Anda di halaman 1dari 7

Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui

“Deteksi Dini dan Komplikasi Nifas”

Dosen Pengampu : Hj. Isnaniah,S.ST,M.Pd

Disusun Oleh :

Shopia Priyatna P07124119087

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN

JURUSAN DIII KEBIDANAN

SEMESTER 3A

2020
Asuhan Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa yang diawali sejak beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir
setelah 6 minggu setelah melahirkan. Akan tetapi seluruh organ kandungan baru pulih kembali,
seperti dalam keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan setelah bersalin. Masa nifas tidak
kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi
sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan bersalin. Masa
nifas dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu pasca nifas, masa nifas  dini, dan masa nifas lanjut,
yang masing-masing memiliki cirri khas tertentu. Pasca nifas adalah masa setelah persalinan
sampai 24 jam sesudahnya (0-24 jam setelah melahirkan). Masa nifas dini adalah masa
permulaan nifas yaitu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari lamanya (1 minggu pertama).
Masa nifas lanjut adalah 1 minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah
melahirkan.

Deteksi Dini Komplikasi Pada Masa Nifas

Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas adalah upaya
penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan -penyimpangan yang terjadi
selama kehamilan, persalinan dan nifas secara dini.

Masa nifas adalah masa setelah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat-
alat kandungan seperti sebelum hamil yang berlangsung selama 6 minggu. Komplikasi masa
nifas adalah keadaan abnormal pada masa nifas yang disebabkan oleh masuknya kuman-kuman
ke dalam alat genetalia pada waktu persalinan dan masa nifas. Masa nifas merupakan masa yang
rawan bagi ibu,sekitar 60% kematian ibu terjadi setelah melahirkan hampir 50% dari kematian
pada nifas terjadi pada 24 jam pertama setelah persalinan, diantaranya disebabkan oleh adanya
komplikasi masa nifas. Selama ini perdarahan pascapersalinan merupakan penyebab kematian
ibu,namun dengan meningkatnya persediaan darah dan sistem rujukan,maka infeksi menjadi
lebih menonjol sebagai penyebab kematian dan morbiditas ibu.

Berikut adalah deteksi dini komplikasi pada masa nifas :

1. Sakit kepala

Penyebab sakit kepala, ada yang sepele, namun ada juga yang serius. Jangan
sembrono untuk mengobati sendiri. Obat sekit kepala yang dijual bebas hanya
sementara menghilangkan gejala sakit kepala, tapi tidak mengatasi penyebabnya.
Kenali dulu penyebabnya. Bila sakit tak tertahan dan terjadi berulang, periksa ke
dokter kandungan agar diberi obat yang tepat.  Tegang. Ketegangan bisa memicu
sakit kepala. Awalnya, rasa sakit terasa di bagian belakang kepala, merambat ke
depan, lalu kedua sisi kepala. Atasi dengan mengurangi rasa cemas, yaitu berpikir
positif dan lakukan relaksasi. Berbaring atau duduk santai sambil mendengarkan
musik lembut, memanjakan diri di salon, berbelanja, atau minta tolong pasangan
mengusap pundak atau punggung. Lakukan kompres hangat untuk mengendurkan
ketegangan di leher bagian belakang.

2. Anemia Defisiensi Zat Besi. Kekurangan mineral besi (Fe) merupakan penyebab


utama anemia (kurangnya sel darah merah) pada 24 minggu pertama kehamilan.
Salah satu gejalanya, sakit kepala. Mencegahnya, penuhi kebutuhan gizi dengan
mengonsumsi bahan makanan sumber zat besi seperti daging merah, ikan, unggas,
sayuran dan kacang-kacangan. Bila perlu, minta suplemen zat besi kepada dokter.

3. Tekanan Darah Rendah. Hipotensi juga sering dikaitkan dengan gejala sakit kepala.
Ada 2 penyebab tekanan darah rendah dalam kehamilan. Yakni terjadianya pelebaran
pembuluh darah serta tekanan rahim yang membesar pada pembuluh darah besar
aorta serta vena kava (pembuluh darah balik). Disarankanmenghindari posisi
berbaring telentang. Usahakan tidak terburu-buru mengubah posisi dari duduk ke
berdiri. Kadar Gula Darah Rendah. Hipoglikema sering terjadi pada trimester
pertama, ketika ibu hamil biasanya mengalami morning sickness berupa mual dan
muntah. Bila anda malas makan, tubuh bisa kekurangan karbohidarat. Inilah yang
menyebabkan kadar gula darah rendah, sakit kepala pun menyerang. Mencegahnya,
tetap makan meski sedang mual. Triknya, makan dalam porsi kecil namun sering,
makan makanan kering seperti crackers atau roti bakar, banyak minum, dan hindari
makanan lemak dan berbumbu tajan karena akan menambah mual.

4. Kurang Minum. Jumlah cairan yang keluar dari tubuh tidak diimbangi dengan yang
masuk, ibu hamil bisa dehidrasi. Terlebih bila banyak beraktivitas di luar ruangan
atau terpapar matahari. Dehidrasi bisa mencetus sakit kepala. minumlah air putih
hangat secukupnya. Agar terhidar dari dehidrasi, minum 8 gelas air sehari atau
minum setiap 15 menit sekali. Bisa air putih, sari buah, buah-buahan yang
mengandung air, dan sayuran berkuah. Kurang Kalsium. Langganan sakit kepala?
Coba cek kalsium (Ca) Anda. Kekurangan kalsium selama kehamilan memicu
ketegangan otot. Salah satu akibatnya, sakit kepala. Kebutuhan kalsium ibu hamil
1200 mg per hari. Cukupi kalsium dari susu dan produk olahannya, ikan teri, brokoli,
dan sayuran hijau. Bila perlu minta suplemen kalsium dari dokter.

5. Nyeri Epigastrium

Rasa sakit yang pasien merasa di daerah tengah atas perut, yang disebut sebagai nyeri
epigastrik. Ini wilayah tertentu yang disebut sebagai daerah epigastrium. Nyeri
epigastrium sebenarnya adalah perasaan nyeri atau sakit di daerah perut bagian yang
atas dan tengah. Sekitar sepuluh juta penduduk Ameriaca menderita nyeri epigastrium
karena penyakit defficiancy laktase. Di sisi lain, penggunaan obat ini juga
menyebabkan nyeri epigastrium di perut.

6. Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang
hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan m
eningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat
menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan.
Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia.
Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah
perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang,
melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang. Selain itu adanya skotama, diplopia
dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat
yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran
darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina
dan spasme pembuluh darah.

7. Pembengkakan Pada Wajahdan Ekstremitas


Pembengkakan pada wajah dan ekremitas merupakan salah satu gejala dari adanya
preeklampsi walaupun gejala utamanya adalah protein urine. Hal ini biasanya terjadi
pada akhir-akhir kehamilan dan terkadang masih berlanjut sampai ibu postpartum.
Oedem dapat terjadi karena peningkatan kadar sodium dikarenakan pengaruh
hormonal dan tekanan dari pembesaran uterus pada vena cava inferior ketika
berbaring

8. Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama.

Sesudah anak lahir ibu akan merasa lelah mungkin juga lemas karena kehabisan
tenaga. Hendaknya lekas berikan minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula.
Apabila ibu menghendaki makanan, berikanlah makanan yang sifatnya ringan
walaupun dalam persalinan lambung dan alat pencernaan tidak langsung turut
mengadakan proses persalinan, tetapi sedikit atau banyak pasti dipengaruhi proses
persalinannya tersebut. Sehingga alat pencernaan perlu istirahat guna memulihkan
keadaanya kembali. Oleh karena itu tidak benar bila ibu diberikan makanan
sebanyak-banyaknya walaupun ibu menginginkannya. Tetapi biasanya disebabkan
adanya kelelahan yang amat berat, nafsu makan pun akan terganggu, sehingga ibu
tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Kelelahan yang amat berat setelah
persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga ibu tidak ingin makan sampai
kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu minuman
hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna
memulihkan keadaanya kembali.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya sendiri

Penyebabnya adalah kekecewaan emosional bercampur rasa takut yang dialami


kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa nifas,kelelahan
akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan, kecemasan akan
kemampuannya untuk merawat bayinya setelah meninggalkan rumah sakit, ketakutan
akan menjadi tidak menarik lagi
Masalah psikologis pada masanifas ini biasanya adalah Post Partum Blues yaitu
problem piskis sesudah melahirkan seperti kemunculan, labilitas perasaan da depresi
ibu. Diperkirakan 50-70% melahirkan akan mengalami baby blues. Lalu pada hari ke
4-10 ibu mengalami Post Natal Syndrome yaitu reaksi depresi, sering menangis,
cemas, gangguan nafsu makan.
10. Perdarahan Pervaginam 
Perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah bersalin didefenisikan sebagai
perdarahan pasca persalinan. Terdapat beberapa masalah mengenai defenisi ini :
a. Perkiraan kehilangan darah biasanya tidak sebanyak yang sebenarnya, kadang-kadang
hanya setengah dari biasanya. Darah tersebut bercampur dengan cairan amnion atau
dengan urine, darah juga tersebar pada spon, handuk dan kain di dalam ember dan di
lantai.
b.  Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
haemoglobin ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri
terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang
sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
c.  Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi
ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya
perdarahan pasca persalinan
d. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang bersalin
karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia
uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis
perdarahan fase persalinan.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida Bagus Gde. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC. 1998. Halaman

Cunningham FG. William obstetrics 22–nd edition. New York : Mc Graw-Hill. 2005.

Cunningham, F.Gary et.al, 2006, Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta : EGC

POGI- JNPKKR. 2005. Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi Dasar. Jakarta
: Depkes RI

Saifuddin, Abdul Bari dkk, 2001, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI

(http://zapperhillman.blogspot.com/2011/11/nyeri-epigastrium-nyeri-bagian-atas.html)

Anda mungkin juga menyukai