BAB I
PENDAHULUAN
Menurut data dari WHO dilaporkan bahwa ada sekitar 3000 warga Amerika
menderita CHF. Menurut American Heart Association ( AHA ) tahun 2012
dilaporkan bahwa ada 5,7 juta penduduk Amerika Serikat yang menderita gagal
jantung ( Padila, 2012 ). Penderita gagal jantung atau CHF di Indonesia pada
tahun 2012 menurut data dari Departemen Kesehatan mencapai 14.449 jiwa
1
2
penderita yang menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tahun 2012 di Jawa
Tengah terdapat 520 penderita CHF dan menjalani rawat inap Selain itu, penyakit
yang paling sering memerlukan perawatan ulang di rumah sakit adalah gagal
jantung ( readmission ), walaupun pengobatan dengan rawat jalan telah diberikan
secara optimal. Hal serupa juga dibenarkan oleh Rubeinstein ( 2007 ) bahwa
sekitar 44 % pasien Medicare yang dirawat dengan diagnosis CHF akan dirawat
kembali pada 6 bulan kemudian.
Kebutuhan oksigenisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktivitas
sebagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan sekitar 300
cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc setiap menit. Respirasi berperan
dalam mempertahankan kelangsungan metabolisme sel. Sehingga diperlukan
fungsi respirasi yang adekuat. Respirasi juga berarti gabungan aktivitas
mekanisme yang berperan dalam proses suplai O2 keseluruh tubuh dan
pembuangan CO2 (hasil pembakaran sel) (Hidayat, 2006).
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mendapat gambaran dan pengalaman tentang penetapan proses
asuhan keperawatan secara komprehensif terhadap klien dengan kebutuhan
oksigenasi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan pembelajaran tentang asuhan keperawatan dengan
kebutuhan oksigenasi.
1. Menjelaskan definisi kebutuhan oksigenasi
2. Mengetahui sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan
oksigenasi
3. Mengetahui bagaimana terjadinya proses oksigenasi
4. Mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan
oksigenasi
5. Mengetahui seperti apa jenis pernafasan dan dan pengukuran fungsi paru
6. Mengetahui bagaimana proses keperawatan pada masalah kebutuhan
oksigenasi
1.4 Manfaat
Mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan pengkaian keperawatan pada klien dengan kebutuhan
oksigenasi
2. Merumuskan diagnose keperawatan pada klien dengan kebutuhan
oksigenasi
3. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kebutuhan
oksigenasi
4. Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan kebutuhan
oksigenasi
5. Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan kebutuhan
oksigenasi
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
2.3 klasifikasi
2) Difusi
Difusi gas merupakan pertukaran anatara O² adri alveoli ke kapiler
paru-paru dan CO² dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini di
pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
a) Luasnya permukaan paru
8
2.4 Patofisiologi
Gambar Keterangan
Kateter Nasal
Aliran oksigen yang bisa diberikan dengan alat ini
adalah sekitar 1–6 liter/menit dengan konsentrasi
24%-44%. Prosedur pemasangan kateter ini meliputi
insersi kateter oksigen ke dalam hidung sampai
nasofaring. Persentase oksigen yang mencapai paru-
paru beragam sesuai kedalaman dan frekuensi
pernapasan, terutama jika mukosa nasal membengkak
atau pada pasien yang bernapas melalui mulut.
Nasal Kanul
Nasal kanul terdapat dua kanula yang panjangnya
masing-masing 1,5 cm (1/2 inci) menonjol pada
bagian tengah selang dan dapat dimasukkan ke dalam
lubang hidung untuk memberikan oksigen dan yang
memungkinkan klien bernapas melalui mulut dan
hidungnya. Oksigen yang diberikan dapat secara
kontinyu dengan aliran 1-6 liter/menit. Konsentrasi
oksigen yang dihasilkan dengan nasal kanul sama
dengan kateter nasal yaitu 24 % - 44 %.
Simple Face Mask
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu
atau selang seling serta konsentrasi oksigen yang
diberikan dari tingkat rendah sampai sedang. Aliran
oksigen yang diberikan sekitar 5-8 liter/menit dengan
konsentrasi oksigen antara 40-60%.
13
Rebreathing Mask
Suatu teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi
tinggi yaitu 60-80% dengan aliran 8-12 liter/menit.
Memiliki kantong yang terus mengembang, baik saat
inspirasi maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi,
oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara
sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari
kamar yang masuk dalam lubang ekspirasi pada
kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan
udara ekspirasi sehingga konsentrasi CO2 lebih tinggi
daripadasimple face mask
Non-Rebreathing Mask
Non-rebreathing mask mengalirkan oksigen dengan
konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Prinsip alat ini
yaitu udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka
pada saat inspirasi dan tertutup pada saat ekspirasi,
dan ada 1 katup lagi yang fungsinya mencegah udara
kamar masuk pada saat inspirasi dan akan membuka
pada saat ekspirasi
(Suciati, 2010)
4. Penggunaan ventilator mekanik
5. Fisoterapi dada
14
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Riwayat Keperawatan
1. Riwayat Keperawatan
Meliputi : ada atau tidaknya gangguan pernafasan seperti
epistaksis, obstruksi nasal dan keadaan lain yang menyebabkan
gangguan pernafasan. Hal yang perlu di perhatikan dalam
pengkajian keluhan/gejala adalah keadaan infeksi kronis dari
hidung sakit pada daerah sinus, otitis media, keluhan nyeri pada
tenggorokan, kenaikan suhau tubuh (38,5ᴼ), sakit kepala, lemas,
sakit perut, muntah-muntah (pada anak-anak), faring berwarna
merah dan adanya edema.
1. Pola batuk dan produksi sputum
Tahap ini dilakukan dengan cara menilai apakah batuk termasuk
batuk kering, keras dan kuat dengan suara mendesing, berat dan
berubah-ubah seperti kondisi pasien yang mengalami penyakit
kanker. Pengkajian sputum dilakukan dengan cara memeriksa
warna, kejernihan dan apakah bercampur darah terhadap sputum
yang di keluarkan ole klien.
2. Sakit Dada
Dilakukan untuk mengetahui bagian yang sakit, luas, intensitas,
faktor yang menyebabkan rasa sakit, perubahan nyeri dada
apabila posisis klien berubah, serta ada/tidaknya hubungan
antara waktu inspirasi dan ekspirasi dengan rasa sakit.
3.1.2 Pemeriksaan fisik : data fokus
1. Data Klinik, meliputi : pemeriksaan tanda-tada vital ( TD, N, Rr,
S)
2. Data pemeriksaan yang mungkin di temukan :
a. Mata
Konjungtiva pucat (karena anemia)
14
15
b. Pemeriksaan Diagnostik
1). Rotgen dada. Penilaian yang dapat dilakukan misalnya
untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberkolosis,
mendeteksi adanya tumor, benda asing, pembengkakkan
paru, penyakit jantung dan untuk melihat struktur yang
abnormal.
2). Fluoroskopi. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui
mekanisme kardiopulmonum, misalnya kerja jantung,
diagfragma dan kontraksi paru
3). Bronkografi. Pemeriksaan ini bertujuan untuk melihat
secara visual bronchus sampai dengan cabang bronchus
4). Angiografi. Pemeriksaan ini untuk membantu menegakkan
diagnostik tentang keadaan paru, emboli, aneurisma,
emfisema, kelainan kongenital, dan lain-lain
5). Endoskopi. Pemeriksaan ini untuk melakukan diagnostik
dengan cara mengambil sekret untuk pemeriksaan
6). Radio Isotop. Pemeriksaan ini untuk menilai lobus paru,
melihat adanya emboli paru
7). Mediastinoskopi. Merupakan endoskopi mediastinum untuk
melihat penyebaran tumor.
3 Setelah dilakukan 1. Auskultasi dada untuk 1. Weezing atau
tindakan karakter bunyi nafas mengiindikasi
keperawatan dan adanya secret. akumulasi
selama ….X 24 2. Beri posisi yang sekret/ketidakmamp
jam diharapkan nyaman seperti posisi uan membersihkan
pertukaran gas semi fowler jalan napas
dapat 3. Anjurkan untuk sehingga otot
dipertahankan bedrest, batasi dan aksesori digunakan
dengan kriteria : bantu aktivitas sesuai dan kerja
1. Menunjukkan kebutuhan pernapasan
perbaikan 4. Ajarkan teknik meningkat.
ventilasi dan bernafas dan 2. Memudahkan pasien
oksigenasi relaksasi yang benar. untuk bernafas
22
b. Dx 2:
1) Menunjukkan pola nafas efektif dengan frekuensi dan kedalaman
nafas yang normal
23
BAB IV
TINJAUAN KASUS
24
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Tn.N)
: Tinggal serumah
: Meninggal
Pasien tampak terpasang infus SP NTG 0,25 dengan kecepatan 3,82 cc/jam di
tangan sebelah kanan. Pasien tampak lemah, tingkat kesadaran compos mentis E=
4, membuka mata spontan, V= 5, komunikasi verbal baik, M= 6, mengikuti
perintah.
3.1.3.2 Status Mental
Tingkat kesadaran compos menthis, ekspresi wajah tenang, bentuk badan
kurus (ectomorph), suasana hati gelisah, berbicara lancer/ kooperatif, fungsi
kognitif orientasi waktu pasien dapat membedakan antara pagi, siang, malam,
orientasi orang pasien dapat mengenali keluarga maupun petugas kesehatan,
orientasi tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit. Insight
baik, mekanisme pertahanan diri adaptif.
3.1.3.3 Tanda-tanda Vital
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 96/60 mmHg, Nadi
79 x/menit, pernapasan 24/menit dan suhu 36,70C.
3.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, nyeri dada, type pernafasan dada, irama pernafasan
teratur, suara nafas tambahan ronchi basah ada dan pernapasan 24x/menit. Pasien
mengeluh sesak napas.
Masalah keperawatan Pola napas tidak efektif
3.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Pasien tidak merasa pusing, nyeri dada, pasien tidak ada merasa kepala
sakit dan tidak ada pembengkakan pada ekstrimitas. Pasien tidak mengalami
clubing finger ataupun kram pada kaki dan pasien nampak terlihat pucat, capillary
refill < 2 detik, tidak terdapat oedema, ictus cordis tidak terlihat, tidak terjadi
peningkatan vena jugularis dan suara jantung normal.
3.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E: 4 (dengan spontan membuka mata), V: 6 (orientasi baik),
M 6 (bergerak sesuai perintah) dan total Nilai GCS: 15 (Compos Menthis),
kesadaran Tn. N compos menthis, pupil Tn. N isokor tidak ada kelainan, reflex
cahaya kanan dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial :
27
Tinggi badan 155 cm, berat badan sebelum sakit 45 kg, berat badan saat
sakit 41 kg. Diet rendah garam, nasi lembek , kesukaran menelan. Saat
pengkajian, pasien mampu menghabiskan 1/2 porsi makanan, pasien tampak
kurus.
ANALISA DATA
33
Hasil tanda-tanda
vital:
Tekanan darah 96/60 ketidakefektifan pola
PRIORITAS MASALAH
34
Intervensi Keperawatan
Nama Pasien : Tn. N
Ruang Rawat : ICVCU
Diagnosa Tujuan (Kriteria Hasil) Intervensi Rasional
Keperawatan
1. Pola nafas tidak Setelah dilakukan tindakan 1. Observasi tanda-tanda vital. 1. Mengetahui keadaan umum pasien.
efektif berhubungan keperawatan selama 3x24 2. Atur posisi pasien dengan 2. Membantu agar pasien lebih mudah
dengan hambatan pola jam tidak terjadi tidak terjadi senyaman mungkin. dalam bernafas.
nafas. hambatan pola nafas dengan 3. Berikan oksigen tambahan 3. Membantu menambah suplai oksigen
kriteria hasil : sesuai indikasi dan kebutuhan. keotak dan jantung.
1. Pasien sudah tidak 4. Jelaskan pada pasien dan 4. Membantu mengurangi kecemasan yang
merasakan sesak lagi. keluarga tentang keadaan dialami keluarga terkait kondisi pasien
2. Pasien sudah tidak lagi pasien. saat ini.
menggunakan alat bantu 5. Kolaborasi dengan tim medis 5. Menangani pasien secara komprehensif
nafas. lainnya dalam pemberian dan terapi yang tepat untuk di berikan
3. Tanda-tanda vital dalam oksigen dan terapi sesuai sesuai indikasi dan kebutuhan.
batas normal : indikasi.
1) Tekanan darah : 120-
140/60-90 mmHg.
36
2. Gangguan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau persentase jumlah 1. Memantau perkembangan dan
kurang dari kebutuhan keperawatan selama 3x24 makanan yang di konsumsi tiap penyimpangan dari sasaran yang di
tubuh berhubungan jam diharapkan kesimbangan kali makan. harapkan.
dengan nafsu makan nutrisi dapat terpenuhi 2. Berikan perawatan mulut dan 2. Bau yang tidak menyenangkan dapat
berkurang, kesukaran dengan kriteria hasil : pertahankan kesegaran ruangan. mempengaruhi nafsu makan.
menelan 1. Pasien tidak tampak 3. Anjurkan pasien untuk 3. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi.
lemah. mengonsumsi makanan lunak 4. Makanan lunak dapat mengurangi
2. Pasien dapat tinggi kalori. sensasi saat menelan.
menghabiskan makanan 4. Berikan makanan lunak dengan 5. Memenuhi gizi dalam hal nutrisi pasien.
nya 1 porsi. porsi sedikit tapi sering.
3. Berat badan kembali 5. Kolaborasi dengan ahli gizi
normal. dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi selama sakit
Implementasi Keperawatan
37
Hari
Diagnosa
Tanggal Implementasi Evaluasi TTD
Keperawatan
Jam
Rabu, 16 Dx 2 1. Memantau persentase jumlah makanan S : Pasien Mengatakan : “ nafsu makan saya
Oktober yang di konsumsi tiap kali makan. berkurang”
2019 2. Memberikan perawatan mulut dan O :
pertahankan kesegaran ruangan. Pasien tampak lemah
3. Menganjurkan pasien untuk mengonsumsi Pasien hanya makan ½ porsi
makanan lunak tinggi kalori. BB sebelum sakit 45 kg
4. Memberikan makanan lunak dengan porsi BB saat sakit 41 kg
sedikit tapi sering. A : Masalah belum teratasi
5. Berkolaborasi dengan ahli gizi dalam P : Lanjutkan intervensi 1,2,3,4,5
memenuhi kebutuhan nutrisi selama sakit
Tanggal
Keperawatan
BAB 5
SIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kebutuhan oksigenisasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang
digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan
aktivitas sebagai organ atau sel. Dalam keadaan biasa manusia membutuhkan
sekitar 300 cc oksigen setiap hari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc setiap menit.
Oksigen memegang peranan penting dalam proses tubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen dapat menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian.
Menurut teori beberapa hasil pengkajian dan observasi pada klien dengan
Kebutuhan Oksigenasi ditemukan data-data gejala, yaitu data subjektif, Pusing,
sesak nafas , kulit pucat, batuk berdahak, demam, nafsu makan menurun
Pada kasus Tn. N didapatkan data yaitu klien mengeluh sesak napas dan
tidak nafsu makan.
Dari data hasil pengkajian antara kasus dan teori pada Tn. N ditemukan
kesamaan yaitu klien mengeluh sesak napas dan tidak nafsu makan.
Diagnosa keperawatan yang diangkat ada 2 diagnosa yaitu pola napas tidak
efektif dan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Pada tahap perencanaan dibuat prioritas masalah keperawatan tindakan,
tujuan dan waktu secara spesifik sesuai dengan waktu yang diberikan. Pada kasus
yang menjadi priorotas utama adalah pola napas tidak efektif priorotas kedua
gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh. Pada diagnosa satu dan dua semua
rencana tindakan keperawatan sudah dilakukan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien.
Pada tahap pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. N dikelola sesuai
rencana tindakan yang telah disusun sebelumnya dengan mandiri serta dengan
berkolaborasi bersama tim medis dan mengikut sertakan keluarga pasien.
Pada tahap evaluasi dari kedua diagnosa belum teratasi sebagian , hal ini
karena faktor pendukung dari klien, keluarga klien, dan perawat ruangan
41
42
5.2 Saran
5.2.1 Untuk diri sendiri
Diharapkan dapat memanfaatkan waktu yang telah diberikan dengan
efektif dan efisien untuk melakukan asuhan keperawatan. Mahasiswa/i juga
diharapkan secara aktif untuk membaca dan meningkatkan keterampilan
seta menguasai kasus yang diambil untuk mendapatkan hasil asuhan
keperawatan yang komprehensif.
5.2.2 Untuk perawat ruangan
Diharapkan perawat dapat memberikan informasi secara langsung kepada
klien dan keluarga tentang tanda dan gejala, serta tindakan keperawatan
pada klien dengan kebutuhan oksigenasi. Perawat juga diharapkan dapat
bekerja sama dengan keluarga dalam memonitor perkembangan klien.
Perawat juga diharapkan agar dapat lebih melengkapi format pengkajian dan
pendokumentasian keperawatan.
43
DAFTAR PUSTAKA