Anda di halaman 1dari 18

KEBIDANAN KOMUNITAS DIKEPULAUAN

“ASUHAN BIDAN KELUARGA DENGAN KELUHAN KEPUTIHAN”

DISUSUN OLEH :

SUZITA PUTRI HAKIKI (PO7224218 1857)

DOSEN PENGAMPU :

KARTIKA SRI DEWI B,SST.,M.Kes

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES TANJUNGPINANG

PRODI DIII KEBIDANAN

TAHUN 2020

1
KATA  PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah, yang berjudul “Asuhan bidan keluarga
dengan keluhan keputihan” Penyusunan makalah ini salah satu tugas mata kuliah Kebidanan
Komunitas Di Kepulauan. Kami berharap dapat menambah wawasan dan pengetahuan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun  dari
pembaca demi perbaikan makalah ini.

Tanjungpinang,16 Agustus 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1

1.2 Tujuan ...........................................................................................................2

1.3 Manfaat .........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2. 1 Pengertian keputihan .................................................................................3

2. 2 Gejala dan tanda keputihan........................................................................3

2. 3 Penyebab keputihan...................................................................................4

2. 4 Pencegahan dan penanganan .....................................................................5

BAB III TINJAUN KASUS ....................................................................................7

BAB IV KESIMPULAN
4. 1 Kesimpulan .................................................................................................14
4. 2 Saran ...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kelahiran di indoensia masih menjadi masalah utama
dalam kependudukan di indonesia. Program KB memiliki peranan dalam
menurunkan resiko kematian ibu melalui pencegahan hamil,penundaan usia
kehamilan,serta menjarangkan kehamilan dengan sasaran utama ada pasangan usia
subur (PUS). Salah satu alat kontrasepsi kb yang di gunakan yaitu jenis AKDR atau
IUD. pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat terjadi beberapa efek samping,
kegagalan, ataupun komplikasi. Efek samping alat kontrasepsi IUD adalah
keputihan , yaitu keputihan merupakan cairan yang keluar dari vagina (Manuaba,
2009). Keputihan merupakan penyakit yang menyerang wanita dan hampir mengenai
semua umur. Lebih dari 75 % wanita di Indonesia mengalami keputihan apabila
keputihan tidak segera mendapat penanganan yang tepat dan berlangsung lama maka
akan menjadi infeksi vagina seperti : vulvitis (peradangan pada vulva), vaginitis
(peradangan pada vagina), dan bahkan bisa menjadi vulvovaginitis yaitu peradangan
yang terjadi pada vulva dan vagina. Keputihan disebabkan oleh beberapa faktor
salah satunya adalah karena reaksi organ genetalia terhadap benda asing sehinggga
meningkatkan produksi lendir serviks, posisi IUD yang tidak tepat serta adanya
gesekan IUD. Proses peradangan karena alat kontrasepsi IUD menyebabkan produksi
cairan pada uterus meningkat. Dan Jika akseptor IUD tidak menjaga kebersihan alat
kelaminnya, bisa dimungkinkan bakteri patogen masuk. Keputihan bagi wanita terasa
sangat mengganggu baik dalam kehidupannya sehari – hari maupun dalam hubungan
seksual. Rasa tidak nyaman, ketidak tentraman bekerja, rasa rendah diri, cemas akan
kemungkinan yang berbahaya (Cahyani, 2012).

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah mengenai apa itu
keputihan,penyebab,gejala serta penanganan keputihan.

1
1.3 Tujuan
- Tujuan Umum
Setelah pembelajaran klinik kebidanan mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata
dalam melaksanakan Asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi pada Ny. Ira
dengan keluhan keputihan dengan menggunakan soap.
- Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian data sampai evaluasi pada gangguan reproduksi
pada Ny. Ira dengan keputihan dengan menggunakan soap.
b. Dapat menganalisa kesenjangan antara teori dengan praktek
c. Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah bila ditemukan kesenjangan
antara teori dengan praktek
d. Dapat mendokumentasikan hasil Asuhan dengan menggunakan soap

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian keputihan


Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan
yang disebabkan infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di
sekitar bibir vagina bagian luar. Jika di biarkan dan tidak ditangani sedini mungkin
infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil (Nenk,2009).
Keputihan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu keputihan yang
normal dan keputihan yang abnormal. Keputihan normal dapat terjadi pada masa
menjelang dan sesudah menstruasi, pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16
menstruasi dan juga melalui rangsangan seksual. sedangkan keputihan abnormal dapat
terjadi pada semua infeksi alat kelamin (infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut
rahim, dan jaringan penyangga juga penyakit karena hubungan kelamin)
(Manuaba,2009).

2.2 Gejala dan tanda keputihan


Pada keputihan normal gejala dan tandanya sebagian besar berkaitan
dengan siklus menstruasi. Biasanya berupa cairan lengket berwarna putih kekuningan
atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer ataupun kental dan
biasanya pada keputihan yang normal tidak disertai gatal serta akan menghilang
dengan sendirinya.
Sedangkan pada keputihan abnormal gejala dan tandanya biasanya bisa bervariasi
dalam warna, berbau dan disertai keluhan seperti gatal, nyeri atau rasa terbakar
disekitar vagina. Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada
saluran kencing (Sallika,2010).
Keputihan juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan
tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim, walaupun
ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi atau alat kelamin luar (Nenk,2009).

3
2.3 Penyebab keputihan

Gangguan yang dapat menimbulkan masalah yaitu:


1. Candidosis
adalah penyebab paling umum pada gatal-gatal pada vagina. Jamur menyerang sel pada
saluran vagina dan sel-sel kulit vulva. Pada beberapa wanita, jamur masuk ke lapisan sel
yang lebih dalam dan beristirahat di sana sampai diaktifkan kembali karena satu alasan.
Sel-sel yang terinfeksi yidak terlalu parah gugur ke dalam vagina sehingga
menyebabkan keputihan. Candida masuk ke vagina dari infeksi jamur pada jalur khusus
tetapi mungkin menyebar oleh hubungan seks kelamin. Candida tumbuh lebih cepat jika
lingkungan mengandung glukosa dan lebih umum terjadi dalam kehamilan atau pada
wanita penderita diabetes. Namun tidak tertutup kemungkinan dapat terjadi pada wanita
lain (Llewellyn,2005).

2.Trichomoniasis
Cairannya banyak, kental, berbuih seperti sabun, bau, gatal, vulva kemerahan, nyeri bila
ditekan atau perih saat buang air kecil (Nenk,2009).
 Infeksi vagina terjadi ketika organisme hidup sangat kecil (disebut trichomonad) masuk
ke dalam vagina, biasanya setelah hubungan kelamin dengan pria yang terinfeksi.
Trichomonas menginfeksi sekitar 1 dalam 10 wanita. Organism ini seukuran dengan sel
darah putih dan mempunyai “bulu getar” serta sebuah ekoryang sangat kuat. Pada
kebanyakan wanita jamur ini hidup dalam saluran vagina yang seperti beledu dan tidak
mennimbbulkan gejala. Pada kebanyakan pria hidupnya dalam saluran kencing di penis.
Tetapi pada beberapa wanita karena sejumlahalasan yang tidak diketahui, ini
menyebabkan gatal-gatal di vagina dan vulva yang cukup parah (Llewellyn,2005).

3. Bacterial Vaginosis
Infeksi oleh Gardnerella yang berinteraksi dengan baksil anaerobic yang biasanya
terdapat di vagina. Keputihan itu encer, mempunyai bau amis yang tajam, dan berwarna
abu-abu kotor. Ini disebut “amine vaginosis” karena amine diproduksi dan
menghasilkan bau amis.

4
4. Virus HPV (Human Papiloma Virus) dan Herpes Simpleks
Sering ditandai dengan kondiloma akumminato atau tumbuh seperti jengger ayam,
cairan berbau tanpa disertai rasa gatal.(Llewellyn,2005).

2.4 Pencegahan dan penanganan

Keputihan dapat dicegah dengan:


1. Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya
menyekanya dengan tisu.
2. Jaga daerah keperempuanan tetap kering
3. Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara
4. Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan (Sallika,2010).
5. Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau cara profilaksis
(pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan terhadap jasad renik
penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini (Nenk,2009).

Penanganan yang dapat dilakukan adalah:


1. Melakukan pemeriksaan dengan alat tertentu untuk mendapatkan gambaran alat
kelamin yang lebih baik, seperti melakukan pemeriksaan kolposkopi yang berupa alat
optik untuk memperbesar gambaran leher rahim, liang senggama dan bibir kemaluan.
2. Merencanakan pengobatan setelah melihat kelainan yang ditemukan.
3. Beberapa cara dapat dilakukan, yaitu sebagai penawar saja, obat pemusnah atau
pemungkas, dan melakukan penghancuran lokal pada kutil leher rahim, liang
senggama, bibir kemaluan, atau melakukan pembedahan.
4. Obat-obat penawar misalnya Betadine vaginal kit, Intima, Dettol, yang sekadar
membersihkan cairan keputihan dari liang senggama, tapi tidak membunuh kuman
penyebabnya. Selain itu dapat dilakukan penyinaran dengan radioaktif atau
penyuntikan sitostatika. Sedangkan obat pemusnah misalnya vaksinasi, tetrasiklin,
penisilin, thiamfenikol, doksisiklin, eritromisin,flukonazole,metronidazole,nystatin
dsb.Karena itu, lebih baik mencegah ketimbang mengobati (Nenk,2009).

5
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN Ny.I

UMUR 38 TAHUN DENGAN KEPUTIHAN

Tanggal/ jam : 15-08-2020/10.00 WIB

Oleh            : suzita putri hakiki                   

Tempat        : dirumah Ny.ira                  

Diagnosa      : Leukhorea (keputihan)

3.1        PENGKAJIAN

Tanggal/ jam : 15-08-2020/10.00 WIB

A.    Data Subyektif

1.      Identitas Pasien

Nama              : Ny. Ira                  

Umur               : 38 tahun              

Suku/ bangsa    : melayu            

Agama             : Islam                   

Pendidikan       : SLTA                   

Pekerjaan         : IRT                     

Alamat             : Taman surya indah

6
2.      keluhan:

Ibu mengatakan mengalami keputihan gatal dan kulit vagina kemerahan

3.      Riwayat Obstetri

-          Menarche         : + 14 tahun

-          Siklus Haid       : 28 hari

-          Lamanya          : 7 hari

-          Keluhan           : tidak ada

4.      Riwayat Perkawinan

-          Nikah                        : 1 kali

-          Lama Perkawinan      : 13 tahun

-          Jumlah anak               : belum

5.      Riwayat KB

-          Metode yang digunakan        :-

-          Lamanya                    :-

-          Keluhan                     :-

6.      Riwayat Kesehatan : baik

7
a.      Riwayat kesehatan sekarang :baik

-          Keluhan Utama

Ibu mengatakan mengalami keputihan, gatal dan kulit vagina kemerahan.

-          Riwayat penyakit yang diderita

Ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih dan tidak berbau dari kemaluannya sejak 1
minggu ini

-          Pengobatan yang pernah didapat

ibu mengatakan tidak pernah mendapatkan secara medis

-          Alergi terhadap obat

ibu mengatakan tidak alergi terhadap obat apapun

b.      Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti HIV, AIDS, Hepatitis,
TBC, dll dan penyakit menurun seperti Asma, Hipertensi dan jantung

c.      Riwayat penyakit dalam keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit menular, menahun, atau
menurun

7.      Keadaan Psikososial

Tidak ada

8.      Data kebiasaan sehari - hari

a.     Nutrisi                : 3 x/hari, 1 porsi, selang - seling

b.    Eliminasi              : BAB 1 x/hari, BAK 4 – 5 x/hari

c.     Istirahat              : + 7 – 8 jam/hari

8
d.    Seksual                : + 3 x/minggu

B. Data Obyektif

1.     Pemeriksaan Fisik

a.    Keadaan Umum  : baik

b.    Kesadaran : Composmentis

c.    Vital Sign           : TD  : 110/80 mmHg        N  : 80 x/ menit

S     : 370 C                  R  : 24x/ menit

d.    Inspeksi

1)   Kepala dan leher

-           Rambut : warna hitam, bersih, pertumbuhan baik, kulit kepala :tidak ada lesi

-           Mata  : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada sekret

-           Mulut : bersih, gigi tidak ada caries, tidak ada karang gigi

-           Leher  : tidak ada pembengkakan pembuluh limfe dan kelenjar tyroid

-           Genetalia : tidak ada oedema, tidak ada varices, ada pengeluaran pervaginam
berupa cairan putih, kental, berbau, kulit vagina agak kemerahan

e.    Palpasi

-      Payudara        : bentuk simetris, tidak ada massa, puting susu menonjol

-       Abdomen      : bentuk simetris, tidak ada luka bekas operasi

9
f.     Auskultasi

Tidak dilakukan

g.    Perkusi

Tidak dilakukan

3.2        INTERPRETASI DATA

Tanggal/ jam: 15-08-2020/10.00 WIB

a.       Diagnosa Kebidanan

Nn. I umur 38 tahun dengan leukhorea/keputihan

Dasar :

S       : Ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih, dan tidak berbau dari
kemaluannya sejak 1 minggu ini

O      :                KU : baik                            Kesadaran : composmentis

                         TD  : 110/80 mmHg   S  : 370 C       

N  : 80x/ m  R  : 24 x/ m

                         PPV  : cairan putih, kental, berbau

                         Kulit      : kemaluan kemarahan

b.  Masalah    

Gangguan rasa nyaman

10
1.3 DIAGNOSA POTENSIAL

Terjadi atau kelainan ginekologik pada organ genetalia internal ibu

Antisipasi : Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi adanya infeksi

3.4        TINDAKAN SEGERA

Kalaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi

3.5       EVALUASI

1. Menjelaskan bagaimana cara mencegah daerah pribadi agar tetap bersih dan
kering dengan cara membersihkan dari arah depan kebelakang agar kuman tidak
masuk kedalam vagina.
2. Menjelaskan kepada pasien agar tetap menggunakan IUD sebagai metode
kontrasepsi.
3. Menjelaskan penggunaan cairan pembersih vagina sebaiknya tidak berlebihan
karena dapat mematikan flora normal vagina. Jika perlu lakukan konsultasi
medis terlebih dahulu sebelum memakai cairan pembersih vagina serta panty
liner sebaiknya digunakan pada saat keputihan banyak atau pada saat
berpergian, dan sebaiknya jangan memilih pantyliner yang berparfum karena
dapat menimbulkan iritasi kulit.
4. Memberi dukungan moril. Memberikan KIE kepada ibu bahwa selalu berfikiran
positif dan mengurangi stres karena akan mempengaruhi kondisi kesehatan serta
keputihan yang ibu alami dan menjelaskan pada ibu bahwa nyeri pada saat
berhubngan seksual juga di pengaruhi oleh faktor psikologis misalnya karna ibu
merasa takut serta cemas ketika berhubungan seksual
5. Bidan memberikan asuhan yang bermutu tinggi. Pendidikan kesehatan yang
tanggap terhadap kebutuhan pasien mampu berinteraksi dengan efektif sehingga

11
pasien merasa puas memberitahukan keluhan yang diderita agar ketika pulang
pasien dapat memperoleh pengetahuan tentang bagaimana cara pencegahan dan
penanganan pada kasus keputihan fisiologis pada akseptor IUD.
6. Memberikan asuhan psikologis klien.
7. Menyarankan kepada klien agar jangan terlalu khawatir dan cemas kerena
cemas berlebihan, dapat menimbulkan stres dan dapat memicu terjadinya
keputihan serta menganjurkan ibu untuk tetap menggunakan IUD selama
keluhan dan masalah masih bisa di atasi dan juga menganjurkan ibu tetap
memperhatikan asupan nutrisnya yaitu menkonsumsi sayur dan buah-buahan
dan menjaga pola hidup sehat.

12
BAB IV
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang
disebabkan infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar
bibir vagina bagian luar. Pada keputihan normal gejala dan tandanya sebagian besar
berkaitan dengan siklus menstruasi. Biasanya berupa cairan lengket berwarna putih
kekuningan atau putih kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer ataupun kental
dan biasanya pada keputihan yang normal tidak disertai gatal serta akan menghilang
dengan sendirinya.
pemakaian alat kontrasepsi IUD dapat terjadi beberapa efek samping, kegagalan,
ataupun komplikasi. Efek samping alat kontrasepsi IUD adalah keputihan ,Keputihan
merupakan penyakit yang menyerang wanita dan hampir mengenai semua umur. Lebih
dari 75 % wanita di Indonesia mengalami keputihan apabila keputihan tidak segera
mendapat penanganan yang tepat dan berlangsung lama maka akan menjadi infeksi
vagina seperti : vulvitis (peradangan pada vulva), vaginitis (peradangan pada vagina),
dan bahkan bisa menjadi vulvovaginitis yaitu peradangan yang terjadi pada vulva dan
vagina. Keputihan disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya adalah karena reaksi
organ genetalia terhadap benda asing sehinggga meningkatkan produksi lendir serviks,
posisi IUD yang tidak tepat serta adanya gesekan IUD.

Keputihan dapat dicegah dengan:


1. Selalu cuci daerah keperempuanan dengan air bersih setelah buang air, jangan hanya
menyekanya dengan tisu.
2. Jaga daerah keperempuanan tetap kering
3. Hindari betukar celana dalam dengan teman atau saudara
4. Potonglah secara berkala bulu disekitar kemaluan (Sallika,2010).
Dalam kasus keputihan, pencegahan bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti
menggunakan alat pelindung (kondom), pemakaian obat atau cara profilaksis

13
(pemakaian obat antibiotika disertai dengan pengobatan terhadap jasad renik
penyebab penyakit), dan melakukan pemeriksaan dini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Dian.P, 2005. Setiap Wanita, Cetakan ke-11, Copyright@by Derek Llewellyn-Jones.


Nenk. 2009. Lentera Biru.
Manuaba, dkk. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, EGC, Jakarta
Sallika,NS. 2010. Serba-serbi Kesehatan Perempuan. Cetakan ke-2, Bukune. 2010

15

Anda mungkin juga menyukai