Anda di halaman 1dari 15

PROGRAM KESEHATAN PESANTREN

PENYULUHAN BUDAYA HIDUP SEHAT DI PONDOK PESANTREN

Disusun oleh kelompok 4:


Abd Rahman 41181396100018
Fitria Rahmi R 41181096100071
Robby Franata S 41181396100024
Salsabila Windya A 41181396000036

Pembimbing UIN : Pembimbing puskesmas :

dr. Erfira,Sp. M dr. Joko Haryanto

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

PERIODE 18 AGUSTUS – 13 SEPTEMBER 2020


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji Syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan nikmat islam,
iman, dan ikhsan sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kegiatan Penyuluhan ini tepat
pada waktunya. Laporan kegiatan ini merupakan bentuk laporan salah satu kegiatan yang
dilakukan seluruh kepaniteraan klinik Ilmu Kedokteran Komunitas.

Sholawat dan salam semoga sellau tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang
telah membimbing umat dar masa kebodohan menjadi masa keemasan , dengan adanya ajaran
islam.

Pada kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada para
pembimbing yang telah banyak memberikan pengarahan selama penyusunan laporan ini,
pembimbing tersebut sebagai berikut :

1. dr. Erfira, Sp. M, selaku pembimbing dikampus


2. dr. Joko Haryanto, selaku pembimbing utama di Puskesmas Salembaramn Jaya
3. drg. Ajeng, selaku pembimbing lapangan selama di Pesantren Nur Hasanah
4. Seluruh dewan pengurus pesantren Nur Hasanah yang telah memberikan kesempatan
dan tempat kepada kami untuk dapat memberikan penyuluhan kepada para santri

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih ada beberapa kekurangan. Kritik dan saran yang
membangun kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan ini. Demikian,
semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, Agustus 2020

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan dan penyiaran agama islam, tempat
pelaksanaan kewajiban belajar mengajar dan pusat pengembangan masyarakat/ jamaah
yang diselenggarakan dalam kesatuan tempat pemukiman dengan masjid sebagai pusat
pendidikan dan pembinaannya.1 Kebanyakan pondok pesantren di Indonesia memiliki
masalah yang begitu klasik yaitu tentang kesehatan santri dan masalah terhadap penyakit.
Masalah kesehatan dan penyakit di pesantren sangat jarang mendapat perhatian dengan
baik dari warga pesantren itu sendiri maupun masyarakat dan juga pemerintah. Pesantren
sendiri mempunyai kultur tersendiri yang berbeda dengan masyarakat pada umumnya.2

Beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya menemukan bahwa faktor


sanitasi berperan dalam prevalensi berbagai macam penyakit termasuk diantaranya diare
dan penyakit skabies. Perilaku santri yang tidak saniter, saling meminjam pakaian,
menggunakan alat mandi bersama, serta tempat tidur yang berimpitan adalah penyebab
menularnya penyakit skabies di pesantren. Selain itu juga kebiasaan hidup bersih dan
sehat dari kalangan santri yang masih kurang diperhatikan sehingga sangat menjadi resiko
terjangkit penyakit. Sehingga sanitasi perorangan juga berperan penting dalam
memberantas penyakit yang dapat terjadi di pesantren di pesantren.3

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa budaya hidup sehat di pondok
pesantren masih sangat minim pengaplikasiannya. Maka dari itu, dalam kegiatan ini kami
memberikan salah satu upaya untuk membangun budaya hidup sehat dipesantren dengan
memberikan penyuluhan mengenai budaya hidup sehat dipesantren dan memberikan
pemahaman terkait penyakit scabies.

3
1.2. Tema Kegiatan

Tema kegiatan ini adalah “Budaya Hidup Sehat Di Pondok Pesantren”.

1.3. Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini diselenggarakan dengan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat pesantren khususnya santri


mengenai perilaku hidup bersih dan sehat serta skabies.

2. Untuk menerapkan peran aktif dokter muda FK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam pengabdian kepada masyarakat dan untuk menanamkan nilai – nilai
keislaman.

1.4. Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah seluruh santri SMP – SMA pondok pesantren Nur Hasanah

1.5. Waktu dan Tempat

Kegiatan penyuluhan ini dilakukan pada hari Sabtu, 29 agustus 2020 di Pondok Pesantren
Nur Hasanah yang terletak di Desa Rawa Burung, Kosambi, Tangerang, Banten.

4
BAB II
LAPORAN KEGIATAN

2.1 Tema Kegiatan


Tema pada kegiatan ini adalah “Budaya Hidup Sehat Di Pesantren”

2.2 Profil Pesantren


Nama Pesantren : Pondok Pesantren Nur Hasanah

Alamat : Kp. Kresek No. 23. Rw. Burung, Kosambi, Tanggerang

Mulai berdiri : 4 Juni 2015

Status tanah : milik sendiri (luas : 2.000 m2)

Status bangunan : milik sendiri

Pendiri pesantren : Ustad H. Muh Nur

Pondok Pesantren Nur Hasanah merupakan jenis Pesantren Salafi yang berbasis
pada kitab kuning. Santri mukim Pondok Pesantren Nur Hasanah berjumlah 45 orang,
dengan rincian santri putra berjumlah 20 orang dan santri putri berjumlah 25 orang dengan
rentang usia 13-17 tahun. Santri yang menuntut ilmu di pesantren ini berasal dari tempat
yang beragam, mulai dari lingkungan sekitar pesantren hingga luar Pulau Jawa. Pesantren
ini tidak terdapat pendidikan formal. Beberapa santri yang masih mengikuti jenjang
pendidikan SMP-SMA, bersekolah di sekitar pesantren. Pondok pesantren tetap bertahan
pada salaf murni yang mengedepankan pelajaran kitab-kitab salaf atau kitab kuning.

Kegiatan yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Nur Hasanah terdiri dari belajar
tajwid, kitab kuning, kitab gundul, amil jurmiyah, alfiyah, dan nasyid. Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari kecuali hari Jum’at. Kegiatan dimulai dengan shalat tahajud dan
shalat subuh berjamaah, kemudian dilanjutkan mengaji al Qur’an. Setelah itu santri
dipersilakan untuk beristrahat. Kegiatan dilanjutkan pukul 08.00 hingga pukul 11.30 untuk
pendidikan sekolah. Pukul 11.30 hingga 14.00 santri beristrahat untuk shalat dhuhur dan
makan siang. Pukul 14.00-17.00 santri kembali mengaji yang dilanjutkan shalat ashar

5
kemudian dilanjutkan mengaji kembali. Saat shalat magrib dan shalat isya, mereka shalat
berjamaah yang dilanjutkan pengajian kitab kuning hingga pukul 21.00.

2.3 Kegiatan observasi


Sebelum melakukan penyuluhan di Pondok Pesantren Nur Hasanah, kami melakukan
observasi ke pesantren tersebut sebanyak dua kali sebagai berikut:

1. Rabu, 26 Agustus 2020


Pada hari rabu kami mendatangi Pondok Pesantren Nur Hasanah untuk melakukan
survey. Di sana kami memperkenalkan diri, melihat lokasi, menyampaikan tujuan
dan meminta izin untuk mengadakan penyuluhan di pesantren tersebut. Setelah
pengurus pesantren menyetujui, kami menentukan jadwal observasi selanjutnya
sambil membawa surat resmi untuk penyuluhan.

2. Kamis, 27 Agustus 2020


Kami melakukan observasi mengenai keadaan lingkungan pesantren kesehatan
santri. Kami melakukan observasi ke kamar santri menginap, tempat pengajian,
dapur, kamar mandi, dan lingkungan sekitar pesantren. Kami juga melakukan
wawancara bersama pengurus pesantren mengenai profil pesantren dan pada
beberapa santri mengenai kebiasaan apa saja yang sering dilakukan dan beberapa
masalah kesehatan yang sering terjadi di pesantren. Kami kemudian menentukan
waktu penyuluhan dan menyampaikan hal tersebut kepada pemimpin pesantren dan
santri.

Dari hasil observasi dan wawancara dengan santri, kami mendapatkan masalah kesehatan
terkait kebersihan lingkungan dan perseorangan santri. Adapun penyakit tersering yang
dialami oleh santri adalah scabies dan diare.

6
2.4 Identifikasi masalah dan penentuan prioritas masalah di pondok pesantren Nur
Hasanah

Penilaian prioritas masalah dilakukan untuk mencari masalah yang dianggap segera untuk
diselesaikan. Penilaian sudah dijelaskan mengenai masalah dan indikasi masalah ini
muncul. Permasalahan yang sudah diperoleh kemudian akan diprioritaskan untuk
diselesaikan. Cara memprioritaskan masalah yang digunakan adalah pembobotan
berdasarkan kriteria berikut :

1. Pentingnya Masalah
Makin penting (Importance) masalah tersebut, makin diprioritaskan penyelesaian
masalahnya. Beberapa ukuran pentingnya masalah antara lain :
a. Besarnya masalah (Prevalence)
b. Akibat yang ditimbulkan oleh masalah (Severity)
c. Kenaikan besarnya masalah (Rate of Increase)
2. Makin layak teknologi yang tersedia dan yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah (Technical Feasibility), makin diprioritaskan masalah tersebut.
3. Sumber daya yang tersedia
Makin tersedia sumber daya yang dapat dipakai seperti tenaga, dana dan sarana
untuk mengatasi masalah (Resource Ability) makin diprioritaskan masalah
tersebut.

Nilai skor antara 1 (tidak penting) sampai 5 (sangat penting) untuk setiap kriteria yang
sesuai. Prioritas masalah adalah yang jumlah nilainya paling besar. Hasil akhir perhitungan
Prioritas Masalah dengan metode Criteria Matrix Tehnique tersebut sebagai berikut:

No Masalah I T R Nilai Prioritas


P Sv R (IxTxR)
1 Kurangnya kesadaran mengenai 5 3 4 5 5 300 2
kebersihan lingkungan dan perseorangan
santri
2 Sering muncul penyakit skabies dan 5 4 5 5 5 350 1
diare

Masalah utama yang menjadi prioritas adalah : Sering muncul penyakit skabies dan
diare

7
2.5. Analisis fish bone pada masalah di pondok pesantren Nur Hasanah

MEN MATERIAL MEASUREMENT

Kurang Penyakit scabies


Kurang kesadaran persediaan dan mencret
tentang kepentingan obat umum di paling sering
kebersihan dipesantren muncul di para
santri

Tidak tersedianya Kurang waktu


Pakaian, handuk,
UKS didalam
dan sprei yang untuk cuci
lingkungan
sering dipakai pesantren
tangan dan
bersama bersih-bersih di
pagi hari
Sering muncul
penyakit skabies dan
diare
Tidak ada aturan keras
bagi santri yang tidak
Tidak menerapkan perilaku
Tempat cuci tangan
diterapkannya hidup sehat
hanya berada
perilaku hidup
didalam kamar
bersih dan sehat mandi
Barang pribadi
(6 langkah cuci yang tidak
tangan) disimpan pada
tempatnya

METHODE ENVIRONMENT
MACHINE

8
2.6 Alternatif Pemecahan Masalah Di Pondok Pesantren Nur Hasanah

Dalam upaya pemecahan masalah digunakan metode siklus deming atau sering disebut
siklus PDCA (Plan, Do, Check, Action). Siklus tersebut merupakan empat langkah iteratif
dalam pengendalian kualitas.

A. PLAN
1. Membuat diskusi internal kelompok untuk merencanakan kegiatan di
pesantren
2. Penentuan materi yang akan dilakukan di pondok pesantren
3. Diskusi dengan pembimbing puskesmas untuk persetujuan dan rencana lain

B. DO
1. Membuat jadwal kegiatan hari H di pondok pesantren
2. Membuat materi kegiatan yang akan dilakukan di pondok pesantren
3. Membuat struktur kepanitiaan berdasarkan kegiatan yang telah disetujui
4. Menyiapkan sarana dan prasarana yang diperlukan

C. CHECK
1. Review ulang jadwal dan materi kegiatan
2. Persamaan persepsi antar panitia agar tidak terjadi miskomunikasi

D. ACTION
1. Mengumpulkan santri di aula untuk diadakan penyuluhan, pretest, dan
posttest

2.7 Rencana Intervensi Kegiatan

Kegiatan penyuluhan kami lakukan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020 pukul 10.00 di
Pondok Pesantren Nur Hasanah. Kami memilih waktu tersebut berdasarkan diskusi
bersama kami dengan pihak pesantren dan pada hari itu pesantren telah menyiapkan waktu
serta tempat untuk kami melakukan penyuluhan.

9
2.8 Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan penyuluhan kami laksanakan pada hari Sabtu, 29 Agustus 2020 pukul
10.00 di Pondok Pesantren Nur Hasanah. Berikut susunan acara yang kami laksanakan:

Rundown Kegiatan Penyuluhan Budaya Hidup Sehat Di Pesantren


Jam Kegiatan Penanggungjawab
09.30 – 10.00 Persiapan Robby, Salsa, Rahman, Fitria
10.00 – 10.15 Pembukaan + Sambutan Pembacaan ayat suci al – quran
Sambutan Perwakilan Pesantren
Sambutan Perwakilan Puskesmas
10.15 – 10.30 PHBS + Pretest Robby
10.30 – 10.45 Games Fitria, Rahman
10.45 – 11.00 Scabies + Posttest Salsabila
11.00 – 11.30 - Tanya jawab + Penutupan Rahman, Fitria
- Penyerahan booklet PJ Hadiah: Salsa, Robby
- Foto bersama
11.30 – 11.45 Penutupan + Foto bersama Rahman, Fitria
Penanggungjawab
PJ Kamera Fitria
PJ
Dokumentasi Robby
PJ Laptop Salsa
PJ Proyektor Rahman
PJ konsumsi Salsa

2.9 Diskusi Hasil Penyuluhan

Hasil evaluasi dari kegiatan penyuluhan yang telah kami lakukan yaitu terdapat
peningkatan pengetahuan santri mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Skabies
berdasarkan hasil pre-test dan post-test yaitu nilai pre-test dan post-test santri laki-laki
yang meningkat dari 50 menjadi 80-95 dan santri perempuan dari 55 menjadi 85-95.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kegiatan yang kami lakukan di pondok pesantren meliputi Penyuluhan mengenai “Budaya
Hidup Sehat Di Pesantren” yang terdiri dari dua topik yaitu mengenai PHBS dan scabies.
kegiatan yang kami lakukan merupakan salah satu media promosi kesehatan dari
puskesmas terhadap warga sekitar dalam hal ini lingkungan pondok pesantren. kegiatan ini
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan peran aktif para santri mengenai Pola
Hidup Bersih dan Sehat dan mengenai penyakit skabies sehingga dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari dan menanamkan budaya hidup sehat di pondok pesantren.
Kekurangan dalam kegiatan kami yaitu keterbatasan waktu sehingga kegiatan harus
dilaksanakan secara simultan dan dirasa kurang maksimal.

3.2 Saran
3.2.1 Saran Bagi Pesantren
Saran bagi pesantren adalah agar kedepannnya lebih menerapkan budaya hidup sehat di
pondok pesantren khususnya dalam hal ini penerapan pola hidup bersih dan sehat serta
lebih menjaga kebersihan di lingkungan pesantren, selain itu perlu pertimbangan untuk
pembentukan UKS dilingkungan pesantren.

3.2.2 Saran Bagi Puskesmas


Saran untuk pihak Puskesmas agar lebih aktif dalam melakukan pembinaan kesehatan di
pesantren khususnya pesantren Nur Hasanah sehingga kegiatan yang dilakukan dapat
dilakukan secara berkesinambungan dan penyuluhan yang dilakukan sebelumnya dapat
memenuhi lima unsur penyuluhan hingga diterapkannya prinsip berkelanjutan, dan terus
dilakukan pemantauan hingga benar-benar tercipta lingkungan pesantren yang bersih dan
tingginya kesadaran santri dalam menerapkan pola hidup bersih dan sehat.

3.2.3 Saran Bagi Pelaksana Kegiatan


Saran bagi kami sendiri sebagai pelaksana kegiatan penyuluhan ini adalah agar lebih
mempersiapkan mengenai materi dan terutama teknis pelaksanaan kegiatan dan
memikirkan keterbatasan waktu sehingga kegiatan yang dilakukan dapat lebih maksimal
DAFTAR PUSTAKA

[1] Jailany AQ. Peran ulama dan santri dalam perjuangan politik islam di Indonesia.
Surabaya. Bina Ilmu. 2017.

[2] Dhofier Z. Tradisi pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai. Jakarta. LP3ES.
2017.

[3] Rohmawati. Penyakit skabies di pesantren. Medan. Universitas Sumatera Utara. 2010.

[4] Ma’rufi I. Faktor sanitasi lingkungan yang berperan terhadap prevalensi penyakit
skabies di pesantren di kabupaten lamongan. Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan
Universitas Airlangga. 2015.

12
LAMPIRAN

Gambar 1. Gedung Pesantren tampak depan

Gambar 2. Ruang Belajar

13
Gambar 3. Kamar Mandi

Gambar 4. Kamar Tidur (kiri) dan dapur (kanan)

14
Gambar 5. Materi Skabies (Kiri); Materi PHBS (Kanan)

Gambar 6. Foto bersama pembimbing puskesmas, Pihak Pesantren dan koas

15

Anda mungkin juga menyukai