Anda di halaman 1dari 6

Jurnal B-Dent, Vol 4, No.

2, Desember 2017 : 104 - 109

PERBEDAAN KEBOCORAN TUMPATAN RESIN KOMPOSIT NANOFILLER


DENGAN KOMPOSISI YANG BERBEDA
Oniel Syukma Pertiwi , Darmawangsa , Widyawati
Bagian Konservasi Gigi, FKG Universitas Baiturrahmah
Jl. Raya By. Pass KM. 14 Sei Sapih, Padang
Email : darmawangsa.drg@gmail.com

KATA KUNCI ABSTRAK

Tingkat Kebocoran,Resin Resin komposit merupakan salah satu bahan kedokteran gigi yang
Komposit Nanofiller terus berkembang hingga saat ini. Pengerutan selama polimerisasi
Komposisi A, Resin merupakan salah satu kekurangan dari resin komposit sehingga
Komposit Nanofiller dapat menyebabkan kebocoran mikro. Perbedaan komposisi
Komposisi B berpengaruh terhadap terjadinya kebocoran mikro. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kebocoran tumpatan
resin komposit nanofiller komposisi A dengan resin komposit
nanofiller komposisi B. Jenis penelitian ini adalah penelitian
eksperimental laboratorium dengan mengukur derajat kebocoran
mikro pada gigi setelah diberi perlakuan kemudian membandingkan
derajat kebocoran mikro antar kelompok. Analisa statistik
menggunakan uji Mann-Whitney diperoleh nilai p= 0,014<0,05
artinya terdapat perbedaan tingkat kebocoran antara resin komposit
nanofiller komposisi A dengan resin komposit nanofiller komposisi B.
Resin komposit nanofiller komposisi A memiliki tingkat kebocoran
yang lebih rendah dibandingkan resin komposit nanofiller komposisi
B.

KEYWORDS ABSTRACT

Microleakage, A Composite resin is one of the dental materials that always keep
CompositionNanofiller developing. The shrinkage during polymerization is one of the
Composite Resin, B drawbacks of composite resin that could lead to microleakage. The
CompositionNanofiller difference in composition also influenced the leakage. This study
Composite Resin purposed to find out the difference of leakage level of A composition
nanofiller composite resin with B composition nanofiller composite
resin. The type of this study was an experimental laboratory by
measuring the degree of microleakage in the tooth after certain treated
and then comparing the degree of microleakage from each group.
Statistical analysis using Mann-Whitney test resulted in p value = 0.014
< 0.05 meaning that there was the difference of leakage level between A
composition nanofiller composite resin with B composition nanofiller
composite resin. A composition nanofiller composite resin had a lower
leakage level when compared to B composition nanofiller composite
resin.

PENDAHULUAN yang baik, pada tahap preparasi tidak

Resin komposit menjadi pilihan utama di membuang jaringan gigi terlalu banyak

bidang kedokteran gigi karena memiliki karena perlekatannya secara adesif1. Bagian

keunggulan seperti memiliki nilai estetik dari resin komposit berdasarkan ukuran
partikel pengisi salah satunya yaitu

104
Pertiwi : Perbedaan kebocoran tumpatan resin komposit…

komposit nanofiller2. Komposit nanofiller Kebocoran mikro terjadi karena tidak adanya
adalah komposit yang diaktifasi oleh ikatan kimia sehingga tidak adanya ikatan
visible light cure dan digunakan untuk antar molekul gigi dengan bahan restorasi
keperluan merestorasi gigi anterior maupun dan bisa menyebabkan terjadinya karies
posterior. Komposit ini dikembangkan sekunder8. Bagian dinding gingival pada
dengan konsep nanoteknologi dan memiliki restorasi kelas V merupakan daerah yang
13
sifat universal . Resin komposit nanofiller sangat rentan terhadap kebocoran mikro9.
pada setiap produk mempunyai komposisi Pemeriksaan kebocoran mikro bisa
yang berbeda-beda. Pada penelitian ini dilakukan dengan berbagai macam teknik.
peneliti mengambil 2 produk dengan Teknik yang paling umum digunakan adalah
komposisi yang berbeda. Produk A penggunaan metode penetrasi zat warna
terdiri dari komposisi Urethane yaitu penetrasi yang ditentukan setelah
dimethacrylate, dimethacrylate, silicon membelah sampel dan melihat jauhnya
dioxide, fluoro alumino-silicate glass, penetrasi zat warna dengan menggunakan
4
composite filler, pigment, photo initiator . alat pembesaran (mikroskop)10. Berdasarkan
Produk B terdiri dari komposisi silane uraian di atas karena resin komposit masih
treated ceramic, silane treated silica, mengalami kebocoran mikro maka peneliti
bisphenol A polyethyleneglycol diether merasa tertarik untuk mengetahui
dimethacrylate (Bis-EMA6), urethane perbandingan kebocoran tumpatan resin
dimethacrylate (UDMA), bisphenol-glycidyl komposit nanofiller dengan komposisi yang
methacrylate (Bis-GMA), triethylene glycol berbeda.
dimethacrylate (TEGDMA), benzotriazol,
ethyl 4-dimethylaminobenzoate, METODE
5
diphenyliodonium hexafluorophosphate . Penelitian ini merupakan penelitian
Dokter gigi tetaplah harus melakukan eksperimental laboratorium dengan
kontrol pada gigi yang telah dilakukan rancangan post test only group design.
restorasi untuk melihat apakah terdapat Populasi pada penelitian ini adalah gigi
6
perubahan pada restorasi tersebut . premolar rahang atas dan sampel yang
Menurut Manappallil (2003) pengerutan digunakan pada penelitian ini adalah gigi
selama polimerisasi merupakan salah satu premolar pertama rahang atas .
kekurangan dari resin komposit sehingga Besar sampel pada percobaan ini
dapat menyebabkan kebocoran mikro, menggunakan rumus Daniel (2013). Jumlah
kegagalan perlekatan bahan adhesif, karies sampel yang digunakan adalah 5 sampel
sekunder, iritasi pulpa dan sensitif setelah untuk masing-masing kelompok total semua
7
restorasi . sampel adalah 10 sampel.

105
Jurnal B-Dent, Vol 4, No.2, Desember 2017 : 104 - 109

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium yang terdapat penetrasi methylen blue 0,3%
FKG Universitas Baiturrahmah, yang terdalam untuk penentuan skor.
Laboratorium Mikrobiologi dan Kimia Evaluasi larutan methylen blue dengan
Universitas Baiturrahmah. memberi skor.
Sepuluh gigi premolar pertama rahang atas
dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok 1: 5
gigi rahang atas direstorasi dengan resin
komposit komposisi A dan kelompok II: 5
gigi rahang atas direstorasi dengan resin
komposit komposisi B. Seluruh sampel
dibersihkan dan direndam dalam larutan
Gambar 1. Sketsa penentuan skor kebocoran mikro
NaCl fisiologis 0,9 % dengan suhu ruangan berdasarkan dalamnya penetrasi zat warna (Araujo dkk,
2006)
selama 10 hari. Lakukan preparasi klas V
pada masing masing sampel dengan
Cara penilaian skor kebocoran mikro sebagai
kedalaman 2 mm. Setelah dilakukan
berikut:
preparasi klas V, lalu lakukan restorasi
Skor 0 = tidak ada penetrasi zat warna
sampel dengan komposisi yang berbeda.
Skor 1 = penetrasi zat warna yang
Selanjutnya gigi dimasukkan kedalam
mencapai ½ kedalaman kavitas
erlenmeyer dan direndam dalam NaCl
Skor 2 = penetrasi zat warna yang
fisiologis 0,9 % selama 24 jam dengan suhu
melewati ½ kedalaman kavitas
37 0C dalam inkubator dan dikeringkan.
tanpa mencapai dinding aksial
Permukaan gigi dilapisi cat kuku 2 lapis
kavitas
kecuali bagian tumpatan resin komposit dan
Skor 3 = penetrasi zat warna yang
1 mm dari area restorasi, kemudian
mencapai dinding aksial kavitas
dibiarkan mengering di udara terbuka hingga
Kemudian data yang diperoleh dianalisa
tidak terasa lengket dan kering. Gigi
menggunakan uji normalitas uji shapiro -
dimasukan kedalam gelas beker dan
wilk. Jika data yang diperoleh berdistribusi
direndam dalam larutan methylen blue 0,3%
normal maka dilanjutkan dengan uji
selama 48 jam pada suhu ruangan.
parametrik independent sampel t-test dan
Seluruh gigi dibersihkan dari zat warna pada
jika data berdistribusi tidak normal maka
air mengalir dan dikeringkan. Lakukan
dilanjutkan dengan uji non parametrik mann
pengukuran kebocoran mikro dengan cara
whitney dengan tingkat kepercayan 95% (α =
semua sampel dipotong secara longitudinal
0,05).
pada bagian tengah restorasi menggunakan
diamond disc. Dipilih salah satu belahan gigi

106
Pertiwi : Perbedaan kebocoran tumpatan resin komposit…

HASIL perbedaan tingkat kebocoran antara resin


Tabel 1. Rata-rata kebocoran tumpatan resin komposit komposit nanofiller komposisi A dengan
nanofiller komposisi A dan komposisi B
Skor Kebocoran resin komposit nanofiller komposisi B.
No
Komposisi A Komposisi B
1 2 3
2 2 3 PEMBAHASAN
3 2 2
4 2 3
Kebocoran tumpatan merupakan sesuatu
5 2 3 yang dapat ditemukan pada restorasi yang
Rata-rata 2 2,8
sudah lama maupun restorasi yang tergolong

Berdasarkan tabel 1 resin komposit masih baru6. Kebocoran mikro bisa

komposisi A (G-aenial) menggunakan 5 menyebabkan masuknya asam, enzim, ion

sampel dengan skor rata-rata 2, sedangkan dan produk bakteri melalui celah restorasi

pada resin komposit komposisi B (Z350 XT) yang mengakibatkan terjadinya diskolorasi

dengan skor rata-rata 2,8. marginal, sensitivitas pasca perawatan, karies


sekunder dan kerusakan pulpa11. Faktor yang
Tabel 2. hasil uji normalitas Shaphiro-Wilk kebocoran memiliki pengaruh besar terhadap terjadinya
mikro resin komposit nanofiller
kebocoran mikro adalah koefisien ekspansi
Resin komposit Rata-rata skor
P-value
nanofiller kebocoran mikro termal, penyusutan polimerisasi, adesi dari
Komposisi A 2 0,000*
restorasi, penyerapan air12.
Komposisi B 2,8 0,000*
Keterangan: Penelitian tentang perbandingan kebocoran
*p<0,05
** p>0,05 tumpatan resin komposit nanofiller dengan
komposisi yang berbeda menggunakan 10
Hasil uji Shaphiro-Wilk diperoleh nilai
sampel. Hasil yang diperoleh pada komposisi
p<0,05, artinya data yang diperoleh tidak
A seluruh sampel yakni 5 sampel dengan
terdistribusi normal, sehingga uji t tidak
skor rata-rata 2 sedangkan pada komposisi B
dapat dilakukan. Maka uji statistik yang
diperoleh skor rata-rata 2,8. Dari hasil
digunakan adalah uji Mann-Whitney.
tersebut dapat disimpulkan bahwa resin
Tabel 3 hasil uji mann-whitney skorkebocoran resin komposit nanofiller komposisi A memiliki
komposit nanofiller komposisi A dan B
tingkat kebocoran lebih rendah dibandingkan
Resin komposit Mean
nanofiller rank P-value resin komposit nanofiller komposisi B. Hal
Skor Komposisi A 3,5 0,014*
ini juga dibuktikan dari analisa statistik
kebocoran Komposisi B 7,5
Keterangan: dimana terdapat perbedaan tingkat kebocoran
* p<0,05
** p>0,05 antara resin komposit nanofiller komposisi A
dengan resin komposit nanofiller komposisi
Dari hasil uji mann-whitney diperoleh nilai
B.
signifikansi 0,014 (p<0,05) artinya terdapat

107
Jurnal B-Dent, Vol 4, No.2, Desember 2017 : 104 - 109

Perbedaan tingkat kebocoran resin komposit Bisphenol-glycidyl methacrylate (Bis-GMA)


nanofiller komposisi A dengan resin sebagai monomer utama mempunyai
komposit nanofiller komposisi B disebabkan beberapa kekurangan diantaranya memiliki
oleh perbedaan komposisi diantara masing- viskositas yang tinggi sebab mengandung
masingnya. Resin komposit dengan gugus hidroksil dan bisa membentuk ikatan
komposisi A mengandung Urethane hidrogen yang paling kuat dengan molekul
dimethacrylate (UDMA), dimana Urethane air sehingga memerlukan penambahan
dimethacrylate (UDMA) lebih sedikit pengencer. Monomer pengencer yang
meyerap air dibanding bisphenol-glycidyl digunakan pada komposisi B ini adalah
methacrylate (Bis-GMA). triethylene glycol dimethacrylate
2
Resin komposit nanofiller komposisi A juga (TEGDMA) .
memiliki bahan filler yaitu silicon dioxide Kombinasi bisphenol-glycidylmethacrylate
sebanyak 1-5 %. Penambahan bahan pengisi (Bis-GMA) dengan triethylene glycol
bisa mengurangi pengerutan saat dimethacrylate (TEGDMA) relatif hidrofilik
polimerisasi dan bisa juga menambah sehingga berpengaruh terhadap sifat
13
kekerasan pada restorasi tersebut . penyerapan air dan kelarutan dimatriks
Resin komposit ini memiliki pigmen polimer16.
berfungsi memberi warna pada resin14. Resin Pada tahun 2006 Ertas mengatakan bahwa
komposit A juga memiliki resin komposit yang tidak mengandung
fluoroaluminosilicate glass. triethylene glycol dimethacrylate
Fluoroaluminosilicate glass memiliki (TEGDMA) memiliki warna resin lebih
kelebihan yaitu kemampuannya berikatan stabil dibandingkan dengan resin komposit
dengan struktur gigi secara kimiawi, bisa yang mengandung triethylene glycol
melepaskan fluor, dan mempunyai koefisien dimethacrylate (TEGDMA). Monomer
ekspansi yang sama dengan gigi. Photo triethylene glycol dimethacrylate
initiator jika terkena radiasi dari sinar ultra (TEGDMA) menunjukkan tingkat perubahan
violet dengan intensitas cukup, maka akan warna yang tinggi, ini berarti bahwa
membangkitkan radikal bebas yang bisa triethylene glycol dimethacrylate
menyebabkan terjadinya reaksi polimerisasi (TEGDMA) berperan pada perubahan warna
sehingga menghasilkan lapisan lapisan yang yang terjadi, karena triethylene glycol
15
kering dan keras . dimethacrylate (TEGDMA) bersifat
Resin komposit nanofiller komposisi B hidrofilik,selain itu penambahan triethylene
mengandung bisphenol-glycidyl methacrylate glycol dimethacrylate (TEGDMA) dapat
(Bis-GMA) sebesar 1-10%. meningkatkan pengerutan pada saat
17
polimerisasi .

108
Pertiwi : Perbedaan kebocoran tumpatan resin komposit…

SIMPULAN Menggunakan Dental Bonding Agent One


Bottle dengan Self Etching Adhesives.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Pertemuan Ilmiah Ilmu Kedoteran Gigi-
IPROSI. Halaman 86-90.
kesimpulan bahwa terdapat perbedaan 9. Poggio, C., Chiesa, M., Scribante, A.,
kebocoran tumpatan resin komposit Mekler, J., Colombo, M. 2013.
Microleakage in Class II composite
nanofiller dengan komposisi yang berbeda. restorations with margins below the CEJ: In
vitro evaluation of different restorative
Resin komposit nanofiller komposisi A techniques. Med Oral Patol Oral Cir Bucal.
memiliki tingkat kebocoran yang lebih 18 (5). Halaman 793-800.
10. Manhart, J., Chen, H, Y., Mehl, A., Weber,
rendah dibandingkan resin komposit K., Hickel, R. 2001 Marginal quality and
microleakage of adhesive class V
nanofiller komposisi B. restorations. J of Dentistry. 29. Halaman
123-130.
11. Sensi LG, Marson FC, Baratieri LN, Junior
DAFTAR PUSTAKA SM. 2005. Effect of Placement Techniques
On The Marginal Adaptation of Class V
1. Apsari, A., Munadziroh, E., Yogiartono, M. Composite Restorations. The Journal of
2009. Perbedaan Kebocoran Tepi Tumpatan Contemporary Dental Practice. 6(4).
Resin Komposit Hybrid yang Menggunakan Halaman 1-6
System Bondim,ng Total Etch dan Self Etch. 12. Chandra Sa, Chandra Sh, Chandra G. 2007.
Jurnal PDGI. 58(3). Halaman 1-7. Textbook of Operative Dentistry (with
2. Powers, John. M., Ronald. L., Sakaguchi. MCQs). India: Jaypee Brothers Mediacal
2006. Craig’s restorative dental materials Publishers. Halaman 206-220.
ed 13th. Philadelphia: Elsevier. Halaman 13. Baum, L. 1997. Buku Ajar Ilmu Konservasi
189-211. Gigi Edisi 3. Jakarta: EGC. Halaman 251-
3. Araujo, C. S. D., Ogliari, F. A., Piva, E. 266.
2006. Microleakage of Seven Adhesive 14. Grag, N., Amit. 2013. Textbook of Operative
Systems in Enamel and Dentin. Journal Dentistry, 2nd ed. India: Jaypee. Halaman
Contemporary Dental Practice. 5(7). 299- 301.
Halaman 26-33. 15. Puckett, A. D., Fitchie, J. G., Karns, L.,
4. Henry Schein Halas dental. 2009. Henry Dellinger, T. M., Inman, C. C. 2001.
Schein Shalfoon Everything Dental. Sydney: Microleakage of A compomer and Hybrid
GC Corporation. Ionomer. Quintessence Int. 32 (1). Halaman
5. 3M ESPE. 2016. Technical product profile – 49-53.
Filltek Z350 universal restorative, St paul. 16. Sideridou, I., Tserki, V., Papanatasiou,
6. Mukuan, T., Abidjulu. J., Wicaksono, D. G.2003. Study of Water Sorption, Solubility
2013. Gambaran Kebocoran Tepi Tumpatan and Modulus Elasticity of Light Cured
Pasca Restorasi Resin Komposit pada Dimethacrylate-Based Dental Resins.
Mahasiswa Program Studi Kedokteran Gigi Biomaterials. 24. Halaman 655-665.
Angkatan 2005 2007. Jurnal e-GIGI. 1(2). 17. Feilzer, A. J., Dauviller, B. S. 2003. Effect
Halaman 115-120. of TEGDMA/Bis-GMA Ratio
7. Manappallil, J. 2003. Basic Dental onStressDevelopmentand Viscoelastic
Materials Edisi 10. India: Jaypee Brother. Properties of Experimental two – paste
Halaman 143- 173. Composites. J Dent Res. 82 (10). Halaman
8. Irmaleny. 2007. Perbedaan Kebocoran 824-828.
Mikro Restorasi Resin Komposit yang

109

Anda mungkin juga menyukai