Tugas membuat jurnal diajukan untuk memenuhi salah satu tugas ujian akhir semester
dari mata kuliah Manajemen Keuangan
Dosen :
Oleh :
Ilham Pratama
20090319063
I. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana penyelenggara pelayanan kesehatan untuk
perorangan dengan bentuk pelayanan rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat.
Pada masa dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan rumah sakit semakin kearah
fungsi ekonomi dengan mengacu pada keuntungan hal tersebut mengakibatkan
ketertarikan masyarakat umum lebih tertarik mendapatkan pelayanan kesehatan
khususnya rawat inap yang lebih privat.
Disisi lain mutu pelayanan dapat dinilai dengan beberapa indikator yaitu;
1) BOR (Bed Occupancy Rate) atau angka penggunaan tempat tidur yang idealnya
adalah 60-85%,
2) TOI (Turn Over Interval) istilah tersebut digunakan untuk tenggang perputaran
tempat tidur yang idealnya dalam rentang 1-3 hari,
3) LOS (Length Of Stay) istilah yang digunakan untuk menyebut lama rawat pasien
nilai standartnya adalah 6-9 hari,
4) NDR (Net Death Rate) adalah angka kematian dalam 48 jam untuk 1000 pasien
yang keluar,
5) BTO (Bed Turn Over) merupakan angka perputaran tempat tidur dalam satu tahun
yang idealnya dalam satu tempat tidur dipakai dalam satu tahun yaitu 40-50 kali
(Kementrian Kesehatan RI, 2009).
Rumah Sakit ABC adalah Rumah Sakit tipe C yang berada dikawasan
Bandung. Dengan spesialisasi dan layanan unggulan adalah dibidang Obstetric dan
Gynecology. Total jumlah tempat tidur untuk rawat inap yang dimiliki adalah 30
tempat tidur. Dengan komposisinya adalah 15 tempat tidur kelas 3, 6 tempat tidur
kelas 2 dan 4 tidur kelas 1. Adapun rawat inap kelas 1 terdiri 1 tempat tidur setiap 1
ruangan yang memiliki sarana sebagai berikut:
1 tempat tidur bed elektrik.
1 set sofa bed.
Televisi LCD 21 Inchi
Kamar Mandi dengan Water Heater
Pada tahun 2019, didapat informasi bahwa rata indikator pelayanan rawat inap
kelas 1 adalah BOR sebesar 60%, TOI sebesar 2 dan LOS sebesar 4 hari.
Selain itu, Rumah Sakit ABC memiliki layanan rawat Japan berupa Klinik Umum,
Klinik Spesialis Anak, Spesialis Obgyn, Spesialis Bedah, Spesialis Penyakit Dalam
dan Klinik Gigi. Rumah Sakit ABC juga memiliki Instalasi Gawat Darurat, Instalasi
Bedah Umum, Instalasi Farmasi, Laboratorium, Radiologi, USG 3D dan 4D serta
Ambulance.
Dari aspek kinerja layanan, disebutkan bahwa tarif kamar rawat inap kelas I
adalah sebesar Rp 850.000.- per hari. Adapun total pasien rawat inap secara
prosentase disebutkan bahwa 40% berasal dari Klinik Obgyn yang melakukan
persalinan Caesar dan Normal, 30% berasal dari Klinik Anak, 20% berasal dari
Klinik Penyakit Dalam dan 10% sisanya berasal dari Klinik Anak.
Dalam aspek keuangan, bahwa 95% pasien rawat inap akan menebus resepnya di
Instalasi Farmasi dan 90% pasien rawat inap akan melakukan pemeriksaan
Laboratorium Rumah Sakit ABC.
Pada tahun 2020, management Rumah Sakit ABC akan melakukan perhitungan
terhadap estimasi arus kas dari unit rawat inap kelas 1 dengan target rata indikator
BOR sebesar 60%, TOI sebesar 2 dan LOS sebesar 4 hari selama setahun serta
kenaikan yarif rawat inap sebesar Rp 1.000.000.- per hari.
II. Kajian Pustaka
2.1. Arus Kas
Ikatan Akuntansi Indonesia1 menyatakan bahwa arus kas adalah laporan yang
memberi informasi mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan
yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun
pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.2 Adapun pengertian lain dari
arus kas adalah situasi keuangan yang menggambarkan perubahan posisi kas dalam
satu periode akuntansi. Dalam laporan arus kas perubahan posisi kas akan dilihat dari
tiga sisi, yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.3
Informasi mengenai kas yang tersedia dari berbagai sumber untuk membayar
hutang, dividen, investasi oleh entitas, dan menunjang pertumbuhan di yang akan
datang adalah penting bagi para pengambil keputusan, yaitu investor dan kreditor.
Kepentingan tertentu merupakan jumlah kas yang dihasilkan perusahaan dari kegiatan
operasional, yang akhirnya harus digunakan untuk membayar hutang perusahaan,
pembagian dividen dan menunjang pertumbuhan. Arus kas juga menyediakan
informasi yang berguna tentang pola pinjaman perusahaan, pembayaran kembali,
investasi baru oleh pemilik dan dividen.
Kinerja Rumah Sakit dalam aspek keuangan terutama ditelusuri melalui
serangkaian rasio keuangan yang terlihat di arus kasnya. Elemen-elemen penting di
arus kas yang membentuk substansi kesejahteraan finansial Rumah Sakit sebagai unit
bisnis. Sejumlah rasio keuangan ditinjau secara kritis dapat dijadikan sebagai sarana
manajemen keuangan untuk pengelolaan yang efektif. Selanjutnya adalah perlu untuk
memperbaiki pengelolaan arus kas yang dikenakan pada sistem layanan kepada
pasien Rumah Sakit. Kinerja keuangan sangat ditentukan oleh pengembalian modal
(profitabilitas) sehubungan dengan resiko yang muncul dalam operasional. Kedua
faktor menentukan nilai yang dibuat, yang pada gilirannya mempengaruhi jumlah
pembiayaan yang tercatat di arus kas.4
2.2. Tujuan Arus Kas
Tujuan arus kas dirancang untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:5
1. Memprediksi arus kas masa depan. Sumber dan penggunaan kas perusahaan belum
tentu berubah dari tahun ke tahun, sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat
diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran
kas di masa mendatang.
2. Sebagai Alat evaluasi pengambilan keputusan manajemen. Manajer atau Dirktur
selalu berusaha mengambil keputusan terbaik yang diharapkan dapat membantu
perusahaan mempertahankan kelangsungan operasinya, kemampuan bersaing dan
terus tumbuh. Sebagian besar faktor keberhasilan perusahaan dari keputusan
manajerial khususnya top level yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan
keputusan strategi di samping faktor lain. Arus kas akan menggambarkan kegiatan
investasi dan operasi perusahaan sehingga memberikan informasi kepada investor
dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan dari manajemen.
3. Memprediksi kemampuan untuk membayar utang dan dividen. Jika sebuah
perusahaan berhutang, maka pemberi pinjaman ingin mengetahui apakah mereka
dapat menagih pinjamannya. Selain itu para pemegang saham juga menginginkan
dividen atas investasinya. Arus kas akan membantu dalam membuat prediksi tersebut.
III. Pembahasan
3.1. Proyeksi Pendapatan
Pendapatan dirawat inap kelas 1, pada tahun 2019 seperi telah disebutkan
diatas, tarif kamar rawat inap kelas I adalah sebesar Rp 850.000.- per hari, BOR
sebesar 60% dan LOS sebesar 4 hari. Maka jika dihitung dalam arus kas, pada tahun
2019 pendapatan dari rawat inap kelas 1 dengan informasi sebagai berikut :
a. Jumlah hari rawat kelas 1 sebesar 876 hari yaitu Total Tempat Tidur x BOR x
365 hari dibagi 100%.
b. Jumlah pasien dalam setahun adalah sebanyak 219 pasien yang didapat dari
Jumlah hari rawat dibagi LOS.
c. Untuk pendapatan rawat inap kelas 1 adalah sebesar Rp 186,150,000 didapat
dari tarif rawat inap kelas 1 dikali Jumlah pasien.
d. Diproyeksikan bahwa pada tahun 2020 nilai BOR, LOS dan jumlah tempat
tidur adalah sama. Maka total pendapatan rawat inap kelas 1 adalah sebesar
Rp 219,000,000.
Pengeluaran
Biaya Gaji 260,000,000
Biaya Umum 120,000,000
Total Pengeluaran 380,000,000 B
Depresiasi 83,333,333
Total Depresiasi 83,333,333 C
Laba (Rugi) Sebelum (244,333,333) D=(A-B)-C
Pajak
Pajak 0 E
Dari perhitungan diatas bahwa terlihat unit rawat inap mengalami kerugian.
Hal ini mungkin terjadi karena disebabkan beberapa hal:
1. Nilai kinerja kunjungan yangasih terlalu rendah. Oleh karena itu perlu
dilakukan peningkatan kinerja layanan.
2. Tarif yang masih terlalu rendah. Sehingga perlu pengkajian lebih lanjut dalam
penetapan tarif.
3. Secara bisnis bisa saja terjadi kerugian pada rawat inap. Namun perlu dilihat
juga dampak pemanfaatan layanan lain yang menjadi pendapatan seperti
misalnya pemeriksaan Laboratorium, Radiologi, Instalasi Farmasi dan
sebagainya.
IV. Kesimpulan
Pada masa dewasa ini perkembangan dan pertumbuhan rumah sakit semakin
kearah fungsi ekonomi dengan mengacu pada keuntungan hal tersebut mengakibatkan
ketertarikan masyarakat umum lebih tertarik mendapatkan pelayanan kesehatan
khususnya rawat inap yang lebih privat. Rumah Sakit ABC adalah Rumah Sakit tipe
C yang berada dikawasan Bandung. Pada tahun 2019, didapat informasi bahwa rata
indikator pelayanan rawat inap kelas 1 adalah BOR sebesar 60%, TOI sebesar 2 dan
LOS sebesar 4 hari. Pada tahun 2020, management Rumah Sakit ABC akan
melakukan perhitungan terhadap estimasi arus kas dari unit rawat inap kelas 1 dengan
target rata-rata indikator BOR sebesar 60%, TOI sebesar 2 dan LOS sebesar 4 hari
selama setahun serta kenaikan tarif rawat inap sebesar Rp 1.000.000.- per hari.
Kinerja Rumah Sakit dalam aspek keuangan terutama ditelusuri melalui
serangkaian rasio keuangan yang terlihat di arus kasnya. Elemen-elemen penting di
arus kas yang membentuk substansi kesejahteraan finansial Rumah Sakit sebagai unit
bisnis. Sumber pendapatan dan pengeluaran kas dapat dikelompokkan sebagai bentuk
aktivitas layanan, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Dari perhitungan diatas bahwa terlihat unit rawat inap mengalami kerugian.
Hal ini mungkin terjadi karena disebabkan beberapa hal yaiti nilai kinerja kunjungan
yang masih rendah, tarif yang masih terlalu rendah. Dan bisa saja terjadi kerugian
pada rawat inap. Namun perlu dilihat juga dampak pemanfaatan layanan lain yang
menjadi pendapatan seperti misalnya pemeriksaan Laboratorium, Radiologi, Instalasi
Farmasi dan sebagainya.
Daftar Pustaka