Anda di halaman 1dari 9

Metode Pembelajaran Kooperatif

Model Teams Games Tournaments (TGT)

TGT adalah singkatan dari Teams Games Tournaments. TGT awalnya dikembangkan oleh
David de Vrios dan Keith Edwards. Ini juga menggunakan presentasi oleh guru dan kerja
team seperti yang digunakan di STAD, hanya dalam  pengajaran ini ada permainan dengan
anggota dari tim yang lain untuk peningkatan skor dari tim mereka. Pemberian hadiah
ataupun sertifikat juga diberikan sebagaimana di STAD bagi team yang paling sukses.
Anggota team yang kemampuannya tinggi bisa bermain bersama anggota team lain yang juga
kemampuannya tinggi. Bagi yang kemampuannya rendah bisa bermain dengan yang
kemampuannya rendah. Contoh: disediakan satu meja di depan kelas, dipanggil anggota team
yang kemampuannya tinggi ke depan, juga dari tim lain, mereka bermain di depan misalnya
dengan mengambil undian yang berisi soal-soal untuk dijawab. Model di TGT ini lebih
menyenangkan sedikit karena ada unsur permainan, ada rasa berani, kurang berani, ada
perasaan siap betul, atau belum siap, ada perasaan cemas, takut, atau ada rasa ingin menonjol,
dll. Anggota tim yang lain betul-betul telah menyiapkan diri sebelum anggota timnya maju ke
depan dengan membicarakan masalah-masalah atau jawaban-jawaban yang masih
meragukan, namun pada saat temannya sudah maju di depan maka anggota tim yang lain
tidak bisa menolongnya, hal ini sama dengan apa yang dilakukan di STAD. Biasanya guru di
sini ada aktivitas permainan, ada sesuatu yang membuat siswa-siswa merasa senang dan
tertantang.

Kedua model kooperatif di atas yaitu STAD dan TGT adalah model pembelajaran yang tertua
dan model-model pembelajaran kooperatif yang lain dan pada waktu-waktu yang lalu,
penggunaannya sangat luas dan merupakan bentuk yang paling banyak digunakan. Keduanya
digunakan untuk mata-mata pelajaran baik matematika, bahasa sampai pelajaran-pelajaran
ilmu sosial. STAD dan TGT adalah dua model yang sema walaupun tidak sama dalam cara
pengajarannya, perbedaan yang paling penting adalah STAD menggunakan kuis secara
individual pada akhir dari setiap pelajaran sedangkan TGT menggunakan permainan (Slavin,
1995: 71). Sedangkan penggunaannya di lapangan antara STAD dan TGT umumnya
digunakan dalam bentuk kombinasi keduanya dan biasanya dimulai dengan penggunaan
STAD yang pada akhirnya diikuti oleh TGT.

Gambaran tentang pelaksanaan TGT adalah sebagai berikut:

1. Presentasi kelas : guru menyajikan pelajaran pada siswa. Guru membagi materi berupa
materi-materi. Murid harus betul-betul memperhatikan guru dan bagian-bagian materi yang
akan membantu mereka mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan atau kuis yang akan
diberikan.

 2. Team : Satu tim terdiri dari 4-5 orang siswa boleh dicampur dari mereka yang mempunyai
kemampuan yang berbeda, berbeda jenis kelamin atau berbeda ethnik bila ada. Tim bertugas
untuk betul-betul siap menjawab pertanyaan. Untuk itu masing-masing anggota tim harus
terpadu, saling memberi dorongan agar mereka betul-betul siap untuk belajar. Sesudah guru
selesai menyajikan pelajaran, tim mulai bekerja dengan mendiskusikan apa yang telah
disajikan, membandingkan jawaban, saling mengoreksi di antara jawaban yang disampaikan.
 3.Games-games atau permainan disusun dengan daftar pertanyaan-pertanyaan untuk mentes
kemampuan siswa yang didapat dari presentasi materi yang diberikan oleh guru. Permainan
dilakukan di atas meja dengan mengambil nomor-nomor yang sudah disediakan yang berisi
sejumlah pertanyaan. Masing-masing wakil tim ke depan dan duduk di depan, biasanya 3
orang karena banyak pertanyaan yang mesti dijawab. Setiap anggota tim ini bisa menjawab
pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh anggota tim yang lain. Anggota tim yang dapat
menjawab pertanyaan yang tidak terjawab akan mendapat nilai lebih untuk timnya.

Anggota tim yang menang dibawa lagi ke meja yang lebih tinggi, yang kalah turun ke meja
yang lebih rendah. Jadi masing-masing anggota tim akan bisa melaju terus, bisa juga gagal
dan akhirnya turun ke level kemampuannya sendiri.

4.Pengenalan tim Yang dimaksud di sini adalah pemberian hadiah atau bisa sertifikat
bahwa tim tersebut adalah tim yang terbaik saat itu setelah melampaui target yang
ditetapkan.}

 -Persiapan ersiapan untuk materi sama dengan di STAD, Cuma disiapkan card atau kartu-
kartu yang memuat pertanyaan-pertanyaan beserta jawaban-jawabannya dengan mengisi
nomor dari setiap kartu yang disiapkan karena kartu-kartu ini akan dibacakan oleh siswa lain
yang ditunjuk oleh guru untuk itu.

-Pengaturan murid ke dalam team/sama dengan yang di STAD-

 Pengaturan murid ke meja pertandingan. Daftar murid-murif itu dari yang paling top ke yang
paling mempunyai kemampuan rendah. Ini dapat berubah setiapkali setelah pelajaran TGT
dilakukan. Bila murid genap dibagi tiga misalnya ada siswa 27 setelah dibagi tiga mendapat
9, berarti ada 9 tournament tables. Bila murid tidak pas dibagi tiga maka anggota timnya bisa
4 orang.

Bagaimana memulai TGT? Mulailah dengan membuat schedule atau jadwal kegiatan. Setelah
mengajar suatu materi, umumkan pengaturan tim dan suruh murid-murid berpindah tempat
duduk mencari timnya sendiri-sendiri. Kasi tahu mereka bahwa mereka akan bekerja bertim
untuk beberapa minggu dan akan bermain dalam perjalanan penguasaan materi. Kasi tahu
bahwa tim yang menang akan mendapat hadiah. Hadiahnya boleh saja apa yang bisa dipilih
oleh guru. Sesudah memulai pelajaran suruh murid-murid bekerja bertim mengerjakan tugas-
tugas, bekerja dengan worksheet untuk menguasai materi.

Setelah itu baru mulai dengan permainan. Setiap murid yang menjadi wakil dari team
masing-masing maju ke meja pennainan. Kalau warna meja itu hijau karena taplak mejanya
hijau maka tiga murid I maju ke meja hijau. Di meja hijau itu sudah ada kartu-kartu yang
berisi no. bila siswa mengambil no. 1 sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 1 tersebut,
begitu juga yang mengambil no. 2 juga sudah ada serentetan pertanyaan untuk no. 2 dan
demikian selanjutnya. Murid yang sudah ditunjuk oleh guru membacakan pertanyaan, akan
membaca pertanyaan dengan jelas, terang dan keras, agar semua siswa dapat
mendengarkannya. Kemudian siswa yang duduk di meja hijau yang mendapat pertanyaan itu
menjawab pertanyaan tersebut, bila tidak bisa dijawab dioper ke murid yang lain yang ada di
meja hijau itu. Semua murid mulai bekerja atau mempelajari materi yang sudah diberikan
untuk bisa menjawab pertanyaan tersebut. Bila semua siswa tidak bisa menjawab maka murid
yang membaca soal tadi mencek jawabannya di kartu jawaban untuk dibacakan.  Demikian
dilakukan oleh guru pada saat siswa-siswa menjawab pertanyaan.
 

Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif

Dalam melaksanakan pembelajaran kooperatif di kelas ada beberapa tahap yang perlu
diperhatikan seperti berikut ini (Slavin, 1995: 71)

a.   Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi:

(1)   Materi Pelajaran

Materi pembelajaran kooperatif dirancang sedemikian rupa untuk pembelajaran secara


kelompok. Sebelum menyajikan materi pelajaran, dibuat terlebih dahulu “Rencana Pelajaran
(RP)” yang dilampiri TBU dan TBK. Materi pelajaran, LKS, dan tugas kelompok serta
mempersiapkan alat-alat dan bahan-bahan untuk melaksanakan kegiatan kelompok yang akan
dipelajari siswa dalam kelompok kooperatif.

(2)   Menetapkan siswa dalam kelompok

Kelompok-kelompok dalam pembelajaran kooperatif beranggotakan 4-5 yang terdiri dari


siswa yang prestasi belajarnya tinggi, rendah dan sedang. Selain itu juga harus
dipertimbangkan kreteria heterogenitas lainnya yakni jenis kelamin, latar belakang sosial,
kesenangan, dan lain sebagainya. Berikut ini merupakan petunjuk untuk menentukan  
kelompok kooperatif: (a) Merenking siswa. Maksudnya adalah merenking siswa berdasarkan
prestasi belajarnya di dalam kelas. (b) Menentukan jumlah kelompok. Setiap kelompok
sebaiknya beranggotakan 4-5 siswa. Untuk menentukan jumlah kelompok yang akan
dibentuk dilakukan dengan cara membagi jumlah siswa dengan 4 atau 5 sesuai dengan
jumlah anggota setiap kelompok yang diinginkan. (c) Membagi siswa dalam kelompok.
Pembagian siswa dalam kelompok perlu diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari
siswa dengan prestasi yang seimbang.

(3)   Menentukan skor awal

Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individual pada semester sebelumnya.

(4)   Menyiapkan siswa untuk bekerja kooperatif

Sebelum memulai kegiatan pembelajaran kooperatif sebaiknya dimulai dengan latihan-latihan


kerjasama kelompok. Hal ini dilakukan untuk memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk lebih saling mengenal masing-masing anggota kelompok. Guru juga perlu
memperkenalkan keterampilan kooperatif dan menjelaskan tiga aturan dasar pembelajaran
kooperatif berikut ini; (a) Tetap berada dalam kelompok. (b) Ajukan suatu pertanyaan pada
kelompok sebelum kepada guru. (c) Berikan umpan balik kepada ide-ide dan menghindari
mengkritik orang. Selain tiga aturan dasar di atas guru juga perlu menjelaskan aturan-aturan
lain berikut ini: (a) Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan bahwa teman
sekelompok telah mempelajari materi pelajaran. (b) Tidak seseorangpun siswa mengakhiri
belajar sebelum semua anggota kelompok menguasai materi pelajaran. (c) Dalam satu
kelompok harus saling berbicara sopan.
 

Tahap Pembelajaran (Presentasi Pelajaran)

Terdapat lima langkah utama dalam pembelajaran kooperatif. Pelajaran dalam pembelajaran
kooperatif dimulai dengan guru mengkomunikasikan tujuan-tujuan pembelajaran dan
memotivasi siswa untuk belajar. Langkah ini diikuti dengan penyajian informasi, sering
dalam bentuk teks bukan verbal atau dalam bentuk pertanyaan yang mengarah ke TBK untuk
menggali pengetahuan awal siswa sambil menghubungkan pengalaman dengan sehari-hari
siswa. Juga dalam penyajian materi pelajaran hal-hal yang perlu ditekankan adalah sebagai
berikut:

(1)   Mengembangkan materi pembelajaran sesuai dengan apa yang akan dipelajari siswa
dalam kehidupan.

(2)   Pembelajaran kooperatif menekankan belajar adalah memahami makna bukan hafalan.

(3)   Mengontrol pemahaman siswa sesering mungkin dengan mengajukan pertanyaan-


pertanyaan.

(4)   Memberi penjelasan mengapa jawaban pertanyaan tersebut benar atau salah.

(5)   Beralih pada konsep lain jika siswa telah memahami pokok masalahnya.

Pada langkah selanjutnya siswa diorganisasi dalam kelompok-kelompok belajar. Langkah itu
diikuti dengan langkah-langkah dimana siswa di bawah bimbingan guru bekerja bersama-
sama untuk menyelesaikan tugas/LKS. Langkah terakhir dari pembelajaran kooperatif
meliputi penyajian dari produk akhir kelompok atau mengevaluasi materi yang telah
dipelajari siswa. Evaluasi dikerjakan secara mandiri untuk menunjukan apa yang telah siswa
pelajari selama bekerja kelompok. Hasil evaluasi digunakan untuk nilai perkembangan
individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok. Sebelum evaluasi
diadakan turnamen yang berfungsi sebagai revieu materi pelajaran. Untuk lebih jelasnya
langkah-langkah pembelajaran kooperat model TGT di kelas disajikan dalam tabel 2.2
berikut ini:

Tabel 2.2 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif TGT

Fase Langkah Guru


Fase 1: Pendahuluan Guru menyampaikan tujuan dan motivasi
Fase 2: Guru menyampaikan informasi/materi
Penyajian Informasi/Materi dengan demontrasi/bertanya
Fase 3: Menentukan Kelompok Guru menginformasikan cara
pembentukan kelompok
Fase 4: Guru membantu kelompok saat siswa
Kerja dan Relajar Kelompok mengerjakan tugas/LKS
Fase 5: Evaluasi Guru mengevaluasi hasil belajar siswa
atau kelompok menyajikan hasil
pekerjaannya
Fase 6: Pengenalan Guru mengenali karya dan prestasi
individu/kelompok

Proses yang Dilakukan dalam Pembelajaran Kooperatif Model TGT

Dalam pelaksanaan pelajaran di kelas guru mengikuti ke 6 fase yang terdapat dalam tabel 2.2
di atas. Dalam fase pendahuluan guru membacakan TBU dan TBK. Dalam fase kedua, guru
menyampaikan informasi tetang materi dan mengajukan pertanyaan yang mengarah pada
TBK dan pertanyaan-pertanyaan itu dihubungkan dengan pengalaman siswa dalam
kehidupan sehari-hari dilingkungan keluarga atau masyarakat. Dalam fase ketiga
mengumumkan pembagian kelompok untuk kegiatan pembelajaran kooperatif model TGT.
Fase keempat masing-masing kelompok bekerja sesuai dengan LK.S yang diberikan. Tugas
guru adalah mengontrol siswa dan memberi arahan yang diperlukan. Setelah siswa selesai
berkerja, siswa melaporkan hasil kerja mereka dengan tertulis dan dibacakan di muka kelas.
Selanjutnya dalam fase kelima pada akhir pembelajaran guru memberikan tes. Pada fase
terakhir yaitu fase keenam guru melaksanakan pengenalan pada masing-masing kelompok
dengan cara sebagai berikut:

Guru menghitung poin siswa dan kelompok dengan dasar membandingkan nilai awal dan
nilai tes dengan ketentuan: Kalau hasil tes awal atau nilai yang dimiliki siswa sebelum
pembelajaran = x dan hasil tes sesuadah akhir pelajaran = y maka:

Jika y < (x – 10) poinnya 5

(x – 10) < y< x poinnya 10

x < y < (x + 10) poinnya 20

(x + 10) < y   poinnya 30

y = harga maksimum poinnya 30

(Slavin, 1995 )

Tabel 2.3 Contoh Tabel Penghargaan Kelompok

Kelompok Merpati

Nama Anggota Nilai awal = x Nilai tes = y Poin Siswa


Agus 80 100 30
Budi 60 55 10
Putu 50 60 20
Sri 40 70 30
Jumlah poin 90
Poin kelompok 90/4 = 22,5

Untuk menentukan penghargaan digunakan kriteria sebagai berikut:


Poin kelompok            Penghargaan

Lebih kecil dari 15      Tim jelek

15 sampai 19               Tim baik

20 sampai 24               Tim besar

25 ke atas                    Tim super

(Slavin, 1995)

Turnamen

Setelah selesai satu pokok bahasan diadakan turnamen dengan langkah-langkah sebagai
berikut:

1)      Tahap Persiapan

Dalam tahap persiapan, guru menyiapkan daftar pertanyaan berupa soal-soal yang harus
dijawab dalam turnamen oleh siswa, daftar jawaban soal yang benar, kartu nomor soal, dan
kartu benar (kartu B).

2)      Pembentukan kelompok turnamen

Langkah-langkah pembentukan kelompok turnamen adalah sebagai berikut: mengambil tiga


kelompok pembelajaran, anggota dalam kelompok pembelajaran dipilih atau direngking
menurut tes terakhir. Dan tiga kelompok pengajaran ini dibuat kelompok turnamen.
Kelompok turnamen pertama anggotanya adalah anggota renking satu pada kelompok
pengajaran. Anggota kelompok turnamen yang kedua beranggotakan anggota renking dua
dan seterusnya sehingga kalau kelompok pembelajaran anggotanya masing-masing 5 orang,
maka dari 3 kelompok pembelajaran didapatkan 5 kelompok turnamen.

3)      Pelaksanaan Turnamen

Guru membagikan daftar pertanyaan, daftar jawaban soal, kartu nomor soal dan kartu B.
Selanjutnya guru menjelaskan langkah-langkah turnamen sebagai berikut: sebagai contoh
diambil kelompok turnamen yang beranggotakan Al, Bl, dan Cl. Anggota kelompok bertugas:
Al sebagai pembaca, Bl sebagai penantang 1, dan Cl bertugas sebagai penantang 2.

a)      Kegiatan pertama

Dalam kegiatan pertama dilakukan langkah-langkah sebagai berikut: Anggota nomor satu
yaitu Al mengambil nomor soal, mengocoknya dan mengambil secara acak salah satu kartu
nomor itu. Misalnya terambil kartu nomor 5, berarti yang harus dibahas adalah soal nomor 5.
Anggota A1 membacakan soal nomor 5 dari daftar pertanyaan. Setelah selesai membaca soal,
semua anggota membuat jawabannva. Setelah selesai membuat jawaban anggota no 1 yaitu
Al membacakan juwabannya sendiri, kemudian anggota Bl sebagai penantang 1 membacakan
jawabannya, bila jawabannya berbeda dengan jawaban Al. Demikian juga anggota nomor 3
yaitu Cl membacakan jawabannya serta masing-masing memberikan argumentasi tentang
jawaban yang dibuat. Kemudian Al membacakan jawaban yang benar dari daftar jawaban.
Anggota yang jawabannya benar diberi kartu B masing-masing sebuah. Kegiatan selanjutnya
adalah diskusi, semua anggota mendiskusikan kenapa jawaban yang diberikan itu benar.
Setelah semua anggota memahami kenapa jawaban yang diberikan itu benar maka kegiatan
pertama selesai dilanjutkan dengan kegitan kedua.

b)      Kegiatan kedua

Pada kegiatan kedua tugas masing-masing anggota kelompok diubah. Anggota Bl menjadi
pembaca, anggota Cl menjadi penantang 1 dan anggota Al menjadi penantang 2. Kegiatannya
sama dengan kegiatan 1. Pembaca memilih soal yang akan dibahas, membacakannya untuk
semua anggota kelompok,   menjawabnya,   membacakan   masing-masing   jawaban,
membacakan jawaban yang benar, membagikan kartu B dan mendiskusikan kenapa jawaban
itu yang benar. Sampai disini kegiatan 2 selesai diteruskan dengan kegiatan selanjutnya yaitu
kegiatan 3 dengan perubahan seperti pada kegiatan 2. Turnamen ini selesai kalau semua soal
telah habis dibahas. Setelah turnamen selesai kartu B yang diperoleh masing-masing anggota
dicatat dalam kartu skor turnamen seperti terlihat dalam tabel 2.4 berikut ini.

Tabel 2.4 Kartu Skor Turnamen

Pemain Tim Games Games Games


Total Point
  Asal 1 2 3
A1 B1 C1 A 9        
B 7
Jumlah poin        
Poin tim            
Penghargaan            

Kalau misalnya dalam pembelajaran dilakukan 3 games maka setelah kegiatan/games 3


selesai kartu benar yang dikumpulkan anggota kelompok dijumlahkan dan dimasukkan dalam
kolom total. Untuk mengisi kolom poin dipakai aturan sebagai berikut:

•     Jumlah total yang terkecil diberi poin 20

•     Yang menengah diberi poin 40 dan

•     Yang terbesar diberi poin 60

(Slavin, 1995)

Poin tim dihitung dengan jumlah poin masing-masing pemain dibagi dengan jumlah pemain.
Penghargaan diberikan alas dasar poin kelompok/tim atau poin rata-rata kelompok dengan
kreteria sebagai berikut:

Poin kelompok            Penghargaan

Lebih kecil dari 40     Tim jelek


40 sampai 44              Tim Baik

45 sampai 49               Tim Besar

50 ke atas                    Tim super

(Slavin, 1995)

4)      Kuis (tes)

Setelah diadakan turnamen, siswa mendapatkan kuis, secara individual untuk mengetahui
tingkat penguasaan pengetahuan secara individual. Dalam mengerjakan kuis siswa dalam
kelompok tidak diperbolehkan saling membantu. Dengan demikian siswa sebagai individual
bertanggung jawab untuk memahami materi pembelajaran. Selanjutnya jawaban kuis dinilai
dan skor yang diperoleh disumbangkan sebagai skor kelompok. Pemberian skor pada kuis
didasarkan atas skor dasar. Skor dasar dipakai adalah skor rata-rata dari nilai kuis, maka
kriterianya adalah sebagai berikut:

Bila skor dasar dalam hal ini skor rata-rata nilai sebelum kuis = x dan nilai kuis = y maka
kriteria penyekoranya adalah sebagai berikut:

Y< (x-10)                         Skornya 5

(x-10) < y < x                   Skornya 10

X < y < (x + 10)               Skornya 20

(x+10) < y                        Skornya 30

Y berharga maksimum     Skornya 30

(Slavin, 1995)

I Nyoman Sadu (2010: 29-30) menulis langkah-langkah model pembelajaran TGT dari 6 fase
yaitu:

1. Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa, dalam fase  ini sebagai pendahuluan
kegiatan pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
dan memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi, pada fase ini guru menyajikan informasi kepada siswa dengan
demonstrasi atau bacaan.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar, guru membantu
siswa dalam setiap kelompok agar melakukan kegiatan secara efesien.
4. Membimbing kelompok bekerja dan belajar
5. Fase evaluasi, pada fase ini merupakan ciri khas tipe ini dengan melaksanakan
pertandingan permainan tim atau Teams Games Tournament (TGT), pada fase ini
siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan materi yang telah dipelajari
lewat pertandingan permainan tim dengan menjawab soal-soal yang tertulis pada
kartu soal di meja turnamen.
6. Memberikan penghargaan, pada fase ini diberikan penghargaan kepada kelompok dan
individu dengan skor terbaik. Pemberian skor ini dapat dilakukan dengan: 1)
menetapkan skor dasar, 2) memberi skor kuis (tes individu) yang dilaksanakan setelah
bekerja dalam kelompok, 3) menghitung skor peningkatan yang besarnya ditentukan
berdasar skor yang diperoleh dalam pertandingan permainan tim di meja turnamen
yang dikenakan kepada setiap siswa, 4) penghargaan kelompok diberikan berdasarkan
rata-rata nilai peningkatan yang diperoleh masing-masing kelompok dengan
memberikan predikat seperti baik, sangat baik, istimewa, sempurna

Anda mungkin juga menyukai