2, Desember 2015
Muhammad Ripli
Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Institut Agama Islam Negeri IAIN Mataram
Abstrak
Kepribadian sering disamakan dan digunakan secara bergantian
dengan istilah watak atau karakter dan tempramen, padahal
masing-masing istilah tersebut berbeda. Watak adalah aspek
sosial dari kepribadian manusia, sedangkan tempramen adalah
aspek badaniah dari kepribadian. Gangguan yang dimaksud
dalam konteks ini adalah gangguan sebagai bagian dari tingkah
laku psikopisis seseorang yang dinamis dan dibentuk oleh proses
perkembangan jiwa, jasmani, dan kehidupan sosialnya. Tulisan
ini menemukan bahwa ada tiga aspek gangguan kepribadian:
Pertama, gangguan pola kepribadian. Kedua, gangguan sifat
kepribadian. Ketiga, gangguan kepribadian sosiopatik. Adapun
terapi atau penanganannya: Pertama, terapi psikofarmaka
ditujukan pada kecemasan dengan obat-obat anti cemas
(ansiolitik). Kedua, psikoterapi (termasuk terapi keagamaan)
ditujukan pada gangguan kecemasan dan kepribadian. Ketiga,
terapi sosial ditujukan kepada permasalahan pekerjaan dan
pemulihan kemampuan penyesuaian diri re-adaptasi dalam fungsi
kehidupannya.
Kata Kunci: Gangguan, Kepribadian, Penanganan.
A. Pendahuluan
ُ ص اَلتِ ِه ْم َدائ
ِمو َن َ الَّذ
َ ِين ُه ْم َعلَى
Seiiring dengan perkembangan
zaman, manusia banyak melakukan )23(
perubahan-perubahan dalam hidupnya, “Sesungguhnya manusia diciptakan
diantaranya—kemajuan dibidang ilmu bersifat keluh kesah lagi kikir. apabila
pengetahuan dan teknologi. Namun ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
dengan kemajuan dan perkembangan dan apabila ia mendapat kebaikan ia
tersebut bukan berarti finalnya amat kikir, kecuali orang-orang yang
permasalahan yang dihadapi oleh mengerjakan shalat, yang mereka itu
manusia. Permasalahan-permasalahan tetap mengerjakan shalatnya.” (Q.S.
yang muncul itu seperti adanya Al-Ma’arij Ayat 19-23).1
gangguan-gangguan kepribadian yang
dialami oleh sebagian orang. Secara normativ, istilah kepribadian
sering disamakan atau digunakan
Semakin banyaknya gangguangan
secara bergantian dengan istilah watak
hidup, dan semakin besarnya tantangan
atau karakter dan tempramen, padahal
zaman akan memaksa manusia untuk
masing-masing berbeda. Watak adalah
bekerja keras untuk mendapatkan
aspek sosial dari kepribadian manusia,
materi serta jabatan sekalipun. Namun
sedangkan tempramen adalah aspek
dengan terpenuhinya semua itu,
badaniah dari kepribadian. Masing-
bukan berarti manusia merasa puas
masing hanyalah salah satu aspek
dengan apa yang ia miliki, akan tetapi
kepribadian, disamping aspek-aspek
sebaliknya manusia sering gelisah serta
yang lain vitalitas, hasrat, perasaan,
ia tidak sanggup untuk hidup susah apa
kehendak bakat, dan intelegensi.
lagi dengan adanya kecemasan, merasa
Pada umumnya seseorang terganggu
kekurangan terhadap kebutuhan yang
kepribadiannya apabila pribadi tersebut
lain seperti; kehormatan, dan pangkan.
melebihi kapasitasnya sehingga dapat
Hal ini senada dengan Firman Allah
merugikan diri dan lingkungannya.
swt dalam al-Qur’an yaitu:
Gangguan kepribadian itu sendiri
) إِ َذا19( وعا ً ُِق َهل ِ ْإِ َّن إ
َ النْ َسا َن ُخل berbeda dengan gangguan-gangguan
mental lain karena gangguan-gangguan
) َوإِ َذا َم َّس ُه20( وعا َّ َم َّس ُه
ً الش ُّر َج ُز ini disebabkan oleh kekurangan pada
َ ص ِّل
)22( ني َ ُْ) إِ اَّل الم21( وعا ُْخْالَ ر
ً ُي َمن 1
Kementerian Agam Republik Indonesia,
Al-Qur’an dan Terjemahannya Dilengkapi dengan
Kajian Usul Fiqih dan Intisari Ayat, cet. ke-1,
(Bandung: Syamil Qur’an, 2011), 569.
Muhammad Ripli | 59
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015
Muhammad Ripli | 61
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015
8
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 2, cet. 9
Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 2, cet.
ke-1..., 21. ke-1, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 22.
Muhammad Ripli | 63
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015
Muhammad Ripli | 65
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015
tidak ada rasa bersalah atau cemas, alkohol, dan zat-zat tertentu (obat-
mencari kesenangan (hedonistis). dan obatan terlarang).
tidak memperdulikan orang lain, Tritment yang dapat diberikan
kedangkalan perasaan dan tidak ada yaitu:
rasa cinta emosional terhadap orang
a) Psikoterapi. Jika pasien merasa
lain. Kedua, simtom kognitif. Keempat,
bahwa mereka berada diantara
simtom motor.11
teman-teman sebayanya, tidak
Untuk mengetahui penyebab adanya motivasi mereka untuk
gangguan anti sosial ini adalah Pertama, berubah bisa menghilang,
pendekatan psikodinamik, seperti kemungkinan karena hal itulah
karena ia tidak mengembangkan kelompok yang menolong diri
super ego yang kuat, dan karena sendiri (selfhelp group) akan
ia telah melekat pada tahap awal lebih berguna dibandingkan di
perkembangan psikoseksual/karena penjara dalam menghilangkan
kebutuahan akan cinta, dukungan gangguan. Tetapi, ahli terapi
dan penerimaan tidak dipuaskan harus menemukan suatu cara
oleh orang tuanya dan kegagalan untuk menghadapi perilaku
dalam memuaskan kebutuhan ini merusak pada pasien. Dan
menghalangi kebutuhan berikutnya. untuk mengatasi rasa takut
Kedua, pendekatan belajar, seperti teori pasien terhadap keintiman, ahli
kekurangan dalam pengondisian klasik, terapi harus menggagalkan
dan teori penghindaran kecemasan usaha pasien untuk melarikan
yang terkondisi secara operan. Ketiga, diri dari perjumpaan dengan
pendekatan fisiologis, yaitu orang orang lain.
yang menderita gangguan kepribafian
b) Farmakoterapi. Farmakoterapi
antisosial disebabkan oleh rangsangan
digunakan untuk menghadapi
neurologis/syaraf yang kurang.
gejala yang diperkirakan akan
Gangguan kepribadian antisosial timbul, seperti kecemasan,
biasanya muncul pada masa remaja penyerangan dan depresi.
akhir. Prognosisnya bervariasi. Tetapi, karena pasien seringkali
Gangguan yang umum terjadi pada merupakan penyalahguna
individu dengan kepribadian antisosial zat, obat harus digunakan
adalah gangguan depresi, gangguam secara bijaksana. Jika pasien
menunjukkan bukti-bukti
11 Yustinus Semiun, Kesehatan Mental 2, cet.
ke-1…, 28-31. adanya gangguan defisit-atensi/
Muhammad Ripli | 67
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015
12
Dadang, H. Hawari, Al-Qur’an Ilmu
Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, cet. Ke-1,
(Yogyakarta: PT Dana Bakti Prima Yasa, 1996),
297-298.
Muhammad Ripli | 69
Al-Tazkiah, Volume 7, No. 2, Desember 2015