Anda di halaman 1dari 11

BUKU SAKU

PERAWATAN KAKI DIABETIK SEHARI-HARI

Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Konsep Dasar Keperawatan II - DM

Disusun Oleh:

Friendky (PO.62.20.1.17.325)

Lia Oktaria (PO.62.20.1.17.333)

Maulana Akbar (PO.62.20.1.17.335)

Mega Sonia Vera (PO.62.20.1.17.336)

Yogi Yudistira (PO.62.20.1.17.351)

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALANGKA RAYA
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN
KELAS REGULER IV
TAHUN 2020
MATERI BUKU SAKU
PERAWATAN KAKI DIABETIK SEHARI-HARI

A. Latar Belakang
Edukasi kesehatan merupakan bagian dalam pengelolaan Diabetes Melitus.
Melalui edukasi, orang dengan Diabetes mengetahui tentang penyakitnya dan mampu
merawat dirinya. Salah satu komplikasi umum dari Diabetes adalah masalah kaki
Diabetes. Kaki Diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalami luka
dan cepat berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan benar. Setiap
tahun, lebih dari satu juta orang penderita Diabetes kehilangan salah satu kakinya
sebagai komplikasi Diabetes. Ini berarti bahwa setiap 30 detik, satu tungkai bawah
hilang karena Diabetes di suatu tempat di dunia. Dari semua amputasi tungkai bawah,
40-70% berkaitan dengan Diabetes. Pada banyak studi, insiden amputasi tungkai
bawah diperkirakan 5-25/100.000 orang/tahun. Sedangkan di antara penderita
Diabetes, jumlah penderita yang diamputasi sebanyak 6-8/1000 orang. Mayoritas
amputasi ini didahului oleh ulkus kaki.
Penderita Diabetes sangat membutuhkan peningkatan pengetahuan melalui
edukasi yang tepat. Pemahaman terhadap kondisi kesehatan serta bagaimana
menjalani kehidupan pasca di diagnosa penyakit Diabetes Melitus dapat membantu
dalam meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Edukasi Diabetes adalah
pendidikan dan pelatihan mengenai pengetahuan dan keterampilan bagi penderita
Diabetes Melitus yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku untuk
meningkatkan pemahaman tentang penyakit Diabetes.
Penderita Diabetes Melitus di Kalimantan Tengah setiap tahunnya mengalami
peningkatan, untuk menekan tingginya kasus Diabetes Melitus dan mencegah
komplikasi kaki Diabetes diperlukan peningkatan pengetahuan masyarakat mengenai
penatalaksanaan Diabetes Melitus dengan cara pemberian edukasi mengenai
perawatan kaki Diabetes dengan media audiovisual dan demonstrasi.

B. Pengertian Kaki Diabetik


Menurut Waspadji (2014) kaki Diabetes adalah kelainan tungkai kaki bawah
akibat Diabetes Melitus yang tidak terkendali. Kelainan kaki Diabetes Melitus dapat
disebabkan adanya gangguan pembuluh darah, gangguan persyarafan dan adanya
infeksi. Kaki Diabetes merupakan salah satu komplikasi umum dari Diabetes. Kaki
Diabetes yang tidak dirawat dengan baik akan mudah mengalami luka, dan cepat
berkembang menjadi ulkus gangren bila tidak dirawat dengan benar.

C. Penyebab Kaki Diabetik


Kelainan kaki Diabetes Melitus dapat disebabkan adanya gangguan pembuluh
darah, gangguan persyarafan dan adanya infeksi.
1. Gangguan pembuluh darah
Keadaan hiperglikemia yang terus-menerus akan mempunyai dampak pada
kemampuan pembuluh darah tidak berkontraksi dan relaksasi berkurang. Hal ini
mengakibatkan sirkulasi darah tubuh menurun, terutama kaki dengan gejala
antara lain
a. Sakit pada tungkai bila berdiri, berjalan dan melakukan kegiatan fisik.
b. Jika diraba kaki terasa dingin, tidak hangat.
c. Rasa nyeri kaki pada waktu istirahat dan malam hari.
2. Gangguan persyarafan (Neuropati)
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi
dalam tubuh. Syaraf pada kaki sangat penting dalam menyampaikan pesan ke
otak, sehingga menyadarkan kita akan adanya bahaya pada kaki, misalnya rasa
sakit saat tertusuk paku atau rasa pana saat terkena benda-benda panas. Kaki
Diabetes dengan neuropati akan mengalami gangguan sensorik, motorik, dan
otonomik. Neuropati sensorik ditandai dengan perasaan pada baal atau kebal
(parestesia), kurang berasa (hipestesia), terutama ujung kaki terhadap rasa panas,
dingin, dan sakit. Terkadang disertai rasa pegal dan nyeri di kaki. Neuropati
motorik ditandai dengan kelemahan sistem otot, otot mengecil, mudah lelah,
kram otot, deformitas kaki (charcot), ibu jari seperti palu (hammer toe), sulit
mengatur keseimbangan tubuh. Gangguan syaraf otonomik pada kaki ditandai
dengan kulit menjadi kering, pecah-pecah dan tampak mengkilat karena kelenjar
keringat di bawah kulit berkurang.

3. Infeksi
Penurunan sirkulasi darah pada daerah kaki akan menghambat proses
penyembuhan luka, akibatnya kuman masuk ke dalam luka dan terjadi infeksi.
Peningkatan kadar gula darah akan menghambat kerja leukosit dalam mengatasi
infeksi, luka menjadi ulkus gangren dan terjadi perluasan infeksi sampai ke
tulang (osteomielitis). Kaki yang mengalami ulkus gangren luas sulit untuk
diatasi, yang memerlukan tindakan amputasi.
D. Masalah umum pada Kaki Diabetik
Luka melepuh pada kaki akibat pemakaian sepatu yang sempit atau baru pada
orang yang tidak Diabetes adalah hal yang biasa, tetapi bagi orang Diabetes luka
tersebut akan menjadi masalah besar. Terdapat tiga alasan mengapa orang dengan
Diabetes lebih tinggi risikonya mengalami masalah kaki yaitu karena:
1. Sirkulasi darah dari jantung ke kaki dan tungkai menurun.
2. Berkurangnya indra rasa pada kaki.
3. Berkurangnya daya tahan tubuh terhadap infeksi.
Dengan adanya masalah-masalah tersebut pada kaki Diabetes, akan menimbulkan
beberapa masalah yang umumnya terjadi antara lain:
1. Kapalan, mata ikan dan melepuh
Kapalan (callus), mata ikan (corn atau kutilmulmul) merupakan penebalan atau
pengerasan kulit yang juga terjadi pada kaki Diabetes, akibat dari adanya neuropati
dan penurunan sirkulasi darah dan juga gesekan atau tekanan yang berulang-ulang
pada daerah tertentu di kaki.
2. Cantengan (kuku masuk ke dalam jaringan)
Cantengan merupakan kejadian luka infeksi pada jaringan sekitar kuku yang sering
disebabkan adanya pertumbuhan kuku yang salah. Keadaan ini disebabkan oleh
perawatan kuku yang tidak tepat misalnya pemotongan kuku yang salah (seperti
terlalu pendek atau miring), kebiasaan mencungkil kuku yang kotor.

3. Kulit kaki retak dan luka kena kutu air


Kerusakan syaraf dapat menyebabkan kulit sangat kering, bersisik, retak, dan
pecah-pecah, terutama pada sela-sela jari kaki. Kulit kaki yang pecah memudahkan
berkembangnya infeksi jamur dikenal dengan kutu air, yang dapat berlanjut
menjadi ulkus gangren.

E. Perawatan Kaki Diabetik sehari-hari


Hasil penelitian Rias (2016) bahwa klien Diabetes tipe 2 yang berpengetahuan
baik memiliki praktik perawatan kaki lebih baik dibanding dengan klien Diabetes tipe
2 yang berpengetahuan kurang. Dengan pengetahuan yang dimilikinya dapat
berpengaruh terhadap pola pikir dalam melakukan tindakan. Pengetahuan juga sangat
erat hubungannya dengan cara seseorang memperhatikan perubahan pada dirinya,
misalnya ketika kakinya mulai terasa baal atau dingin. Perawatan kaki merupakan
variabel yang paling berhubungan dengan risiko ulkus kaki Diabetes. Hal ini
menguatkan pernyataan bahwa ketika seseorang didiagnosa menderita Diabetes,
perawatan kaki yang tepat menjadi sangat penting. Perawatan kaki yang buruk pada
diabetisi akan mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, diantaranya amputasi
kaki. Berikut adalah beberapa perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya kaki
diabetik pada klien dengan Diabetes Melitus
1. Bersihkan kaki setiap hari pada waktu mandi dengan air bersih dan sabun mandi.
Bila perlu gosok kaki dengan sikat lembut atau batu apung. Keringkan kaki dengan
handuk lembut dan bersih termasuk daerah sela-sela jari kaki, terutama sela jari
kaki ketiga-keempat dan keempat-kelima.

2. Berikan pelembab/lotion (body lotion) pada daerah kaki yang kering agar kulit
tidak menjadi retak. Tetapi jangan berikan pelembab pada sela-sela jari kaki karena
sela-sela jari akan menjadi sangat lembab dan dapat menimbulkan tumbuhnya
jamur.
3. Gunting kuku kaki lurus mengikuti bentuk normal jari kaki, tidak terlalu pendek
atau terlalu dekat dengan kulit, kemudian kikir agar kuku tidak tajam. Bila
penglihatan kurang baik, mintalah pertolongan orang lain untuk memotong kuku
atau mengikir kuku setiap dua hari sekali. Hindarkan terjadi luka pada jaringan
sekitar kuku. Bila kuku keras sulit untuk di potong, rendam kaki dengan air hangat
(37°C) selama sekitar 5 menit, bersihkan dengan sikat kuku, sabun dan air bersih.
Bersihkan kuku setiap hari pada waktu mandi dan berikan krem pelembab kuku.

4. Pakai alas kaki sepatu atau sandal untuk melindungi kaki agar tidak terjadi luka,
juga di dalam rumah. Jangan gunakan sandal jepit karena dapat menyebabkan lecet
di selah jari pertama dan kedua.

5. Gunakan sepatu atau sandal yang baik yang sesuai dengan ukuran dan enak untuk
dipakai, dengan ruang dalam sepatu yang cukup untuk jari-jari. Pakailah
kaus/stocking yang pas dan bersih terbuat dari bahan yang mengandung katun.
Syarat sepatu yang baik untuk kaki diabetik adalah:
a. Ukuran sepatu lebih dalam.
b. Panjang sepatu 1/2 inchi lebih panjang dari jari-jari kaki terpanjang saat berdiri
(sesuai cetakan kaki).
c. Bentuk ujung sepatu lebar (sesuai lebar jari-jari kaki)
d. Tinggi tumit sepatu kurang dari 2 inchi.
e. Bagian dalam bawah sepatu (insole) tidak kasar dan licin, terbuat dari bahan
busa karet, plastik dengan tebal 10-12 mm.
f. Ruang dalam sepatu longgar, lebar sesuai bentuk kaki.
6. Periksa sepatu sebelum dipakai, apakah ada kerikil, benda-benda tajam seperti
jarum dan duri. Lepas sepatu setiap 4-6 jam serta gerakkan pergelangan dan jari-
jari kaki agar sirkulasi darah tetap baik terutama pada pemakaian sepatu baru.

7. Bila menggunakan sepatu baru, lepaskan sepatu setiap 2 jam kemudian periksa
keadaan kaki.
8. Bila ada luka kecil, obati luka dan tutup dengan pembalut bersih. Periksa apakah
ada tanda-tanda radang.

9. Segera ke dokter bila kaki mengalami luka.

10. Periksakan kaki ke dokter secara rutin.


DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. (2010). Diagnosis & Classification of Diabetes


Mellitus. Care Diabetes Journal. 35(1):64-71.

Lima JS, Powless SH, Strock E. (2010). Foot Problems keeping feet for lifetime.
Dalam Franz MJ et al, eds. Learning to Live Well with Diabetes. Minneapolis
DCI Publishing, 267-76.

Semb, Susan. Diabetes Care and Patient Education in CME Resource. (2002).
California.

Rias, Y, A. (2016). Hubungan Pengetahuan Dan Keyakinan Dengan Efikasi Diri


Penyandang Diabetic Foot Ulcer. Jurnal Keperawatan Muhammadiyah. 1(1) 13-
17.

Tjahyono, Y.P. (2015). Pengaruh edukasi melalui media visual buku ilustrasi terhadap
pengetahuan dan kepatuhan pasien DM tipe 2. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya Vol 2 No 1.

Waspadji, S. (2017). Komplikasi Kronik Diabetes Mekanisme terjadinya, diagnosis,


dan strategi pengelolaan. Dalam Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M,
Setiyohadi B, Syam AF. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke 6. Jakarta
Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, pp 2359-66.

Waspadji, S. (2014). Komplikasi Diabetes tipe 2 Pencegahan dan Penanganan.


Jakarta: FKM UI.

Waspadji, S. Pengelolaan Kaki Diabetik. Naskah Diabetes Update. Jakarta (1995).

Anda mungkin juga menyukai