Anda di halaman 1dari 92

KEGAWATDARURATAN

CARDIO

Dyah Ekowatiningsih, S.Kep.,M.Kes


Angina Pectoris
PENGERTIAN
 Angina pektoris adalah nyeri dada yang ditimbukan karena
iskemik miokard dan bersifat sementara atau reversibel. (Dasar-
dasar keperawatan kardiotorasik, 1993)
 Angina pektoris adalah suatu sindroma kronis dimana klien
mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan,
atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan
sebelah kiri yang timbul pada waktu aktifitas dan segera hilang
bila aktifitas berhenti. (Prof. Dr. H.M. Sjaifoellah Noer, 1996)
 Angina pektoris adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menggambarkan jenis rasa tidak nyaman yang biasanya terletak
dalam daerah retrosternum. (Penuntun Praktis Kardiovaskuler)
ETIOLOGI
1. Ateriosklerosis
2. Spasme arteri koroner
3. Anemia berat
4. Artritis
5. Aorta Insufisiensi
FAKTOR PENCETUS SERANGAN
1. Emosi
2. Stress
3. Kerja fisik terlalu berat
4. Cuaca terlalu panas dan lembab
5. Terlalu kenyang
6. Banyak merokok
GAMBARAN KLINIS
 Nyeri dada substernal atau retrosternal menjalar ke leher,
tenggorokan daerah inter skapula atau lengan kiri.
 Kualitas nyeri seperti tertekan benda berat, seperti diperas, terasa
panas, kadang-kadang hanya perasaan tidak enak di dada (chest
discomfort).
 Durasi nyeri berlangsung 1 sampai 5 menit, tidak lebih dari 30
menit.
 Nyeri hilang (berkurang) bila istirahat atau pemberian nitrogliserin.
 Gejala penyerta : sesak nafas, perasaan lelah, kadang muncul
keringat dingin, palpitasi, dizzines.
 Gambaran EKG : depresi segmen ST, terlihat gelombang T terbalik.
 Gambaran EKG seringkali normal pada waktu tidak timbul serangan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
EKG 12 lead selama episode nyeri
 Takhikardi / disritmia
 Rekam EKG lengkap : T inverted, ST elevasi / depresi, Q Patologis
Laboratorium
 Kadar enzim jantung : CK, CKMB, LDH
 Fungsi hati : SGOT, SGPT
 Fungsi Ginjal : Ureum, Creatinin
 Profil Lipid : LDL, HDL
Foto Thorax
Echocardiografi
Kateterisasi jantung
PENGKAJIAN PRIMER
Airway
 Bagaimana kepatenan jalan nafas
 Apakah ada sumbatan / penumpukan sekret di jalan nafas?
 Bagaimana bunyi nafasnya, apakah ada bunyi nafas tambahan?
Breathing
 Bagaimana pola nafasnya ? Frekuensinya? Kedalaman dan iramanya?
 Aapakah menggunakan otot bantu pernafasan?
 Apakah ada bunyi nafas tambahan?
Circulation
 Bagaimana dengan nadi perifer dan nadi karotis? Kualitas (isi dan tegangan)
 Bagaimana Capillary refillnya, apakah ada akral dingin, sianosis atau oliguri?
 Apakah ada penurunan kesadaran?
 Bagaimana tanda-tanda vitalnya ? T, S, N, RR, HR?
PENGKAJIAN SEKUNDER
1) Lokasi nyeri
Dimana tempat mulainya, penjalarannya (nyeri dada koroner : mulai dari
sternal menjalar ke leher, dagu atau bahu sampai lengan kiri bagian ulna)
2) Sifat nyeri
Perasaan penuh, rasa berat seperti kejang, meremas, menusuk,
mencekik/rasa terbakar, dll.
3) Ciri rasa nyeri
Derajat nyeri, lamanya, berapa kali timbul dalam jangka waktu tertentu.
4) Kronologis nyeri
Awal timbul nyeri serta perkembangannya secara berurutan
5) Keadaan pada waktu serangan
Apakah timbul pada saat-saat / kondisi tertentu
6) Faktor yang memperkuat / meringankan rasa nyeri misalnya sikap/posisi
tubuh, pergerakan, tekanan, dll.
7) Gejala lain yang mungkin ada atau tidaknya hubungan dengan nyeri dada.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Perubahan kenyamanan nyeri (nyeri akut) b.d iskemia


jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri, inflamasi
jaringan
 Perubahan perfusi jaringan (otot jantung) b.d
penurunan aliran darah
 Intoleransiaktivitas b.d ketidakseimbangan antara
suplai O2 dan kebutuhan metabolisme jaringan
INTERVENSI KEPERAWATAN
 Tirah baring (bedrest) dengan posisi fowler / semi fowler
 Melakukan EKG 12 lead kalau perlu 24 lead
 Mengobservasi tanda-tanda vital
 Kolaborasi pemberian O2 dan pemberian obat-obat analgesik,
penenang, nitrogliserin, Calcium antagonis dan observasi efek
samping obat.
 Memasang infus dan memberi ketenangan pada klien
 Mengambil sampel darah
 Mengurangi rangsang lingkungan
 Bersikap tenang dalam bekerja
 Mengobservasi tanda-tanda komplikasi
Acut Miocard Infark
PENGERTIAN
 Infark Miokard Akut adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh sumbatan arteri koroner (Huddak & Gallo, 1997).
Sumbatan akut terjadi oleh karena adanya aterosklerotik
pada dinding arteri koroner, sehingga menyumbat aliran
darah ke jaringan otot jantung.
 Infark miokard diawali proses berkurangnya pasokan oksigen
iskemia jantung yang disebabkan oleh berbagai hal antara
lain: Aterosklerosis, trombosis arteri, Spasme, Emboli
koroner, anoah mali kongenital yang merupakan gangguan
pada pembuluh darah koroner. Infark miokardium mengacu
pada proses rusaknya jaringan jantung akibat suplai darah
yang tidak kuat sehingga aliran darah koroner berkurang
(Brunner & Sudart, 2002).
ETIOLOGI
 Penyebab utama dari terjadinya infark miokard adalah ketidakseimbangan
antara pasokan dan kebutuhan oksigen di jaringan otot jantung. Kebutuhan
oksigen di jaringan otot jantung yang tinggi, tetapi pasokan (supply) oksigen
ke daerah tersebut kurang.
 Otot-otot jantung membutuhkan pasokan oksigen agar dapat terus memompa
darah ke seluruh tubuh. Apabila aktivitas otot jantung meningkat, maka
kebutuhan akan oksigen juga meningkat. Jika tidak mendapatkan oksigen
dalam waktu yang cukup lama, lama kelamaan jaringan otot jantung dapat
rusak dan bersifat menetap.
 Pembuluh darah jantung yang memasok darah ke otot-otot jantung disebut
dengan arteri koroner. Merurunnya pasokan oksigen ke jaringan otot jantung
dapat disebabkan oleh sumbatan pada arteri coroner yang disebut
atherosclerosis, yaitu adanya plaque di dalam lubang pembuluh darah
jantung. Sehingga darah yang membawa oksigen tidak dapat mencapai otot
jantung. Infark miokard yang lebih sering terjadi karena disebabkan
sumbatan pembuluh darah jantung atau ischemia.
Sumber: Infark Miokard : Gejala, Penyebab, Pengobatan - Mediskus
GEJALA
 Lemas, Rasa tidak nyaman di dada, Gelisah, Nafas pendek-pendek ,
Mual, Pusing
 Nyeri dada yang hebat dan tidak berkurang selama 30 – 60 menit
 Lokasi nyeri dirasakan di belakang tulang dada dan seringkali menjalar
ke daerah leher, bahu, rahang dan juga lengan kiri.
 Sensasi dada seperti tertekan, sakit, panas atau terbakar, dan tertusuk-
tusuk
 Pada beberapa pasien dapat timbul keluhan pada ulu hati, seperti
kembung dan banyak gas di dalam lambung.
 Denyut nadi meningkat dengan irama yang tidak teratur
 Tekanan darah meningkat Frekuensi nafas meningkat
 Batuk-batuk, terdengar suara mengi, terdapat produksi sputum
PEMERIKSAAN
 Pemeriksaan laboratorium darah. Komponen yang diperiksa
antara lain kadar troponin, creatinine kinase (CK), myoglobin,
kadar lemak darah, penanda inflamasi, dan juga pemeriksaan
darah lengkap.
 Elektrokardiografi (EKG). EKG berfungsi merekam aktivitas
listrik di jantung. Merupakan pemeriksaan utama yang penting
dilakukan untuk menegakan diagnosis serangan jantung.
 Cardiac imaging. Pemeriksaan rontgen atau CT scan jantung
dapat dilakukan setelah kondisi pasien stabil.
PENANGANAN
 Orang yang mengalami infark miokard akut harus langsung berhenti melakukan
aktivitas dan segera hubungi rumah sakit terdekat untuk meminta pertolongan.
 Memberikan bantuan oksigen tambahan dan pantau saturasi oksigen dengan
bantuan alat pulse oximetry. Kadar oksigen yang rendah apabila saturasi oksigen
kurang dari 90%.
 Pemberian obat aspirin dengan cara dikunyah. Pasien yang memiliki riwayat alergi
aspirin, harus tetap diberikan aspirin sebagai pertolongan pertama. Karena aspirin
berguna untuk mengencerkan darah.
 Pemberian obat nitrogliserin yang diletakan dibawah lidah (sublingual) untuk
mengatasi nyeri. Nitrogliserin berfungsi untuk melebarkan diameter pembuluh darah
(vasodilatasi), sehingga kebutuhan oksigen di jaringan otot berkurang. Nitrogliserin
tidak boleh diberikan pada pasien yang memiliki tekanan darah rendah atau denyut
nadi lemah.
 Memberikan obat penahan sakit golongan morfin. Obat penahan sakit biasa yang
dijual bebas, tidak mampu untuk mengatasi nyeri dada akibat serangan jantung.
 Pemeriksaan rekam jantung EKG. Untuk mengetahui jenis-jenis infark miokard.
Cardiac Arrest Acut
PENGERTIAN
 Henti Jantung atau Cardiac arrest adalah hilangnya
fungsi jantung secara tiba-tiba dan mendadak, bisa terjadi
pada seseorang yang memang didiagnosa dengan
penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak
bisa diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala
dan tanda tampak (American Heart Association,2010).
 Jameson, dkk (2005), menyatakan bahwa cardiac
arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
PENYEBAB
 Hypovolemia
 Hypoxia
 Hydrogen ion ( acidosis )
 Hypo/ Hyperkalemia
 Hypothermia
 Tension pneumothorax
 Tamponade cardiac
 Toxin
 Thrombosis pulmonary
 Thrombosis coronary
GEJALA
• Pingsan secara tiba-tiba
• Tidak ada denyut jantung
• Tidak ada pernapasan
• Kehilangan kesadaran
• Nyeri dada
• Pusing
• Sesak napas
PENANGANAN

1. Sesegera mungkin memanggil bantuan Emergency Medical


Service (EMS) atau tenaga medis terdekat.
2. Sesegera mungkin melakukan RJP
3. Sesegera mungkin melakukan defibrilasi
4. Sesegera mungkin dilakukan Advanced Life Support diikuti
oleh perawatan postresusitasi.
Cardiogenic Shock
PENGERTIAN

 Syok kardiogenik adalah gangguan sirkulasi yang disebabkan


oleh penurunan curah jantung pada volume intravaskular
yang cukup.
 Syok kardiogenik sering terjadi karena disfungsi ventrikel kiri
yang berat, meskipun dapat pula terjadi dengan fungsi
ventrikel kiri yang masih baik.
 Syok kardiogenik adalah kondisi di mana jantung mengalami
gangguan secara mendadak, sehingga tidak mampu
mencukupi pasokan darah yang dibutuhkan oleh tubuh.
GEJALA
• Napas cepat dan pendek.
• Takikardia (berdebar-debar).
• Denyut nadi melemah.
• Nyeri dada.
• Pucat, serta tangan dan kaki terasa dingin.
• Linglung atau gelisah, serta berkeringat.
• Hilang kesadaran atau pingsan.
• Frekuensi buang air kecil berkurang atau sama sekali tidak
buang air kecil.
PEMERIKSAAN
• Pemeriksaan tekanan darah. Penderita syok kardiogenik memiliki tekanan darah rendah,
yaitu di bawah 90 mmHg, atau mengalami hipotensi ortostatik.
• Elektrokardiogram (EKG). Dilakukan untuk mengetahui aktivitas listrik pada jantung
dengan menempelkan beberapa alat pada dada, pergelangan tangan, dan kaki, serta
tersambung dengan mesin melalui kabel-kabel.
• Rontgen dada. Rontgen dada dilakukan untuk memeriksa struktur fisik serta ukuran
jantung, sekaligus keberadaan cairan dalam paru-paru.
• Tes darah. Untuk mengetahui kerusakan jantung dengan pemeriksaan enzim jantung
(troponin dan CKMB), serta memeriksa kadar oksigen dalam darah dengan analisis gas
darah.
• Ekokardiografi. Ekokardiografi dilakukan dengan menggunakan gelombang suara ini
dilakukan guna melihat struktur, ketebalan, dan gerak tiap denyut jantung. Alat yang
digunakan sama dengan alat USG.
• Angiografi koroner atau kateterisasi jantung. Pemeriksaan ini mengombinasikan
penyuntikan cairan kontras ke dalam pembuluh darah dengan pemindaian sinar-X untuk
mendeteksi adanya penyumbatan di dalam pembuluh darah serta untuk mengukur tekanan
di dalam bilik jantung.
ELEKTROKARDIOGRAFI
DASAR
PENDAHULUAN

 Elektrokardiografi adalah ilmu yang mempelajari


rekaman aktivitas listrik jantung pada permukaan
tubuh

 Elektrokadiogram (EKG) adalah suatu grafik yang


menggambarkan rekaman listrik jantung
Peran Diagnostik EKG

 Hipertrofi /dilatasi atrium dan ventrikel


 Aritmia /gangguan konduksi : RBBB, LBBB, VES, SVT,
VT, AF, VF dll.
 Iskemia dan infark miokard akut atau infark lama
 Efek obat-obatan : digitalis, antiaritmia
 Gangguan keseimbangan elektrolit : kalium
(hipo/hiper kalemia ), kalsium
Indikasi EKG

 Gangguan irama jantung


 Sinkop/pra sinkop
 Dicurigai PJK
 Hipertensi
 Dicurigai kelainan kongenital
 Kelainan katup
 dll
SANDAPAN EKG Ekstremitas
Sandapan Unipolar Eksteremitas
Sandapan Unipolar Prekordial
Letak Sandapan
 V1 : Ruang interkostal IV garis sternal kanan
 V2 : Ruang interkostal IV garis sternal kiri
 V3 : Pertengahan antara V2 dan V4
 V4 : Ruang interkostal V garis midklavikula
kiri
 V5 : Sejajar V4 garis aksilla depan
 V6 : Sejajar V5 garis aksilla tengah
KERTAS EKG
Standar Rekaman EKG
 Kecepatan rekaman : 25 mm/detik
 Kekuatan voltase : 10 mm = 1 Mv

 Garis Horisontal :Menggambarkan waktu


1 mm = 0,04 detik  5 mm = 0,20 detik.

 Garis Vertikal Menggambarkan voltase


1 mm = 0,1 mVolt  10 mm = 1 mVolt
Gelombang P
 Proses depolarisasi atrium
 Gelombang P yang normal :
 Lebar kurang dari 0,12 detik
 Tinggi kurang dari 0,3 milliVolt
 Selalu positif di lead II
 Selalu negative di lead aVR.
Gelombang QRS
 Gambaran proses depolarisasi ventrikel
 Gelombang QRS yang normal :
 Lebar 0,06 – 0,12 detik
 Tinggi tergantung lead
 Terdiri dari: gelombang Q, gelombang R dan
gelombang S.
Gelombang Q

 Defleksi negative pertama pada gelombang QRS


 Gelombang Q yang normal :
 Lebar kurang dari 0,04 detik
 Tingi atau dalamnya kurang dari1/3 tinggi R
 Gelombang Q abnormal disebut gelombang Q
pathologis.
Gelombang R

 Merupakan defleksi positif pertama pada


gelombang QRS
 Gelombang R umumnya positif dilead I, II, V5
dan V6
 Biasanya hanya kecil atau tidak ada sama sekali
di lead aVR, V1 dan V2.
Gelombang S

 Merupakan defleksi negative sesudah gelombang R


 Terlihat dalam di lead aVR dan V1
 Dari V2 sampai V6 akan terlihat makin lama makin
menghilang atau berkurang dalamnya
Gelombang T

 Merupakan gambaran proses repolarisasi


ventrikel.
 Umumnya gelombang T:
 positif dilead I, II, V3 – V6 dan
 terbalik di aVR.
Gelombang U

 Gelombang setelah gelombang T dan


sebelum gelombang P berikutnya.
 Penyebab timbulnya gelombang U masih
belum diketahui namun diduga akibat
repolarisasi lambat sistim konduksi
interventrikel.
Interval PR
 Permulaan gelombang P sampai permulaan
gelombang QRS.
 Nilai normal berkisar antara 0,12 – 0,20 detik.
 Waktu yang dibutuhkan untuk depolarisasi
atrium dan jalannya impuls melalui berkas His
sampai permulaan depolarisasi ventrikel.
Segmen ST

 Akhir gelombang S sampai awal gelombang T.


 Normal: isoelektris, tetapi pada sandapan prekordial dapat
bervariasi dari –0,5 mm sampai +2 mm
 Segmen ST yang naik disebut ST Elevasi dan yang turun
disebut ST Depresi.
Durasi QRS

 Waktu yg diperlukan ventrikel berkontraksi


 Awal gelombang Q s/i akhir S
 Normal:
 Tidak lebih dari 3 kotak (0,12 dtk)
MENENTUKAN IRAMA JANTUNG
 Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur
atau tidak
 Tentukan berapa frekwensi jantung ( HR )
 Tentukan gelombang P normal atau tidak
 Tentukan interval PR normal atau tidak
 Tentukan gelombang QRS normal atau tidak
 Interprestasi
CARA MEMBACA EKG

1. TENTUKAN IRAMA JANTUNG


2. TENTUKAN FREKUENSI ( HR )
3. TENTUKAN AXIS
4. TENTUKAN ADAKAH TANDA ISKEMIA/ INFARK
5. TENTUKAN ADAKAH TANDA HIPERTROFI
6. TENTUKAN ADAKAH GANGGUAN ELEKTROLIT

Basic Trauma
Cardiac Life
Support /
BTCLS
LANJUTAN
Catatan :
 Frekuensi jantung yang normal : 60 – 100
x/menit
 Lebih dari 100 x/menit : Sinus takikardi
 Kurang dari 60 x/menit : Sinus bradikardi
 140 – 250 x/menit : Takikardi abnormal
 250 – 350 x/menit : Flutter
 Lebih dari 350 x/menit : Fibrilasi
Basic Trauma
Cardiac Life
Support /
BTCLS
MENENTUKAN IRAMA
JANTUNG

Dalam menentukan irama jatung urutan yg ditentukan


adalah sbb :
Tentukan apakah denyut jantung berirama teratur atau
tidak.
Tentukan berapa frekuensi jantung (HR).
Tentukan gelombang P normal atau tidak.
Tentukan interval PR normal atau tidak.
Tentukan gelombang QRS normal atau tidak.
Interpretasi.
Catatan: Irama jantung yang normal impulsnya berasal
dari nodus SA,disebut irama sinus (Sinus Rhytem = SR ).
Basic Trauma
Cardiac Life
Support /
BTCLS
EKG NORMAL
Kriteria irama sinus (SR) atau EKG normal adalah sbb :
 Irama teratur.
 Frekwensi jantung (HR) antara 60-100 x/menit.
 Gel P normal, setiap gel P diikuti gel QRS dan T.
 Interval PR normal ( 0,12 – 0,20 detik ).
 Gel QRS normal ( 0,06 – 0,12 detik ).
 Semua gel sama.
 Irama EKG yg tidak mempunyai kriteria tersebut disebut disritmia
atau aritmia.

Basic Trauma
Cardiac Life
Support /
BTCLS
CARA MENGHITUNG HR

Menentukan frekuensi jantung


A. 300 = ( jml kotak besar dlm 60 detik )
Jml kotak besar antara R – R

B. 1500 = (jml kotak kecil dlm 60 detik )


Jml kotak kecil antara R – R

C. Ambil EKG strip sepanjang 6 detik, hitung jumlah QRS


dan kalikan 10.

CAT : RUMUS A/B UNTUK EKG YANG TERATUR. RUMUS C


UNTUK YANG TIDAK TERATUR. Basic Trauma
Cardiac Life
Support /
BTCLS
Tanda Tanda Infark dan Iskemia
Iskemia: depresei ST atau T terbalik
Infark: Q Patologis
 Akut: Q patologis + ST elevasi Atau ST elevasi saja
 Sub Akut/ recent: Q patologis + T terbalik
 Old: Q patologis, ST dan T normal
Infark dan Iskemia
Terapi
Elektrik Dan
Aritmia
(Tindakan DC Shock)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


TUJUAN UMUM

Setelah selesai mempelajari bab ini


peserta diharapkan mengetahui dan
mampu mendemontrasikan usaha-
usaha mempertahankan kehidupan
penderita Gawat Darurat Jantung
dengan menginterprestasikan gambaran
utama jantung

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tahikardi Ventrikel Pada
Umumnya :

Dapat berlangsung dengan tanpa gangguan


hemodinamik yang berarti

Keadaan ini merupakan kasus gawat darurat


dengan pertolongan segera

Tahikardi ventrikel dengan hemodinamik yang


stabil pemilihan obat-obat anti Arithmia IV
diutamakan

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tahikardi Ventrikel Pada
Umumnya :

Tahikardi ventrikel dengan gangguan


hemodinamik dengan henti jantung, therapi
elektrik dengan DC Shock merupakan pilihan
utama.

Tahikardi ventrikel tanpa nadi paling sering


ditemukan pada kasus henti jantung

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tahikardi ventrikel yang terjadi dapat
menyebabkan berkurangnya curah jantung
(cardiac output) dengan beberapa mekanisme
sebagai berikut :

1. Frekuensi nadi yang cepat menyebabkan fase


pengisian ventrikel kiri berhenti, akibatnya pengisian
darah ke ventrikel berkurang (curah jantung menurun).

2. Hilangnya sinkronisasi antara atrium ventrikel

3. Tidak terkoordinasinya kontraksi dari ventrikel

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


TAHIKARDI VENTRIKEL (TV)

 Dapat terjadi pada dewasa-tua ataupun pada anak muda

 Pada anak-anak usia muda sering tidak ditemukan


adanya gangguan struktur jantung sebagai penyebab TV

 Pada kasus khusus dapat ditemukan pada usia muda

 Pada usia dewasa-tua adanya gangguan struktur jantung


pada TV sering ditemukan

 Sebagai contoh pada kasus PJK, kardiomiopati yang


dilatasi, kardimiopati hipertropik obstruktif

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Penyakit Jantung Koroner

 Merupakan salah satu penyebab terjadinya TV

 Pada kasus IMA TV dapat timbul dalam 24 jam pertama


dengan mengakibatkan angka kematian yang tinggi

 Beberapa obat anti aritmia dapat menyebabkan TV

 Pertolongan pertama pada TV pemberian DC Shock


jangan ditunda

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Gambaran EKG
dari Tahikardia Ventrikel

1. Frekwensi : 100-250 x/menit

2. Lebar kompleks QRS lebih dari 0,120 msec

3. R-R bisa teratur jaraknya dapat pula tidak sama

4. Adanya A-V disosiasi, dimana gelombang P tidak saling


berhubungan dengan kompleks QRS (berdiri sendiri)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


• Irama teratur
• Rate 140 – 250 X/ menit
• Gelombang P tidak ada
• PR interval tidak dapat diukur
• QRS lebar lebih dari 0,12 detik

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


FIBRILASI VENTRIKEL

 Sering ditemukan pada kasus henti jantung (cardiac


arrest)

 Jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya


(hanya bergetar saja)

 Biasanya FV didahului dengan TV

 Keadaan ini dapat menyebabkan kematian

 Pertolongan DC Shock sesegera mungkin (jangan


menunda tindakan ini)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Penatalaksanaan Pada FV

 Segera lakukan DC Shock

 Jangan menunda tindakan DC Shock karena tindakan


lain (Pemasangan Intra Vena dan lainnya)

 Tindakan sama seperti pada TV tanpa denyut nadi

 Karena gawatnya keadaan DC Shock yang tersedia


harus dalam keadaan unsychronized

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Gambaran EKG
dari Fibrilasi Ventrikel

1. Gambaran gelombang yang naik turun dengan


bentuk yang kacau (Chaos)

2. Iramanya irregular, menunjukkan banyaknya


tempat impuls di ventrikel

3. Frekuensi sering kali tidak terukur akibat irama


yang tidak teratur tersebut

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


GAMBAR VENTRIKEL VIBRILASI

•Irama tidak teratur / kacau


•Rate tidak ada
•Gelombang P tidak ada
•PR tidak dapat diukur
•QRS tidak ada

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


PULSELESS ELECTRICAL
ACTIVITY (PEA)

Keadaan ditandai dengan adanya aktivitas


listrik dari jantung yang terukur dimonitor, tapi
tidak terasa adanya denyut nadi

Dulu dikenal dengan EMD para ahli merubah


menjadi PEA (lebih luas cangkupannya)

Kontraksi obat jantung masih terjadi, tapi tidak


cukup kuat untuk menyebabkan teraturnya
denyut nadi

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Irama Yang Timbul Pada PEA

 Dapat berupa idioventrikuler, ventricular escape


berdiastolik

 PEA dengan QRS yang lebar dan nadi yang rendah


biasanya prognostic yang buruk

 PEA dengan QRS yang sempit prognosa baik

 Mencari penyebab penting meskipun kasus tersebut


berat

 Pada kasus tertentu dapat timbul respon yang baik

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ASISTOLE

Ditandai dengan tidak adanya aktivitas listrik dari


jantung

Di monitor didapat hanya dalam bentuk garis


lurus

Hati-hati FV yang halus dapat menyerupai


keadaan ini, monitor EKG harus diperhatikan
dengan benar

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ASISTOLE
Teknik pertolongan berbeda antara VF dengan
VT

LEAD yang lepas dapat memberikan gambar


sama dengan VF

VF PEA sering didahului adanya asistole, juga


pada kasus AV Block derajat III yang tanpa
Escape Peace Maker

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Gambaran PEA Dengan
irama Idioventrikular

1. Frekwensi biasanya 20-40 x/menit

2. QRS biasanya lebar, biasanya lebih dari


0,120 msec

3. Tidak terdapat gelombang P

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ALGORITME VF/VT TANPA
NADI

SURVEI ABCD PRIMER


Fokus : CPR & defibrilasi

Langkah-langkah :
1. Nilai kesadaran
2. Aktifkan sistem gawat darurat
3. panggil / ambil alat defibrilator

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tindakan Selanjutnya :

1. A~AIRWAY : Buka jalan nafas


2. B~BREATHING : Berikan ventilasi buanan
dengan tekanan positif

3. C~CIRCULATION : Lakukan kompresi jantung luar

4. D~DEFIBRILATION : Kaji dan lakukan defibrilasi


untuk VF/VT tanpa nadi 3x jika
perlu (200 Joule, 300 Joule,
360 Joule)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ALGORITME VF/VT TANPA NADI

IRAMA JANTUNG SETELAH 3X


SHOCK………..?

VF/VT MENETAP / BERULANG ………?

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

1. A~AIRWAY : Pasang alat untuk


membebaskan jalan nafas segera.

2. B~BREATHING : Yakinkan alat terpasang


dengan baik & Fiksasi alat tersebut serta
pastikan dapat dilakukan ventilasi dengan baik.

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

3. C~CIRCULATION :
• Pasang infus
• Kaji irama  monitor
• Beri obat sesuai dengan irama yang ada

4. D~DIFERENTIAL DIAGNOSIS : Cari


penyebab dan obati sesuai penyebab

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

₪ Epineprin 1 mg IV bolus (Push), ulang


tiap 3-5 menit , Atau

₪ Vasopressin 40 unit IV, dosis tunggal,


satu kali

Lakukan defribrilasi 1 x 360 Joule,


dalam waktu 30-60 detik
Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS
SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

 Pertimbangan obat Antiaritmia


 Amiodaron (II b), Lidokain (Indeterminate)
 Magnesium (II b jika ada riwayat hipomagnesimia)
 Prokainamide (II b untuk VF/VT menetap)
 Pertimbangan pemberian Bikarbonat Natrikus

Lakukan defibrilasi 1 x 360 Joule, dalam waktu


30-60 detik

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ALGORITME PEA
Pulseless Electrical Activity
(PEA = irama di monitor (+), nadi tidak teraba)

SURVEI ABCD PRIMER


Fokus : CPR & defibrilasi

Langkah-langkah :
1. Nilai kesadaran
2. Aktifkan sistem emergensi
3. Panggil/ambil alat defibrilator

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tindakan Selanjutnya :

1. A~AIRWAY : Buka jalan nafas


2. B~BREATHING : Berikan ventilasi buanan
dengan tekanan positif

3. C~CIRCULATION : Lakukan kompresi jantung luar

4. D~DEFIBRILATION : Kaji dan lakukan defibrilasi


untuk VF/VT tanpa nadi 3x jika
perlu (200 Joule, 200-300
Joule, 360 Joule)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

1. A~AIRWAY : Pasang alat untuk


membebaskan jalan nafas segera

2. B~BREATHING :
• Yakinkan alat terpasang dengan baik
• Fiksasi alat tersebut
• Pastikan dapat dilakukan ventilasi dengan baik

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

3. C~CIRCULATION :
• Pasang infus
• Kaji irama  monitor
• Beri obat sesuai dengan irama yang ada

4. D~DIFERENTIAL DIAGNOSIS : Cari


penyebab dan obati sesuai penyebab

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Cek Kembali Penyebab Yang Paling
Umum Menyebabkan PEA

 Hipovolemia
 Hipoksia
 Asidosis
 Hiper/hipokalemia
 Hipotermia
 Obat (Overdosis)
 Tamponade
 Tension pneumothoraks
 Trombosis, koroner (SKA)
 Trombosis pulmonal (emboli)
Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS
ALGORITME PEA
Pulseless Electrical Activity
(PEA = irama di monitor (+), nadi tidak teraba)

 Epineprin 1 mg IV bolus (Push)

 Atropin 1 mg IV (jika HR < 60


kali/menit) ulang tiap 3-5 menit sampai
dosis maksimal 0,04 mm/kg BB

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ALGORITME ASISTOL

SURVEI ABCD PRIMER


Fokus : CPR & defibrilasi

Langkah-langkah :
1. Nilai kesadaran
2. Aktifkan sistem emergensi
3. Panggil/ambil alat defibrilator

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Tindakan Selanjutnya :

1. A~AIRWAY : Buka jalan nafas


2. B~BREATHING : Berikan ventilasi buanan
dengan tekanan positif

3. C~CIRCULATION : Lakukan kompresi jantung luar

4. D~DEFIBRILATION : Kaji dan lakukan defibrilasi


untuk VF/VT tanpa nadi 3x jika
perlu (200 Joule, 200-300
Joule, 360 Joule)

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

1. A~AIRWAY : Pasang alat untuk


membebaskan jalan nafas segera

2. B~BREATHING :
• Yakinkan alat terpasang dengan baik
• Fiksasi alat tersebut
• Pastikan dapat dilakukan ventilasi dengan baik

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


SURVEI ABCD SEKUNDER
Fokus : penilaian dan Pengobatan lebih lanjut

3. C~CIRCULATION :
• Pasang infus
• Kaji irama  monitor
• Beri obat sesuai dengan irama yang
ada

4. D~DIFERENTIAL DIAGNOSIS : Cari


penyebab dan obati sesuai penyebab

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


ALGORITME ASISTOL

 Pacu jantung transkutan (TCP) jika ada segera pasang

 Epineprin 1 mg IV bolus (Push) ulang tiap 3-5 menit

 Atropin 1 mg IV ulang tiap 3-5 menit sampai dosis


maksimal 0,04 mm/kgBB

 Asistol yang menetap pertimbangkan untuk


menghentikan

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


Asistole
Tidak ada impuls, hanya merupakan garis lurus

Basci Trauma Cardic Life Support / BTCLS


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai