Berdasarkan penjelasan di atas, sebagai dokter pastinya menghadapi tantangan yang tidak
mudah dengan adanya pengobatan tradisional. Dokter harus bijak dan berwawasan luas dalam
menghadapi permasalahan ini. Tidak semua pengobatan tradisional salah, dan tidak semuanya
benar. Oleh karena itu, pastikan pengobatan tradisional apa yang sudah terbukti secara ilmiah
dapat diterapkan, baik dalam segi tindakan maupun bahan – bahan herbal.
Banyak pasien yang datang dengan kondisi cukup parah ke dokter karena sudah berobat
tradisional sebelumnya. Ini adalah tugas dokter untuk membangun kepercayaan kepada pasien
dan mengambil langkah prevensi serta edukasi. Tak sedikit masyarakat yang tidak tahu akan
bahayanya suatu penyakit dan menganggap sepele. Disinilah tugas dokter dalam edukasi pasien
harus diterapkan.
Kontroversi dari Obat Tradisional Berstandar
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah
digunakan untuk pengobatan dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di
masyarakat. Beberapa obat tradisional menyebabkan efek samping. Terutama jika dikonsumsi
terlalu berlebihan bias menyebabkan toksisitas. Efek samping biasanya ada nya kerusakan liver,
ginjal, atau alergi. Beberapa obat tradisional juga dapat berinteraksi dengan obat lainnya atau
makanan dan menyebabkan gangguan.
Jika seorang pasien mengkonsumsi obat tradisional, sebagai dokter tidak boleh
menyalahkannya, melainkan member informasi kepada pasien apa yang terbaik dilakukan
untuk kondisinya dan menjelaskan obat yang layak ia minum berdasarkan evidence-based-
medicine.
BPOM telah membagi obat tradisional menjadi 3 kategori : jamu, obat tradisional
berstandar, dan fitofarmaka. Dokter dapat meresepkan fitofarmaka. Karena telah melewati uji
ilmiah berdasarkan CPOTB ( Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik ). Fitofarmaka setara
dengan modern medicine.