Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS PENGARUH KEBAKARAN HUTAN

TERHADAP TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT

DI KABUPATEN BENGKALIS, PROVINSI RIAU

Oleh:

Rezha Monica A. Sinaga (21207)

Devi Fransiska Saragih (21249)

Remigius Appolinaris Raja (21251)

Bayu D. Tarigan (21267)

JURUSAN KEHUTANAN

FAKULTAS KEHUTANAN

INSTITUT PERTANIAN STIPER

YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang Masalah


Sumber daya alam merupakan segala sesuatu yang ada di alam dan dapat

digunakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu sumber daya alam

yang memiliki banyak manfaat bagi manusia adalah hutan. Hutan merupakan

suatu ekosistem yang kompleks yang terdiri atas banyak jenis pepohonan mulai

dari yang berukuran kecil hingga berukuran raksasa (Oktaviani, 2016). Indonesia

menempati peringkat ketiga negara yang memiliki hutan terluas setelah Brazil dan

Zaire. Luas hutan Indonesia mencapai 98.072,7 juta hektar atau sekitar 52,2% dari

luas wilayah Indonesia (Manalu, 2016).

Luas hutan Indonesia dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Menurut data

yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan angka

deforestasi Indonesia periode 2016-2017 mencapai 496.370 hektar. Sejak 2017

hingga 2019 ada beberapa daerah di Indonesia yang mengalami penurunan luas

hutan di antaranya Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatra

Selatan, dan Jambi. Ada banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya luas

hutan di Indonesia, salah satunya adalah kebakaran hutan (Siregar, 2010).

1
2

Kebakaran hutan terjadi karena ulah manusia, baik disengaja maupun tidak

disengaja. Salah satu penyebab kebakaran hutan yang tidak disengaja adalah

meninggalkan puntung rokok di daerah mudah terbakar, adapun salah satu

penyebab kebakaran hutan yang disengaja adalah pembakaran hutan untuk

pembukaan lahan perkebunan. Kebakaran hutan menimbulkan banyak dampak

negatif bagi masyarakat, salah satunya adalah dampak bagi kesehatan. Asap yang

berasal dari kebakaran hutan (kayu dan bahan organik) mengandung campuran

gas, partikel, dan bahan kimia akibat pembakaran yang tidak sempurna. Asap

kebakaran ini akan menyebabkan iritasi selaput lendir mata, hidung, tenggorokan,

dan terjadinya infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), (Kementerian Kesehatan

RI, 2015).

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Riau diketahui bahwa pada

2015, penyakit yang banyak terjadi dan disebabkan oleh asap adalah ISPA, yaitu

sebesar 83,92%, kemudian penyakit kulit sebesar 6,07%, penyakit mata sebesar

4,83%, penyakit asma 3,83%, dan pneumonia sebesar 1,34%. Dampak buruk

kesehatan akibat asap ini dapat terjadi pada setiap orang khususnya kelompok

rentan, yaitu bayi,balita, ibu hamil, lanjut usia, dan orang yang mengalami

masalah kesehtan pada paru-paru dan jantung. (Kementerian Kesehatan Riau,

2015). Pemilihan Kabupaten Bengkalis sebagai tempat penelitian disebabkan

daerah ini merupakan salah satu daerah di Provinsi Riau yang mengalami

kebakaran hutan yang cukup luas. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Badan

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), kebakaran hutan mencapai 742 hektar

dengan jumlah titik api sebanyak 25, adapun berdasarkan data yang dikeluarkan
3

Kementerian Kesehatan RI diketahui ada 16.372 masyarakat Riau yang

terkena Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), (Kementerian Kesehatan RI,

2019). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyakit yang ditimbulkan oleh

kebakaran hutan, khususnya asap kebakaran hutan dan dampak asap kebakaran

hutan terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bengkalis, Provinsi

Riau
4

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah-

masalah sebagai berikut.

a. Bagaimana pengaruh kebakaran hutan, khususnya asap kebakaran hutan

terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bengkalis, Provinsi

Riau?

b. Bagaimanakah upaya pemerintah dan masyarakat Kabupaten Bengkalis,

Provinsi Riau dalam mengatasi dampak kebakaran hutan tersebut?

1.2 Tujuan

Tujuan dalam penelitian ini adalah (a) menganalisis pengaruh asap kebakaran

hutan hutan terhadap tingkat kesehatan masyarakat di Kabupaten Bengkalis,

Provinsi Riau, dan (c) Mengetahui Bagaimana upaya pemerintah dan masyarakat

di Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau dalam mengatasi dampak kebakaran hutan

yang terjadi.

1.3 Manfaat

Manfaat dalam penelitian ini terdiri atas manfaat teoretis dan manfaat praktis.

Manfaat teoretis penelitian ini adalah memberikan kontribusi terhadap

pengembangan studi kehutanan, khususnya di bidang pengelolaan dan

perlindungan hutan. Adapun tujuan praktis penelitian ini adalah:


5

(a). ). Memberi informasi akurat mengenai penyakit yang dapat ditimbulkan oleh

asap kebakaran hutan dan besarnya pengaruh asap kebakaran hutan terhadap

tingkat kesehatan bagi masyarakat.

(b). Memberi informasi kepada masyarakat bagaimana upaya untuk mengatasi

dampak kebakaran hutan bagi kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan RI. Masalah Kesehatan Akibat Kabut Asap Kebakaran Hutan
dan Lahan Tahun 2015. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI, 2015.

Kementerian Kesehatan Riau. Dampak Penyakit yang Ditimbulkan Kebakaran Hutan dan
Lahan 2015. Riau: Kementerian Kesehatan Provinsi Riau, 2015.

Manalu, Helena Verawati. "Peran Polisi Kehutanan dalam Menanggulangi Tindak Pidana
Illegal Logging di Kawasan Hutan Provinsi." (Universitas Lampung) 2016.

Oktavia ni, Endang S. "Identifikasi Jenis Tanaman Hutan Rakyat dan Pemeliharaannya di
Hutan Rakyat Desa Kelungu Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus."
(Universitas Lampung) 2016: 1-2.

Siregar, Indra Januar. "Dampak Kebakaran Hutan dan Lahan di Kalimantan Barat
Terhadap Kualitas Udara di Pontianak." (Universitas Indonesia) 2010.
7

Anda mungkin juga menyukai