Anda di halaman 1dari 16

ASUHAN KEPERAWATAN ATRITIS REUMATOID

MATA KULIAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Disusun Oleh :

M.Halim Awalidoyo (0118023)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN DIAN HUSADA

MOJOKERTO

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul
“Askep Atritis Rheumatoid”. Pada makalah ini kami banyak mengambil dari berbagai sumber
dan referensi dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih sebesar-sebesarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat jauh dari sempurna, untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk semua pihak yang membaca.

Mojokerto, 18 Februari 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Cover .......1

Kata Pengantar 2

Daftar Isi 3

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Tujuan Penulisan 4
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian 5
B. Etiologi 5
C. Pathway 6
D. Patofisiologi 6
E. Manifestasi klinis 7
F. Tanda dan gejala 8
G. Komplikasi 8
H. Pemeriksaan diagnostik 9
I. Penatalaksanaan 9
J. Asuhan keperawatan 11

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 14
B. Saran 14
DaftarPustaka 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penyakit reumatik adalah penyakit yang menyerang persendian dan struktur di sekitarnya
yang terdiri lebih dari 100 jenis. Salah satu jenis dari penyakit reumatik adalah Rheumatoid
Arthritis . Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi
kronik yang menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ dan sistem
tubuh secara keseluruhan, yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi
jaringan sinovial yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur.

2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian rheumatoid atritis


2. Bagaimana etiologi rheumatoid atritis
3. Bagaimana pathway rheumatoid atritis
4. Bagaimana patofisiologi rheumatoid atritis
5. Bagaimana manifestasi klinis rheumatoid atritis
6. Bagaimana tanda dan gejala rheumatoid atritis
7. Bagaimana komplikasi rheumatoid atritis
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik rheumatoid atritis
9. Bagaimana penatalaksanaan rheumatoid atritis
10. Bagaimana asuhan keperawatan rheumatoid atritis

3. Tujuan

1. Bagaimana pengertian rheumatoid atritis


2. Bagaimana etiologi rheumatoid atritis
3. Bagaimana pathway rheumatoid atritis

4
4. Bagaimana patofisiologi rheumatoid atritis
5. Bagaimana manifestasi klinis rheumatoid atritis
6. Bagaimana tanda dan gejala rheumatoid atritis
7. Bagaimana komplikasi rheumatoid atritis
8. Bagaimana pemeriksaan diagnostik rheumatoid atritis
9. Bagaimana penatalaksanaan rheumatoid atritis
10. Bagaimana asuhan keperawatan rheumatoid atritis

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Rhematoid artritis adalah peradangan yang kronis sistemik, progresif dan lebih
banyak terjadi pada wanita, pada usia 25-35 tahun.
Penyakit reumatik adalah penyakit inflamasi non- bakterial yang bersifat sistemik,
progesif, cenderung kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara
simetris.
Artritis reumatoid merupakan inflamasi kronik yang paling sering ditemukan
pada sendi. Insiden puncak adalah antara usia 40 hingga 60 tahun, lebih sering pada
wanita daripada pria dengan perbandingan 3 : 1. Penyakit ini menyerang sendi-sendi
kecil pada tangan, pergelangan kaki dan sendi-sendi besar dilutut, panggul serta
pergelangan tangan.
Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi.
Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi.
Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian
(biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi
pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam
sendi
B. Etiologi
Penyebab artritis reumatoid masih belum diketahui secara pasti walaupun
banyak hal mengenai patologis penyakit ini telah terungkap. penyakit ini belum dapat
dipastikan mempunyai hubungan dengan faktor genetik. Namun, berbagai faktor

5
termasuk kecendrungan genetik bisa memengaruhi reaksi autoimun. Faktor-faktor
yang berperan antara lain adalah jenis kelamin, infeksi,keturunan, dan lingkungan .
7Agen spesifik penyebab arthritis rheumatoid belum dapat dipastikan, tetapi
jelas ada interaksi factor genetik dengan faktor lingkungan.Namun faktor
predisposisinya adalah mekanisme imunitas (antigen – antibodi), factor metabolik dan
infeksi virus.

C. Pathway

D. Patofisiologi
Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti
vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular. Peradangan yang berkelanjutan, sinovial

6
menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi. Pada persendian
ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago. Pannus
masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang
menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.
Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi. Bila
kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena
jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis). Kerusakan kartilago dan tulang
menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau
dislokasi dari persendian. Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan
osteoporosis setempat.
Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa
adanya serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada orang yang sembuh dari
serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi. Yang lain. terutama yang
mempunyai faktor rhematoid (gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis
yang progresif.
E. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli artritis rheumatoid.
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan tangan, sendi
lutut, sendi siku pergelangan kaki, sendi bahu serta sendi panggul dan biasanya
bersifat bilateral/simetris. Tetapi kadang-kadang hanya terjadi pada satu sendi disebut
artritis reumatoid mono-artikular.
1. Kaku pada pagi hari (morning stiffness). Pasien merasa kaku pada persendian dan di
sekitarnya sejak bangun tidur sampai sekurang-kurangnya 1 jam sebelum perbaikan
maksimal.
2. Arthritis pada 3 daerah. Terjadi pembengkakan jaringan lunak atau persendian (soft
tissue swelling) atau lebih efusi, bukan pembesaran tulang (hyperostosis). Terjadi pada
sekurang-kurangnya 3 sendisecara bersamaan dalam observasi seorang dokter.
Terdapat 14 persendian yang memenuhi criteria, yaitu interfalang proksimal,
metakarpofalang, pergelangan tangan, siku, pergelangan kaki, dan metatarsofalang kiri
dan kanan.
3. Arthritis pada persendian tangan. Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan satu
persendian tangan seperti tertera di atas.

7
4. Arthritis simetris. Maksudnya keterlibatan sendi yang sama;(tidak mutlak bersifat
simetris) pada kedua sisi secara serentak (symmetrical polyartritis simultaneously).
5. Nodul rheumatoid, yaitu nodul subkutan pada penonjolan tulang atau permukaan
ektensor atau daerah jukstaartikular dalam observasi seorang dokter.
6. Faktor rheumatoid serum positif. Terdapat titer abnormal faktor rheumatoid serum
yang diperiksa dengan cara yang memberikan hasil positif kurang dari 5% kelompok
control.
7. Terdapat perubahan gambaran radiologis yang khas pada pemeriksaan sinar rontgen
tangan posteroanterior atau pergelangan tangan, yang harus menunjukkkan adanya
erosi atau dekalsifikasi tulang yang berlokalisasi pada sendi atau daerah yang
berdekatan dengan sendi. Diagnosis artritis reumatoid ditegakkan jika
sekurang-kurangnya terpenuhi 4 dari 7 kriteria di atas. Kriteria 1 sampai 4 harus
terdapat minimal selama 6 minggu. (Mansjoer, 2001).

F. Tanda Dan Gejala

1. Tanda dan gejala setempat


a) Sakit persendian disertai kaku dan gerakan terbatas
b) Lambat laun membengkak, panas merah, lemah
c) Semua sendi bias terserang, panggul, lutut, pergelangan tangan, siku, rahang dan
bahu
2. Tanda dan gejala sistemik
a) Lemah, demam tachikardi, berat badan turun, anemia
G. Komplikasi

1. Kelainan sistem pencernaan yang sering dijumpai adalah gastritis dan ulkus peptik
yang merupakan komplikasi utama penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS) atau obat pengubah perjalanan penyakit (disease modifying
antirheumatoid drugs, DMRAD) yang menjadi penyebab mordibitas dan mortalitas
utama pada artitis reumatoid.
2. Komplikasi syaraf yang terjadi tidak memberikan gambaran jelas, sehingga sukar
dibedakan antara akibat lesi artikular dan lesi neuropatik. Umumnya berhubungan
dengan mielopati akibat ketidakstabilan verterbra servikal dan neuropati iskemik

8
akibat vaskulitis.Vaskulitis (inflamasi sistem vaskuler) dapat menyebabkan
trombosis dan infark.
3. Nodulus reumatoid ekstrasinovial dapat terbentuk pada katup jantung atau pada
paru, mata, atau limpa. Fungsi pernapasan dan jantung dapat terganggu. Glaukoma
dapat terjadi apabila nodulus yang menyumbat aliran keluar cairan okular terbentuk
pada mata.
4. Penurunan kemampuan untuk melakukan aktivitas hidup sehari-hari , depresi, dan
stres keluarga dapat menyertai eksaserbasi penyakit.
5. Osteoporosis
6. Nekrosis sendi panggul.
7. Deformitaas sendi.
8. Kontraktur jaringan lunak.
9. Sindrom Sjogren

H.Pemeriksaan Diagnostik

Pada pemeriksaan laboraturium terdapat:

1. Tes faktor reuma biasanya positif pada lebih dari 75% pasien artritis reumatoid
terutama bila masih aktif. Sisanya dapat dijumpai pada pasien lepra, tuberkulosis
paru, sirosis hepatis, hepatitis infeksiosa, lues, endokarditis bakterialis, penyakit
kolagen, dan sarkoidosis.
2. Protein C-reaktif biasanya positif.
3. LED meningkat.
4. Leukosit normal atau meningkat sedikit.
5. Anemia normositik hipokrom akibat adanya inflamasi yang kronik.
6. Trombosit meningkat
Pada pemeriksaan rotgen, semua sendi dapat terkena, tapi yang tersering adalah
sendi metatarsofalang dan biasanya simetris. Sendi sakroiliaka jugasering terkena.
Pada awalnya terjadi pembengkakan jaringan lunak dan demineralisasi juksta
artikular. Kemudian terjadi penyempitan ruang sendi dan erosi.

9
I. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan reumatoid artritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi


inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan
kemampuan mobilisasi penderita.
Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain :
1. Pemberian terapi
Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk
mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi,
pemberian corticosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan
imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.
2. Pengaturan aktivitas dan istirahat
Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk
mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan
gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas
inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap
menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.
3. Kompres panas dan dingin
Kompres panas dan dingin digunakan untuk mendapatkan efek analgesic dan
relaksan otot. Dalam hal ini kompres hangat lebih efektive daripada kompres
dingin.
4. Diet
Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet
yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak
ikan.Mengkonsumsi makanan seperti tahu untuk pengganti daging, memakan
buah beri untuk menurunkan kadar asam urat dan mengurangi inflamasi.Hindari
makanan yang banyak mengandung purin seperti bir dari minuman beralkohol,
ikan anchovy, sarden, herring, ragi, jerohan, kacang-kacangan, ekstrak daging,
jamur, bayam, asparagus, dan kembangkol karena dapat menyebabkan
penimbunan asam urat dipersendian.
5. Banyak minum air untuk membantu mengencerkan asam urat yang terdapat dalam
darah sehingga tidak tertimbun di sendi.
6. Gizi

10
Pemenuhan gizi pada atritis reumatoid adalah untuk mencapai dan
mempertahankan status gizi yang optimal serta mengurangi peradangan pada
sendi.Adapun syarat–syarat diet atritis rheumatoid adalah protein cukup, lemak
sedang, cukup vitamin dan mineral, cairan disesuaikan dengan urine yang
dikeluarkan setiap hari. Rata–rata asupan cairan yang dianjurkan adalah 2 – 2 ½
L/hari, karbohidrat dapat diberikan lebih banyak yaitu 65 – 75% dari kebutuhan
energi total.
7. Pembedahan
Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap akhir.
Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi,
arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi.

Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian
Riwayat Keperawatan

o Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.
o Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui
dan merasakan adanya perubahan pada sendi.
Pemeriksaan Fisik
o Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna
kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.
o Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial
▪ Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

11
▪ Catat bila ada krepitasi (bunyi gesekan sendi)
▪ Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan
o Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral
▪ Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang
▪ Ukur kekuatan otot
o Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya
o Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari
Riwayat Psiko Sosial
Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi
apalagi pad pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan
adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari
menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien
khususnya aspek body image dan harga diri klien.

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa keperawatan yang dapat ditemukan pada klien rumatoid arthritis adalah
sebagai berikut :
a. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi cairan/
proses inflamasi, destruksi sendi, ditandai dengan pasien merasa gelisah.
b. Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fisk ditandai dengan perubahan
fungsi psikomotor
c. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan keterbatasan gerak fisik dari satu
atau lebih ektermitas secara mandiri ditandai dengan gerakan terbatas
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak mampu menyelesaikan aktivitas
perawatan diri ditandai dengan minat melakukan perawatan diri kurang
C. RENCANA KEPERAWATAN
Rencana asuhan keperawatan pada klien artritis reumatoid di bawah ini, disusun
berdasarkan diagnosis keperawatan , tindakan keperawatan, dan rasionalasis
a. Diagnosis keperawatan : Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi
jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi, ditandai dengan
pasien merasa gelisah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan selama 1x24 jam maka
status nyeri akut menurun dengan,

12
Kriteria Hasil :
- keluhan nyeri menurun
-kesulitan tidur menurun
-pola nafas membaik
Intervensi :
Observasi : 1. Identifikasi skala nyeri
2. identifikasi respon nyeri non verbal
3. identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
Terapeutik : 1. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
2. fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi : 1. Jelaskan penyebab,periode,dan pemicu nyeri
2. jelaskan strategi meredakan nyeri
3. anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
b. Dagnosa Keperawatan : Resiko cedera berhubungan dengan kerusakan fisik
ditandai dengan perubahan fungsi psikomotor.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam maka status
tngkat cidera menurun dengan,
Kriteria Hasil :
- toleransi aktivitas meningkat
- gangguan kognitif menurun
- pola isirahat tidur membaik
Intervensi
Obeservasi :1.Identifikasi area lingkungan yang berpotensi menyebabkan cedera
Terapeutik :1.gunakan alas lantai jika berisiko mengalami cedera serius
2.sediakan alas kaki atslip
Edukasi :1.jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan
keluarga
c. Diagnosa Keperawatan : Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
keterbatasan gerak fisik dari satu atau lebih ektermitas secara mandiri ditandai
dengan gerakan terbatas
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 3x24 jam maka status
mobilitas fisik meningkat dengan,
Kriteria Hasil :

13
- pergerakan ekstermitas meningkat
- nyeri menurun
- kecemasan menurun
Intervensi
Observasi : 1. Identifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik lainnya
2. identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Terapeutik : 1. Fasiliasi aktifitas ambulasi dengan alat bantu
2. fasilitasi melakukan mobilisasi fisik jika perlu
Edukasi : 1. Jelaskan tujuandan prosedur ambulasi
2. anjurkan melakukan ambulasi dini
d. Diagnosa Keperawatan : Defisit perawatan diri berhubungan dengan tidak
mampu menyelesaikan aktivitas perawatan diri ditandai dengan minat melakukan
perawatan diri kurang
Tujuan : setelah dilakukan tindakan 4x24 jam maka status
perawatan diri meningkat, dengan
Kriteria Hasil :
- kemampuan mandi meningkat
- kemampuan mengenakan pakaian meningkat
Intervensi
Observasi : 1. Identifikasi kebiasaan aktifitas perawatan diri sesuai usia
2. monitor tingkat kemandirian
Terapeutik : 1. Siapkan keperluan pribadi
2.Dampingi dalam melakukan perawatan diri sampai mandiri
Edukasi :1.anjurkan melakukan perawatan diri secara konsisten sesuai
kemampuan

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

14
Rheumatoid Arthritis (RA) adalah penyakit autoimun progresif dengan inflamasi kronik yang
menyerang sistem muskuloskeletal namun dapat melibatkan organ dan sistem tubuh secara
keseluruhan, yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan
sinovial yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Terdapat
banyak faktor risiko terjadinya RA diantaranya ada yang bersifat tidak dapat dimodifikasi
(genetik, ras, jenis kelamin, dan usia) dan yang dapat dimodifikasi (gaya hidup, infeksi, dan
bentuk tubuh). Manifestasi klinis RA dapat berupa keluhan umum, kelainan sendi, dan
kelainan diluar sendi.

2. Saran

Kita sebagai perawat diharapkan agar menerapkan kebijakan atau panduan mengenai
manajemen awal atritis rheumatoid. Dan bagi tenaga kesehatan harus mengetahui keluhan
yang diungkapkan pasien apakah termasuk kedalam kasus tersebut.

Daftar Pustaka

PPNI.2016.Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI).Jakarta

15
PPNI.2018.Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI).Jakarta

PPNI.2019.Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI).Jakarta

https://www.academia.edu/16873712/Askep_Artritis_1

https://www.academia.edu/11892554/Rhematoid_Arthritis_Rematik_

https://www.academia.edu/31574224/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KLIEN_dengan
_REMATOID_ARTRITIS

Diakses pada : februari 2020

16

Anda mungkin juga menyukai