Anda di halaman 1dari 4

Nama : Denny Ernawati

Kelas : XII KP 0
Absen : 06

1.Obat generik adalah obat yang telah habis masa patennya, sehingga dapat diproduksi oleh
semua perusahaan farmasi tanpa perlu membayar royalti. Ada dua jenis obat generik, yaitu obat
generik bermerek dagang dan obat generik berlogo yang dipasarkan dengan merek kandungan
zat aktifnya.

2. Manfaat obat generik secara umum yaitu mengobati penyakit sesuai dgn jenis kegunaannya yg
tidak berbeda jauh dgn manfaat obat paten.
3. Cara pemberian obat per rektal :
1. Cuci Tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Gunakan sarung tangan
4. Buka pembungkus obat dan pegang dgn kain kasa
5. Oleskan ujung pada obat supositoria dgn pelicin
6. Regangkan glutea dgn tangan kiri,kemudian masukkan supositoria dgn perlahan melalui anus,
sfingter anal interna dan mengenai dinding rektal kurg lebih 10cm pd org dewasa,5cm pada bayi
atau anak anak.
7. Setelah selesai tarik jari tangan dan bersihkan daerah sekitar anal dengan tisu.
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring telentang atau miring selama kurang lebih 5 menit.
9. Setelah selesai lepaskan sarung tangan ke dalam bengkok.
10. Cuci tangan.
11. Dokumentasi

4.Contoh obat sublingual adalah obat-obatan nitrogliserin dan steroid.


5. Efek Samping Zat psikotropika:
Zat atau obat psikotropika ini dapat menurunkan aktivitas otak atau merangsang susunan saraf
pusat dan menimbulkan kelainan perilaku, disertai dengan timbulnya halusinasi, ilusi, gangguan
cara berpikir, perubahan alam perasaan dan dapat menyebabkan ketergantungan serta
mempunyai efek stimulasi bagi para pemakainya.
✓Stimulan
Fungsi tubuh akan bekerja lebih tinggi dan bergairah sehingga pemakainya lebih terjaga. Kerja
organ tentu menjadi berat dan jika si pemakai tidak menggunakan obat-obatan tersebut, badan
menjadi lemah. Efek kecanduan ini menyebabkan penggunanya harus selalu mengkonsumsi zat
tersebut agar kondisi tubuh tetap prima. Contoh stimulan yang sering disalahgunakan adalah
ekstasi dan sabu-sabu.
✓Halusinogen
Ini adalah efek yang sering dialami oleh pemakai dimana persepsinya menjadi berubah dan
merasakan halusinasi yang berelebihan. Contoh zat yang memberikan efek halusinogen salah
satunya adalah ganja.
✓Depresan
Efek tenang yang dihasilkan disebabkan karena zat tersebut menekan kerja sisten syaraf pusat.
Jika digunakan secara berlebihan, penggunanya bisa tertidur terlalu lama dan tidak sadarkan diri.
Bahaya yang paling fatal adalah menyebabkan kematian.
6. Obat paten merupakan obat baru yang diproduksi dan dipasarkan oleh sebuah perusahaan
farmasi yang memiliki hak paten untuk membuat obat baru tersebut, yang ditemukan
berdasarkan serangkaian uji klinis yang dilakukan oleh perusahaan farmasi tersebut sesuai aturan
yang telah ditetapkan secara internasional.

Obat yang telah diberi hak paten tidak boleh diproduksi dan dipasarkan oleh perusahaan farmasi
lainnya tanpa seizing pemilik hak paten.

Di Indonesia, hak paten suatu obat adalah selama 20 tahun. Bila telah habis masa patennya,
maka hak paten tidak dapat diperpanjang dan obat sudah dapat diproduksi oleh perusahaan
farmasi lain, baik dalam bentuk obat generik berlogo maupun obat generik bermerek.

Di Indonesia, undang-undang yang mengatur tentang hak paten tercantum dalam UU no. 14
tahun 2001 pasal 8 tentang paten

7. Prinsip Pemberian Obat


1.Pasien yang Benar
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang
identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya. Jika pasien tidak sanggup
berespon secara verbal, respon non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental atau kesadaran, harus dicari
cara identifikasi yang lain seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.

2.Obat yang Benar


Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang kita asing
(baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generiknya atau kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien,
label pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama saat membaca permintaan
obat dan botolnya diambil dari rak obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh
dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat
harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama obat dan kerjanya.

3.Dosis yang Benar


Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus
berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan ke pasien.
Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik
ampul maupun tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
4.Cara/Rute
Pemberian yang Benar Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat
diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a.Oral, adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena ekonomis,
paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau
bukal) seperti tablet ISDN.
b.Parenteral, kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus,
jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset /
perinfus).
c.Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim,
spray, tetes mata.
d.Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan mencair
pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi
(dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian
obat perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral,
namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e.Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk
absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada
salurannya, misalnya salbotamol (ventolin), combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan
darurat misalnya terapi oksigen.

5.Waktu yang Benar


Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus diminum sebelum makan, untuk
memperoleh kadar yang diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu karena susu dapat mengikat
sebagian besar obat itu sebelum dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.

6.Dokumentasi yang Benar


Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu
diberikan. Bila pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat diminum, harus
dicatat

8. Peran obat:
1. Penetapan diagnosa
2. Untuk pencegahan penyakit
3. Menyembuhkan penyakit
4. Memulihkan(rehabilitasi)kesehatan
5. Mengubah fungsi normal tubuh untuk tujuan tertentu
6. Peningkatan kesehatan
7. Mengurangi rasa sakit
9. Penggolongan obat dimaksudkan untuk meningkatkan keamanan dan ketepatan penggunaan
obat serta pengamanan distribusi.

10. Penulisan resep dengan tangan menunjukkan kesalahan yang cukup

tinggi dibandingkan dengan yang menggunakan komputer

Kesalahan penulisan resep merupakan salah satu hal yang mengakibatkan

terjadinya kesalahan dalam pengobatan. Kesalahan pengobatan dapat

merusak kepercayaan pasien dalam sistem pelayanan kesehatan

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa peresepan yang salah,

informasi yang tidak lengkap tentang obat, baik yang diberikan dokter

maupun apoteker, serta cara penggunaan obat yang tidak benar dapat

mengakibatkan pasien mengalami kerugian

Kerugian yang dialami pasien akibat dari kesalahan dalam penulisan

resep yaitu kemungkinan timbulnya efek yang tidak diinginkan sehingga

pasien perlu perawatan lebih lama, biaya yang semakin besar dan bahkan

kematian

Anda mungkin juga menyukai