Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MEMECAHKAN SUATU MASALAH PERDARAHAN


KATA PENGANTAR

       Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan segala
petunjuk, taufik, dan hidayah-Nya, 
sehingga kami dapat menyajikan makalah yang berjudul MEMECAHKAN
SUATU MASALAH PERDARAHAN. 
Makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penyusun
mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk perbaikan dalam
penyusunan makalah yang selanjutnya.

Sumbawa Barat, 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii  
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
C. Tujuan dan Manfaa....................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Suatu Masalah Pendarahan...............................................................3
B. Istilah Dalam Etik.......................................................................................................... 3
C. Kewajiban Dalam Pekerjaan..................................................................................... 5
D. Pengertian Hukum....................................................................................................... 7
F. Standar Asuhan.............................................................................................................. 7
G. Bidan dan Rahasia Jabatan........................................................................................ 8
H. Kerahasiaan dan Privacy........................................................................................... 9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 11

 
BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang


Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai
konotasi yang negative yang berhubungan dengan hukum. Seseorang bidan
dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan peran dan
fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.
Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri
yang harus mempunyai pengetahuan yang memadai dan harus selalu
memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika yang berhubungan dengan
ibu dan bayi.
Sebelum melihat masalah etik yang Mungkin timbul dalam pelayanan
kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa Istilah berikut ini :
1) Legislasi (Lieberman, 1970)Ketetapan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban seseorang yang berhubungan erat dengan tindakan.
2) Lisensi Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan
pekerjaan yang telah diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian
wewenang dan untuk meyakinkan klien.
3) Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan
keserikatan/berhubungan dengan tugas. Dalam pengambilan keputusan,
perhatian utama pada tugas.
4) Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak
berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
5) Instusioner Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilemma etik
dari kasus per kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan
yang sama pentingnnya.
B.  Rumusan Masalah
1. Pengertian Suatu Masalah Pendarahan
2. Istilah Dalam Etik
3. Kewajiban Dalam Pekerjaan 
4. Pengertian Hukum
5. Standar Asuhan
6. Bidan dan Rahasia Jabatan 
7. Kerahasiaan dan Privacy
C.  Tujuan Dan Manfaat
1.    Tujuan
a.    Untuk Mengetahui Pengertian Suatu Masalah Pendarahan
b.    Untuk Mengetahui apa Istilah Dalam Etik
c.    Untuk Mengetahui Kewajiban Dalam Pekerjaan
d.   Untuk Menjelaskan apa Pengertian Hukum
e.    Untuk Mengetahui Standar Asuhan
f.     Menjelaskan Bidan dan Rahasia Jabatan
g.    Untuk Menjaga Kerahasiaan dan Privacy
2.    Manfaat
a.    Untuk Mengetahui Pengertian Suatu Masalah Pendarahan
b.    Untuk Mengetahui apa Istilah Dalam Etik
c.    Untuk Mengetahui Kewajiban Dalam Pekerjaan
d.   Untuk Menjelaskan apa Pengertian Hukum
e.    Untuk Mengetahui Standar Asuhan
f.     Menjelaskan Bidan dan Rahasia Jabatan
g.    Untuk Menjaga Kerahasiaan dan Privacy
BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Suatu Masalah Pendarahan


Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalam menghargai suatu tindakan apakah benar atau salah dan apakah
penyelesaiannya baik atau salah (Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai
konotasi yang negatif yang berhubungan dengan hukum. Seorang bidan
dikatakan profesional bila ia mempunyai etika. Semua profesi kesehatan
memiliki etika profesi, namun demikian etika dalam kebidanan mempunyai
kekhususan sesuai dengan peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung
jawab menolong persalinan. Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk
mengambil keputusan sendiri yang berhubungan dengan tanggung jawabnya.
Untuk melakukan tanggung jawab ini seorang bidan harus mempunyai
pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui  ilmunya dan
mengerti tentang etika yang berhubungan dengan ibu dan bayi.
Derasnya arus globalisasai yang semakin mempengaruhi kehidupan sosial
masyarakat dunia juga mempengaruhi munculnya masalah atau penyimpangan
etik sebagai akibat kemajuan teknologi atau ilmu pengetahuan yang
menimbulkan konflik terhadap nilai. Arus kesejagatan ini dapat dibendung, pasti
akan mempengaruhi pelayanan kebidanan. Dengan demikian penyimpangan etik
mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan misalnya dalam
praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB, institusi kesehatan
lainnya, bidan praktek mandiri mempunyai tanggung jawab yang lebih besar
karena harus mempertanggung  jawabkan sendiri apa yang dilakukan. Dalam hal
ini bidan yang praktek mandiri menjadi pekerja yang bebas mengontrol dirinya
sendiri. Situasi ini akan besar sekali pengaruhnya terhadap kemungkinan
terjadinya penyimpangan etik.
B.  Istilah Dalam Etik
Sebelum melihat masalah etik yang mungkin timbul dalam pelayanan
kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa istilah berikut ini:
1.        Legislasi (Lieberman, 1970 ) :
Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorng yang
berhubungan erat dengan tindakan
2.      Lisensi :
Pemberian ijin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang
telah ditetapkan tujuannya untuk membatasi pemberian kewenangan dan
untuk meyakinkan klien.
3.      Deontologi/tugas :
Keputusan yang diambil berdasarkan keterkaitan atau hubungan dengan
tugas dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.
4.      Hak :
Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak
berbeda dengan keinginan, kebutuhan dan kepuasan.
5.      Instusionist :
Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilema etik dari kasus per
kasus. Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama
pentingnya.
6.      Beneficience :
Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan klien.
7.      Mal-eficience :
Keputusan yang diambil merugikan pasien.
8.      Malpraktek/lalai :
·         Gagal melakukan tugas atau kewajiban kepada klien.
·         Tidak melaksanakan tugas sesuai dengan standar.
·         Melakukan tindakan yang mencederai klien.
·         Klien cedera karena kegagalan melakukan tugas.
9.      Malpraktek terjadi karena :
·         Ceroboh
·         Lupa
·         Gagal mengkomunikasikan
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik
yang berhubungan dengan hukum. Seiring masalah dapat diselesaikan dengan
hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan
nilai etik. Banyak hal yang bisa membawa seorang bidan berhadapan dengan
masalah etik.
v Contoh kasus:
Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami pendarahan pospartum
setelah melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk
diberikan suntikan uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan
yang menyangkut dirinya maka bidan bisa saja tidak memberikan suntikan
karena kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan dengan masalah yang
lebih rumit bila terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan pertolongan
untuk merujuk pasien, dan yang lebih fatal lagi bila pasien akhirnya meninggal
karena pendarahan. Dalam hal ini bidan bisa dikatakan tidak melaksanakan
tugasnya dengan baik. Walaupun bidan harus memaksa pasiennya untuk
disuntik mungkin itulah keputusan yang terbaik yang harus ia lakukan
(deontology).
v Contoh lain:
Seorang bidan praktek mandiri memberikan vitamin secara rutin hanya
karena ingin mencapai bonus yang dijanjikan oleh perusahaan obat (Mal-
eficience). Dalam kasus ini bidan telah memaanfaatkan pasiennya sebagai obyek
untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.
C.  Kewajiban Dalam Pekerjaan
Sangat jelas bahwa kewajiban harus mendapat pengakuan hukum. Bidan
dalam melaksanakan peran dan fungsinya wajib memberikan asuhan kepada
semua pasiennya (ibu dan bayi), termasuk orang lain yang secara langsung juga
memberikan asuhan kepada pasien tersebut misalnya orang tua/keluarga
pasien.
v Kewajiban bidan yang antara lain:
·  Memberikan informasi kepada klien dan keluarganya.
·  Memberikan penjelasan tentang resiko tertentu yang mungkin terjadi dalam
memberikan asuhan atau prosedur kebidanan.
Kewajiban ini telah diatur dalam PP 32 tentang tenaga kesehatan yang
merupakan pedoman yang harus dipergunakan oleh tenaga kesehatan sebagai
petunjuk dalam menjalankan profesinya secara baik, juga dalam kode etik
maupun standar profesi yang disusun oleh profesi.
1.    Beberapa Permasalahan Pembahasan Etik Dalam Kehidupan Sehari-hari
a. Persetujuan dalam proses melahirkan
b. Memilih/mengambil keputusan dalam persalinan
c. Kegagalan dalam proses persalinan misalnya memberikan epidural
anestasi
d. Pelaksanaan USG dalam kehamilan
e. Konsep normal pelayanan kebidanan
f. Bidan dan pendidikan seks
2.    Beberapa Pedoman Etik Kebidanan
a.         Kode Etik Profesi
Sejak zaman sebelum Masehi dunia kedokteran sudah mengenail kode etik
yang digunakan untuk melaksanakan praktek kedokteran pada zaman itu. Kode
etik merupakan suatu kesepakatan yang diterima dan dianut bersama
(kelompok tradisional) sebagai tuntunan dalam melakukan praktek. Kode etik
ini disususn oleh profesi berdasarkan keyakinan dan kesadaran profesional
serta tanggung jawab yang berakar pada kekuatan moral dan kemampuan
manusia.
b.    Kode etik profesi
Merupakan suatu pernyataan komprehensif dari profesi yang memberikan
tuntunan bagi anggotanya untuk melaksanakan praktek dalam bidang
profesinya baik yang berhubungan dengan klien/pasian, keluarga, masyarakat
teman sejawat, profesi dan dirinya sendiri. Namun dikatakan bahwa kode etik
tidak dapat lagi dipakai sebagai pegangan satu-satunya dalam menyelesaikan
masalah etik. Untuk itu dibutuhkan juga suatu pengetahuan yang berhubungan
dengan hukum. Benar/salah pada penerapan kode etik, ketentuan/nilai moral
yang berlaku terpulang kepada profesi.
3.    Dimensi Kode Etik
a.    Anggota profesi dan klien/pasien
b.    Anggota profesi dan sistem kesehatan
c.    Anggota profesi dan profesi kesehatan
d.   Sesama anggota profesi
e.    Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang
memberikan tuntunan bagi bidan untuk melaksanakan praktek kebidanan baik
yang berhubungan dengan klien/pasien, keluarga masyarakat , teman sejawat,
profesi dan dirinya sendiri.
4.    Prinsip Kode Etik
a. Menghargai otonomi
b. Melakukan tindakan yang benar
c. Mencegah tindakan yang dapat merugikan
d. Memperlakukan manusia secara adil
e. Menjelaskan dengan benar
f. Menepati janji yang telah disepakati
g. Menjaga kerahasiaan

D.  Pengertian Hukum


Hukum adalah himpunan petunjuk atas kaidah/norma yang mengatur tata
tertib di dalam suatu masyarakat, oleh karena itu harus ditaati oleh masyarakat
yang bersangkutan. Hukum adalah aturan didalam masyarakat tertentu. Hukum
dilihat dari isinya terdiri dari norma atau kaidah tentang apa yang boleh
dilakukan dan tidak, dilarang atau diperbolehkan. Hubungan hukum perundang-
undangan dan hukum yang berlaku dengan tenaga kesehatan:
Klien sebagai penerima jasa kesehatan mempunyai hubungan timbal balik
dengan tenaga kesehatan yang dalam hal ini adalah pemberi jasa. Hubungan
timbal balik ini mempunyai dasar hukum yang merupakan peraturan
pemerintah. Klien sebagai penerima jasa kesehatan dan tenaga kesehatan
sebagai pemberi jasa sama-sama mempunyai hak dan kewajiban.

E.  Standar Asuhan


Standar asuhan juga sangat penting untuk menentukan apakah seseorang
telah melanggar kewajibannya dalam menjalankan tugasnya.
·         Misalnya : Seorang bidan melakukan pertolongan persalinan dengan
ekstrasi vacum pada bayi dengan presentasi kepada yang masih tinggi di sebuah
RB yang masih termasuk wilayah DKI. Dalam kasus ini Bidan tersebut bisa
dikatakan melanggar tugasnya karena hal ini sudah diatur dalam Permenkes No.
572, dimana dalam salah satu butir peraturannya mengatakan bahwa bidan
hanya diperbolehkan melakukan ekstraksi vacum pada posisi kepala sudah
didasar panggul dan tidak memungkinkan melakukan rujukan.
Banyak sekali dimensi etika yang berhubungan dengan keputusan dalam
pelayanan kebidanan.
·      Misal : Prinsip pengkajian berdasarkan aturan dan moral artinya setiap
keputusan yang diambil harus berdasarkan peraturan tidak menjadi terlalu
spesifik.

F.   Bidan dan Rahasia Jabatan


Kerahasiaan merupakan satu prinsip penting dalam tugas tiap tenaga
kesehatan termasuk bidan. Kedudukan bidan di dalam sistem pelayanan
kesehatan tidak saja sebagai pemberi asuhan kebidanan, akan tetapi sering pula
bidan menjadi semacam “biceht vader” (tumpuhan permasalahan) dari klien
maupun keluarganya. Permasalahan ini dapat pula yang telah diamati sendiri
oleh bidan pada waktu menolong persalinan di rumah dan/atau pada waktu
melakukan kunjungan rumah. Data/informasi yang didapat bidan melalui
anamnese klien di klinik menjadi faktor rahasia pula dalam tugas bidan. Seorang
wanita dalam keadaan hamil, melahirkan atau nifas, seringkali mendapat
gangguan pada emosinya atau pada keadaan kesehatan mentalnya. Dalam
keadaan seperti ini seringkali ia ingin mencurahkan segala isi hatinya atau
permasalahan dirinya secara pribadi maupun dalam keluarga pada seseorang
yang mau mendengarkannya. Biasanya orang tersebut adalah bidan, yang pada
waktu-waktu tersebut adalah dekat dengan klien. Bidan harus tetap
menghormati kepercayaan yang diberikan klien kepadanya dan memegang
teguh kerahasiaan informasi yang didapat.
Ada kalanya informasi perlu dibuka kerahasiaan, yaitu sebagai contoh
pada persidangan (hukum) bila bidan bertindak sebagai saksi dan informasi
tertentu dibutuhkan hakim sebagai bukti. Memegang kerahasiaan ditegaskan
dalam Per Menkes No. 572/1996, ps.30, ad 2 b untuk bidan dan dalam UU Kes
No.23/1992 bagi semua tenaga kesehatan.
G. Kerahasiaan dan Privacy
 Ada dua hal yang hampir sama yang harus dibedakan yaitu kerahasiaan dan
privacy, sebagai berikut. 
Contoh di bawah ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari
kerahasiaan dan privacy sering dilanggar, walaupun contoh kasus ini sangat
jarang terjadi. 
Seorang bidan (Betsy) melakukan pemeriksaan antenatal pada kunjungan
pertama. Klien menceritakan bahwa ia pernah menggugurkan kandungannya
pada waktu yang lalu, tetapi tidak diketahui suaminya. Dan ia meminta kepada
Betsy agar tidak memberitahukan hal ini kepada suaminya.
Ø Kemudian terjadilah peristiwa sebagai berikut:
a. Bidan A memberitahukan hal tersebut kepada suami wanita
tersebut tanpa disengaja. Bidan
b. dianggap melanggar kerahasiaan.
c. Bila B yang membaca catatan perihal Betsy dari catatan yang ada
di file Betsy pada pergantian
d. dinas, juga termasuk melanggar kerahasiaan.
e. Bidan B kemudian meninggalkan file Betsy di meja sehingga suami
Betsy membuka dan membaca
f. catatan B, Bidan B juga dianggap melanggar privacy Betsy.
g. Bila kejadian diatas terjadi, Bidan A dan B sebenarnya tidak dapat
dipersalahkan walaupun
h. mereka telah melanggar kerahasiaan dan privacy Betsy.
BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai
manusia dalm menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah
pernyataan itu baik atau buruk.
Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu
tindakan yang berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut
baik dan buruknya.
Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam
memberikan asuhan kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan
profesional.
Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik
dan buruk yang mempengaruhi siakap seseorang. Dan Kesadaran tentang
adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan pengaruh
lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hali ini yang disebut
kesadaran moral.

B.  Saran
Bidan sebagai petugas kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik
yang berhubungan dengan hukum. Seiring masalah dapat diselesaikan dengan
hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan berdasarkan prinsip-prinsip dan
nilai etik. Banyak hal yang bisa membawa seorang bidan berhadapan dengan
masalah etik.
DAFTAR PUSTAKA

Hendrik. 2006. Problema Haid, Tinjauan Syariat Islam Dan Medis Ed.1. Solo:
Tiga Serangkai
Fraser&Cooper.2009.Buku Ajar Bidan Myles.Jakarta : EGC
Maulana, Mirza.2008.Penyakit Kehamilan dan Pengobatannya.Yogyakarta :
Katahati
Wiknjosastro, Hanifa.2007.Ilmu Kebidanan.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai