Anda di halaman 1dari 3

PEMASANGAN ALAT BANTU NAFAS/VENTILATOR PADA PASIEN

YANG MENGALAMI GAGAL NAFAS

No Dokumen No Revisi Halaman

STANDAR Tanggal Terbit Ditetapkan oleh


PROSEDUR Direktur Rumah Sakit Bhakti Asih
OPERASIONAL

Drg. H Dadang Sukandar, MARS


PENGERTIAN Prosedur tentang tata cara memasukkan pipa (ETT) ke dalam trakea dan
pemasangan alat bantu nafas (ventilator) pada pasien yang mengalami gagal
nafas

Indikasi intubasi dan bantuan ventilasi mekanis adalah :


1. PaO2 kurang dari 50-60 mmHg
2. PCO2 lebih dari 50-60 mmHg
3. Vital Capacity kurang dari 500-800 ml
4. Risiko tinggi mendapat aspirasi
5. Takipnea lebih dari 35x/menit
6. Dispnea dan penggunaan otot bukan otot dada
7. Pernapasan asidosis berat
TUJUAN Sebagai acuan penerapan langkah - langkah tindakan intubasi dan
pemasangan ventilator
KEBIJAKAN 1. SK Direktur tentang Kebijakan Umum Pelayanan Rumah Sakit
2. SK Direktur tentang Kebijakan Pasien Risiko Tinggi Rumah Sakit
3. SK Direktur tentang Pedoman Pelayanan dan pengorganisasian Intensif
Care Unit
PROSEDUR 1. Perawat melakukan identifikasi pasien yang akan di intubasi
2. Perawat melakukan kebersihan tangan
3. Perawat menjaga privasi pasien
4. DPJP/ Dokter jaga berkonsultasi dengan dokter anestesi untuk rencana
intubasi
5. DPJP/ Dokter jaga memberikan penjelasan kepada pasien atau keluarga
rencana intubasi dan keluarga menandatangani persetujuan tindakan
6. Bila keluarga sudah menyetujui tindakan intubasi, maka perawat
mempersiapkan peralatan yang terdiri dari :
a. Facemask/ air viva
b. Flow meter O2 dan slang O2
c. Laryngoscope Set
d. ETT ukuran sesuai kebutuhan
e. Xylocain jelly
f. Xylocain spray
g. Syringe 20ml
h. Oropharyngeal tube sesuai kebutuhan
i. Magillforcep
j. Introduce/mandrain
k. Velterband
l. Plester
m. Guntung Verband
n. Suction set lengkap
o. Suction catether dan connector tube
p. Aquadest steril
q. Bengkok
r. Sarung tangan
s. Masker
t. Stetoskop
u. Ventilator yang sudah siap pakai

7. Perawat atau dokter yang akan melakukan intubasi mempersiapkan pasien


dengan cara mengatur posisi pasien terlentang fleksi leher dan kepala
ekstensi
8. Perawat menyeleksi besar tube ETT kira-kira pas lewat hidung
9. Perawat melakukan pengecekan ETT, apakah cuff tidak bocor dengan
cara memasukan udara ke balon ETT kemudian mengempiskannya lagi
10. Perawat melumasi ujung ETT dengan xylocain jelly
11. Perawat memakai sarung tangan dan masker
12. Perawat membersihkan jalan nafas pasien di hidung dan rongga mulut
13. Sebelum tindakan perawat mendampingi intubasi memberikan O2
minimal 6 liter/menit dengan face mask dan di pompa
14. Perawat/ Dokter memberikan sedasi (midazolam 2,5 - 5mg IV/ propofol
100 - 150mg IV
15. Perawat melakukan desinfeksi blade dengan alkohol bab
16. Perawat membuka mulut pasien dengan tangan kanan sedangkan tangan
kiri memegan handle laringoskop, blade dimasukkan dari sudut kanan mulut
memanjang punggung lidah dan lidah didorong ke kiri. Cari uvula dan basis
dari epiglotis diantara epiglottis dan dasar lidah kemudian laringoskop
dorong ke depan sepanjang sumbu handle
17. Perawat yang mendampingi melakukan penekanan kartilago tiroid dari
luar untuk membantu penampakan laring, bila telah nampak jelas pita suara
masukan tube diantara pita suara
18. Perawat memastikan letak ujung ETT dalam trakhea (diatas laring)
dengan mengembangkan cuff dan memompa beberapa kali disertai
auskultasi pengembangan di kedua lapang paru-paru
19. Perawata melakukan fiksasi dengan plester secara menyilang, dan
velterband untuk memperkuat fiksasi.
20. Perawat atau dokter menilai keadekuatan pernafasan pasien
21. Bila nafas pasien adekuat dapat diberikan O2 sesuai kebutuhan pasien
menggunakan T-piececanula
22. Bila pernafasan tidak adekuat pertimbangkan untuk penggunaan
ventilator
23. Perawat atau dokter jaga melakukan konsultasi dengan dokter anestesi
untuk setting modus dan parameter
24. Perawat menyambungkan ventilator ke pasien sesuai dengan SPO
pengoperasian dan pemeliharaan ventilator
25. Perawat merapikan pasien
26. Perawat membersihkan peralatan dibersihkan mengembalikan
ketempatnya
27. Perawat dan atau dokter mencatat semua tindakan yang dilakukan,
ukuran ETT, batas ETT, setting ventilator, tekanan cuff, tanggal dan waktu
pemasangan serta nama pemasang pada form catatan perkembangan
terintegrasi
28. Perawat melakukan observasi dan mengukur tanda vital 1 jam paska
intubasi/pemasangan ventilator serta periksa ulang AGD
29. DPJP atau dokter jaga menginstruksikan pemeriksaan foto thoraks pasca
intubasi
30. Perawat mempersiapkan pemeriksaan foto thoraks sesuai SPO
Permintaan Pemeriksaan Imaging
31. Petugas Radiologi melakukan pemeriksaan foto thoraks
32. Perawat melakukan kebersihan tangan setelah selesai tindakan
UNIT TERKAIT 1. Unit Perawatan Intensif
2. Unit Rawat Inap
3. Unit Rawat Jalan
4. IGD dan Instalasi
5. SMF
6. Layanan Tekhnik

Anda mungkin juga menyukai