Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

WAHAM

A. Pengertian Waham
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/ terus
menerus namun tidak sesuai dengan kenyataan. (Budi Anna Keliat, 2011 : hal. 165).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap
dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini
berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan kontrol
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan fakta dan
keyakinan tersebut mungkin aneh (misal mata saya adalah komputer yang dapat
mengontrol dunia )atau bisa pula tidak aneh hanya sangat tidak mungkin (misal FBI
mengikuti saya) dan tetap dipertahankan bukti-bukti yang jelas untuk
mengoreksinya .Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa
bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada skizophrenia. Semakin akut
psikosis semakin sering ditemui waham disorganisasi dan waham tidak sistematis .

B. Jenis-jenis Waham
Jenis-jenis waham dapat dibagi sebagai berikut ini :
1. Waham Kebesaran
Yaitu menyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “Saya ini adalah salah
satu keturunan dari ratu Elizabeth di Inggris lho. “ atau.”saya pernah menjabat
sebagai presiden Amerika Serikat sebelum Barak Obama”
2. Waham curiga
Yaitu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha
merugikan/mencederai dirinya, diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai
kenyataan. Contohnya “Saya tau anda ingin membunuh saya karena iri dengan
keberhasilan saya.”
3. Waham agama
Yaitu memiliki keyakinan terhadap suatu agama secara berlebihan, diucapkan
berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Kalau saya mau masuk
surga saya harus menggunakan pakaian serba putih setiap hari.”
4. Waham somatik
Yaitu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu/terserang penyakit,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai kenyataan. Contohnya “ Saya terkena
penyakit Kanker.” Setelah dilakukan pemeriksaan ternyata tidak ditemukan tanda-
tanda kanker namun pasien tetap mengatakan ia terserang kanker.
5. Waham nihilistik
Yaitu meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada di dunia/meninggal, diucapkan
berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh “ Ini kan alam kubur ya,
semua yang ada disini adalah roh-roh.”

C. Penyebap Waham
Salah satu penyebab dari perubahan proses pikir : waham yaitu Gangguan konsep
diri : harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri
dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Gangguan harga
diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang
kepercayaan diri, dan merasa gagal mencapai keinginan.

Faktor yang mempengaruhi terjadinya waham adalah  :


1.      Gagal melalui tahapan perkembangan dengan sehat
2.      Disingkirkan oleh orang lain dan merasa kesepian
3.      Hubungan yang tidak harmonis dengan orang lain
4.      Perpisahan dengan orang yang dicintainya
5.      Kegagalan yang sering dialami
6.      Keturunan, paling sering pada kembar satu telur
7.      Sering menggunakan penyelesaian masalah yang tidak sehat,
misalnya    menyalahkan orang lain

Waham adalah anggapan tentang orang yang hypersensitif, dan mekanisme ego
spesifik, reaksi formasi dan penyangkalan. Klien dengan waham menggunakan
mekanisme pertahanan reaksi formasi, penyangkalan dan proyeksi. Pada reaksi
formasi, digunakan sebagai pertahanan melawan agresi, kebutuhan, ketergantungan
dan perasaan cinta. Kebutuhan akan ketergantungan ditransformasikan mejadi
kemandirian yang kokoh.
Penyangkalan, digunakan untuk menghindari kesadaran akan kenyataan  yang
menyakitkan.  Proyeksi digunakan untuk melindungi diri dari mengenal impuls yang
tidak dapat di terima dari dirinya sendiri. Hypersensitifitas dan perasaan inferioritas
telah dihipotesiskan telah menyebabkan reaksi formasi dan proyeksi waham dan
suporioritas.
Waham juga dapat muncul dari hasil pengembangan pikiran rahasia yang
menggunakan fantasi sebagai cara untuk meningkatkan harga diri mereka yang
terluka. (kalpan dan Sadock 1997)

D. Tanda dan gejala Waham


1. Kognitif
a. Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b. Individu sangat percaya pada keyakinannya
c. Sulit berfikir realita
d. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Afektif
a. Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.  Afek tumpul
3. Prilaku dan Hubungan Sosial
a. Hipersensitif
b. Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c. Depresi
d. Ragu-ragu
e. Mengancam secara verbal
f. Aktifitas tidak tepat
g. Streotif
h. Impulsive
i. Curiga
4. Fisik
a. Higiene kurang
b. Muka pucat
c. Sering menguap
d. BB menurun
E. Proses terjadinya Waham
1. Fase lack of human need
Waham diawali dengan terbatasnya kebutuhan – kebutuhan klien baik secara fisik
maupun psikis. Secara fisik klien dengan waham dapat terjadi pada orang –orang
dengan status social dan ekonomi sangat terbatas. Biasanya klien sangat miskin dan
menderita. Keinginan ia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mendorongnya untuk
melakukan kompensasi yang salah. Ada juga klien yang secara social dan ekonomi
tetapi kesenjangan antara reality dengan self ideal sangat tinggi. Misalnya ia seorang
sarjana tetapi menginginkan dipandang sebagai seorang yang dianggap sangat cerdas,
sangat berpengalaman dan diperhitungkan dalam kelompoknya. Waham terjadi
karena sangat pentingnya pengakuan bahwa ia eksis di dunia ini. Dapat dipengaruhi
juga oleh rendahnya penghargaan saat tumbuh kembang (life span history).

2. Fase lack of self esteem


Tidak adanya pengakuan dari lingkungan dan tingginya kesenjangan antara self ideal
dan self reality (kenyataan dengan harapan) serta dorongan kebutuhan yang tidak
terpenuhi sedangkan standar lingkungan sudah melampaui kemampuannya. Misalnya,
saat lingkungan sudah banyak yang kaya, menggunakan teknologi komunikasi yang
canggih, berpendidikan tinggi serta memiliki kekuasaan yang luas, seseorang tetap
memasang self ideal yang melebihi lingkungan tersebut. Padahal self reality-nya
sangat jauh. Dari aspek pendidikan klien, materi, pengalaman, pengaruh, support
system semuanya sangat rendah

3. Fase control internal – eksternal


Klien mencoba berfikir rasional bahwa apa yang ia yakini atau apa – apa yang ia
katakan adalah kebohongan, menutupi kekurangan dan tidak sesuai dengan
kenyataan. Tetapi menghadapi kenyataan bagi klien adalah sesuatu yang sangat berat,
karena kebutuhannya untuk diakui, kebutuhan untuk dianggap penting dan diterima
lingkungan menjadi prioritas dalam hidupnya, karena kebutuhan tersebut belum
terpenuhi sejak kecil secara optimal. Lingkungan sekitar klien mencoba memberikan
koreksi bahwa sesuatu yang dinyatakan klien itu tidak benar, tetapi hal ini tidak
dilakukan secara adekuat karena besarnya toleransi dan keinginan menjaga perasaan,
lingkungan hanya menjadi pendengar fasif tetapi tidak mau konfrontatif
berkepanjangan dengan alasan pengakuan klien tidak merugikan orang lain.
Fase environment support
Adanya beberapa orang yang mempercayai klien dalam lingkungannya menyebabkan
klien merasa didukung, lama kelamaan klien menganggap sesuatu yang dikatakan
tersebut sebagai suatu kebenaran karena seringnya diulang – ulang. Dari siniah mulai
terjadilah kerusakan control diri dan tidak berfungsinya norma (super ego) yang
ditandai dengan tidak ada lagi perasaan dosa saat berbohong.

4. Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap
bahwa semua orang sama yaitu akan memercayai dan mendukungnya. Keyakinan
sering disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya
klien lebih sering menyendiri dan menghindari interaksi social (isolasi social).

5. Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya – upaya koreksi, setiap waktu keyakinan
yang salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan
dengan traumatic masa lalu atau kebutuhan – kebuthan yang tidak terpenuhi (rantai
yang hilang). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan religiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi social.

6. Proses terjadinya waham menurut Ns. Ali Mustofa dijelaskan dalam pohon
masalah sebagai berikut :
Kerusakan komunikasi verbal risiko tinggi mencederai
diri sendiri, orang lan, lingkungan

GANGGUAN PROSES PIKIR : WAHAM


Gangguan konsep diri : Harga diri rendah
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN WAHAM
A. Pengkajian
Selama pengkajian saudara harus mendengarkan dan memperhatikan semua informasi
yang diberikan oleh pasien tengang wahamnya. Untuk mempertahankan hubungan
saling percaya yang telah terbina jangan menyangkal, menolak atau menerima
keyakinan pasien.
Berikut ini beberapa contoh pertanyaan yang dapat digunakan sebagai panduan untuk
mengkaji pasien dengan waham :
1. Apakah pasien memiliki pikiran atau isi pikiran yang berulang-ulang diungkapkan
dan menetap
2. Pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara
berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya
3. Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata
4. Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya
5. Apakah pasien pernah merasa di awasi atau dibicarakan oleh orang lain
6. Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orag lain
atau ketakutan dari luar
7. Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan
lainnya atau yakin bahwa orang lain membaca pikirannya

B. Diagnosa keperawatan Jiwa


Berdasarkan data yang diperoleh ditetapkan diagnosa keperawatan yaitu :
1. Gangguan proses pikir : Waham
Sedangkan masalah keperawatan yang juga perlu dikaji antara lain :
1. Risiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2. Kerusakan komunikasi verbal
3. Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
C. Rencana tindakan
N DIAGNOS PERENCANAAN
O A TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI
Gangguan TUM : 1.1 Setelah ... X 1.1 Bina hubungan
proses pikir Klien dapat interaksi klien : saling percaya
: waham mengontrol a. Mau menerima dengan klien
wahamnya kehadiran a. Beri salam
TUK : perawat b. Perkenalkan diri,
1. Klien disampingnya Tanyakan nama,
dapat b. Mengatakan mau serta nama
membin menerima panggilan yang
a bantuan perawat disukai
hubung c. Tidak c. Jelaskan tujuan
an menunjukkan interaksi
saling tanda-tanda d. Yakinkan klien
1 percaya curiga dalam keadaan
dengan d. Mengijinkan aman dan perawat
perawat duduk disamping siap menolong dan
mendampinginya
e. Yakinkan bahwa
kerahasiaan klien
akan tetap terjaga
f. Tunjukkan sikap
terbuka dan jujur
g. Perhatikan
kebutuhan dasar
dan bantu pasien
memenuhinya
TUK : 1.2 Setelah ... X 1.2 Bantu klien
Klien dapat interaksi Klien : untuk
mengidentifika a. Klien mengungkapka
si perasaan menceritakan n perasaan dan
yang muncul ide-ide dan pikirannya
secara berulang perasaan yang a. Diskusikan dengan
dalam pikiran muncul secara klien pengalaman
klien berulang dalam yang dialami
pikirannya selama ini termasuk
hubungan dengan
orang yang berarti,
lingkungan kerja,
sekolah, dsb
b. Dengarkan
pernyataan klien
dengan empati
tanpa mendukung
atau menentang
pernyataan
wahamnya
c. Katakan perawat
dapat memahami
apa yang
diceritakan klien
TUK : 1.3 Setelah ... X 1.3 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifikas
mengidentifika a. Dapat i kebutuhan
si stresor atau menyebutkan yang tidak
pencetus kejadian sesuai terpenuhi serta
wahamnya dengan urutan kejadian yang
waktu serta menjadi faktor
harapan atau pencetus
kebutuhan dasar wahamnya
yang tidak a. Diskusikan dengan
terpenuhi seperti klien tentang
harga diri, rasa kejadian-kejadian
aman, dsb traumatik yang
b. Dapat menimbulkan rasa
menyebutkan takut, ansietas
hubungan antara maupun perasaan
kejadian tidak dihargai
traumatik b. Diskusikan
kebutuhan tidak kebutuhan atau
terpenuhi dengan harapan yang
wahamnya belum terpenuhi
c. Diskusikan cara-
cara mengatasi
kebutuhan yang
tidak terpenuhi dan
kejadian traumatik
d. Diskusikan dengan
klien antara
kejadian-kejadian
tersebut dengan
wahamnya
TUK 1.4 Setelah ... X 1.4 Bantu klien
Klien dapat interaksi klien mengidentifikas
mengidentifika menyebutkan i keyakinan
si wahamnya perbedaan yang salam
pengalaman tentan situasi
nyata dengan yang nyata (bila
pengalaman klien sudah
wahamnya siap)
a. Diskusikan dengan
klien pengalaman
wahamnya tanpa
berargumentasi
b. Katakan kepada
klien akan keraguan
perawat tehadap
pernyataan klien
c. Diskusikan dengan
klien respon
perasaan terhadap
wahamnya
d. Diskusikan
frekuensi, intensitas
dan durasi
terjadinya waham
e. Bantu klien
membedakan
situasi nyata
dengan situasi yang
dipersepsikan salah
oleh klien
TUK 1.5 Setelah ... X 1.5 Diskusikan
Klien dapat interaksi klien tentang
mengidentifika menjelaskan pengalaman-
si konsekuensi gangguan fungsi pengalaman
dari wahamnya hidup sehari-hari yang tidak
yang diakibatkan menguntungkan
ide-ide atau sebagai akibat
pikirannya yang dari wahamnya
tidak sesuai seperti
dengan :Hambatan
kenyataan seperti dalam
: berinteraksi
a. Hubungan dengan
dengan keluarga keluarga,
b. Hubungan Hambatan
dengan orang dalam interaksi
lain dengan orang
c. Aktivitas sehari- lain dalam
hari melakukan
d. Pekerjaan aktivitas sehari-
e. Sekolah hari
f. Prestasi, dsb 1.6 Ajak klien
melihat bahwa
waham tersebut
adalah masalah
yang
membutuhkan
bantuan dari
orang lain
1.7 Diskusikan
dengan klien
tentang orang
atau tempat ia
dapat meminta
bantuan apabila
wahamnya
timbul atau sulit
di kendalikan

TUK 1.6 Setelah ...X 1.8 Diskusikan hobi


Klien dapat interaksi klien atau aktivitas
melakukan melakukan yang disukainya
teknik distraksi aktivitas yang 1.9 Anjurkan klien
sebagai cara konstruktif sesuai memilih dan
menghentikan dengan minatnya melakukan
pikiran yang yang dapat aktivitas yang
terpusat pada menglihkan membutuhkan
wahamnya fokus klien dari perhatian dan
wahamnya keterampilan
1.10 Ikut
sertakan klien
dalam aktivitas
fisik yang
membutuhkan
perhatian
sebagai pengisi
waktu luang
1.11 Libatkan
klien pada
topik-topik
yang nyata
1.12 Anjurkan
klien untuk
bertanggung
jawab secara
personal dalam
mempertahanka
n atau
meningkatkan
kesehatan dan
pemulihannya
1.13 Beri
penghargaan
bagi setiap
upaya klien
yang positif
TUK 1.7 Setelah ... X 1.14 Diskusikan
Klien mendapat interaksi pentingnya
dukungan keluarga dapat peran keluarga
keluarga menjelaskan sebagai
tentang cara pendukung
mempraktekkan untuk mengatasi
cara merawat waham
klien waham 1.15 Diskusikan
potensi keluarga
untuk
membantu klien
mengatasi
waham
1.16 Jelaskan
pada keluarga
tentang
a. Pengertian
waham
b. Tanda
gejala
waham
c. Penyebap
dan akibat
waham
d. Cara
merawat
klien
waham
1.17 Latih
keluarga cara
merawat waham
1.18 Tanyakan
perasaan
keluarga setelah
mencoba cara
yang dilatih
1.19 Beri pujian
pada keluarga
atas
keterlibatannya
merawat klien
di rumah
TUK 1.8 Setelah ... X 1.20 Diskusikan
Klien dapat interaksi dengan dengan klien
memanfaatkan klien, dapat tentang manfaat
obat dengan mendemonstrasik dan kerugian
baik an penggunaan tidak minum
obat dengan baik obat
1.9 Setelah ... X 1.21 Pantau klien
interaksi klien saat
menyebutkan penggunaan
akibat berhenti obat, beri pujian
minum obat jika klien
tanpa konsultasi menggunakan
dengan dokter obat dengan
benar
1.22 Diskusikan
akibat klien
berhenti minum
obat tanpa
konsultasi
dengan dokter
1.23 Anjurakan
klien untuk
konsultasi
kepada perawat
atau dokter jika
terjadi hal-hal
yang tidak
diinginkan.
STRATEGI PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) PASIEN WAHAM

SP 1 PASIEN

1. Identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi


2. Bicarakan konteks realita
3. Latih pasien untuk memenuhi kebutuhannya
4. Masukkan ke dalam jadwal kegiatan pasien

SP 2 PASIEN

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp 1)


2. Identifikasi potensi/kemampuan yang dimiliki
3. Pilih dan latih potensi/kemampuan yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

SP 3 PASIEN

1. Evaluasi kegiatan yang lalu (Sp1 & Sp2)


2. Pilih kemampuan lain yang dapat dilakukan
3. Pilih dan latih potensi kemampuan lain yang dimiliki
4. Masukkan ke dalam jadual kegiatan pasien

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) KELUARGA

SP 1 KELUARGA

1. Identifikasi masalah keluarga dalam merawat pasien


2. Jelaskan proses terjadinya waham
3. Jelaskan tentang cara merawat pasien waham
4. Latih (simulasi) cara merawat
5. RTL keluarga/jadual untuk merawat pasien

SP 2 KELUARGA

1. Evaluasi kemampuan Sp 1
2. Latih keluarga cara merawat (langsung ke pasien)
3. Susun RTL keluarga
SP 3 KELUARGA

1. Evaluasi kemampuan keluarga


2. Evaluasi kemampuan pasien
3. RTL keluarga : follow up dan rujukan

D. Implementasi Keperawatan

Implementasi keperawatan yang dilakukan disesuaikan dengan rencana keperawatan


dan strategi pelaksanaan yang telah disusun.

E. Evaluasi
Lakukan evaluasi setelah dilakukannya implementasi. Contoh lembar evaluasi sebagai
berikut :
PENILAIAN KEMAMPUAN PASIEN DAN
KELUARGA DENGAN MASALAH WAHAM
NAMA PASIEN :
RUANGAN :
NAMA PERAWAT :
NO KEMAMPUAN TANGGAL
A Pasien
Berkomunikasi sesuai dengan
1
kemampuan
Menyebutkan cara memenuhi
2
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Mempraktikkan cara memenuhi
3
kebutuhan yang tidak terpenuhi
Menyebutkan kemampuan
4
positif yang dimilik
Mempraktikkan kemampuan
5
positif yang dimiliki
Menyebutkan jenis jadwal dan
6
waktu minum obat
Melakukan jadwal aktivitas dan
7
minum obat sehari-hari
B Keluarga
Menyebutkan pengertian waham
1
dan proses terjadinya waham
Menyebutkan cara merawat
2
pasien waham
Mempraktikkan cara merawat
3
pasien waham
Membuat jadwal aktivitas dan
4
minum obat untuk klien

Anda mungkin juga menyukai