2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
ABSTRAK
ABSTRAC
The rational drug use is part of the healthcare system. WHO as the world's
largest health organization has developed rational drug use indicators. Hospital
is one health service facility that plays a role in improving health effort for
society. The purpose of this study was to identify the appropriateness of drug use
in patients based on indicators established by WHO. The study was conducted
23
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
PENDAHULUAN
Pengobatan merupakan hal mengikuti kaidah tersebut merupakan
penting dalam mencegah dan mengobati pengobatan tidak rasional (Depkes,
penyakit untuk meningkatkan kualitas 2000). Menurut WHO pengkajian pola
kesehatan. Kualitas dan efektivitas suatu penggunaan obat dengan indikator
pengobatan dapat dilihat dari rasionalitas penggunaan obat semakin penting untuk
peresepan obat (Priyadi dan Destiani, meningkatkan rasionalitas penggunaan
2013). Penggunaan obat merupakan obat di negara berkembang (WHO, 1985
tahap yang penting dan menjadi orientasi cit. Desalegn, 2013). Pada tahun 1993
utama dalam pelayanan kefarmasian indikator penggunaan WHO ditetapkan
terutama pada sisi rasionalitasnya. sebagai metode dasar untuk menilai
Penilaian terhadap gambaran penggunaan obat pada unit rawat jalan di
penggunaan obat merupakan salah satu fasilitas kesehatan. Indikator
cara untuk mengetahui rasionalitas penggunaan obat dapat digunakan untuk
(Sudarmono dkk, 2011). WHO mengukur data, baik yang diambil secara
mendefinisakan pengobatan yang retrospektif maupun data prospektif pada
rasional adalah pemberian obat yang pelayanan kesehatan (WHO, 1993).
sesuai dengan kebutuhan klinik pasien, Sebelum menilai penggunaan obat
dosis yang sesuai dan periode waktu secara rasional, maka perlu dilakukan
tertentu, serta dengan biaya serendah suatu metode untuk menggambarkan dan
mungkin baik bagi pasien maupun mengetahui kondisinya. Sehubungan
komunitasnya. Pengobatan yang tidak dengan hal itu maka digunakan metode
24
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
25
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
26
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
27
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
28
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
pasien rawat jalan di RSUD Sukoharjo dengan nama generik 52,83% dan
yaitu 0%. Penelitian serupa dilakukan kesesuaian peresepan dengan
oleh (Desalegn, 2013) yaitu sebesar formularium rumah sakit 92,47%
38,1%, jika dibandingkan dengan RSUD
Sukoharjo maka penggunaan injeksi di DAFTAR PUSTAKA
RSUD Sukoharjo lebih terkontrol.
Depkes, 2000, Informatorium Obat
Pada dasarnya sediaan injeksi Nasional Indonesia (IONI),
memang tidak diresepkan untuk pasien Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
rawat jalan kecuali dengan kondisi Depkes, 2010, Peraturan Menteri
tertentu, selain resiko efek samping Kesehatan No.
HK.02.02/Menkes/068/I/2010
penggunaan obat injeksi lebih besar bila tentang Kewajiban Menggunakan
dibandingkan dengan penggunaan obat Obat Generik di Fasilitas
Pelayanan Kesehatan Pemerintah,
secara oral. Pada kondisi sediaan injeksi Departemen Kesehatan RI, Jakarta
kering yang harus dicampur dengan aqua
Desalegn, A.S., 2013, Assessment Of
pro injeksi, maka harus segera diberikan Drug Use Pattern Using WHO
pada pasien karena apabila disimpan Prescribing Indikators at Hawasssa
University Teaching and Referral
dalam kurun waktu tertentu dapat Hospital, South Ethiophia: A
mengurangi potensi dari sediaan injeksi Cross-Sectional Study, Research
Article, Biomed Central 13:170
tersebut khususnya antibiotik
Dwiprahasto, I., 2006, Peningkatan
(Sulistyaningsih, 2007).
Mutu Penggunaan Obat Di
Puskesmas Melalui Pelatihan
Berjenjang Pada Dokter Dan
KESIMPULAN
Perawat, Jurnal Manajemen
Indikator penggunaan obat pada Pelayanan Kesehatan, Vol. 09, No.
2, 94-100
pasien umum rawat jalan di RSUD
Sukoharjo yang sudah sesuai indikator Fakhriadi, A.,Marchaban, Pudjaningsih,
D., 2011, Analisis Pengelolaan
peresepan WHO 1993 adalah persentase Obat Di Instalasi Farmasi Rumah
peresepan obat antibiotik 18,08% dan Sakit PKU Muhammadiyah
Temanggung Tahun 2006, 2007
persentase peresepan injeksi 0%, dan 2008, Jurnal Manajemen dan
sedangkan yang belum sesuai dengan Pelayanan Farmasi Vol 1 No 2
indikator peresepan WHO 1993 adalah Priyadi, A., dan Destiani, D. P., 2013,
rata-rata jumlah item obat per lembar Monitoring Pola Peresepan Obat
Pasien Usia 0–2 Tahun
resep 2,46 persentase peresepan obat Menggunakan Indikator WHO,
29
ISSN- Cetak. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
30