Anda di halaman 1dari 2

1. Apa dampak jika salah melakukan tindakan pada tahap pra rumah sakit?

Jawab :
Penanganan yang salah dapat menyebabkan cedera yang semakin parah.
Akibatnya pasien bisa mengalami syok neurogenik, syok spinal, hipoventilasi,
hiperfleksia autonomic, gangguan pernafasan, gangguan fungsi saraf pada jari – jari
tangan, otot bisep, otot trisep, dan atau otot – otot leher. Akibat atau dampak lebih lanjut
dari trauma servikal yaitu kematian. (Redita, 2011)

Redita, Putri. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien Trauma Leher. Universitas
Udayana : Denpasar.

2. Penanganan pertama sebelum dibawa ke rumah sakit pada cedera cervical?


Jawab :
1. Mempertahankan ABC (Airway, Breathing, Circulation)
2. Mengatur posisi kepala dan leher untuk mendukung airway : headtil, chin lip, jaw
thrust. Jangan memutar atau menarik leher ke belakang (hiperekstensi),
mempertimbangkan pemasangan intubasi nasofaring.
3. Stabilisasi tulang servikal dengan manual support, gunakan servikal collar,
imobilisasi lateral kepala, meletakkan papan di bawah tulang belakang.
4. Stabililisasi tulang servikal sampai ada hasil pemeriksaan rontgen (C1 - C7)
dengan menggunakan collar (mencegah hiperekstensi, fleksi dan rotasi),
member lipatan selimut di bawah pelvis kemudian mengikatnya.
5. Menyediakan oksigen tambahan.
6. Memonitor tanda-tanda vital meliputi RR, AGD (PaCO2), dan pulse oksimetri.
7. Menyediakan ventilasi mekanik jika diperlukan.
8. Memonitor tingkat kesadaran dan output urin untuk menentukan pengaruh dari
hipotensi dan bradikardi.
9. Meningkatkan aliran balik vena ke jantung.
10. Berikan antiemboli
11. Tinggikan ekstremitas bawah
12. Gunakan baju antisyok.
13. Meningkatkan tekanan darah
14. Monitor volume infus.
15. Berikan terapi farmakologi ( vasokontriksi)
16. Berikan atropine sebagai indikasi untuk meningkatkan denyut nadi jika terjadi
gejala bradikardi. (Redita, 2011)
Redita, Putri. 2011. Asuhan Keperawatan pada Pasien Trauma Leher. Universitas
Udayana : Denpasar.

3. Bagaimana penanganan cedera cervical pada pasien terlempar?


Jawab :
Karena diagnosis fraktur dan dislokasi hanya dapat dibuat dengan foto rontgen
maka setiap penderita diperkirakan menderita fraktura vertebra harus diobati seolah –
olah diagnosisnya sudah dikonfirmasi. Prosentase cedera medulla spinalis dengan
fraktura jauh lebih tinggi di daerah servikal, dan kemungkinan adanya kecelakaan
sekunder yang timbul selama pemindahan harus dihindarkan. Korban harus diangkut
menggunakan long spine board, dengan immobilisasi kepala dan leher yang tepat
menggunakan cervical collar atau secara manual. Dan immobilisasi tulang belakang
menggunakan long backboard. Pemindahan dilakukan dengan tehnik log roll. (Boswick,
2013 : 118)

Boswick, John A. 2013. Perawatan Gawat Darurat. ECG :Jakarta.

4. Berapa lama penanganan cedera cervical?


Jawab :
Tindakan pembedahan dekompresi dini kurang dari 24 jam pada pasien trauma
servikal memberikan hasil yang lebih baik secara bermakna dalam perbaikan status
neurologis dibandingkan dengan yang tertunda lebih dari 24 jam. Masa pemulihan tiap
pasien berbeda – beda, namun pemulihan biasanya berlangsung sekitar 1 minggu
hingga 6 bulan. Pada beberapa kasus, waktu yang dibutuhkan bisa mencapai 1 – 2
tahun. (Martiana, Permana, dan Widhiyanto, 2019 : 12)

Martiana, Ketut, Donny Permana, dan Lukas Widhiyanto. 2019. Traumatic Cervical Cord
Injury. Journal Orthopaedi and Traumatology : Surabaya.

Anda mungkin juga menyukai