Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

i
ABSTRAK

Penggunaan sensor infrared (IR) pada remote adalah


sebuah aplikasi yang umum digunakan dalam kehidupan
kita sehari hari, antara lain untuk penggunan infrared
pada remote untuk mengatur barang elektronik yang
menggunakan penerima sinyal infrared agar hidup dan
mati. Sistem ini terdiri dari sensor infra merah yang
dirancang dan berfungsi untuk menerima sinyal infra red
yang di pancarkan oleh remote dengan tsop 1738 dimana
nantinya akan diketahui bagaimana cara kerja dari sensor
infrared tersebut, penerima inframerah yang telah
dilengkapi filter frekuensi 30-56 kHz, sehingga penerima
langsung mengubah frekuensi tersebut menjadi logika 0
dan 1. Jika detektor inframerah (TSOP) menerima
frekuensi carrier tersebut, maka pin keluarannya akan
berlogika 0. Sebaliknya, jika tidak menerima frekuensi
carrier tersebut, maka keluaran detektor inframerah
(TSOP) akan berlogika 1. dan untuk melihat lebih jelas
bagaimana sinyal diterima maka dapat di tambahkan IC
CD4017 dengan begitu sensor yang diterima akan
tersimpan dan dikeluarkan sesuai output yang tersedia

ii
dan sebelum nantinya akan di reset untuk kembali lagi IC
CD4017 sendiri memiliki 10 output dan 3 input.

iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................i
ABSTRAK............................ ..........................................ii
DAFTAR ISI ..................................................................iii
DAFTAR GAMBAR......................................................iv
DAFTAR TABEL............................................................v
BAB I PENDAHULUAN ...............................................1
1.1 Latar Belakang............................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................3
1.3 Batasan Masalah.........................................................3
1.4 Tujuan dan Manfaat....................................................4
1.5 Metodologi Penelitian................................................5
1.6 Sistematika Penulisan Laporan ..................................6
BAB II KAJIAN PUSTAKA...........................................8
2.1 Kajian Pustaka ...........................................................8
2.2 Remote Control Infrared
2.3 Remote Control
2.4 Sinar Infrared (Inframerah)
2.5 IR (TSOP 1738)
2.6 IC CD4017
BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI
SISTEM ....
3.1 Perancangan Sistem ...............................................
3.1.1 Perancangan Rangkaian Transduser
3.1.2 Perancangan Rangkaian Detektor
3.1.3 Perancangan Rangkaian Dekoder
3.2 Implementasi Sistem..........................................
BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ...................

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Bentuk gelombang Infra merah
Gambar 2.2 Sensor TSOP1738............
Gambar 2.3 IC CD4017
Gambar 2.4 Sistem dari IC CD4017
Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem.........
Gambar 3.2 Skema rangkaian keseluruhan
Gambar 4.1 Pemasangan Komponen
Gambar 4.2 Penyolderan Komponen
Gambar 4.3 Uji alat dengan sinyal infrared dari remote
Gambar 4.4 Uji alat dengan menggunakan push button

v
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Proses tahapan yang telah dilakukan........

vi
BAB I

PENDAHULUAN

Bab 1 akan menjelaskan mengenai latar belakang,


rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat,
metodologi penyelesaian masalah serta sistematika
penulisan.

1.1 Latar Belakang

Elektronika memiliki unsur yang sedikit berbeda


dengan ilmu-ilmu dasar atau terapan yang lain dalam
perkembangannya. Ilmu dasar biasanya berkembang dari
suatu asas atau analisa sementara yang nantinya
kemudian diteliti secara tertentu untuk menemukan
sebuah kebenaran terhadap ilmu tersebut. Ilmu terapan
sendiri berkembang setelah ilmu-ilmu yang
mendasarinya berkembang dengan baik. Sedangkan ilmu
elektronika lebih sering berkembang melalui pendekatan
praktis pada awalnya, kemudian melalui suatu
pendekatan atau perumpamaan/dugaan dari hasil
pengamatan perilaku mahluk hidup, benda, mesin, atau

1
peralatan bergerak lainnya dikembangkanlah penelitian
secara teoritis.

Dari teori kembali kepada praktis, dan dari sini


elektronika berkembang menjadi lebih canggih dan
praktis untuk dapat digunakan. Dan salah satu penerapan
dari perkembangan rangkaian elektronika sendiri adalah
perangkat mikrokontroller, dimana alat ini berukuran
kecil yang mempunyai masukan dan keluaran serta
kendali dengan program yang bisa ditulis dan dihapus
dengan cara khusus, cara kerja mikrokontroler
sebenarnya membaca dan menulis data. 

Selain itu mikrokontroler ada juga penerapan


infrared yang memiliki penyalur (tranduser) dan
penerima (reciver) ini memiliki banyak fungsi salah
satunya di dalam sensor dalam remote TV. TSOP 1738
adalah salah satu tipe perangkat elektronika yang
sederhana dalam dunia penelitian elektronika dan sebagai
salah satu sensor analog.

2
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penerapan dari Perkembangan ilmu


Elektronika ?
2. Bagaimana Cara kerja dari rangkaian Sensor
Sederhana ?
3. Bagaimana Cara kerja Remote Infrared?

1.3 Batasan Masalah

Batasan-batasan yang akan diterapkan dalam


penelitian proyek akhir antara lain:

1. Sistem ini menggunakan masukkan berupa sinyal


dari push button atau dari remote TV
2. Sistem ini difokuskan untuk memproses masukan
yang diterima ke decade counter untuk
ditampilkan pada bar led.
3. Output dari sistem berupa bar led yang lednya
akan menyala secara bergantian sesuai dengan
urutan dan reset pada decade counter.
4. Sistem dijalankan secara offline.

3
1.4 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari dikerjakannya project ini adalah sebagai


berikut:

1. Dapat memproses masukkan yang berupa sinyal


dari push button atau dari remote TV
2. Dapat menggunakan decade counter dengan
masukkan dari push button atau remote TV.

Manfaat dari dikerjakannya proyek ini adalah sebagai


berikut:

1. Dapat mengenali karakteristik TSOP 1738 dan


IC 4017.
2. Mengerti cara kerja dari Rangkaian Sensor
Sederhana

4
1.5 Metodologi Penyelesaian Masalah

Pendekatan sistematis / metodologi yang akan


digunakan dalam merealisasikan tujuan dan pemecahan
masalah dalam penyusunan Tugas Proyek Akhir ini
adalah dengan menggunakan langkah-langkah berikut.

1. Studi literatur, yaitu tahap mencari dan mengumpulkan


bahan referensi yang berkaitan tentang Remote Control
Infrared dari buku, artikel, naskah-naskah yang tersedia
di internet dan sumber-sumber lainnya yang dapat
dijadikan sumber rujukan.

2. Perancangan konsep dan simulasi alat, yaitu


merancang sistem kerja alat sesuai dengan parameter
parameter berdasarkan simulasi yang dilakukan

3. Analisis kebutuhan sistem , yaitu menganalisis


kebutuhan sistem untuk perancangan alat dan pembuatan
alat.

4. Desain, yaitu merancang atau menggambar rangkaian


berdasarkan analisa kebutuhan dengan pembuatan alat
melalui simulasi software Eagle.

5
5. Pengujian dan evaluasi, yaitu menguji terhadap alat
yang dirancang dan mengevaluasi kesesuaian antara alat
dengan analisa kebutuhan sistem.

4. Penyusunan laporan, yaitu tahap menyusun laporan


penulisan Tugas Akhir ini sebagai arsip dan dokumentasi
tentang bagaimana gambaran Tugas Akhir. Pembuatan
laporan dilaksanakan pada akhir tahapan pembuatan
proyek akhir.

1.6 Sistematika Penulisan Laporan

Dalam menyajikan hasil laporan tugas akhir ini,


penulis menggunakan sistematika penulisan laporan yang
terdiri dari beberapa Bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi tentang pendahuluan yang terdiri


dari latar belakang, batasan masalah, tujuan, manfaat,
metode penyelesaian masalah serta sistematika penulisan
dari tugas proyek akhir ini.

6
BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang


berkaitan dengan penyelesaian tugas proyek akhir, yang
didapatkan melalui metode studi literatur

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Bab ini membahas tentang perencanaan dan


pembuatan sistem secara keseluruhan.

BAB IV UJI COBA DAN ANALISA

Berisi tentang uji coba alat yang telah dibuat,


pengoperasian dan spesifikasi alat.

BAB V KESIMPULAN DAN ANALISA

Bab ini berisi kesimpulan dari uji coba aplikasi dan


cara kerja dari alat yang dibuat,

DAFTAR PUSTAKA

Berisi tentang referensi-referensi yang telah


digunakan sebagai landasan selama pembuatan proyek
akhir ini.

7
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Bab 2 akan membahas tentang teori-teori yang


menunjang dalam penyelesaian proyek akhir ini.
Beberapa teori penunjang tersebut adalah sebagai berikut.

2.1 Kajian Pustaka

Pada kajian pustaka disini akan membahas tentang


jurnal dari penelitian-penelitian sebelumnya yang
berhubungan secara langsung dengan tugas proyek yang
dibuat.

2.2 Remote Control Infrared

Remote control infrared adalah remote yang


menggunakan sinyal infrared (infra merah). Setiap
tombol pada remote kontrol mengeluarkan sinyal infrared
yang berbeda-beda. Sinyal-sinyal tersebut dapat
ditangkap penerima sinyal untuk didekodekan lebih
lanjut. Sinyal-sinyal yang yang dikirim biasanya dalam
bentuk termodulasi. Bentuk modulasi berbeda-beda
tergantung pada pembuat remote. Remote control

8
infrared berasal dari kata Remote control dan Infrared
(Gunawan, 2000, 70 Hal).

2.3 Remote Control


Menurut Karsten Scheibler & Christoph Bartelmus
(1999). Linux infrared remote control,
dari  www.lirc.org, remote control adalah sebuah alat
yang berfungsi sebagai pengendali jarak jauh dari sebuah
perangkat elektronik. Secara umum, ada dua jenis remote
control yaitu inframerah (infrared= IR), dan frekuensi
radio (radio frequency = RF).
Remote control IR bekerja dengan mengirimkan
gelombang inframerah ke perangkat elektronik,
sementara remote  control RF bekerja dengan cara yang
sama namun menggunakan gelombang radio.
Aplikasinya sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari – hari kita, misalnya remote TV, remote AC, dan
lain – lain. Pada umumnya remote control ini
menggunakan sinyal infra merah sebagai keluarannya.
Sinyal tersebut  berisi bit – bit data yang telah diatur nilai
fungsinya untuk sebuah tujuan yang spesifik.

9
Cara kerja remote control ini adalah ketika tombol
ditekan, data dari alamat tombol tersebut akan dikirimkan
ke target device melalui LED infra merah. Data yang
dikirimkan berupa serangkaian sinyal dengan frekuensi
dan periode tertentu bergantung dari tipe dan
pembuat remote itu sendiri.

2.4 Sinar Inframerah


Inframerah atau infrared dalam Bahasa Inggris
adalah sinar elektromagnet yang panjang gelombangnya
lebih daripada cahaya nampak yaitu diantara 700 nm dan
1 mm. sinar inframerah merupakan cahaya yang tidak
tampak. Meskipun infrared sering disebut sinar, dengan
panjang gelombang ini maka cahaya infrared akan tidak
tampak oleh mata, namun radiasi panas yang
ditimbulkannya masih terasa / dideteksi. Berdasarkan
panjang yang dimiliki infra merah dapat dibagi menjadi 3
macam yaitu :
- Near infrared 0.75 – 1.5 μm
- Mid infrared 1.50 – 10 μm
- Far infrared 10 – 100 μm

10
Contoh aplikasi sederhana dari project yang kami buat
termasuk dalam mid infrared (Inframerah jarak
menengah), yang mana pada alat ini untuk sensor biasa.
Far infrared (Inframerah jarak jauh) biasanya digunakan
pada bidang kesehatan seperti untuk informasi kondisi
kesehatan organ tersebut. Sedangkan near infrared
(Inframerah jarak dekat) digunakan untuk pencitraan
pandangan malam seperti pada nightscoop. Penggunaan
infra merah sebagai media transmisi data mulai
diaplikasikan pada berbagai peralatan seperti
TV,handphone, sampai pada transfer data PC. Media
inframerah ini dapat digunakan baik untuk control
aplikasi lain maupun pengiriman data.
Sifat-sifat cahaya inframerah:
1. Tidak dapat dilihat dengan daya mata manusia
2. Tidak dapat menembus materi yang tidak tembus
pandang
3. Dapat ditimbulkan oleh komponen yang menghasilkan
panas.
Selain itu infrared juga terdapat kelebihan dan
kekurangan dalam penggunaannya seperti pengiriman

11
data dengan infrared dapat dilakukan kapan saja karena
tidak membutuhkan sinyal.

2.5 IR (TSOP 1738)


Pada alat ini, logika yang di gunakan logika high,
setela logika low sesaat dan itulah yang dijadikan sebagai
data, sehingga dengan mengatur lebar pulsa high (1),
tersebut dengan suatu nilai tertentu dan menjadikan nilai
tersebut sebagai datanya, maka pengiriman data dapat
dilakukan. IC ini mempunyai karakteristrik yaitu akan
mengeluarkan logika high(1) atau tegangan ± 4,5 volt
pada outputnya jika IC ini mendapatkan pancaran sinar
infra merah dengan frekuensi antara 38 – ini akan
mengeluarkan sinya Low (0) atau tegangan ± 0.109 volt
jika pancaran sinar infra merah d frekuensi antara 38 – 40
KHz berhenti, namun logika low tersebut hanya sesaat
yaitu sekitar 1200µs. Setelah itu, outputnya kan kembali
menjadi high. Sifat inilah yang dimanfaatkan sebagai
pengiriman data. Output dari IC ini dihubungkan pada
Mikrokontroler, Sehingga setiap kali IC ini
mengeluarkan logika low atau high pada outputnya,

12
maka mikrokontroler dapat langsung mendeteksinya.
Bentuk fisik dari sensor ini dapat dilihat pada gambar

Gambar 2.1 Bentuk gelombang Infra merah

Gambar 2.2 Sensor TSOP1738

2.6 IC CD4017

IC 4017 adalah suatu rangkaian terpadu yang


berfungsi sebagai decade counter (Penghitung interval).
Maksud dari decade counter yakni dapat merubah salah
satu output menjadi berlogika tinggi secara bergantian

13
dari output 0 hingga ke output 9 sehingga total output
rangkaian ini berjumlah sepuluh buah dengan total
pin/kaki sebanyak 16 dan memiliki fungsinya masing
masing.

IC 4017 sendiri dikendalikan dengan clock atau


pulsa (gelombang kotak) yang nantinya akan menentukan
kecepatan perpindahan output dari IC 4017 itu sendiri.
semakin tinggi frekuensi dari clock yang dimasukan ke
kaki 14 pin ic 4017, maka akan semakin cepat pula
perpindahan logika dari output IC .

Gambar 2.3 IC CD4017

14
Gambar 2.4 Sistem dari IC CD4017

Berikut ini adalah konfigurasi pin-pin dari IC 4017 :


 Pin 1, Berfungsi sebagai output/keluaran 5
 Pin 2, Output keluaran urutan 1
 Pin 3, Output keluaran urutan 0
 Pin 4, Output keluaran urutan 2
 Pin 5, Output keluaran urutan 6
 Pin 6, Output keluaran urutan 7
 Pin 8, Ground
 Pin 9, Output keluaran urutan 8
 Pin 10, Output keluaran urutan 4

15
 Pin 11, Output keluaran urutan 9
 Pin 12 Carry Out. Berungsi untuk menambahkan
jumlah output pada IC selanjutnya.
 Pin 13 Enable Input. Biasa juga disebut dengan
clock enable yang berfungsi untuk mengaktifkan
jalannya clock ke IC 4017 jika diberi tegangan
negatif.
 Pin 14 Clock Input.
 Pin 15 Reset.
 Pin 16 VCC. Sebagai masukan tegangan positif.

16
BAB III
PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM

3.1 Perancangan Sistem

Merancang rangkaian penerima yang terdiri dari


rangkaian transduser, rangkaian detektor (deteksi) dan
rangkaian dekoder.

Gambar 3.1 Diagram Blok Rancangan Sistem

3.1.1 Perancangan Rangkaian Transduser


Rangkaian pengubah sinyal (transduser) diperlukan
karena LED infra merah akan bekerja fleksible dengan
sinyal AC. Penulis memilih rangkaian penerima ini
karena memiliki kepekaan yang cukup, serta dapat
menerima sinyal infra merah dari sudut yang lebar.
Fungsi dari rangkaian transduser adalah mengubah
pulsa-pulsa infra-merah menjadi pulsa-pulsa listrik,
ataupun sebaliknya. Pengubahan ini dimungkinkan oleh

17
piranti fotodioda infra merah. Piranti ini akan
menghantarkan arus ketika ada sinyal infra merah yang
mengenai permukaan fotodioda infra merah tersebut.
Untuk mendapatkan sinyal yang diinginkan maka
output dari fotodioda infra merah diperkuat dengan
sebuah transistor, sekaligus digunakan untuk membalik
tegangan negatif menjadi tegangan positif. Keluaran
transistor T 701 dimasukkan ke detector untuk
diproses.

3.1.2 Perancangan Rangkaian Detektor


Dengan adanya sumber radiasi cahaya inframerah
yang digunakan, maka diperlukan lagi suatu detektor
radiasi cahaya inframerah. Detektor radiasi yang dipakai
adalah fotodioda.
Rangkaian detektor terdiri dari fotodioda inframerah,
penguat transistor dan penguat operasional dengan
operasi untai membalik dan tak membalik. Sinyal yang
dipancarkan oleh pancaran berupa gelombang cahaya
inframerah yang termodulasi oleh frekuensi multivibrator
astabil diterima oleh tranduser (fotodioda) peka cahaya.
Fotodioda dioperasikan dengan sinar panjar terbalik

18
(reverse bias), sehingga arus gelapnya sangat rendah
beberapa nano amper saja. Kalau sinyal yang diterima
tinggi maka, arus baliknya juga meningkat atau arus
bocornya meningkat beberapa mikro amper. Arus yang
sangat kecil ini kemudian dikuatkan oleh transistor. Pada
keluaran transistor ini disediakan impedansi rendah
sehingga arus keluaran rendah. Penguatan tegangan
dilakukan oleh penguat operasional dengan operasi
tertutup membalik dan tak membalik yang penguatannya
ditentukan oleh R1. Rangkaian detektor berfungsi
mendeteksi dan mengkondisikan sinyal masukan agar
dapat direspon oleh rangkaian dekoder.

3.1.3 Perancangan Rangkaian Dekoder


Rangkaian dekoder dibangun oleh IC CD4017.
Rangkaian dekoder menerima beberapa sinyal dengan
frekuensi tertentu yang hanya berwujud tiga sinyal
(pulsa), akan menolak sinyal (pulsa) selain tiga.
Pemilihan frekuensi (sinyal) akan dijelaskan dalam
uraian berikutnya. Sinyal (pulsa) pertama berfungsi
membuka resert nosignal, sinyal kedua meng-clock IC

19
401, dan sinyal ketiga masuk ke rangkaian tunda menuju
clock IC 501. Bila sinyal masukan lebih dari yang
diinginkan maka IC401 akan meng-clock sampai reset.
Clock dipasang dengan cara memasang sebuah dioda dari
keluaran pin Q3 menuju pin 14 (pin clock). Pemasangan
clock juga dapat dipasang dari Q-Q atau Q3 ke pin l4
(Q2).
3.2 Implementasi Sistem

Perangkat remote control infra merah bekerja pada


frekuensi 35-45 KHz, hingga jarak 30 meter bergantung
pada tipe remote. Setiap tombol pada remote control
mengeluarkan sinyal infra merah yang berbeda. Sinyal
tersebut ditangkap penerima sinyal untuk dikodekan
lebih lanjut. Sinyal yang dikirim biasanya dalam bentuk
termodulasi. Bentuk modulasi berbeda-beda bergantung
pada pembuatan masing-masing remote. Jenis-jenis infra
red receiver ada dua macam tipe yaitu:

1. RX device. Perangkat ini dapat berupa infrared


receiver pada port IrDa

20
2. DCD device. Perangkat dimana bit-bit stream yang
diterima akan dikirimkan melalui Data Carrier Detect
(DCD) line

Pemancar dan penerima sinyal infra merah biasanya


memiliki reliabilitas yang baik dan cenderung tidak
begitu mahal, akan tetapi gangguan dari sumber infra
merah lain dapat mempengaruhi kinerja peralatan.

Gambar 3.2 Skema rangkaian keseluruhan

21
BAB IV

PENGUJIAN

Pada bab pengujian dan analisa ini akan dibahas


mengenai tahapan pengujian dan Analisa yang dilakukan
berdasarkan hasil yang didapatkan. Sehingga dari proses
ini dapat diketahui tingkat keberhasilan alat.

4.1 Perangkat dan Lingkungan Uji Coba


Proses implementasi dan pembuatan alat ini
dilakukann menggunakan

4.2 Laporan Sistem


Tabel 4.1 merupakan proses tahapan yang telah
dilakukan pada project ini.
No Proses yang telah dilakukan Status
.
1. Pemasangan Komponen Selesai 100%
2. Penyolderan Komponen Selesai 100%
3. Pengujian Alat Selesai 100%

Tabel 4.1 Proses tahapan yang telah dilakukan

22
4.3 Pemasangan Komponen
Tahapan pemasangan komponen dilakukan untuk
mengecek kembali seluruh komponen yang akan
digunakan sudah lengkap dan sesuai.

Gambar 4.1 Pemasangan Komponen

4.4 Penyolderan Komponen


Tahapan penyolderan komponen dilakukan untuk
membuat komponen semi permanen pada pcb agar tidak
terlepas saat digunakan. Hal tersebut juga mencegah
terjadinya kerusakan pada rangkaian saat digunakan.

23
Gambar 4.2 Penyolderan Komponen
4.5 Pengujian Alat
Pengujian alat dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan alat yang dibuat pada project ini. Pengujian
alat dilakukan dengan cara memberikan input melalui
remote dan dari push button untuk menampilkan
pergeseran data yang diproses oleh IC 4017 dan
ditampilkan pada bar led.

24
Gambar 4.3 Uji alat dengan sinyal infrared dari remote

Gambar 4.4 Uji alat dengan menggunakan push button

25
KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian


alat, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Alat yang dibuat telah dapat bekerja dengan baik


dan dapat berfungsi sebagaimana mestinya seperti
yang telah direncanakan sebelumnya dimana jika
ada masukan dari remote infared makan tsop akan
menerima sinyal dan memasukan sinyal tersebut
pada clock,reset sehingga bar led dapat bergerak
jika kita menekan sensor tv berkali kali

2. Selain menerima input dari sensor CD4017 juga


menerima input dari push button dengan menekan
push button maka input akan masuk menuju
clock,reset sehingga bar led akan berganti ganti
walaupun tidak ada masukan dari sensor remote

3. Output pada rangkaian tersebut berjumlah


sepuluh dan dimana output ini berasal dari kaki kaki
ic CD4017 yang sebelumnnya sudah diberikan
input. Input terbagi menjadi 3 yaitu input clock,
input reset (untuk mengatur ulang cara kerja ic

26
CD4017) dan ada input enable untuk mengaktifkan
jalannya clcok ke IC 4017 jika diberi tegangan
negatif.

4. Detektor infra merah atau komponen TSOP 1738


IR receiver dapat mendeteksi sinyal remote kontrol
televisi pada jarak lebih kurang 4 meter dari
detektor infra merah

5. Alat ini dapat bekerja dengan baik pada saat


penerimaan sinyal remote universal dengan jarak
kurang dari 4 meter

6. Selain itu rangkaian ini menunjukan bagaiamana


cara kerja dari penerimaan sensor sederhana dengan
memasukan kepada ic CD4017 agar kita dapat
melihat output yang dihasilkan dari sensor infra red
tersebut.

27
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Blocher Dipl.Phys., Dasar Elektronika, Andi


Yogyakarta 2003.

[2] U. Ronald, Perancangan Alat Pendinginan Portable


Menggunakan Elemen Peltier, Universitas Sam
Ratulangi, Manado, 2012.

[3] D. frank, Petruzella, Elektronik Industri, Yogyakarta


Andi.

[4] Dasar Elektronika, Diktat Kuliah, Akademi Teknik


Warga, 2001.

[ 5] Pramujanto, Agus., “Perancangan Outomatisasi


Dengan Sensor Infra Merah Pada Kamar Mandi”,
Skripsi S-1, Institut SAINS Teknologi AKPRIND,
Yogyakarta, 1999.

[ 6] Wibawa, Y. Dwiprasetya, “Aplikasi Remote Control


TV Untuk Pengendalian Kecepatan Motor DC”, Skripsi
S-1, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, 2004.

28
[ 7] Coughlin, Robert F., Driscoll, Frederick F.,“Penguat
Operasional Dan Rangkaian Terpadu Linear”, Erlangga,
Jakarta. 2004.
[ 8] [Rm, Francis D, Yury, ”Teknik Merakit Dan Service
Radio Remote Control”, Bahagia, Batang, Pekalongan,
2004.

29

Anda mungkin juga menyukai