (Chemical Oxygen Demand) dalam limbah akan berkurang
seiring dengan berkurangnya konsentrasi bahan organik yang terdapat dalam air
limbah, konsentrasi bahan organik yang rendah tidak selalu dapat di reduksi dengan
metode pengolahan yang konversional.
Pada uji COD (Chemical Oxygen Demand) sampel harus di preparasi terlebih
dahulu lalu siapkan kuvet. Ambil terlebih dahulu 2 ml larutan Digestion Solution
(K2Cr2O7 + H2SO4 pekat) 0,1N masukkan ke dalam kuvet yang disimpan di rak tabung,
larutan Digestion Solution ini berfungsi sebagai oksidator bagi reduktor dalam sampel
air. Kemudian tambahkan 4ml H2SO4 pekat lalu kocok, larutan ini berfungsi sebagai
pemberi suasana asam. Terakhir tambahkan 3ml sampel air limbah lalu kocok.
Lakukan pemanasan atau refluks selama 2 jam pada suhu 150ºC kemudian dinginkan
terlebih dahulu lalu di cek pada spektrofotometer UV VIS. Tujuan pemanasan atau
refluks ini yaitu untuk mempercepat reaksi antara reduktor (zat organik) dengan
K2Cr2O7. Titrasi hasil refluks tersebut dengan menggunakan larutan FAS dengan
bantuan indikator Ferroin. Titik akhir titrasi di tandai dengan perubahan warrna dari
warna hijau menjadi merah kecoklatan.
Bod
Kebutuhan Oksigen Biokimia (KOB) atau BOD (Biologycal Oxygen Demand)
merupakan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bakteri untuk
menguraikan/mengoksidasi semua zat organik yang terlarut dan sebagian zat-zat
biokimia pada keadaan aerobik serta kondisi tertentu. Pada umumnya BOD digunakan
untuk mengetahui derajat pencemaran pada air limbah domestik dan air limbah
industri. Dengan demikian, semakin banyak bahan organik di dalam air maka akan
semakin besar nilai BOD, sedangkan nilai DO (Dissolved Oxygen) akan semakin
rendah. DO adalah oksigen terlarut yang terkandung didalam air, berasal dari udara
dan hasil proses fotosinstesis tumbuhan air. Oksigen diperlukan oleh semua makhluk
hidup di air seperti ikan, udang, kerang dan hewan lainnya termasukl mikroorganisme
seperti bakteri. Pada penetapan BOD juga bisa di anggap sebagai prosedur oksidasi
basah dimana mikroorganisme yang ada di dalam contoh air di pakai sebagai
pengoksidasi zat organik menjadi CO2 dan NH3-.
Pada uji BOD (Biologycal Oxygen Demand) disiapkan air terlebih dahulu dengan
penambahan nutrien yaitu Buffer Phospat, MgSO4, CaCl2, dan FeCl3 kemudian di
aerasi minimal 6 jam. Selanjutnya sampel air limbah diencerkan menggunakan air
aerasi tersebut, hal ini bertujuan karena terbatasnya kelarutan oksigen di dalam air
untuk air limbah yang pencemarannya tinggi. Kemudian sampel dimasukkan kedalam
botol winkler sampai meluap dan di tutup. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada udara
yang terperangkap dalam botol winkler yang nantinya dapat mempengaruhi nilai DO.
Untuk blanko hanya di isi dengan air aerasi saja. Apabila semua sampel air limbah
sudah dimasukkan ke botol winkler, sampel dimasukkan ke inkubator selama 1 jam
pada suhu 20°C. Inkubasi ini bertujuan untuk mencegah reaksi yang dapat
menurunkan daya larut oksigen. Apabila sudah di inkubasi selama 1 jam sampel di
ambil kemudian di cek DO0 menggunakan DO Meter, sedangkan untuk DO5 di cek di
hari ke 5 dengan keadaan sampel sebelumnya di inkubasi dalam inkubator.
Kesadahan