Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI DI PUSKESMAS


DELITUA TAHUN 2020

Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Asuhan Kebidanan pada Bayi

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006

PEMBIMBING INSTITUSI
Betty Mangkuji, SST, M.Keb

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


JURUSAN KEBIDANAN POLTEKKES
KEMENKES MEDAN
2019/2020
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI


DI PUSKESMAS DELITUA

Oleh:
CHYNTIA HARYANA
NIM : P07524719006

Menyetujui,

No Nama Pembimbing Tanda Tangan


1 Herlina Tanjung S.Tr.Keb

(Pembimbing Lahan Praktik)


2 Betty Mangkuji, SST, M.Keb
NIP: 196609101994032001

(Pembimbing Institusi)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Ardiana Batubara, SST,M.Keb


NIP:196605231986012001

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
Rahmat-Nyalah yang selalu dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan
Proposal ini. Adapun judul laporsn pendahuluan ini adalah “Asuhan Kebidanan Pada
Bayi Di Puskesmas Delitua”. Di susun sebagai persyaratan tugas akhir semester
Profesi Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Kebidanan Medan.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dalam menyelesaikan
proposal ini. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes RI
Medan
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kemenkes RI Medan
3. Ardiana Batubara, SST, M.Keb selaku Ketua Prodi Jurusan Profesi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes RI Medan.
4. Betty Mangkuji, SST, M.Keb selaku pembimbing yang telah meluangkan waktu
dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan bersedia memberikan
masukkan, kritik, dan saran dalam menyelesaikan proposal ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu mencurahkan Rahmat dan Karunia-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis. Akhirnya penulis berharap
semoga proposal ini dapat bermanfaat.

Medan, Juni 2020

Penelit
Chyntia Haryana

ii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul
Halaman Pengesahan ………………………………… i
Kata Pengantar ………………………………… ii
Daftar Isi …………………………………. iii

BAB I: TINJAUAN TEORI


A. Definisi ……………………………… 1
B. Macam – Macam Imunisasi ………………………………. 1
C. Tujuan ………………………………… 2
D. Sasaran Imunisasi ………………………………… 2
E. Penanganan Masalah ………………………………… 6

BAB II: TINJAUAN TEORI


ASUHAN KEBIDANAN
A. Pengkajian ………………………………… 7
B. Diagnosa ………………………………… 8
C. Intervensi ………………………………… 8
D. Evaluasi ………………………………… 11

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iii
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi
Imunisasi adalah suatu usaha untuk memberikan kekebalan kepada tubuh
dengan kuman, virus, bakteri yang sudah dimatikan sehingga tubuh bias membentuk
antibody (Ranuh, I.G.N. 2001).

B. Macam - Macam Imunisasi


Berdasarkan proses dan mekanisme pertahanan tubuh, imunisasi dibagi menjadi
dua, yaitu :
1. Imunisasi Aktif :
Imunisasi aktif merupakan pemberian zat anti sebagai antigen yang diharapkan
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalam reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humolar serta
dihasilkan sell memory. Contoh-contoh vaksin yang dapat digunakan antara lain :
a. Live att enaughted vaccines (vaksin hidup yang dilemahkan) seperti vaksin
polio myelitis, campak rubella dan BCG.
b. Killed vaccines (vaksin mati) seperti vaksin pervusi dan inactivated
poliomyelitis.
c. Sub unit vaccines (vakin sub unit) seperti vaksin pneumococcus, hepatitis B
dan influenza.
d. Toxoid seperti vaksin diphtheria tetanus.
2. Imunisasi pasif
Imunisasi pasif merupakan pemberian zat (Imunoglobulin) yaitu suatu zat yang
dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal plasma manusia atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk
dalam tubuh yang terinfeksi (Umar, 2006).

1
C. Tujuan (Nanda, 2010)
Turunnya angka kesakitan, kecacatan dan kematian akibat peyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi.
1. Jenis-jenis penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi meliputi penyakit
menular tertentu antara lain :
TBC, difteri, pertisis, campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, meningitis,
meningokokus, influenza, haemophilis, influenza tipe B, kolera, Rables Japanese
enchiphalitis, tipus abdominalis, pneumonia, pneumokokus, yellow fiver,
varicella, parilitis, epidemika dan rotavirus.
2. Jenis-jenis penyakit mrnular yang saat kedalam program imunisasi adalah
tubercollosis, dipteri, pertusis, polio, campak, tetanus dan hepatitis B.

D. Sasaran Imunisasi
1. Sasaran berdasarkan usia yang di imunisasi
a. Imunisasi rutin
b. Bayi di bawah satu tahun
c. Wanita usia subur (WUS) ialah wanita yang berusia 15-36 tahun, temasuk ibu
hamil dan calon pengantin.
d. Anak usia sekolah tingkat dasar.
2. Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerine)
a. Pengertian
Imunisasi BCG adalah imunisasi untuk mencegah penyakit TBC (tubercollosis)
vaksin BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit TBC yang
disebabkan oleh kuman Nyobacterium tubercollosis dan Myobacterium bovis.
BCG diberikan 1 kali sebelum anak berusia 2 tahun. Vaksin ini mengandung
baktri bacillus calmette guerein hidup yang dilemahkan sebanyak 50.000 –
1.000.000 partikel/dosis. Imunisasi BCG dilakukan sekali pada bayi usia 0-11
bulan. (Supartini & Yupi, 2004).

2
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tubercollosis.
1) Cara pemberian dan dosis
- Sebelum disuntikan vaksin BCG harus dilakukan terlebih dahulu
dilarutkan dengan menggunakan alat-alat suntik steril dan menggunakan
cairan pelarut (Nacl 0,9%) sebanyak 4 cc dosis pemberian 0,05 ml
sebanyak 1 kali.
- Disuntika secara intracutan di daerah lengan kanan atas pada insersio
musculus dettoideus.
- Vaksin ini harus digunakan sebelum lewat 3 jam vaksin rusak bila terkena
sinar matahari langsung botol kemasan biasanya terbuat dari bahan yang
berwarna gelap untuk menghindari cahaya, cahaya/panas dapat merusak
faksin BCG di buat dalam vial dimana kemasannya yang 1 cc dan 2 cc
(Supartini & Yupi, 2004).
c. Kontra indikasi
1) Uji tuberculin >5 mm
2) Sedang menderita HIV
3) Gizi buruk
4) Demam tinggi
5) Infeksi kulit luar
6) Pernah menderita TBC
d. Efek samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi umum seperti demam setelah 1-2
minggu. Biasanya akan timbul indikasi kemerahan ditempat suntikan yang akan
berubah seperti pustule dan akan pecah menjadi luka dan hal ini tidak perlu
pengobatan dan akan sembuh spontan dalam 8-12 minggu dengan jaringan
parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar limfe di ketiak atau pada
leher ysng terasa padat dan tidak sakit, serta tidak menimbulkan demam. Reaksi

3
ini normal dan tidak memerlukan pengobatan dan akan hilang sendirinya
(Supartini & Yupi, 2004).
3. Vaksin Hepatitis B
a. Pengertian
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus recombinan yang yang telah
inaktivitaskan dan besifat noninfeksius berasal dari hBsay yang dihasilkan
dalam selragi (Hansenula) polymorpha menggunakan teknologi DNA
recombinan imunisasi hepatitis B perlu diberikan sedini munkin setelah lahir
dilanjutkan dengan vaksin combinasi DPT HB combo pada umur 2,3 dan 4
bulan. Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8 °C dan jangna sampai beku.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi disebabkan oleh virus
hepatitis B.
1) Cara pemberian dan dosis
Sebelum digunakan vaksin dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi
homogency. Vaksin disuntik dengan dosis 0,5 ml secara IM sebaiknya pada
anterolateral pada pemberian imunisasi hepatitis B sebanyak 3x.
Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari dan selanjutnya dengan interval
waktu minimal 4 minggu.
c. Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin dan penderita infeksi berat yang
disertai kejang.
d. Efek samping
Reaksi local seprti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan disekitar tempat
bekas penyuntikan. Reaksi sistemik seperti demam ringan, lesu dan perasaan
tidak enak pada saluran cerna reaksi yang terjadi akan hilang sendirinya setelah
2 hari (Supartini & Yupi, 2004).
4. Vaksin Polio
a. Pengertian

4
Imunisasi poli diberikan dengan tujuan untuk mencegah anak terjangkit
penyakit polio. Penyakit polio dapat menyebabkan anak menderita kelumpuhan
pada kedua kakinya dan otot-otot wajah. Vaksin oral polio hidup adalah vaksin
polio trivalent yang terdiri dari suspens virus poliomeilitis tipe 1,2 dan 3 (sitrain
sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan
distabilkan dengan suscrose. Kemasan sebanyak 1 cc/2 cc dalam flakan
dilengkapi dengan pipet untuk meneteskan vaksin. Penyimpanan vaksin dalam
suhu 2-8 °C stabil dalam waktu 6 minggu. Vaksin polio oral sangat mudah dan
cepat rusak bila terkena panas dibandingkan dengan vaksin lainnya.
b. Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomyelitis.
1) Cara pemberian dan dosis
Diberikan secara oral sebanyak 2 tetes dibawah lidah langsung dari botol tanpa
menyentuh mulut. Diberikan 4x dengan interval dalam waktu minimal 4
minggu. Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang
baru.
c. Kontra indikasi
Pada individu yang menderita imunedeficency tidak ada efek yang berbahaya
yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang sedang sakit. Namun, jika
ada keraguan misalnya sedang menderita diare/muntah, demam tinggi >38,5 °C
pasien yang mendapat imunosupresan.
d. Efek samping
Pada umumnya tidak ada efek samping. Tetapi ada hal yang perlu diperhatikan
setelah imunisasi polio yaitu setelah anak mendapatkan imunisasi polio maka
pada feses anak terdapat virus selama 6 minggu sejak pemberian imunisasi.
Karena itu, untuk mereka yang berhubungan dengan bayi yang baru saja di
imunisasi polio supaya menjaga kebersihan dengan mencuci tangan setelah
mengganti popok bayi (Supartini & Yupi, 2004).

5
E. Penanganan Masalah Pasca Imunisasi (Umar, 2006)
1. Jika timbul luka biasanya pasca imunisasi BCG, luka tidak perlu di obati.
Cukup di bersihkan/dikompres dengan air hangat atau larutan fisiologis Nacl
bila timbul nanah. Tetapi bila luka besar dan bengkak di ketiak anjurkan ke
puskesmas.
2. Pada imunisasi DPT, umumnya bayi menderita panas sore hari setelah
mendapatka imunisasi. Tetapi akan turun dalam 1-2 hari. Oleh karena itu bila
anak rewel dan panas berikan obat penurun panas dan kompres air hangat.
3. Sama halnya dengan campak, bila timbul panas rewel berikan obat penurun
panas dan kompres air hangat.

6
BAB II
TINJAUAN TEORI ASUHAN KEBIDANAN

A. Pengkajian (Nanda, 2010)


1. Identitas anak dan Orang tua
a. Nama
b. Alamat
c. Telepon
d. Tempat dan tanggal lahir
e. Ras kelompok entries
f. Jenis kelamin
g. Agama
h. Tanggal wawancara
i. Informasi
2. Keluhan utama
Apakah terdapat masalah kesehatan anak baik secara fisik maupun psikis yang
memerlukan perawatan karena akan berpengaruh terhadap kelangsungan
imunisasi yang akan dilakukan.
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah anak pernah mengalami sakit sebelumnya.
Apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang bersi$at menular dan
menurun.
4. Pengkajian fisik
a. Keadaan umum
b. Tingkah laku

7
c. BB dan TB
d. Pengkajian Head to toe.

5. Data focus
a. Subjekti :
- Orang tua mengungkapkan keinginan untuk meningkatkan perilaku
mencegah penyakit infeksi.
- Orang tua mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan pengetahuan
mengenai standar imunisasi
- Mengungkapkan kebingungan dan kekhawatiran ketika anak tiba-tiba
mengalami hipertermi, demam, rewel.
b. Objektif :
- Anak gelisah.
- Pernafasan cepat dan nadi meningkat
- Orang tua memperlihatkan perubahan psikologi (tampak bingung, cemas)

B. Diagnosa (Hidayat & Aziz, 2008)


Beberapa diagnosa keperawatan yang dapat timbul dari tindakan imunisasi pada
anak meliputi :
1. Defisiensi pengetahuan keluarga (ibu) mengenai jadwal imunisasi, jenis
imunisasi efek samping imunisasi berhubungan dengan kurang terpajannya
informasi.
2. Kesiapan meningkatkan status imunisasi.
3. Resiko hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi

C. Intervensi (Hidayat & Aziz, 2008)


1. Kesiagaan untuk meningkatkan status imunisasi Kontrol imun
Kriteria hasil :

8
a. Bebas reaksi alergi
b. Bebas respon imflamasi local
c. Bebas dari kejadian autoimun
d. Tidak ada auto antibody atau auto-antigen
e. Infeksi ulangan tidak terjadi
f. Tidak ada bengkak
g. Imunisasi sekarang
Intervensi
a. Menyatakan resiko penyakit tanpa imunisasi
b. Mendeskripsikan resiko yang berhubungan dengan imunisasi khusus
c. Mendeskripsikan kontraindikasi imunisasi khusus
d. Tanyakan kartu vaksin setiap berkunjung
e. Konfirmasi jadwal imunisasi selanjutnya Pemberian imunisasi/vaksin
f. Mengajarkan orang tua daftar imunisasi yang direkomendasikan, cara imunisasi
diberikan, alasan, keuntungan, reaksi berlawanan, dan efek samping
g. Sediakan informasi imunisasi dalam bentuk tertulis
h. Sediakan teknik pemberian yang tepat
i. Identifikasi rekomendasi terbaru tentang imunisasi
j. Memantau pasien selama periode khusus setelah pemberian obat
k. Menahan anak selama imunisasi
l. Jadwal imunisasi sesuai dengan interval waktu Persiapan vaksin
2. Anxietas
a. Kriteria hasil:
b. Menahan diri dari luapan
c. Menahan diri dari tempat personal orang lain
d. Menahan diri dari membahayakan orang lain
e. Menahan diri dari merusak property
f. Mampu mengkomunikasi perasaan yang tepat Pengurangan kecemasan
g. Berbicara dengan tenang

9
Intervensi
a. Memantau intensitas kecemasan
b. Membuang penyebab cemas
c. Menurunkan rangsangan lingkungan ketika cemas
d. Merencanakan strategi koping pada situasi yang menekan
mempertahankan hubungan social
e. Identifikasi dukungan social
f. Jelaskan keadaan harapan untuk sikap pasien
g. Jelaskan semua prosedur termasuk sensasi seperti pengalaman pada prosedur
h. Sediakan informaasi nyata tentang diagnosis, perlakuan dan prognosis
i. Tinggal bersama pasien untuk memperkenalkan keselamatan dan mengurangi
rasa takut
j. Pegang dan nyamankan bayi atau anak
k. Menguncang bayi jika perlu
l. Bicara lembut atau bernyanyi pada bayi atau anak
m. Pertahankan kontak mata
n. Duduk dan bicara dengan pasien
o. Tawarkan minuman hangat atau susu
p. Demonstrasikan sikap menerima
q. Dengarkan kecemasan pasien
r. Pegang pasien untuk mengurangi kecemasan
s. Tawarkan atau hubungi orang lain yang bisa mendukung
t. Ikutsertakan keluarga dalam perencanaan, penyediaan, evaluasi, dan perawatan
u. Pantau fungsi koognitif menggunakan standar alat pengkajian
v. Sediakan cahaya yang cukup tapi tidak menyilaukan
w. Perkenalkan diri pada inisiasi kontak
Intervensi Saat akan melakukan penyuntikan vaksin
a. Komunikasi teraupeutik dengan orang tua atau keluarga.
b. Informasi tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tidak di imunisasi

10
c. Periksa kembali persiapan untuk  imunisasi untuk mengantisipasi hal- hal yg
tidak diinginkan.
d. Baca dengan teliti informasi tentang produk.
e. Tinjau kembali apakah ada indikasi kontra terhadap vaksin yang akan diberikan.
f. Periksa jenis vaksin dan yakinkan kalau vaksin disimpan dengan baik
g. Periksa vaksin yang akan diberikan, apakah ada tanda- tanda perubahan pada
vaksin tersebut, periksa tanggal kadaluawarsa, dan catat hal- hal istimewa, seperti
ada perubahan warna.
h. Yakinkan bahwa vaksin yang akan diberikan sesuai jadwal, dan tawarkan
tawarkan vaksin lain untuk mengejar imunisasi yang tertinggal.
i. Berikan vaksin dengan tehnik yang benar.
Setelah selesai pemberian vaksin :
1. Memberitahu ulang tentang efek samping vaksin dan resiko apabila tidak
imunisasi.
2. Dokumentasikan kestatus klien
3. Periksa status imunisasi anggota keluarga lainnya.
4. Laporan imunisasi secara rinci harus dilaporkan ke Puskesmas induk Dinas
kesehatan
5. Penyuluhan tentang imunisasi
6. Berikan petunjuk, sebaiknya tertulus kepada orang tua, keluarga  atau pengasuh
apa yg harus dikerjakan dalam kejadian biasa atau kejadian yang lebih berat,
misalnya pemberian parasetamol bila anak demam.

D. Evaluasi
Bayi atau balita sudah dilakukan imunisasi sesuai dengan jadwal pemberian
imunisasi. Keadaan umum bayi baik dan sehat. Tidak terdapat bengkak. Ingatkan ibu
akan jadwal imunisasi selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A.Aziz Alimul. 2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak Untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika

Modul Pelatihan Tenaga Pelaksanaan Imunisasi Puskesmas, Kerja sama Dirjen PP


dan
DL serta Pusdiklat SDM Kesehatan Depkes RI Tahun 2009.

Nanda Internasional. 2010. Diagnosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2009-


2011. Jakarta : EGC

Pedomam Teknis Vaksin dan Cold Chain. Direktorat Jenderal PPNI dan PI
Departemen Kesehatan RI Tahun 2012.

Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.


Jakarta 2011.

Ranuh, I.G.N. 2001. Buku imunisasi di Indonesia Edisi Pertama. Jakarta : Satgas
Imunisasi IDAI.

Supartini, Yupi. 2004. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta. EGC.

Umar. 2006. Imunisasi Mengapa Perlu ?. Jakarta : EGC

12

Anda mungkin juga menyukai