Maulinda (P2.06.20.2.18.061)
3B Keperawatan
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah mata kuliah Keperawatan
Gerontik yang selesai tepat pada waktunya.
Makalah ini berisikan tentang Konsep Dasar Keperawatan Lansia. Makalah ini dibuat
agar pembaca dapat memperluas pengetahuan tentang Keperawatan Gerontik khususnya pada
konsep dasar dari keperawtan lansia.
Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen bidang studi Keperawatan Gerontik,
Ibu Ati Siti Rochayati, SKM. M.Kes. yang telah membimbing saya sehingga saya dapat
membuat makalah tentang Konsep Dasar Keperawatan Lansia kali ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran dari dosen dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu saya harapkan demi
lebih baiknya makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan
semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3. Tujuan
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat mengerti,
memahami dan mengaplikasikan konsep dasar keperawatan lanjut usia yang terdiri dari
pengertian, focus, tujuan dari keperawatan lansia dan landasan penanganan, alasan
timbulnya perhatian, dan juga pelayanan – pelayanan terhadap lanjut usia.
1.
2
BAB II
KEPERAWATAN LANJUT USIA
3
dengan jarak 6 jam, jumlah porsi makanan tidak terlalu banyak mengandung
karbohidrat (nasi, jagung, ubi) dan mengatur aktifitas dan istirahat, misalnya
tidur selama 6-8 jam/24 jam.
c. Mengoptimalkan fungsi mental.
Upaya yang dilakukan dengan bimbingan rohani, diberikan ceramah
agama, sholat berjamaah, senam GLO (Gerak Latih Otak) (GLO) dan
melakukan terapi aktivitas kelompok, misalnya mendengarkan musik bersama
lansia lain dan menebak judul lagunya.
d. Mengatasi gangguan kesehatan yang umum.
Melakukan upaya kerjasama dengan tim medis untuk pengobatan pada
penyakit yang diderita lansia, terutama lansia yang memiliki resiko tinggi terhadap
penyakit, misalnya pada saat kegiatan Posyandu Lansia. (Kholifah, 2016: 63-64)
4
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 Tentang Dana Pensiun, Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan, Ketetapan MPR Nomor II/MPR/1993
Tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara,Undang-UndangNomor 13 Tahun 1998
Tentang Kesejahteraan Lansia, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang
Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia, Keputusan Presiden Nomor 52
Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lansia, dan Keputusan Presiden Nomor 93/M
Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional Lanjut Usia. Pelayanan kesehatan
yang baik pada lansia bertujuan memperpanjang usia harapan hidup dan masa produktif,
terwujudnya kemandirian dan kesejahteraannya, terpeliharanya system nilai budaya dan
kekerabatan bangsa Indonesia serta lebih mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha
Esa. (Kholifah, 2016)
5
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia yang diselenggarakan melalui
program Puskesmas dengan melibatkan peran serta para lansia, keluarga, tokoh
masyarakat dan organisasi social yang menitik beratkan pada pelayanan promotif
dan preventif tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
Posyandu lansia memiliki sasaran langsung dan tidak langsung. Sasaran
langsung diantaranya kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), kelompok usia lanjut
(60 tahun keatas), kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun keatas) dan
sasara tidak langsung diantaranya keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi
sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut dan masyarakat luas.
Menurut Matra (1996), posyandu lansia memiliki tujuan umum yaitu
meningkatkan derajat kesehatan lansia untuk mencapai masa tua yang bahagia dan
berdaya guna dalam kehidupan keluarga dan masyarakat, dan tujuan khusus adalah
sebagai berikut:
- Meningkatkan kesadaran lansia untuk membina sendiri kesehatannya.
- Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat dalam mengatasi
masalah kesehatan lansia secara optimal.
- Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia.
- Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia.
6
e. Melakukan pelayanan kesehatan secara proaktif untuk dapat menjangkau
sebanyak mungkin sasaran lansia di wilayahnya.
f. Melakukan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan atas kemitraan
dalam rangka untuk pembinaan dan meningkatkan kualitas hidup lansia.
3. Panti Werdha
Panti Werdha merupakan unit pelaksana teknis di bidang pembinaan
kesejahteraan social lansia yang memberikan pelayanan kesejahteraan social bagi
lansia berupa pemberian penampungan, jaminan hidup seperti pakaian,
pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu luang termasuk rekreasi, bimbingan
sosial mental serta agama sehingga mereka dapat menkmati hari tua diliputi
ketentraman lahir dan batin.
Berdasarkan tempatnya pelayanan pada lanjut usia dibagi menjadi 3,
diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Di Rumah Sakit/Sarana Pelayanan Kesehatan
- Lansia dengan gangguan fisik dan mental yang memerlukan bantuan
tenaga profesional.
- Ketenagaan: tenaga keperawatan dengan dukungan tenaga kesehatan/sosial
lain dan keluarga.
- Intervensi: bentuk pelayanan atau bantuan berupa keperawatan
langsung/teknis keperawatan, terapi medik, konsultasi, nutrisi, fisioterapi,
dan lain-lain. Asuhan keperawatan sesuai tingkat ketergantungan pasien
dengan pendekatan proses keperawatan, diikuti dengan catatan
perkembangan keperawatan dengan SOAP.
b. Di Rumah
- Lansia dengan keterbatasan fisik dan mental yang memerlukan bantuan di
rumah.
- Ketenagaan: tenaga keperawatan dengan dukungan tenaga kesehatan/sosial
lain dan keluarga dengan bimbingan dan pemantauan tenaga keperawatan.
- Intervensi: bentuk pelayanan atau bantuan berupa keperawatan
langsung/teknis keperawatan, konsultasi, nutrisi, fisioterapi, dan bantuan
kegiatan rumah tangga. Asuhan keperawatan dengan pendekatan proses
7
keperawatan, diikuti dengan catatan perkembangan keperawatan dengan
SOAP.
Pelayanan ini memerlukan kerja sama antara tim kesehatan dengan keluarga:
keperawatan oleh keluarga/tenaga sukarela dengan bimbingan atau pemantauan
tenaga keperawatan, berbagai program perlu disiapkan untuk mendukung keluarga
dalam merawat lansia di rumah (konsultasi, pelatihan career group). (Kholifah,
2016: 34-52)
8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Keperawatan
lansia atau lanjut usia dapat disebut juga dengan keperawatan gerontik. Fokus
keperawatan lansia bertuju pada peningkatan dan pengomtimalan kesehatan serta
pencegahan dan penanganan masalah/gangguan pada lansia. Keperawatan lansia sendiri
berlandaskan pada pemeliharaan dan mengatasi masalah-masalah lansia sehingga lansia
memiliki alasan untuk mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah maupun orang
sekitar. Pelayanan terhadap lansia sendiri yaitu ada posyandu lansia, puskesmas santun
lansia, dan panti werdha.
3.2. Saran
Makalah ini dapat dibaca oleh mahasiswa dan dapat mendukung mahasiswa
terutama mahasiswa keperawatan untuk mempelajari tentang konsep dasar keperawatan
lanjut usia atau bisa juga disebut keperawatan gerontik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Kholifah, Siti Nur. 2016. Modul Bahan Cetak Keperawatan: Keperawatan Gerontik. Jakarta:
Kemenkes RI.
Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Oktafiani, Fransiska. 2017. Konsep Keperawatan Gerontik. https://slideshare.net/FransiskaO
ktafiani/landasan-hukum-penanganan-lanjut-usia. (Diambil pada 19 Agustus 2020)
10