Oleh Kelompok 1:
Dengan memanjatkan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa berkat
rahmat dan nikmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TREND DAN ISUE PENULARAN HIV DI INDONESIA” Dalam makalah ini
kami akan menjelaskan budaya pengobatan di Bali. Penulis masih awam dalam
pembuatan makalah ini, dan sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapa pun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun dari anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang guna
membuat makalah ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.
i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.3 Tujuan 2
BAB II Pembahasan 3
2.1 Pengertian Trend Dan Issue 3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
RI menyebutkan kasus AIDS paling tinggi adalah pada kelompok
heteroseksual yaitu sebesar 2 26.158.Suami yang sering menggunakan jasa
pekerja seks komersial besar untuk menularkan HIV/AIDS pada istrinya.
Penyakit menular masih menjadi masalah utama kesehatan masyarakat di
Indonesia dan masih sering timbul sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB) yang
menyebabkan kematian penderitanya (FKM USU, 2008).Sampai saat ini obat
dan vaksin yang diharapkan dapat membantu memecahkan masalah
penanggulangan HIV/AIDS belum ditemukan. Salah satu alternatif dalam
upaya menanggulangi problematik jumlah penderita yang terus meningkat
adalah upaya pencegahan yang dilakukan semua pihak yang mengharuskan
kita untuk tidak terlibat dalam lingkungan transmisi yang memungkinkan
dapat terserang HIV (Siregar, 2004).
Sampai saat ini masih banyak informasi hoax yang beredar mengenai
penularan HIV-AIDS. Hal ini berimbas pada sikap masyarakat terhadap orang
dengan HIV-AIDS (ODHA). Stigma terhadap ODHA pun menjadi negatif.
Dalam makalah ini akan di bahas trend dan isu perilaku beresiko tertular atau
melularkan HIV/AIDS.
2
4. Untuk mengetahui issue perilaku beresiko tertular dan menularkan
HIV/AIDS
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Trend dan Issu
a. Definisi Trend
Trend adalah hal yang sangat mendasar dalam berbagai
pendekatan analisa, tren juga dapat di definisikan salah satu gambaran
ataupun informasi yang terjadi pada saat ini yang biasanya sedang
popular di kalangan masyarakat. Trend adalah sesuatu yang sedang di
bicarakan oleh banyak orang saat ini dan kejadiannya berdasarkan fakta
b. Definisi Issu
Issu adalah suatu peristiwa atau kejadian yang dapat diperkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang, yang menyangkut
ekonomi, moneter, sosial, politik, hukum, pembangunan nasional,
bencana alam, hari kiamat, kematian, ataupun tentang krisis. Issu
adalah sesuatu yang sedang di bicarakan oleh banyak namun belum
jelas faktannya atau buktinya
3
terlalu berbahaya lama kelamaan akan menyababkan pasien sakit parah
bahkan meninggal (Rendi & Margareth, 2012).
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah
virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia.AIDS singkatan
dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.AIDS muncul setelah virus
(HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh.Sistem kekebalan tubuh menjadi
lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem
kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih berat daripada
biasanya (Spiritia, 2015).
4
Hasil penelitian Heri Winarno, Antono Suryoputro, dan
Zahroh Shaluhiyah, tahun 2008, dengan judul “ Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Penggunaan Jarum Suntik Bergantian Diantara
Pengguna NAPZA Suntik Di Kota Semarang”, disebutkan bahwa
penularan HIV/AIDS pada penasun disebabkan karena adanya
kepercayaan diri untuk menggunakan jarum suntiksecara
bergantian dan keikutsertaan dalam penggunaan jarum suntik
secarabergantian.
Hasil penelitian Besral, Budi Utomo, dan Andri Prima Zani tahun
2004,dengan judul “Potensi penyebaran HIV dari pengguna
NAPZA suntik kemasyarakat umum, disebutkan bahwa
penularan HIV/AIDS disebabkan karena penggunaan jarum suntik
secara bergantian pada pengguna narkoba (penasun),tidak
menggunakan kondom di saat berhubungan seksual, dan penularan dari
ibu ke anak (perinatal)
Transfusi darah atau produk darah yang tercemar
mempunyai risiko sampai >90%, ditemukan 3-5% total kasus
sedunia. Pemakaian jarum suntik tidak steril atau pemakaian
bersama jarum suntik dan spuitnya pada pecandu narkotik berisiko
0,5-1%, ditemukan 5-10% tota lkasus sedunia. Penularan melalui
kecelakaan tertusuk jarum pada petugas kesehatan mempunyai risiko
0,5%, dan mencakup <0,1% total kasussedunia (Arif Mansjoer,
1977: 163).
3. Lewat Air Susu Ibu (ASI)
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang
HIVpositif, dan melahirkan lewat vagina, kemudian menyusui bayinya
dengan ASI. Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (mother-
to-childtransmission) berkisar antara 30%, artinya dari setiap 10
kehamilan ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir
dengan HIV positif(Komisi Penanggulangan AIDS, 2010). Dengan
intervensi yang baik maka risiko penularan HIV dari ibu ke bayi bisa
5
ditekan menjadi kurang dari 2%. Intervensi tersebut meliputi4 konsep
dasar:
1) Mengurangi jumlah ibu hamil dengan HIV positif,
2) Menurunkan viral load serendah-rendahnya,
3) Meminimalkan paparan janin/bayi terhadap darah dan cairan tubuh
ibu HIV positif,
4) Mengoptimalkan kesehatan dari ibu dengan HIV positif. (Depkes
RI,2008)
6
ini memang terjadi melalui kontak cairan tubuh, tetapi bukan melalui
mulut. Darah dan sperma paling sering menularkan virus tersebut.
2. Baju bekas
Pada sekitar tahun 2015, Menteri Perdagangan saat itu, Rachmat
Gobel, sempat mendapat kecaman dari aktivis Indonesia AIDS Coalition
(IAC). Gobel menyebut pakaian bekas impor berbahaya karena bisa
menularkan HIV (Human Imunodeficiency Virus). Dalam rilisnya, IAC
menyebut pernyataan Gobel tersebut menyesatkan dan ‘berbau hoax’
karena HIV hanya menular melalui kontak cairan tubuh. Salah paham
tentang cara penularan virus mematikan tersebut, dikhawatirkan akan
menciptakan stigma negatif terhadap upaya penanggulangan HIV.
3. Makanan kalengan
Pernah beredar kabar bahwa ada virus HIV-AIDS di dalam
kemasan makanan kalengan impor. Pesan yang dikirim melalui
broadcast message blackberry messenger tersebut mengatakan bahwa
para pekerja positif HIV-AIDS tempat makanan tersebut dibuat
memasukkan darah mereka ke dalam kemasan makanan tersebut. Lalu
apakah benar seperti itu? Menanggapi hal tersebut, dr Roy Sparringa
yang kala itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengawasan Obat dan
Makanan (BPOM) mengatakan bahwa berita tersebut hoax dan
menyesatkan. “Itu berita hoax. Sudah lama beredar, tidak benar dan
menyesatkan. Tolong hal ini diluruskan kepada masyarakat,” tutur dr
Roy ketika dihubungi detikHealth. dr Roy mengatakan bahwa BPOM
tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang disebutkan dalam pesan
berantai tersebut, termasuk kandungan darah dan virus HIV. Selain itu
menurut dr Roy, virus HIV tidak akan mampu bertahan hidup jika sudah
keluar dari host atau tubuh manusia.
4. Pembalut
Salah satu benda yang disebut-sebut bisa menjadi media penularan
HIV-AIDS dan sempat ramai dibicarakan adalah pembalut. Masyarakat
7
kala itu diminta berhati-hati karena ada produk pembalut yang sudah
‘disisipi’ oleh virus HIV.
Lagi-lagi sangat tidak masuk akal virus HIV bisa menular melalui
produk pembalut yang dijual di pasaran. Lagipula jika pembalut yang
dibelinya kotor, terdapat bercak darah seperti pembalut yang sudah
pernah dipakai, tentu tidak ada orang yang mau menggunakannya.
“Isu-isu seperti makanan atau pembalut yang terkontaminasi HIV
seperti itu tidak masuk akal sama sekali,” ungkap Prof Dr dr Samsuridjal
Djauzi SpPD-KAI, FACP beberapa waktu lalu.
5. Bangku bioskop
Selain di toilet umum, jarum suntik yang disebut-sebut berisi virus
HIV juga pernah dipasang di bangku bioskop. Jika ada orang yang
duduk di bangku tersebut, maka ia otomatis akan tertular oleh virus
tersebut. dr Sarsanto Wibisono Sarwono, SpOG menyebutkan bahwa
rasanya sulit menularkan virus HIV-AIDS. Ini karena darah yang
terinfeksi harus benar-benar masuk ke dalam pembuluh darah seseorang.
“Kalau beneran ada jarum di kursi bioskop, misal ada yang
menduduki, jarumnya kan tertahan sama kain bajunya. Kalau celana juga
kan biasanya tebal, itu juga udah susah kena ke kulit,” imbuh dr
Sarsanto.
8
BAB III
A.Kesimpulan
HIV/AIDS adalah penyakit yang sampai saat ini belum ada obatnya dan
mematikan,selain karena mengganggu fisik,HIV/AIDS juga mengganggu
stabilitas psikis dan kehidupan social penderita,sehingga perlu dilakukan
penanganan yang komprehensif.
B. Saran
9
Daftar Pustaka
10