Anda di halaman 1dari 7

MANUSKRIP

POLA PENGASUHAN AYAH PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI TK AL


HIDAYAH VI WAHID HASYIM TANJUNGSARI KOTA BLITAR

Hilda Nuzulurrahma1, Wiwin Martiningsih2


1
Mahasiswa Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang,
2
Dosen Program Studi Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang

ABSTRAK
Pola asuh merupakan cara yang dilakukan orang tua dalam mendorong anak mencapai tujuan yang diinginkan.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pola pengasuhan ayah pada anak usia 3-6 tahun. Metode penelitian ini
menggunakan metode penelitian deskriptif. Peneliti mengumpulkan orang tua laki-laki di sebuah grup whatsapp untuk
melakukan pendekatan dengan responden, menjelaskan maksud dan tujuan penelitian untuk meminta persetujuan
informed consent. Peneliti memberikan kuesioner melalui google form dan meminta responden mengisi kuesioner
sampai dengan waktu yang ditentukan. Setelah responden selesai dalam pengisian kuesioner, peneliti memeriksa isi
kuesioner. Melakukan pengolahan data. Menyajikan hasil pengolahan data atau hasil penelitian secara deskriptif.
Sampel yang digunakan adalah total sampling yakni 42 wali murid laki-laki di TK Al Hidayah VI Wahid Hasyim
Tanjungsari Kota Blitar. Hasil menunjukkan pola pengasuhan memahami ada 42 orang atau 85,7% dari jumlah
responden. Dari hasil penelitian ini 7 orang responden yang menerapkan gaya memanjakan atau membiarkan dapat
diberikan penyuluhan agar dapat mengarah ke pola asuh memahami. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
evaluasi bagaimana pola pengasuhan orang tua terhadap anaknya, dan memotivasi orang tua untuk menerapkan pola
asuh memahami.
Kata Kunci: pola asuh, ayah, anak usia 3 -6 tahun

ABSTRACT
Parenting is a way for parents to encourage their children to achieve the desired goals. The aim of this study was to
identify the paternal parenting patterns of children aged 3-6 years. This research method uses descriptive research
methods. Researchers collected male parents in a WhatsApp group to approach respondents, explain the aims and
objectives of the study to ask for informed consent. Researchers provide questionnaires via google form and ask
respondents to fill out the questionnaire until the specified time. After the respondents finished filling out the
questionnaire, the researcher examined the contents of the questionnaire. Perform data processing. Presenting the
results of data processing or research results descriptively. The sample used was total sampling, namely 42 male
guardians at TK Al Hidayah VI Wahid Hasyim Tanjungsari Blitar City. The results showed that there were 42 people
or 85.7% of the respondents who understood the parenting pattern. From the results of this study 7 respondents who
apply a style of pampering or let can be given counseling in order to lead to understanding parenting. This research is
expected to be used as an evaluation material for how parents care for their children, and motivate parents to
implement understanding parenting styles.
Keywords: parenting, father, children aged 3-6 years
Pendahuluan ayah berkontribusi positif, keluarganya pun
Pola asuh merupakan cara yang akan kuat.
dilakukan orang tua dalam mendorong anak Berdasarkan fenomena diatas, maka
mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan peneliti tertarik untuk mengidentifikasi “Pola
pola asuh yang tepat diharapkan dapat Asuh Orang Tua Laki-laki pada Anak Usia 3-
membentuk seorang anak dengan pribadi 6 Tahun di TK Al Hidayah VI Wahid Hasyim
yang baik, penuh semangat dalam belajar dan Tanjungsari Kota Blitar”.
juga prestasi belajar anak terus meningkat Metode
seiring pertumbuhan dan perkembangan yang Peneliti memperoleh data orang tua yang
dialami anak (Lestari, 2009). Pola asuh orang akan dijadikan responden berjumlah 42 orang
tua sangat berpengaruh terhadap yang diambil sebagai sampel penelitian.
perkembangan motorik kasar dan halus, Peneliti mengumpulkan orang tua laki-laki di
perkembangan bahasa dan kemampuan sosial sebuah grup whatsapp untuk melakukan
anak (Budiarnawan dkk., 2014). pendekatan dengan responden, menjelaskan
UNITED Nations Children's Fund maksud dan tujuan penelitian untuk meminta
(UNICEF, 2018) menyatakan sosok ayah persetujuan informed consent. Peneliti
sangat berperan penting bagi pengasuhan dan memberikan kuesioner melalui google form
pendidikan anak. Penelitian menunjukkan dan meminta responden mengisi kuesioner
bahwa semakin baik hubungan ayah dengan sampai dengan waktu yang ditentukan.
anak maka anak akan semakin mudah untuk Setelah responden selesai dalam pengisian
berteman dan belajar serta menjadi manusia kuesioner, peneliti memeriksa isi kuesioner.
yang lebih sehat dan bahagia. Melakukan pengolahan data. Menyajikan
fakta di Indonesia saat ini hasil pengolahan data atau hasil penelitian
menunjukkan para ayah kurang secara deskriptif.
memperhatikan anak mereka. Hasil survey Teknik sampling yang digunakan dalam
menunjukkan hanya 1 dari 4 ayah yang ikut penelitian ini adalah total Sampling.
mengasuh anak. Padahal peran ayah dalam Instrumen penelitian ini menggunakan
keluarga sama pentingnya dengan seorang Kuesioner. Data hasil penelitian ini akan
ibu. Ayah juga sangat jarang mau datang disajikan dalam bentuk diagram batang dan
apabila ada pertemuan wali murid di sekolah. selanjutnya akan dideskripsikan, sedangkan
Biasanya dikarenakan ayah sibuk bekerja atau untuk data alasan dianalisis kemudian
malas mengikuti kegiatan sekolah anaknya. dinarasikan. Etika penelitian yang diterapkan
Maka tidak jarang setiap pertemuan di antaralain Lembar persetujuan menjadi
sekolah ibu lah yang akan menghadirinya. responden (informed consent), Tanpa nama
Padahal hasil studi menunjukkan bahwa jika (Anonym), dan Kerahasiaan (Confidentiality).
Hasil pendapat atau keadaan anaknya. Kemudian 31
Berdasarkan hasil penelitian mayoritas orang memilih jawaban pernah merasa
orang tua pernah menghukum anaknya, selalu anaknya sulit dikendalikan bila ingin sesuatu.
memahami reaksi anak, pernah memenuhi apa Lalu 46 orang memilih jawaban tidak pernah
saja keinginan anak, pernah sulit untuk pernytaan bergantung pada pengasuh.
menyesuaikan diri dalam situasi baru, selalu Kemudian 22 orang memberikan jawaban
menanyakan alasan bila anak berbuat pernah untuk pernyataan membebaskan anak
kesalahan, pernah menanyakan pendapat atau bertingkah laku. Lalu 33 orang memberikan
keadaan anak, anak pernah sulit dikendalikan jawaban pernah untuk pernyataan sulit
bila menginginkan sesuatu, tidak pernah memahami keinginan anak. 18 orang
orang tua bergantung pada pengasuh anak, mengaku pernah mengawasi dan mengatur
pernah membebaskan anak bertingkah laku, jadwal harian anak. Kemudian 32 orang
pernah orang tua sulit memahami keinginan memebrikan jawaban pernah untuk
anak, orang tua pernah mengawasi dan pernyataan anak suka berbohong. 25 orang
mengatur jadwal harian anak, pernah anak memilih jawaban pernah untuk pernyataan
suka berbohong, orang tua pernah tidak cukup tidak cukup waktu dalam memantau anak. 30
waktu memantau anak, orang tua pernah orang memilih jawaban pernah untuk
merasa mudah mengatur, orang tua pernah pernyataan merasa mudah mengatur. 46 orang
membiarkan anak melakukan apa yang ia memilih jawaban pernah untuk pernyataan
mau, dan anak pernah lebih senang memilih membiarkan anak melakukan apa yang ia mau
kegiatannya sendiri. dan 35 orang memilih jawaban pernah untuk
Pemabahasan pernyataan anak lebih senang memilih
Berdasarkan hasil penelitian kepada kegiatannya sendiri.
52 responden wali murid laki-laki di TK Al Berdasarkan beberapa indikator yang
Hidayah VI Wahid Hasyim Tanjungsari Kota tertera pada kuesioner maka terdapat 3
Blitar, didapatkan 40 orang pernah indikator yang terbaik antara lain saya akan
menghukum anaknya apabila anaknya menanyakan alasannya terlebih dahulu bila si
melakukan kesalahan. Kemudian 23 orang kecil membuat kesalahan, saya mengawasi
memilih jawaban selalu untuk pernyataan dan mengatur jadwal harian anak (makan,
memahami reaksi anak. 44 orang mengaku tidur, belajar), dan saya akan segera
pernah memenuhi keinginan anaknya. Lalu 35 memberikan hukuman bila anak tidak
orang menyatakan anaknya pernah sulit mengikuti aturan yang saya buat. Penulis
menyesuaikan diri. 37 orang selalu merasakan dengan 3 indikator ini sangat
menanyakan alasan anak ketika berbuat cukup untuk mendidik serta melatih anak
kesalahan. Lalu 38 orang pernah menanyakan untuk bertanggung jawab dan disiplin.
Berdasarkan beberapa indikator yang dengan bimbingan yang penuh pengertian
tertera pada kuesioner maka terdapat 3 antara anak dan orang tua, memberi
indikator yang terburuk antara lain saya akan penjelasan secara rasional dan objektif jika
memenuhi apa saja keinginan anak saya, saya keinginan dan pendapat tidak sesuai. Dalam
membebaskan anak bertingkah laku pola asuh ini, anak tumbuh rasa tanggung
sekehendak keinginannya, dan saya akan jawab, mampu bertindak sesuai dengan norma
membiarkan anak melakukan apa yang ia mau yang ada.
daripada ia menangis terus. Penulis Gaya pengasuhan ini memiliki
merasakan apabila 3 indikator diatas manfaat yaitu menumbuhkan sikap optimis,
dilakukan berulang-ulang bahkan setiap hari bertanggung jawab, percaya diri, mampu
akan menjadikan anak susah diatur serta mengambil keputusan, sikap berani, dapat
mudah mengamuk apabila keinginan anak bekerja sama, dan menghargai apa yang
tidak terpenuhi. dimilikinya. Tetapi disamping itu ada juga sisi
Berdasarkan instrument untuk negatifnya yaitu anak cenderung merongrong
mengidentifikasi pola pengasuhan ayah pada kewibawaan otoritas orang tua, karena segala
anak usia 3-6 tahun yang menggunakan sesuatu itu harus dipertimbangkan oleh anak
kuesioner pola pengasuhan yang terdiri dari kepada orang tua.
16 pertanyaan, dapat ditentukan empat Menurut peneliti, gaya pengasuhan ini
macam pola pengasuhan yaitu: sangat baik untuk diterapkan dalam
1) Memahami kehidupan. Karena gaya pengasuhan ini
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak memungkinkan anak dengan orang tua dan
54 orang atau 77.7% dari jumlah responden anak akan saling menyesuaikan dengan
teridentifikasi menggunakan gaya pengasuhan keadaan dirinya. Tidak ada pemaksaan dan
memahami. Hal tersebut berdasarkan hasil orang tua juga sangat bias mengendalikan
dari pernyataan “saya memahami reaksi keinginan anaknya.
anak”, “saya akan menanyakan alasan apabila 2) Mengatur
anak berbuat kesalahan”, “saya mengamati Dari hasil penelitian, tidak ada
dan mengawasi jadwal harian anak”, “saya responden yang teridentifikasi menggunakan
merasa mudah mengatur”. Gaya pengasuhan gaya pengasuhan mengatur. Hal ini
memahami ini menjadi gaya yang paling didapatkan dari pernyataan “saya akan
dominan. memberikan hukuman bila anak berbuat
Gaya pengasuhan memahami ini dapat salah”, “saya menanyakan pendapat atau
diartikan seperti pola pengasuhan demokratis keadaannya, anak menjawab tidak tahu”,
dimana orang tua memperlihatkan dan “saya sulit memahami keinginan anak”, dan
menghargai kebebasan yang tidak mutlak, “anak saya suka berbohong”.
Menurut Santrock (2002), pola asuh melakukan apa yang ingin di lakukan tanpa
ini merupakan pola asuh otoriter yaitu suatu mempertanyakan. Pola asuh ini tidak
jenis bentuk pola asuh yang menuntut agar menggunakan aturan-aturan yang ketat
anak patuh dan tunduk terhadap semua bahkan bimbinganpun kurang diberikan,
perintah dan aturan yang dibuat oleh orang sehingga tidak ada pengendalian atau
tua tanpa ada kebebasan bertanya atau pengontrolan serta tuntutan kepada anak.
mengemukakan pendapat sendiri. Anak Kebebasan diberikan penuh dan anak
dijadikan sebagai miniatur hidup dalam diijinkan untuk memberi keputusan untuk
pencapaian misi hidup orang tua. Hal ini dirinya sendiri, tanpa pertimbangan orang tua
dapat menimbulkan hilangnya kebebasan dan berperilaku menurut apa yang
anak, inisiatif dan aktivitasnya menjadi diinginkannya tanpa ada kontrol dari orang
kurang, sehingga anak menjadi tidak percaya tua. (Hurlock, 2016)
diri pada kemampuannya. Menurut peneliti, gaya pengasuhan
Menurut peneliti, pola asuh ini sangat memanjakan ini tidak baik apabila diterapkan
tidak baik apabila diterapkan karena dapat terhadap anak. Karena hal ini dapat
menjadikan anak suka berbohong, orang tua menyebabkan anak menjadi sulit dikendalikan
sulit memahami keinginan anak, anak tidak bila menginginkan sesuatu, anak bertingkah
berani berpendapat, serta bias membuat laku tidak sesuai dengan norma, anak tidak
komunikasi antara orang tua dan anak mempunyai “life goals” karena tidak adanya
menjadi renggang karena anak tidak berani tuntutan dari orang tua, serta apabila gaya
menyampaikan pendapatnya. pengasuhan ini diteruskan hingga anak
3) Memanjakan dewasa, anak rentan melakukan kenakalan di
Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak kemudian hari.
1 orang atau 1.9% dari jumlah responden 4) Membiarkan
teridentifikasi menggunakan gaya pengasuhan Berdasarkan hasil penelitian, sebanyak
memanjakan. Hal ini diketahui dari 6 orang atau 11.1% dari responden
pernyataan “saya akan memenuhi apa saya teridentifikasi menggunakan gaya pengasuhan
keinginan anak saya”, “anak saya sulit membiarkan. Hal ini diketahui dari
dikendalikan bila ingin sesuatu”, “saya pernyataan “anak saya sulit menyesuaikan diri
membebaskan anak saya bertingkah laku”, dalam situasi baru”, “saya bergantung pada
serta “saya akan membiarkan anak melakukan pengasuh dalam merawat anak”, “saya tidak
apa yang ia mau”. punya cukup waktu untuk memantau kegiatan
Gaya pengasuhan memanjakan dapat anak”, “anak saya lebih memilih kegiatannya
diartikan sebagai pola asuh permisif. Yaitu sendiri”.
dimana orang tua membebaskan anak untuk
Gaya pengasuhan membiarkan sama telah memberikan dukungan, dorongan
dengan pola asuh penelantaran dimana orang semangat baik materiel maupun spiritual. Ibu
tua sangat tidak terlibat dalam kehidupan Wiwin Martiningsih, M.Kep, PhDNS., selaku
anak. Orang tua pada pola asuh ini Dosen Pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
mengembangkan perasaan bahwa aspek-aspek telah banyak memberikan arahan dalam
lain kehidupan orang tua lebih penting dari penyusunan penelitian ini.Bapak Ns. Tri
pada anak-anak. Dimana orang tua lebih Cahyo Sepdianto, M.Kep, Sp.KMB, selaku
cenderung membiarkan anak-anaknya Dosen Penguji Karya Tulis Ilmiah. Seluruh
dibesarkan tanpa kasih sayang dan dosen dan staf pegawai Program Studi D-III
pemenuhan kebutuhan fisik yang cukup. Keperawatan Blitar yang telah memberikan
(Shapiro, 1999) ilmu dan bantuannya. Subjek penelitian yang
Menurut peneliti, gaya pengasuhan ini telah bersedia ikut serta dalam penyusunan
tidak baik apabila diterapkan untuk anak usia karya tulis ini. Serta semua pihak yang telah
3-6 tahun karena anak pada usia tersebut memberikan bantuan dan dukungan dalam
sangatlah butuh dukungan fisik dan psikis penyelesaian Penelitian.
dari orang tuanya, butuh diberi perhatian
Referensi
lebih.
Kesimpulan Ali, Z. 2009. Pengantar Keperawatan
Berdasarkan hasil penelitian pola Keluarga. Jakarta : EGC
pengasuhan ayah untuk anak usia 3-6 tahun,
Andayani, B., & Koentjoro. (2012). Psikologi
dengan menggunakan kuesioner yang diambil
Keluarga : Peran Ayah Menuju Coparenting.
dari Pola Pengasuhan (Seameo Recfon, 2018),
Sidoarjo : Laros.
peneliti dapat mengidentifikasi gaya
pengasuhan yang dianut oleh para ayah di TK Anisa, Siti. 2005. Kontribusi Pola Asuh
Al Hidayah VI Wahid Hasyim Tanjungsari Orang tua terhadap Kemandirian Siswa
Kota Blitar dengan kategori memahami ada Kelas II SMA Negeri 1 Balapulang
52 orang atau 85,7% dari jumlah responden, Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran
gaya pengasuhan mengatur tidak 2004/2005. Skripsi. Universitas Negeri
teridentifikasi, gaya pengasuhan memanjakan Semarang
ada 1 orang atau 2% dari jumlah responden,
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian:
gaya pengasuhan membiarkan ada 6 orang
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka
atau 12,3% dari jumlah responden.
Cipta.
Ucapan Terimakasih
Danim, S. (2002). Riset Keperawatan Sejarah
Ucapan terimakasih ini diberikan
dan Metodologi. Jakarta: IKAPI.
kepada Orang tua dan teman-teman yang
Friedman, M. 2010. Buku Ajar Keperawatan Sugiyono, (2016). Metode Penelitian
keluarga : Riset, Teori, dan Praktek. Edisi ke- Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
5. Jakarta: EGC. PT Alfabet.

Gunarsa, Singgih. 2002, Psikologi Soetjiningsih. (2016) Tumbuh Kembang


Perkembangan Anak dan Remaja, Jakarta: Anak, Jakarta: EGC
Gunung Mulia

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan


Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Hawthorne, J. (2013). Bahan Penyuluhan


Bina Keluarga Balita Bagi Kader Menjadi
Orangtua Hebat, Jakarta: Koperasi BKKBN
Pusat

International Labour Organization. 2015.


Pengasuhan Anak Berbasis Masyarakat:
Manual Pelatihan, Jakarta: International
Labour Organization.

Kolopaking, dkk. (2018). Pola Pengasuhan,


Jakarta: Seameo Recfon.

Nursalam. (2013). Konsep dan Penerapan


Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,
Jakarta: Salemba Medika

Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi


Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta

Pamilu. (2007). Mendidik Anak Sejak dalam


Kandungan. Panduan Lengkap Cara
Mendidik Anak untuk Orangtua, Yogyakarta:
Citra Media

Rabiatul A. (2017) Pola Asuh Orangtua &


Implikasinya Terhadap Anak dalam Jurnal
Pendekatan Kewarganegaraan (diakses pada 1
Januari 2020)

Anda mungkin juga menyukai