Anda di halaman 1dari 5

Nama : Muhammad Khoiril Icsani

Nim : 25117028
Prodi : Teknik Lingkungan

 5 JURNAL PERENCANAAN BETON


1. Subtitusi Agregat Halus Beton Menggunakan Kapur Alam Dan Menggunakan
Pasir Laut Pada Campuran Beton
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI 032-2847-2002), beton adalah campuran
antara semen portland atau semen hidraulik lain, agregat halus, agregat kasar dan air
dengan bahan tambahan yang membentuk masa padat. Berdasarkan hasil pengujian
dalam penelitian ini kapur alam yang digunakan harus memenuhi syarat gradasi dan
modulus kehalusan butiran yaitu 25%. Sedangkan presentase pasir laut sebagaui
pengganti agregat halus sebesar 100%.
Kualitas beton yang dihasilkan dengan menggunakan kapur alam, beton lebih kecil
dibandingkan beton pada normalnya dan tidak mencapai kuat tekan rencana yang telah
ditetepkan(f’c=25 Mpa). Beton yang menggunalkan kapur alam selama 28 hari kuat
tekannya hanya sebesar 23,76 Mpa
Beton dengan menggunakan pasir laut baik kuat tekan maupun kuat tarik belah beton
memiliki kuat yang lebih besar dibandingkan dengan beton normal.Kualitas beton pada
umur 28 hari yaitu kuat tekannya sebesar 28,28 Mpa sedangkan kuat tariknya sebesar
2,92 Mpa. Sedangkan beton normal menghasilkan kuat sebesar 26,02 Mpa dan kuat
tarik belah sebesar 2,52 Mpa
SUMBER : https://media.neliti.com>publications
2. Studi Perencanaan Bentuk Bangunan Beton Sederhana Yang Paling Efisien

Gaya horizontal yang bekerja sangat mempengaruhi faktor kemiringan lereng yang
direncanakan. Faktor kemiringan lereng menentukan seberapa lebar dasar sebuah
bendungan yang otomatis mempengaruhi gaya vertikal yang akan menahan gaya
horizontal yang bekerja. Pada bendungan beton yang sederhana dengan elementary
profile, faktor kemiringan memiliki range antara 0,612-0,73 sehingga kemiringan
lereng bendungan yang digunakan masih tergolong landai agar dapat memenuhi
kestabilan terhadap guling dan geser. Nilai kemiringan lereng bendungan bervariasi
untuk setiap tinggi bendungan yang akan direncanakan. Lebar jalan inspeksi,
kedalaman pondasi dan kemiringan lereng bendungan mempengaruhi kemampuan
bendungan menahan guling. Semakin lebar jalan inspeksi yang digunakan, semakin
tegak kemiringan lereng bendungan yang akan direncanakan. Akan tetapi, bendungan
tersebut dinilai tidak ekonomis karena membutuhkan volume yang lebih banyak. Oleh
karena itu, pada tahap awal perencanaan lebar jalan inspeksi sebaiknya sesuai
kebutuhan untuk menampung volume kendaraan rencana
SUMBER : Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

3. Analisa Perencanaan Beton Mutu Tinggi Dengan Semen Holcim


Kekuatan benda uji ( Semen Holcim) yang telah direndam selama 28 hari adalah
sebesar 54 Mpa
Mutu beton yang direncanakan dengan bahan semen holcim tersebut secara
keseluruhan tidak mencapai kuat tekan beton yang direncanakan yaitu 80 Mpa, hanya
mencapai kuat tekan beton sebesar 54 MPA. Dikarenakan kadar lumpur dalam air
terlalu tinggi yaitu 1,8% dan semen yang digunakan jenis semen PCC tipe II. Selain itu,
kekuatan agreggat kaasar (kerikil) tidak dapat menahan beban kuat tekan, karena dalam
penelitian ini agregat kasar semuanya belah yang terlepas
SUMBER : Teknik Sipil Universitas Abdurrab
4. Penggunaan Serat Polypropylene Untuk Meningkatkan Kuat Tarik Belah Beton

Hasil tes tarik belah benda uji silinder, beton dengan fiber polypropylene mengalami
peningkatan kuat tarik belah dibandingkan dengan beton tanpa fiber

Peningkatan kuat tarik belah fiber yang paling optimum untuk FAS 0,55 yaitu 2,60 Mpa
dengan kenaikan sebesar 3,17% dengan menggunakan variasi fiber 0,9 kg/cm2
dibandingkan beton dengan fiber. Dan peningkatan kuat tarik belah yang paling
optimum untuk FAS 0,35 yaitu 3,49 Mpa dengan kenaikan sebesar 5,76% dengan
menggunakan variasi fiber 0,9 kg/cm2 dibandingkan beton tanpa fiber.

Beton yang menggunakan polypropylene fiber sebagai bahan tambah dalam campuran
beton dapat digunakan karena memberikan hasil peningkatan kuat tarik belah yang
jauh lebih baik dibandingkan dengan beton yang tidak menggunakan polypropylene

SUMBER : Jurusan Teknik Sipil – UPN”Veteran”Jatim

5. Perencanaan Struktur Beton Berulang Tahan Gempa Berlantai 4

Hasil dalam menggunakan metode Sistem Rangka Memikul Momen Menengah


(SRPMM), perencanaan struktur beton bertulang yang mencakup dimensi dan formasi
perulangan balok dan kolom telah memenuhi syarat dan aman terhadap tinjauan di
lapangan

SUMBER : journal.umy.ac.id.> article> download


 PRINSIP DASAR DESAIN BETON

1. Bahan Penyusun Beton


 Bahan Pengikat
Pada umumya bahan pengikat dalam pembuatan beton yaitu semen
portland. Semen portland dicampur dengan air sehingga terbentuklah pasta
semen yang akan berfungsi sebagai bahan pengikat untuk agregat.
 Bahan Pengisi
Bahan pengisi untuk pembuatan beton terdiri dari agreat kasar dan
agregat halus. Agregat kasar yaitu kerilil atau batu pecah dan agregat hausnya
yaitu pasir
2. Prinsip Dasar Beton

 Beton Tanpa Tulangan
Sifat dasar kekuatan beton adalah sangat kuat untuk menahan tekan,
namun tidak kuat untuk menahan tarik. Oleh sebab itu, beton dapat mengalami
retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi
kuat tariknya.
 Beton Dengan Tulangan
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat balok tepi
bawah, maka perlu diberi tulangan sehingga disebut dengan istilah “beton
bertulang”. Pada beton bertulang ini tulangan ditanam didalam beton
Dalam konstruksi beton bertulang terdapat selimut beton untuk
melindungi tulangan dari kerusakan. Tebal selimut beton itu sendiriditentukan
dengan fungsi dari beton itu.

 PERATURAN DESAIN BETON (SNI)


Peraturan tentang desain dan persyaratan mengenai pelaksanaan konstruksi beton
bertulang di Indonesia, sampai saat ini menjadi acuan dalam pelaksanaan pekerjaan
adalah 2 peraturan, yaitu :
 Peraturan lama : PBI 1971 N.I.-2
 Peraturan baru : SNI 03-2847-2002
Secara resmi, begitu peraturan baru disahkan, maka peraturan lama tidak berlaku lagi.
Namun karena proses perlengkapan SNI pendukung untuk peraturan baru SNI 03-2847-
2002 masih terus dilakukan maka kondisi saat ini PBI 1971 N.I.-2 belum sepenuhnya
ditinggalkan
 SIFAT MEKANIS BETON

1. Kuat Tekan
Nilai kuat beton didapatkan melalui tata cara pengujian standar menggunakan
mesin uji dengan cara memberikan beban tekan bertingkat pada bend uji silinder beton
(diameter 150mm, tinggi 300mm) sampai hancur. Kuat tekan beton umur 28 hari
berkisar antara 10 – 65 Mpa. Untuk beton bertulang umumnya menggunakan beton
dengan kuat tekan berkisar 17 – 30 Mpa

2. Kuat Tarik
Sifat tarik beton diukur dengan memakai modulus keruntuhan. Baru – baru ini
hasil dari percobaan split silinder beton, umumnya memberikan hasil yang lebih baik.
Hasil pengujian mencapai kekuatan0,50 √ fc ′ − 0,60 √ fc ′ , sehingga untuk beton
normal digunakan nilai 0,57√ fc ′

3. Kuat Geser
Ini merupakan salah satu sebab banyaknya variasi kekuatan geser yang
dituliskan dalam berbagai literature, mulai dari 20% sampai sebesar 85% dari kekuatan
tekan, dalam hal ini terjadi kombinasi tekan dan geser

4. Modulus Elastisitas
Merupakan kemiringan dari bagian awal grafik yang lurus dari diagram
regangan tegangan yang akan bertambah besar dengan bertambahnya kekuatan beton.
Modulus elastisitas dapat dihitung berdasarkan persamaan empiris yaitu :
EC = 0,043 WC1,50√ fc′
Dimana :
Ec = Modulus elastisitasbeton tekan (Mpa)
Wc = Berat isi beton (kg/m3)
Fc’ = Knnat tekan beton (Mpa)
Untuk beton normal (Wc= 23KN/m3), Ec = 4700√ fc ′

5. Rangkak
Sifat dimana beton mengalami perubahan bentuk akibat beban tetap yang
bekerja padanya

6. Susut
Perubahan volume betonyang tidak berhubungan dengan beban.
 SIFAT MEKANIS BAJA

1. Kekuatan Baja
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini akan
menimbulkan regangan.

2. Keuletan baja
Kekuatan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini
berhubungan dengan besarnya regangan yang permanen sebelum baja putus. Cara uji
keuletan dengan cara uji tarik

3. Kekerasan Baja
Yaitu ketahanan baja terhadap besarnyagaya yang dapat menembus permukaan
baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell, Ultrasonic, dll

4. Ketangguhan baja
Yaitu hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh baja sampai baja
tersebut putus. Cara ujinya dengan cara memberi pukulan mendadakss

Anda mungkin juga menyukai