Anda di halaman 1dari 4

Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT)

15Des

TGT (Teams Games Tournament) merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang
sangat mudah diterapkan karena dalam pelaksanaannya tidak memerlukan adanya fasilitas
pendukung yang harus tersedia seperti perlatan khusus atau ruangan khusus. Dalam model
pembelajaran TGT, siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang yang
heterogen, masing-masing anggota kelompok mengadakan turnamen dengan anggota
kelompok lain sesuai dengan tingkat kemampuan akademiknya. Seperti karakteristik
pembelajaran kooperatif lainnya, tehnik TGT memunculkan adanya kelompok dan kerjasama
dalam belajar. Disamping itu, terdapat persaingan antar individu dalam kelompok maupun
antar kelompok (Jurnal Pendidikan, 2001: Vo.4) sedangkan untuk memotivasi siswa dalam
TGT terdapat unsur  reinforcement.

Dalam tehnik TGT, siswa yang mempunyai kemampuan dan jenis kelamin berbeda dijadikan
dalam sebuah tim yang terdiri dari 4-5 siswa. Setelah siswa mengerjakan lembar kerja
kemudian saling mengajukan pertanyaan dan belajar bersama dalam diskusi untuk
menghadapi turnamen yang biasanya diselenggarakan sekali seminggu (Rukmini dalam
jurnal pelangi pendidikan,2001: Vo.4). Di dalam kegiatan pembelajaran dengan permainan
ini, semua siswa memiliki peluang yang sama untuk memperoleh prestasi baik sebagai
individu maupun anggota kelompok.

Secara garis besar Kahfi (2003:8) menyebutkan langkah-langkah pembelajaran koopertaif


model TGT disusun dalam dua tahap yaitu: pra kegiatan, dan detil kegiatan pembelajaran.
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif model TGT akan
diuraikan sebagai berikut:

Pra Kegiatan Pembelajaran

Persiapan

1. Materi

Guru menyiapkan materi / bahan ajar yang akan disampaikan pada siswa, bisa dalam bentuk
LKS atau buku-buku pelajaran yang akan dipelajari pada saat belajar kelompok. Selain itu,
perlu disiapkan soal-soal turnamen untuk kegiatan turnamen dan lembar jawaban dari soal
tersebut.

2. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok

Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 orang tiap kelompok
secara heterogen baik dari kemampuan, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya. Cara
pembentukan kelompok dilakukan dengan mengurutkan siswa dari siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang, rendah kemudian dari tiap bagian diambil satu siswa sebagai
anggota kelompok.

3. Membagi Siswa Ke Dalam Meja Turnamen


Masing-masing kelompok mengirim wakil untuk bertanding di meja turnamen. Siswa
memainkan pertandingan akademik dalam regu yang berkemampuan homogen, yakni siswa
yang memiliki kemampuan akademik tinggi bertanding dengan siswa yang berkemampuan
akademik tinggi. Siswa yang berkemampuan sedang bertanding dengan siswa yang
berkemampuan akademik sedang. Siswa yang berkemampuan rendah bertanding dengan
siswa yang berkemampuan akademik rendah seperti terlihat dalam gambar berikut.

Detil Kegiatan Pembelajaran

a. Penyajian Kelas

Setiap pembelajaran kooperatif model TGT  dimulai dengan kegiatan penyajian materi oleh
guru yang mencakup kegiatan pembukaan, pengembangan, dan latihan terbimbing
(Kahfi,2005:4-5)

1) Pembukaan

 Memberitahu siswa apa yang akan mereka pelajari, dan mengapa itu penting
 Meminta siswa membentuk kelompok
 Kaji secara singkat segala macam keterampilan dan informasi prasyarat.

2) Pengembangan

 Tetapkan fokus tujuan yang ingin dicapai


 Pusatkan kepada pemahaman bukan hafalan
 Sering menilai kemajuan siswa dengan mengajukan banyak pertanyaan
 Jelaskan mengapa suatu jawaban siswa benar atau salah
 Melanjutkan materi jika siswa telah memahami pokok permasalahan.

3) Latihan Terbimbing

 Meminta siswa mengerjakan soal atau contoh


 Memanggil siswa secara acak untuk mengerjakan soal atau contoh
 Tidak memberikan tugas kelas yang terlalu panjang.

b. Belajar Kelompok

Siswa pada pembelajaran model TGT ini dibentuk ke dalam kelompok, yang setiap kelompok
mempunyai anggota yang heterogen baik agama, jenis kelamin, maupun kemampuan
akademiknya. Siswa belajar dalam kelompok dengan menggunakan lembar kerja siswa untuk
berdiskusi menuntaskan materi pelajaran. Pada saat belajar kelompok inilah siswa harus
berusaha untuk lebih menguasai materi pelajaran. Anggota kelompok yang lebih menguasai
materi harus membantu temannya yang belum menguasai materi.

c. Turnamen

Masing-masing kelompok mengirimkan wakilnya untuk bertanding di turnamen. Siswa


memainkan pertandingan akademik dalam kelompok yang berkemampuan homogen, yakni
siswa yang memiliki kemampuan akademik yang tinggi bertanding dengan siswa yang
berkemampuan akademik tingggi, siswa yang mempunyai kemampuan akademik sedang
bertanding dengan siswa yang berkemampuan akademik sedang, sedangkan siswa yang
berkemampuan akademik rendah bertanding dengan siswa yang berkemampuan akademik
rendah.

Dalam turnamen masing-masing meja turnamen diberikan kartu soal dan kartu jawaban.
Masing-masing siswa harus mengambil satu kartu dan mengerjakan soal sesuai dengan
nomor pada kartu yang telah diambil tersebut. Dalam turnamen inilah siswa diadu
kemampuannya dan bertanggung jawab untuk dirinya sendiri dan kelompoknya. Karena skor
kelompoknya tergantung dari skor individu.

d. Penghargaan

Penghargaan yang telah diberikan berorientasi pada kelompok dan diberikan pada setiap
akhir pembahasan suatu materi. Penghargaan kepada siswa dapat diwujudkan dalam bentuk
sertifikat individual maupun hadiah seperti peralatan sekolah. Penghargaan juga merupakan
dorongan bagi siswa untuk bersaing mendapatkan prestasi yang terbaik.

Pembelajaran kooperatif model TGT ini mempunyai kelebihan dan kelemahan.

a) Kelebihan model TGT antara lain:

1. Lebih meningkatkan pencurahan waktu untuk tugas.


2. Mengedepankan penerimaan terhadap perbedaan individu.
3. Dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara mendalam.
4. Proses belajar mengajar berlangsung dengan keaktifan dari siswa.
5. Mendidik siswa untuk berlatih bersosialisasi dengan orang lain.
6. Motivasi belajar tinggi.
7. Hasil belajar lebih tinggi.
8. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.

b) Kelemahan model TGT antara lain:

- Bagi guru

 Sulitnya pengelompokan siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dari segi


akademis.
 Kesulitan ini akan dapat diatasi jika guru yang bertindak sebagai pemegang kendali
teliti dalam menentukan pembagian kelompok.
 Waktu yang dihabiskan untuk diskusi oleh siswa cukup banyak sehingga siswa
melewati waktu yang sudah ditetapkan.
 Kesulitan ini dapat diatasi jika guru mampu menguasai kelas secara menyeluruh.

- Bagi siswa

Masih adanya siswa berkemampuan tinggi kurang terbiasa dan sulit memberikan penjelasan
kepada siswa lain. Untuk mengatasi kelemahan ini tugas guru adalah membimbing dengan
baik siswa yang mempunyai akademik tinggi agar dapat dan mampu menularkan
pengetahunnya kepada siswa yang lain.

SUMBER:

Ristianah, Nina. 2007. Penerapan Metode Pembelajaran Model  Teams Games Tournament
(TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Akuntansi Siswa Kelas X-A Program Keahlian
Akuntansi SMK Shalahuddin Malang. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Universitas Negeri
Malang

Anda mungkin juga menyukai