Anda di halaman 1dari 12

JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO.

2 JULI 2019

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN


KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA
INGGRIS

Yudhi Nugraha dan Zainal A. Arief


SMK Informatika Bina Generasi
Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor
iudhyudhi94@gmail.com

Abstrak: Berdasarkan data yang diperoleh dari survei awal yang peneliti lakukan pada
bulan Juni tahun 2017 di kelas X program Multi Media SMK Informatika Bina Generasi
Kota Bogor, ditemukan hasil belajar Pelajaran Bahasa Inggris siswa semester ganjil
tahun ajaran 2016/2017memperoleh hasil yang kurang memuaskan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan
model kooperatif tipe Learning Start with a Question; (2) Apakah terdapat pengaruh
interaksi antara model pembelajaran dengan kemandirian belajar terhadap hasil belajar
Bahasa Inggris; (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris bagi peserta
didik yang memiliki kemandirian tinggi dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation dan Model pembelajaran kooperatif tipe Learning
Start with a Question; (4) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris bagi
peserta didik yang memiliki kemandirian rendah dengan menggunakan Model Group
Investigation dan Model Learning Start with a Question: (1) Model pembelajaran
Group Investigation Lebih unggul dibandingkan dengan Learning Start with a
Question, tampak bahwa nilai Fhitung dan sig. pada baris “Model” berturut-turut
sebesar 4,420 dan 0,043. Nilai Ftabel dengan nilai numerator 2-1 = 1 dan denominator
36-2 = 34 pada signifikansi 0,05 sebesar 4,01. Karena nilai Fhitung >Ftabel atau 4,420
> 4,01, dan nilai sig. 0,043 < 0,050 yang berarti menerima H1 dan menolak H0. Dengan
demikian terdapat perbedaan Hasil belajar Bahasa Inggris pada peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model pembelajaran Group Investigation dan Model pembelajaran
Learning Start with a Question dimana Hasil belajar Bahasa Inggris antara peserta didik
yang menggunakan Model pembelajaran Group Investigation lebih baik daripada
peserta didik yang menggunakan Model pembelajaran Learning Start wit A question

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Kemandirian Belajar, Hasil Belajar Bahasa


Inggris.

1. PENDAHULUAN pembelajaran adalah suatu upaya


Proses pembelajaran adalah inti untuk mencapai tujuan pendidikan.
dari kegiatan pendidikan. Sebagai inti Tujuan pendidikan tidak akan tercapai
dari kegiatan pendidikan, proses bila proses pembelajaran tidak
berlangsung secara optimal dalam
73
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

pendidikan. Dengan demikian, budaya lokal dan nasional, serta mengenal


pembelajaran merupakan sebuah konsep dan memahami budaya
yang tidak bisa dipisahkan di dalam dunia internasional. Oleh karena itu,
pendidikan. pembelajaran Bahasa Inggris seharusnya
Kegiatan belajar yang berlangsung dilaksanakan dengan memperhatikan
di sekolah bersifat aspek-aspek ketiga budaya tersebut.
formal, disengaja, direncanakan, Komunikasi sendiri bukanlah tujuan
dengan bimbingan guru, serta pendidik akhir, melainkan merupakan sarana untuk
lainya. Apa yang hendak dicapai dan mencapai tujuan yang lebih hakiki, yakni
dikuasai siswa (tujuan belajar), bahan apa memenuhi kebutuhan hidup. Karena itu
yang harus pembelajaran Bahasa Inggris
dipelajari (bahan pelajaran),
bagaimana cara siswa hendaknya ditujukan untuk
mempelajarinya (metode pembelajaran), mengembangkan kecakapan hidup; dan
serta bagaimana cara mengetahui bukan sebaliknya, menggunakan
kemajuan belajar siswa (evaluasi), telah kecakapan-kecakapan hidup untuk
direncanakan dengan seksama dalam mengajarkan Bahasa Inggris.
kurikulum sekolah. Keempat persoalan Penjelasan di atas menunjukkan bahwa
(tujuan, bahan, metode dan alat serta dalam proses pembelajaran Bahasa
evaluasi) menjadi komponen utama yang Inggris membutuhkan suatu
harus dipenuhi dalam proses pendekatan pembelajaran yang
pembelajaran. Keempat komponen menekankan kepada proses keterlibatan
tersebut tidak siswa secara penuh untuk dapat
berdiri sendiri, tetapi saling menemukan materi yang
berhubungan dan saling dipelajari dan menghubungkan dengan
mempengaruhi satu sama lain (interelasi). situasi kehidupan nyata sehingga
mendorong siswa untuk
Bahasa Inggris merupakan dapat menerapkannya dalam kehidupan
sarana komunikasi global. mereka. Penjelasan ini
Penguasaan Bahasa Inggris diharapkan sangat relevan dengan model
membantu peserta didik pembelajaran Group Investigation dan
memahami dan memperkokoh Learning Start with a Question.

74
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Tipe Group Investigation adalah oleh kelompok lain. Kemampuan bertanya


sebuah tempat kreatifitas kooperatif dan menjawab pertanyaan
dimana guru dan murid membangun mampu merangsang keaktifan peserta
proses pembelajaran yang didasarkan didik pada saat pembelajaran dikelas
pada perencanaan mutual dari berbagai (Suyatno,2009). Hal ini sangat
pengalaman, kapasitas, dan kebutuhan diperlukan dalam pembelajaran Bahasa
mereka masing-masing. Partisipasi aktif Inggris, dengan demikian peningkatan
siswa sangat penting, terutama untuk yang timbul dari peserta
membuat keputusan yang menentukan didik dengan memahami dan
tujuan terhadap apa yang mereka memecahkan permasalahan akan
kerjakan. Pada proses ini kelompok menjadikan terbentuknya pengetahuan
dijadikan sebagai sarana sosial untuk dan keterampilan yang akan mengarah
menentukan tujuan. Bahwa rencana pada peningkatan aktivitas belajar dan
kelompok adalah salah satu metode untuk hasil belajar
mendorong keterlibatan maksimal para peserta didik. Pembelajaran menggunakan
siswa (Slavin Robert E. (2005). Beberapa model Learning Start with a Questions
tipe cooperative learning dirancang menjadikan Peserta didik menemukan
sedemikian rupa sehingga siswa masalah dalam materi pembelajaran
mendapatkan peran khusus dalam sekaligus dapat memecahkan masalahnya
menyelesaikan seluruh tugas dan sendiri. Rendahnya hasil belajar dalam
mempertanggungjawabkan peran khusus mata
tersebut dalam kelompoknya. pelajajaran Bahasa Inggris
kemungkinan disebabkan oleh rendahnya
Salah satu model pembelajaran proses belajar siswa. Salah satu model
yang dapat mendorong peserta didik lebih pembelajaran yang diharapkan dapat
aktif yaitu model Learning Starts With A meningkatkan hasil belajar siswa adalah
Question. Model pembelajaran Learning dengan Group Investigation yang
Starts With A Question menuntut peserta menekankan pada kegiatan –kegiatan
didik untuk saling bekerja sama dalam yang berpusat dalam pemecahan masalah
kelompok untuk maupun pengembangan kemandirian
menyusun pertanyaan dan memecahkan belajar siswa.
masalah yang diberikan

75
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Penelitian dilakukan di SMK


2. METODOLOGI INFORMATIKA BINA GENERASI Kec.
A. Tujuan Penelitian Ciomas Kabupaten Bogor, dilaksanakan
Penelitian ini bertujuan untuk pada tahun pelajaran 2017 / 2018 dimulai
menguji sebagai berikut: pada bulan Nopember 2017.
1) Perbedaan hasil belajar Bahasa
Inggrisdenganmenggunakan
model pembelajaran Group 2). Waktu Penelitian
Investigation dan Learning Start with Penelitian dilakukan selama 5
a Question? bulan,terhitung dari bulan Nopember
2) Pengaruh interaksi antara model 2017 sampai dengan bulan Februari 2018.
pembelajaran dengan kemandirian
peserta didik terhadap hasil belajar
Bahasa Inggris? C. METODE PENELITIAN
3) Perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris Metode penelitian yang
peserta didik yang memiliki digunakan dalam penelitian ini adalah
kemandirian tinggi dengan metode eksperimen. Menurut
Sugiyono dalam Arief metode
menggunakan model pembelajaran
eksperimen merupakan metode
Group Investigation dan model
penelitian yang digunakan untuk
pembelajaran Learning Start with a
Question? mencari pengaruh perlakuan tertentu
4) Perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris terhadap yang lain dalam kondisi yang
peserta didik yang memiliki terkendali. Metode eksperimen
kemandirian rendah dengan (Quasi Experiment ) dengan desain
menggunakan model pembelajaran faktorial 2 x 2 yang merupakan bagian
Group Investigation dan model dari metode kuantitatif. Dalam
pembelajaran Learning Start with a pelaksanaannya penelitian ini di lakukan
Question? dengan mengambil pengaruh
model pembelajaran Group Investigation
B. TEMPAT DAN WAKTU dan Kemandirian pada hasil belajar
1). Tempat sebagai akibat dari
penggunaan. Model Group

76
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Investigation dan kemandirian terhadap rendah yang diberi perlakuan


hasil belajar Bahasa Inggris sesuai dengan model pembelajaran LSQ.
variabel penelitian ini, maka rancangan
penelitian terlihat pada tabel berikut ini. D. Populasi dan Sampel
Penelitian
Tabel 1. Desain Penelitian Populasi target pada penelitian ini
Model Pembelajaran
(A) Model Group Model LSQ adalah seluruh peserta didik kelas X SMK
Kemandirian Investigation (A1) (A2) IBG di Kecamatan Ciomas
(B)
(A1) Kabupaten Bogor. Pengambilan Sampel
Kemandirian Tinggi A1B1 A2B1
dilakukan dengan pada penelitian ini
( B1)
adalah siswa kelas X
Kemandirian Rendah A1B2 A2B2
semester 1 tahun pelajaran 2017/2018
( B2 ) sebanyak 3 kelas dengan jumlah siswa
sekitar 90 siswa, yang
terdiri 1 kelas, sebagai kelas
Keterangan :
eksperimen ,1 kelas lagi sebagai kelas
A1B1: Kelompok siswa yang
control dan 1 kelas lagi sebagai kelas uji
mempunyai kemandirian tinggi coba instrument penelitian.
yang diberi perlakuaan model
Penentuan kelompok perlakuan dalam
pembelajaran Group
penelitian ini melalui cara sebagai berikut:
Investigation.
1) Dari jumlah 3 kelas X SMK IBG
A1B2: Kelompok siswa yang
Ciomas diambil 2 kelas secara acak.
mempunyai kemandirian rendah
yang diberi perlakuan model
2) Dari 3 kelas tersebut dilakukan acak
pembelajaran Group
untuk menetukan 1 kelas sebagai
Investigation.
kelas eksperimen dan 1 kelas
A2B1: Kelompok siswa yang
kontrol. Dengan jumlah peserta
mempunyai kemandirian tinggi didik setiap kelas sebanyak 30
yang diberi perlakuan model
orang. Sampel penelitian ini adalah
pembelajaran LSQ.
seluruh siswa kelas X semester 1
A2B2: Kelompok siswa yang
tahun
mempunyai kemandirian

77
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

pelajaran 2017/2018 sebanyak 3 Perlakuan Learni


kelas dengan jumlah siswa 90 siswa, Group ng
yang terdiri dari 1 kelas eksperimen Start
Investigati Tot
with a
dan 1 kelas control dan 1 kelas lagi on al
Questi
sebagai kelas uji coba instrument Kemandiri
on
an belajar
penelitian.
Tinggi 8 8 16
3) Pada tiap-tiap kelas baik kelas
kontrol maupun kelas eksperimen Rendah 7 7 14
dilakukan pretest
Total 15 15 30
motivasi belajar untuk menentukan
kelompok subjek
yang memiliki kemandirian belajar
3. HASIL PENELITIAN
tinggi dan rendah.
A. Uji Hipotesis Penelitian Analisis
Setelah dilakukan pretest motivas
data untuk menguji
belajar, skor yang diperoleh
hipotesis pada penelitian ini
selanjutnya diurutkan
menggunakan teknik Analisis Varians
dari skor tertinggi sampai terendah
(ANAVA) dua jalur dengan bantuan
untuk menetapkan kelompok Tinggi
SPSS 20.
dan Rendah yang dilakukan
1) Pengujian Hipotesis Pertama
menurut Popham dengan cara 27%
Hipotesis pertama yang diajukan
kelompok atas untuk kelompok
dalam penelitian ini yaitu terdapat
peserta didik dengan motivasi
perbedaan Hasil belajar Bahasa Inggris
belajar tinggi dan 27% kelompok
pada peserta didik yang
bawah untuk kelompok peserta
dibelajarkan dengan Model pembelajaran
didik dengan minat belajar rendah.
Group Investigation dan Model
Hal ini dapat dilihat pada Table 2.
pembelajaran LSQ dimana Hasil belajar
Bahasa Inggris antara peserta didik yang
Tabel 2. Sampel Penelitian
menggunakan
Model pembelajaran Group Investigation
lebih baik daripada peserta didik yang
menggunakan Model pembelajaran LSQ.

78
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Berdasarkan hasil perhitungan Hipotesis kedua yang diajukan


anava 2 jalur, tampak bahwa nilai dalam penelitian ini yaitu terdapat
Fhitung dan sig. pada baris “Model” interaksi antara Model pembelajaran
berturut-turut sebesar 4,420 dan dengan Kemandirian Belajar Belajar
0,043. Nilai Ftabel dengan nilai terhadap Hasil belajar Bahasa Inggris.
numerator 2-1 = 1 dan denominator Berdasarkan hasil perhitungan
36-2 = 34 pada signifikansi 0,05 anava tampak bahwa nilai Fhitung
sebesar 4,01. Karena nilai Fhitung dan sig. pada baris
>Ftabel atau 4,420 > 4,01, dan nilai “kemandirian*Model” berturut-turut
sig. 0,043 < 0,050 yang berarti sebesar 12,829 dan 0,001. Nilai
menerima H1 dan menolak H0, Ftabel dengan nilai numerator 2-1 = 1
sehingga dapat disimpulkan bahwa dan denominator 36-2 = 34 pada
terdapat perbedaan Hasil belajar signifikansi 0,05 sebesar 4,01.
Bahasa Inggris pada peserta didik Karena nilai Fhitung > Ftabel atau
yang dibelajarkan dengan Model 12,829 > 4,01, dan nilai sig. 0,001 <
pembelajaran Group Investigation dan 0,050 yang berarti menolak H0 dan
Model pembelajaran LSQ dimana menerima H1, sehingga dapat
Hasil belajar Bahasa Inggris antara disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
peserta didik yang menggunakan interaksi antara Model pembelajaran
Model pembelajaran Group dan Kemandirian Belajar Siswa
Investigation lebih baik daripada peserta didik terhadap Hasil belajar
peserta didik yang menggunakan Bahasa Inggris.
Model pembelajaran LSQ. Tabel 4. Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 3. Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
Pertama F F Batas
Batas Signifikansi Maksimum Kesimpulan
F F hitung tabel
hitung tabel Signifikansi Maksimum Kesimpulan SIgnifikansi
SIgnifikansi Terdapat
12,829 4,01 0,001 0,050
4,420 4,01 0,043 0,050 Terdapat Interaksi
Perbedaan
Interaksi antara Model
2) Pengujian Hipotesis Kedua pembelajaran dengan Kemandirian
Belajar Siswa terhadap Hasil belajar
79
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Bahasa Inggris dapat digambarkan 24,44; lebih tinggi dibandingkan rata-rata


sebagai berikut. Hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik
yang dibelajarkan dengan Model
pembelajaran LSQ
sebesar 16,33. Hasil tersebut menunjukan
bahwa Hasil belajar Bahasa Inggris
peserta didik yang memiliki Kemandirian
Belajar Tinggi yang dibelajarkan dengan
Model pembelajaran Group Investigation
lebih tinggi daripada peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model pembelajaran
LSQ dengan selisih rata-rata 8,11.
Gambar 1. Interaksi antara Model
pembelajaran dengan Kemandirian
Belajar terhadap Hasil belajar Bahasa
Inggris Karena hasil pengujian menyatakan
terdapat interaksi antara Model
3) Pengujian Hipotesis Ketiga
pembelajaran dan Kemandirian Belajar
Hipotesis ketiga yang diajukan
Siswa peserta didik terhadap Hasil belajar
dalam penelitian ini yaitu Hasil belajar
Bahasa Inggris, maka perlu dilakukan Uji
Bahasa Inggris pada peserta didik yang
Lanjut dengan menggunakan Uji Tukey.
memiliki Kemandirian Belajar tinggi
lebih tinggi jika dibelajarkan dengan
Dari hasil Uji Tukey, terlihat bahwa
Model pembelajaran Group Investigation
kelompok A1B1 (Hasil belajar Bahasa
daripada menggunakan Model
Inggris peserta didik dengan Kemandirian
pembelajaran LSQ.
Belajar Tinggi yang dibelajarkan
Berdasarkan hasil perhitungan data menggunakan Model pembelajaran
penelitian yang dapat dilihat di Table
Group Investigation) dan kelompok A2B1
4.12, diperoleh rata-rata Hasil belajar
(Hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik
Bahasa Inggris peserta didik yang
dengan Kemandirian Belajar Tinggi yang
dibelajarkan dengan Model pembelajaran
dibelajarkan menggunakan Model
Group Investigation pada peserta didik
yang memiliki Kemandirian Belajar
pembelajaran LSQ), Means
Tinggi sebesar

80
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

Difference sebesar 8,111; artinya selisih Dengan demikian, Hasil belajar


antara rata-rata hasil belajar kelompok Bahasa Inggris peserta didik yang
A1B1 dengan kelompok A2B1 sebesar memiliki Kemandirian Belajar Tinggi
8,111. Perbedaan signifikan ditandai yang dibelajarkan dengan Model
dengan tanda bintang (*). Dengan nilai pembelajaran Group Investigation lebih
sig = 0.002 < 0,050, hal ini menunjukkan tinggi dibandingkan Hasil belajar Bahasa
bahwa terdapat perbedaan yang signifikan Inggris peserta didik yang
antara Hasil belajar Bahasa Inggris dibelajarkan dengan Model pembelajaran
peserta didik dengan Kemandirian Belajar LSQ. Hal ini berarti peserta didik dengan
Tinggi yang dibelajarkan menggunakan Kemandirian
Model pembelajaran Group Investigation Belajar Tinggi lebih cocok menggunakan
dengan peserta didik yang menggunakan Model pembelajaran Group Investigation.
Model pembelajaran LSQ.
Tabel 5. Hasil Pengujian
Independent T-Test
Thitung Ttabel Kesimpulan
Selanjutnya dilakukan
3,972 2,120 Terdapat
Independent T Test yaitu uji komparatif Perbedaan
atau uji beda untuk mengetahui adakah
perbedaan mean atau rerata yang 4) Pengujian Hipotesis Keempat

bermakna antara 2 kelompok bebas yang Hipotesis keempat yang diajukan


berskala data interval/rasio. dalam penelitian ini yaitu Hasil belajar
Bahasa Inggris peserta didik yang

Karena nilai t hitung > t tabel atau 3,972 memiliki Kemandirian Belajar rendah

> 2,120 dapat disimpulkan bahwa lebih rendah jika

terdapat perbedaan Hasil belajar Bahasa dibelajarkan dengan Model pembelajaran


Inggris pada peserta didik yang Group Investigation
dibelajarkan dengan Model pembelajaran daripada menggunakan Model
Group Investigation dan Model pembelajaran LSQ.
pembelajaran LSQ pada Berdasarkan hasil perhitungan data
peserta didik yang memiliki Kemandirian penelitian yang dapat dilihat di Tabel
Belajar Tinggi. 4.12, diperoleh rata-rata Hasil belajar
Bahasa Inggris peserta didik

81
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

yang dibelajarkan dengan Model peserta didik dengan Motivasi Belajar


pembelajaran LSQ pada peserta didik Rendah yang dibelajarkan menggunakan
yang memiliki Kemandirian Belajar Model pembelajaran
Rendah sebesar 17,56, lebih tinggi cooperative learning), Means Difference
dibandingkan rata-rata Hasil belajar sebesar 2,111; artinya selisih antara rata-
Bahasa Inggris peserta didik yang rata hasil belajar kelompok A1B2 dengan
dibelajarkan dengan Model pembelajaran kelompok A2B2 sebesar 2,111. Perbedaan
Group Investigation signifikan ditandai dengan tanda bintang
sebesar 15,33. Hasil tersebut menunjukan (*). Dengan nilai sig = 0,724 > 0,050, hal
bahwa Hasil belajar Bahasa Inggris ini menunjukkan bahwa
peserta didik yang memiliki Kemandirian
Belajar Rendah yang dibelajarkan dengan tidak terdapat perbedaan yang signifikan
Model antara Hasil belajar IPA peserta didik
pembelajaran LSQ lebih tinggi dengan Motivasi Belajar
daripada peserta didik yang Rendah yang dibelajarkan menggunakan
dibelajarkan dengan Model pembelajaran Model pembelajaran
Group Investigation dengan selisih rata- problem based learning dengan peserta
rata 2,11. didik yang menggunakan
Karena hasil pengujian menyatakan Model pembelajaran cooperative
terdapat interaksi antara Model learning.
pembelajaran dan Kemandirian Belajar Selanjutnya dilakukan
Siswa peserta didik terhadap Hasil belajar Independent T Test yaitu uji komparatif
Bahasa Inggris, maka perlu dilakukan Uji atau uji beda untuk mengetahui adakah
Lanjut dengan menggunakan Uji Tukey. perbedaan mean atau rerata yang
bermakna antara 2 kelompok bebas yang
Dari hasil Uji Tukey, terlihat berskala data interval/rasio.
bahwa kelompok A1B2 (Hasil belajar
IPA peserta didik dengan Motivasi Dari hasil perhitungan, tampak
Belajar Rendah yang dibelajarkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,096. Nilai t
menggunakan Model pembelajaran tabel dengan nilai df 18-2 = 16 pada
problem based learning) dan kelompok signifikansi 0,05 sebesar 2,120. Karena
A2B2 (Hasil belajar IPA nilai t hitung < t tabel atau

82
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

1,096 < 2,120 dapat disimpulkan bahwa 1) Hasil belajar Bahasa Inggris Peserta
tidak terdapat perbedaan signifikan antara didik kelas X SMK Informatika Bina
Hasil belajar Bahasa Inggris pada peserta Generasi yang dibelajarkan dengan
didik yang Model Group
dibelajarkan dengan Model pembelajaran Investigation lebih tinggi
Group Investigation dan Model dibandingkan dengan yang
pembelajaran LSQ pada dibelajarkan dengan Model Learning
peserta didik yang memiliki Kemandirian Start with a Question.
Belajar Rendah. 2) Terdapat pengaruh interaksi antara
Tabel 6. Hasil Pengujian Model pembelajaran dan kemandirian
Independent T-Test
peserta didik kelas X SMK
Thitung Ttabel Kesimpulan
Informatika Bina Generasi terhadap
1,096 2,120 Perbedaan tidak
Signifikan hasil belajar Bahasa Inggris.

3) Hasil belajar Bahasa Inggris peserta


Hasil belajar Bahasa Inggris peserta
didik kelas X SMK Informatika Bina
didik yang memiliki Motivasi Belajar
Generasi yang mempunyai
Rendah yang dibelajarkan dengan Model
kemandiran tinggi yang dibelajarkan
pembelajaran LSQ lebih tinggi
dengan Model Group Investigation
dibandingkan Hasil belajar Bahasa Inggris
lebih tinggi dibandingkan yang
peserta didik yang
dibelajarkan dengan Model Learning
dibelajarkan dengan Model pembelajaran Start with
Group Investigation walaupun perbedaan a Question.
tersebut tidak signifikan. Hal ini berarti
4) Hasil belajar Bahasa Inggris peserta
peserta didik dengan Kemandirian Belajar
didik kelas X SMK informatika Bina
Rendah lebih cocok menggunakan Model
Generasi yang memiliki kemandirian
pembelajaran LSQ.
rendah yang
dibelajarkan dengan Learning Start
with a Question lebih tinggi
4. Simpulan
dibandingkan yang dibelajarkan
Berdasarkan hasil analisis data
dengan Group Investigation
pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan
sebagai berikut :

83
JURNAL EDUCATE | VOL. 4 NO. 2 JULI 2019

5. DAFTAR PUSTAKA
Agus Suprijono. 2010. Cooperatif
Learning Teori dan Aplikasi
PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Depdiknas. Panduan Penyusunan


Kurikulum Tingkata Satuan
Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: BNSP. 2006

Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan


Pembelajaran. Jakarta: Rineka
Cipta. 1999

Isrok’atun, dan Rosmala. Model –


Model Pembelajaran
Matematika. Jakarta: PT Bumi
Aksara. 2018

Majid Abdul. Strategi Pembelajaran.


Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. 2013

Rusman. 2013. Model-Model


Pembelajaran, Jakarta: Rajawali
Pers.

Slavina, R.E. Cooperatif Learning


TGT. Bandung: Nusa Media.
2008

Robert F. Cooperatif Learning.


Bandung. 2000

Sugiyanto. Pembelajaran Kooperatif.


Jakarta: PT Rineka Cipta. 2008

84

Anda mungkin juga menyukai